Anda di halaman 1dari 31

GURU PENGAJAR

MOBILITAS SOSIAL
PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial berasal dari Bahasa Latin yaitu :


Mobilis artinya mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan sosial

yang berarti seseorang atau kelompok.

Jadi mobilitas adalah perpindahan seseorang atau sekelompok

orang dari suatu status sosial kestatus sosial lainnya.


BENTUK – BENTUK MOBILITAS SOSIAL

1. MOBILITAS VERTIKAL

2. MOBILITAS HORIZONTAL

3. MOBILITAS LATERAL
1. MOBILITAS VERTIKAL

Perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang


dalam lapisan sosial yang berbeda bisa naik atau turun.

Dalam mobilitas vertikal ini dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Sosial Climbing (ke atas)

b. Sosial Sinking (ke bawah)


1. MOBILITAS VERTIKAL

a. Sosial Climbing (ke atas)

Sosial Climbing yaitu naiknya status sosial rendah ke status sosial


yang lebih tinggi.
Contoh : Seorang pengusaha yang menjadi menteri RI

Pengusaha Aplikasi Menteri Pendidikan dan


Transportasi GO-JEK Kebudayaan RI
1. MOBILITAS VERTIKAL

b. Sosial Sinking (ke bawah)

Sosial Shiking penurunan status atau kedudukan seseorang yang


semula di status sosial tinggi menurun ke status sosial dibawahnya.
Contoh : Pengusaha yang bangkrut menjadi pengemis.

pengusaha pengemis
2. MOBILITAS HORIZONTAL

Perpindahan individu dari satu kedudukan ke kedudukan lain


yang sifatnya sederajat atau dalam strata sama. Dalam
mobilitas horizontal tidak ada perubahan status sosial

Contohnya : pak Andreas yang semula menjadi Kepala Sekolah


SMPN 2 BLORA, menjadi Kepala Sekolah SMPN 1 BLORA.

Kepala Sekolah Kepala Sekolah


SMPN 2 BLORA SMPN 1 BLORA
3. MOBILITAS LATERAL

Perpidahan atau pergerakan penduduk dari satu wilayah ke


wilayah lain.

Dalam mobilitas ini dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Permanen
b. Tidak Permanen
3. MOBILITAS LATERAL

a. Permanen
Mobilitas sosial lateral permanen yaitu perpindahan individu
atau kelompok dari satu wilayah ke wilayah lain yang bersifat
menetap.

Contoh : urbanisasi, transmigrasi, dan ruralisasi.

urbanisasi transmigrasi ruralisasi


3. MOBILITAS LATERAL

b. Tidak Permanen
Mobilitas sosial lateral tidak permanen yaitu perpindahan
individu atau kelompok dari satu wilayah ke wilayah lain yang
bersifat tidak menetap atau sementara.

Contoh : seorang
mahasiswa yang
merantau di kota lain
untuk menuntut ilmu
kemudian kembali ke
daerah ketika masa
belajar selesai.
FAKTOR PENDORONG MOBILISASI SOSIAL
1. Struktural
Kedudukan yang tinggi
bukan lagi didasarkan
pada keturunan, tetapi
pada kemampuan
seseorang yang dipercaya
menjadi pemimpin.
Terlebih dengan adanya
system demokrasi
Indonesia yang
memungkinkan setiap
warga negara Indonesia
dapat mencapai status
social yang tinggi.
FAKTOR PENDORONG MOBILISASI SOSIAL
2. individu
Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Dua orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
relatif setara belum tentu menjadi berhasil dalam melaksanakan
mobilitas sosial ke atas. Hal ini disebabkan keberhasilan individu
sangat ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut.

Sebagai contoh, dua orang sarjana dari perguruan tinggi yang sama-
sama melamar pekerjaan di suatu perusahaan. Hanya satu orang yang
diterima karena dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam hidup.
FAKTOR PENDORONG MOBILISASI SOSIAL
3. Sosial
Setiap perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akan status sosial
mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia
dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan,
tidak ada satu manusia pun yang dapat memilih status.

Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya, ia


dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
FAKTOR PENDORONG MOBILISASI SOSIAL
4. Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Keadaan
ekonomi yang baik memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas
sosial.

Masyarakat yang kondisi ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan


mobilitas sosial.
Dengan kondisi ekonomi yang baik mereka mudah untuk memperoleh modal,
pendidikan, dan kesempatan lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat
yang mengalami kesulitan ekonomi atau bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan
dasarnya.
FAKTOR PENDORONG MOBILISASI SOSIAL
5. Politik
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki stabilitas
politik yang baik. Kondisi negara aman dan damai sehingga para
pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan dengan baik.
Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan.

Kondisi ini tentu berbeda dengan situasi Indonesia pada tahun


1945-1950. Pada masa tersebut, situasi politik dalam negeri
tidak menentu. Belanda masih berusaha menguasai Indonesia
sehingga memilih perang baru.

Beberapa pemberontakan juga terjadi, yang membuat pemerintah lebih


sibuk mengurus keamanan negara daripada meningkatkan perekonomian.
Hal ini jelas memengaruhi mobilitas sosial warga negara.
FAKTOR PENDORONG MOBILISASI SOSIAL
6. Kemudahan dalam Akses Pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu
mudah juga bagi orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang
diperolehnya. Sebaliknya, kesulitan dalam
mengakses pendidikan yang bermutu menjadikan
orang tak menjalani pendidikan yang bagus, serta
sulit untuk mengubah status karena kurangnya
penguasaan ilmu pengetahuan.
Kita patut bersyukur karena rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang
sama dalam mengakses pendidikan. Apabila kalian menginginkan
pendidikan setinggi-tingginya, negara telah menyediakan berbagai
kemudahan. Pemerintah telah membebaskan biasa dasar sekolah dari SD-
SMP.
FAKTOR PENGHAMBAT MOBILISASI SOSIAL
a. Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai
status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah
pendidikan yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan
pekerjaan terbatas. Dengan hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya masyarakat akan
mudah mengakses berbagai fasilitas dasar dan memudahkan mobilitas.

b. Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alasan perbedaan bang, suku,
ras, agama, golongan. Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah
Hindia Belanda terhadap masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia.
Dalam memperoleh pendidikan, masyarakat Indonesia disediakan sekolah yang
kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah untuk orang-orang Eropa. Hal ini
tentu mempersulit mobilitas sosial rakyat Indonesia.
SALURAN-SALURAN
MOBILITAS SOSIAL

a. Angkatan Bersenjata
Adalah organisasi yang biasanya digunakan
dalam saluran mobilitas sosial vertikal ke atas
melalui prosedur kenaikan pangkat. Misalnya
seorang polisi yang mampu menangkap teroris
akan sangat berjasa kepada Negara dan juga
akan mendapatkan pujian yang tinggi dari
masyarakat. Polisi yang telah membela nusa
dan bangsa ini selain mungkin mendapatkan
pangkat atau kedudukan yang lebih tinggi juga
akan meningktkan sosial di tengah
masyarakat.
SALURAN-SALURAN
MOBILITAS SOSIAL
b. Lembaga Keagamaan
Pada agama Islam misalnya memperingatkan bahwa
semua manusia di bumi ini adalah sama di mata Allah
SWT kecuali proporsi ketakwaannya. Hal ini secara tegas
membuat ulama dan ustadz yang ahli dari segi agama dan
ibadahnya memiliki staus sosial yang tinggi.

c. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah saluran konkrit
mobilitas sosial vertikal ke atas serta social elevator
(perangkat) yang melakukan pergerakan dari
kedudukan lapisan sosial yang rendah ke yang lebih
tinggi. Dengan adanya pendidikan dapat senantiasa
memberikan kesempatan kepada seseorang untuk
meraih tingkatan sosial yang tinggi.
SALURAN-SALURAN
MOBILITAS SOSIAL
d. Organisasi Politik
Selain angkatan bersenjata,
organisasi politik akan membuat
para anggotanya mempunyai rasa
loyal dan dedikasi tinggi dalam
mendapatkan jabatan yang tinggi
agar status sosialnya meningkat.
Anggota politik akan dipandang
sebagai tokoh masyarakat terlebih
jika mereka memiliki jabatan tinggi
seperti anggota legislatif atau
lembaga eksekutif.
SALURAN-SALURAN
MOBILITAS SOSIAL
e. Organisasi Ekonomi
Organisasi ekonomi di Indonesia seperti
perusahaam dagang besar, koperasi simpan
pinjam, BUMN, BUMS ataupun organisasi
ekonomi lainnya dapat senantiasa
meningkatkan pendapatan seseorang. Semakin
besar prestasi yang didapatnya semakin besar
pula jabatan yang dimilikinya. Dengan memiliki
jabatan yang tinggi akan mendorong seseorang
mendapatkan penghasilan yang banyak.
Penghasilan banyak akan membuat seseorang
bertamabah kekayaannya. Kekayaan
bertambah yang dimiliki inilah yang
meningkatkan status sosial di masyarakat.
SALURAN-SALURAN
MOBILITAS SOSIAL
f. Organisasi keahlian
Jenis organisasi keahlian yang berada di tengah-tengah
masyarakat seperti Persatuan Artis, Ikatan Dokter
Indonesia. Persatuan Guru Republik Indonesia,
Persatuan Wartawan Indonesia, Persatuan Advokasi
Indonesia dan organisasi keahlian lainnya termasuk
dalam saluran terjadinya mobilitas sosial.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di dalam organisasi tersebut
yang menghasilkan adanya kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu
mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi.
SALURAN-SALURAN
MOBILITAS SOSIAL
g. Perkawinan
Perkawinan juga salah satu saluran mobilitas
sosial seseorang. Dengan melakukan perkawinan
bisa membuat seseorang memiliki status sosial
yang tinggi. Mengapa demikian? Seseorang yang
menikah dengan seseorang yang memiliki status
terpandang di masyarakat secara langsung akan
dihormati dan naik status sosialnya akibat adanya
pengaruh dari pandangan masyarakat terhadap
pasangannya.
SALURAN-SALURAN
MOBILITAS SOSIAL
h. Organisasi keolahragaan

Selain saluran mobilitas sosial di atas, organisasi keolahragaan juga termasuk


di dalamnya. Dengan organisasi keolahragaan, seseroang akan dapat
meningkatkan nilai status sosialnya ke jenjang yang lebih tinggi melalui
bidang olahraga. Misalnya, seseorang yang ahli dalam bidang sepak bola,
ketika ia bermain bagus dengan timnya dan mencetak banyak gol di
pertandingan secara otomatis juga akan meningkatkan status sosialnya di
masyarakat.
DAMPAK

a. Positif

b. Negatif
DAMPAK

Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju a. Positif


Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata satu ke strata yang
lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk
maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.

Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial


Masyarakat ke Arah yang  lebih baik
Dengan mobilitas, masyarakat selalu dinamis bergerak menuju
pencapaian tujuan yang diinginkan.

Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial


Masyarakat ke Arah yang  lebih baik
Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat
meningkatkan integrasi integrasi sosial.
DAMPAK

b. Negatif
* Timbulnya Konflik
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu
sebagai berikut :

Konflik Antarkelas
Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut
kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa
memicu terjadinya konflik antarkelas.

Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi
yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai lain dengan
nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
DAMPAK

b. Negatif
Konflik Antarkelompok Sosial
Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok lainnya
karena benturan nilai dan kepentingan. Konflik ini dapat berupa :

Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok


a. sosial yang modern. Misalnya, para kusir delman dan penarik becak yang
lambat menyesuaikan diri dengan perubahan dapat menyebabkan konflik
dengan sopir mobil angkutan umum.

Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang
b. memilki wewenang. Misalnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut
kepada anggota dewan untuk menurunkan harga BBM.
DAMPAK

b. Negatif

* Berkurangnya Solidaritas Kelompok

Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas
sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yang
mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar
mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan
fungsi-fungsinya yang menyebabkan orang-orang yang pindah lapisan yang
baru akan berkurang solidaritasnya terhadap kelas sosial yang lama.
DAMPAK

b. Negatif
* Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang,
antara lain sebagai berikut :

Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang


1 mengalami mobilitas menurun.

Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari


2 jabatannya.

Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang


3 yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat
mencapainya.

Anda mungkin juga menyukai