(REVISI)
Disusun Oleh:
Kelompok 8
PAI 1
1
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara , 2011 , h. 39.
1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Dilihat dari aspek bahasa, pendidikan berasal dari kata didik yang berarti
pemeliharaan, yakni memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan). Istilah
pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan dan
Bimbingan.2 Dalam bahasa Arab, kata pendidikan disebut tarbiyah, masdar kata
kerja rabba yu rabbi-tarbiyatan, yang artinya mendidik, mengasuh.3
Secara istilah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak.4
2
Ramayulis, dkk. Dasar-dasar Pendidikan, (Padang, The Zaky Press. 2009), h. 15.
3
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2016), h. 194.
4
Ramayulis, dkk, Op.cit., 2009, h. 15.
2
perhatian dari orang lain. Secara istilah mobilitas sosial adalah sebuah gerakan
masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Menurut Henry
Clay Smith mengatakan mobilitas sosial adalah gerakan dalam struktur social
(gerakan antar individu dengan kelompoknya). 5 Paul B. Horton dan Chester L.
Hunt mengatakan mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya.6
5
Ary Gunawan, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 36.
6
Abdullah Idi, Op.cit., h. 195.
7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, PT Raja Garfindo Persada,
1982), h. 220.
3
b. Gerak sosial vertikal adalah perpindahan individu maupun objek sosial
lainnya dari kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak
sederajat.
Sesuai dengan arahnya, karena itu dikenal dua jenis mobilitas vertikal, yakni:
1) Gerak sosial meningkat (social climbing), yaitu gerak perpindahan anggota
masyarakat dari kelas sosial rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi.
Contohnya: Seorang buruh pabrik yang giat bekerja, karena ia dipandang
ulet dan rajin oleh atasannya lalu diangkat menjadi kepala bagian di pabrik
tersebut.
2) Gerak sosial yang menurun (social singking), yakni perpindahan anggota
masyarakat dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lebih rendah
posisinya.
Contohnya: Seorang pejabat yang ketahuan melakukan korupsi, lalu
diturunkan dari kedudukannya bahkan diberhentikan.
8
Abdullah Idi, Op.cit., h. 198-200.
4
pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena
menyelamatkan negara dari pemberontakan, dia akan mendapatkan
penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan
pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan
masyarakat rendah.
b. Lembaga Keagamaan
Lembaga keagamaan dapat meningkatkan status sosial seseorang, misalnya
seorang yang berjasa dalam perkembangan agama seperti ustadz, pendeta, dan
biksu. Status sosial para penyebar ajaran agama ini akan meningkatkan status
sosialnya di masyarakat, terutama bagi komunitas pengikut agama tertentu.
c. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan umumnya merupakan saluran yang konkret dari
mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan lebih
tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk
mendapatkan kedudukan lebih tinggi. Seperti, seorang anak dari keluarga
miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi, setelah lulus dia
memiliki pengetahuan bisnis dan menggunakan pengetahuannya untuk
berusaha, sehingga dia berhasil menjadi pengusaha sukses, yang telah
meningkatkan status sosialnya.
d. Organisasi Politik
Seperti angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya
yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi,
sehingga status sosialnya meningkat.
e. Ekonomi
Organisasi ekonomi, seperti perusahaan, koperasi, BUMN, dapat
meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya,
5
semakin besar jabatannya. Jika jabatannya tinggi maka pendapatannya akan
bertambah. Karena pendapatannya bertambah berakibat pada kekayaannya
bertambah. Juga, karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosial di
masyarakat meningkat.
f. Keahlian
Seperti situs-situs karya ilmiah, orang yang rajin menulis dan
menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya
akan dianggap lebih tinggi dari pengguna biasa. Sejumlah pemikiran atau ide-
ide penting akan bermanfaat bagi para pembaca dan mungkin akan berguna
dalam menambah ilmu pengetahuan terkait, atau bahkan ide tersebut dapat
menjadi bahan dan inspirasi solusi terhadap suatu permasalahan kehidupan
yang sedang dihadapinya.
g. Perkawinan
Melalui perkawinan, seorang bisa berubah kedudukan atau status sosialnya.
Misalnya, seorang pria miskin yang menikah dengan seorang janda kaya
dengan sendrinya satus sosial pria itu berubah menjadi orang kaya yang
dikarenakan istrinya kaya.
6
meningkat; (5) ekonomi, seperti perusahaan, koperasi, BUMN, dapat
meningkatkan tingkat pendapatan seseorang, dan menambah kekayaannya,
sehingga status sosialnya meningkat; (6) keahlian, misal seorang yang mempunyai
inteligensi dan bakat dalam dirinya akan melakukan suatu keahlian yang ia sukai
dan dapat bermanfaat bagi orang banyak, lalu ia dikenal banyak orang. Inilah
dapat terwujudnya status sosial yang baik; dan (7) perkawinan, melalui
perkawinan, seorang bisa berubah kedudukan atau status sosialnya. Seperti, pria
yang miskin menikah dengan janda kaya. Sehingga, pria tadi menjadi kaya juga
dan status sosialnya berubah menjadi lebih meningkat dari sebelumnya.
9
Ibid., h. 201.
7
c. Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beragam akan
memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran
pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan menghalangi
mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas serta
efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial dan merangsang
mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
d. Pembagian kerja
Terjadinya mobilitas bisa juga dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang
ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan terspesialisasi maka mobilitas
sosial akan menjadi lemah dan menyulitkan orang untuk bergerak dari satu
strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan menuntut keterampilan
khusus. Kondisi ini dapat memacu anggota masyarakatnya untuk lebih giat
berusaha agar dapat memperoleh status sosial tersebut.
8
Dari pemaparan di atas tentang faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya
mobilitas sosial, dapat disimpulkan bahwasanya Agar terjadinya mobilitas sosial
pastinya ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktornya, yaitu: (1)
perubahan kondisi sosial, yakni dalam kemajuan teknologi di era globalisasi
internet menjadi salah satu alat untuk mempermudah dalam mencari informasi
dan memudahkan dalam belajar-mengajar. Dengan ini, perbedaan anak didik dari
kalangan berbeda (anak yang cerdas namun kurang mampu) dapat menggunakan
internet bersama-sama. Maka, pengetahuannya bertambah dan memungkinkan
bisa untuk berprestasi dan akhirnya status sosial pun dapat meningkat; (2)
ekspansi teritorial dan gerak populasi, yakni membuktikan ciri fleksibilitas
struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota,
transmigrasi, bertambah, dan berkurangnya penduduk. (3) komunikasi yang
bebas, komunikasi yang bebas serta efektif akan memudahkan dalam pertukaran
pengetahuan dan pengalaman sehingga, dapat memberikan solusi serta
menghadapi suatu permasalahan atau rintangan; (4) pembagian kerja, Jika tingkat
pembagian kerja tinggi dan harus memenuhi syarat dan ketentuan yakni pekerjaan
menuntut keterampilan khusus, sehingga menyulitkan orang untuk mendapatkan
pekerjaan tersebut. Jadi, kondisi ini dapat memacu anggota masyarakatnya untuk
lebih giat berusaha agar dapat memperoleh status sosial tersebut; (5) tingkat
fertilitas yang berbeda, yakni tingkat fertilisasi dari kelompok masyarakat yang
berlatar belakang tingkat sosial-ekonomi dan pendidikan rendah berbeda dengan
tingkat fertilisasi dari kelompok masyarakat yang berlatar belakang tingkat sosial-
ekonomi dan pendidikan tinggi; dan (6) kemudahan dalam akses pendidikan,
apabila kualitas pendidikan mudah didapat, maka dapat mempermudah orang
untuk melakukan mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi
anak didik.
9
6. Faktor-faktor yang Menghambat Terjadinya Mobilitas Sosial
Sejumlah faktor yang dapat menghambat terjadinya mobilitas sosial dalam
pendidikan, antara lain:10
a. Perbedaan kelas rasial
Seperti terjadi di Afrika Selatan pada masa lalu. Ketika itu, ras berkulit putih
berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam
untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa, dan juga
termasuk di sistem pendidikan. Sistem ini dinamakan Apartheid dan dianggap
berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden
Afrika Selatan. Agak mirip dengan kondisi etnis Aborigin di Australia belum
memiliki peluang optimal dalam sistem pemerintahan dan pendidikan di
Australia. Anak-anak Aborigin umumnya memiliki sekolah khusus yang
disebut sekolah Aborigin. Sama halnya dengan etnis Mahowak di Canada
(Amerika Utara) agak mirip kondisinya dengan etnis Aborigin, mereka
memiliki perkampungan/desa dan sekolah khusus. Dilihat dari kondisi struktur
sosial-ekonomi, pendidikan dan politik, mereka hingga kini belum
menempatkan posisi sejajar dengan orang kulit putih (white colour).
b. Agama
Negara yang mayoritas penduduknya menganut agama tertentu, kadangkala,
mereka yang menganut agama tertentu mereka akan mendapat kesulitan untuk
menduduki tempat yang terhormat dalam realitas kehidupan berbangsa,
walaupun secara resmi agama minoritas memiliki hak yang sama.
c. Diskriminasi kelas
Dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas sosial ke atas. Hal
ini terbukti dengan adanya pembatasan status organisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu
memperolehnya. Misalnya, ketika penerimaan siswa unggulan dibatasi hanya
120 orang siswa prestasi terbaik yang lupus, sehingga 120 orang yang
10
Ibid., h. 203-205.
10
mendapat kesempatan untuk menaikkan status sosialnya menjadi siswa
unggulan di kelas tertentu.
d. Kemiskinan
Kemiskinan dapat menghambat seorang untuk berkembang dan mencapai
status sosial tertentu. Misalnya, seorang anak memutuskan untuk tidak
melanjutkan sekolahnya karena orang tuanya tidak dapat lagi membiayai
sekolahnya. Sehingga, anak tadi tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan status sosialnya.
11
memperolehnya; (4) kemiskinan, untuk mencapai status sosial yang baik maka
hanya orang yang kaya yang dapat mewujudkan status sosialnya yang baik di
masyarakat, sedangkan yang miskin tidak bisa mewujudkan hal itu dikarenakan
kurangnya ataupun tidak sanggup lagi membiayai sekolah atau pendidikan ke
tingkat yang lebih atas; dan (5) perbedaan jenis kelamin, perbedaan ini sering
terjadi seperti laki-laki yang lebih diutamakan daripada perempuan terutama
dalam hal kepemimpinan.
11
George Ritzer-Dougla J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2004),
h. 120.
12
memberikan harapan kemajuan ke depan. Oleh karena itu, pendidikan betul-betul
akan berpengaruh terhadap perubahan kehidupan masyarakat dan dapat
memberikan sumbangan optimasi terhadap proses transformasi ilmu pengetahuan
dan pelatihan dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia menuju
perubahan yang lebih baik.
12
Ari Perdana, “Pendidikan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pemerataan” dalam www.
csis.com, diakses pada 18 Oktober 2018 pukul 12:46.
13
ijazah pendidikan tinggi adalah sesuatu hal yang jarang terjadi. Hal ini diduga
karena bertambah tingginya taraf pendidikan maka makin besar kemungkinan
mobilitas bagi anak golongan rendah menengah. Hal ini tidak selalu benar bila
pendidikan terbatas pada tingkat menengah. Walaupun ditingkatkan sampai SMU
masih jadi pertanyaan apakah mobilitas akan meningkat dengan sendirinya. Akan
tetapi perguruan tinggi masih dapat memberi perluasan mobilitas, walau jaminan
ijazah belum tentu meningkat untuk status sosial.
Pada dasarnya, pendidikan itu hanya salah satu standar pendidikan dari
tiga “jenis” yaitu pendidikan informal, formal, dan nonformal. Tampaknya dua
jenis terakhir lebih diandalkan, karena kepemilikan tanda lulus seseorang untuk
naik jabatan. Pada pendidikan formal dunia kerja dan dunia status lebih
mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus untuk naik jabatan atau status. Akan
tetapi, seiring dengan perkembangan mereka kemudian mempercayai skill atau
kemampuan yang bersifat praktis dari pada harus menghormati pemegang ijazah
yang tidak sesuai dengan kompetensi tanda lulus tersebut.
Dalam persektif lain dari sisi intelektualitas, orang-orang yang
berpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan biasanya lebih
terfokus pada jenjang-jenjang hasil belajar dari pendidikan formal tersebut. Makin
tinggi pendidikannya maka makin tinggi pula tingkat penguasaan ilmunya
sehingga dipandang memiliki status yang tinggi dalam masyarakat.
Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti yang dikemukakan
Robert G. Burgess bahwa sistem pendidikanlah yang menjadi mekanisme
mobilitas sosial. Pendapat Ivan Reid menyatakan bahwa pendidikan memainkan
peranan penting dalam mobilitas sosial sekalipun tidak tertuju pada penempatan
pekerjaan tertentu.13
13
Edi Suharto, “Bahaya Sosial Privatisasi Pendidikan” , dalam http://relawan.net, diakses
pada 18 Oktober 2018 pukul 13:26.
14
sosial. Dengan bertambah tingginya taraf pendidikan maka makin besar
kemungkinan mobilitas bagi individu atau kelompok sosial. Dengan pendidikan
maka status sosialnya akan menuju perubahan yang lebih baik seperti orang-orang
yang berpendidikan, maka lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat.
15
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tentang pendidikan dan mobilitas sosial, dapat
disimpulkan bahwasanya pendidikan merupakan suatu pembelajaran pengetahuan
ataupun keterampilan dengan bimbingan atau pemeliharaan yang dilakukan oleh
pendidik kepada peserta didik melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Serta
bisa juga didapatkan tanpa bimbingan orang lain atau otodidak. Dan mobilitas
sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya terhadap tingkat status sosial yang di hadapinya. proses
terjadinya mobilitas sosial terdiri dari dua macam,yakni gerak social horizontal
dan gerak social vertikal, serta ada beberapa saluran mobilitas sosial yang
masing-masing berperan agar tercapainya status sosial yang baik, yaitu: (1)
angkatan bersenjata; (2) lembaga keagamaan; (3) lembaga pendidikan; (4)
organisasi politik; (5) ekonomi; (6) keahlian; dan (7) perkawinan. Agar terjadinya
mobilitas sosial pastinya ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktornya,
yaitu: (1) perubahan kondisi sosial; (2) ekspansi teritorial dan gerak populasi; (3)
komunikasi yang bebas; (4) pembagian kerja; (5) tingkat fertilitas yang berbeda;
dan (6) kemudahan dalam akses pendidikan. Selain faktor yang memengaruhi
mobilitas sosial ada juga faktor-faktor yang menghambat mobilitas sosial, seperti:
(1) perbedaan kelas rasial; (2) agama; (3) diskriminasi kelas; (4) kemiskinan; dan
(5) perbedaan jenis kelamin.
Adapun strategi pembaharuan pendidikan demi tercapainya mobilitas
sosial, bahwa pembaharuan pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada dalam dunia pendidikan dan menyongsong arah perkembangan
dunia pendidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan ke depan. Dalam hal
ini, peran pendidikan dalam mewujudkan mobilitas sosial yaitu sebagai alat untuk
melakukan perubahan dalam masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan
pemahaman kepada peserta didik tentang realitas sosial, analisa sosial dan cara
melakukan mobilitas sosial. Serta, hubungan antara pendidikan dengan mobilitas
sosial, yaitu sistem pendidikan yang menjadi mekanisme mobilitas sosial, dan
pendidikan dapat memainkan peranan dalam mobilitas sosial.
16
DAFTAR PUSTAKA
17