Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI BAHAYA

Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam


mengembangkan manajemen resiko.

Identifikasi bahaya, adalah upaya sistematis untuk


mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi.

Identifikasi bahaya merupakan landasan dari manajemen


resiko.

Tanpa melakukan identifikasi bahaya tidak mungkin


melakukan pengelolaan risiko dengan baik.
4
IDENTIFIKASI BAHAYA

Bagaimana Melakukan Identifikasi Bahaya yang Baik?


Cara sederhana dengan melakukan pengamatan.

Cobalah lihat seekor anjing atau kucing. Ada berbagai sumber bahaya
pada seekor anjing seperti kuku yang runcing serta gigi tajam yang
dapat merobek mangsanya. Anjing berbulu lebat yang mengeluarkan
bau menyengat yang tidak menyenangkan dan tidak jarang menyimpan
berbagai kuman. Anjing juga memiliki gerakan yang antraktif dan
dapat membahayakan.
4
IDENTIFIKASI BAHAYA

Melalui pengamatan tersebut kita sebenarnya telah melakukan


suatu identifikasi bahaya dari seekor anjing.

Hal serupa dapat dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya di


lingkungan kerja seperti dari mesin, proses kerja, lingkungan
kerja, peralatan, dan material yang digunakan.

Namun pelaksanaannya tentu tidak mudah dan sederhana


sehingga perlu dilakukan secara sistematis.
Dari sebuah bengkel mobil, kita bisa mengamati
berbagai potensi bahaya yang dapat terjadi.
Misalnya:

• bahaya kebakaran dari bahan bakar atau oil,


• bahaya tertimpa benda atau kendaraan,
• bahaya terpeleset,
• bising,
• peralatan dan alat yang digunakan dan lainnya.

Untuk dapat memahami semua potensi bahaya


yang ada dengan baik dan cermat, tentu
diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang
baik bagi seorang ahli K3 yang melakukan
identifikasi bahaya.
Konsep Bahaya

Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang


berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau
gangguan lainnya. Karena hadirnya bahaya maka diperlukan upaya
pengendalian agar bahaya tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugikan.
Bahaya merupakan sifat yang melekat dan menjadi bagian dari suatu zat,
system atau peralatan. Api misalnya, secara alamiah mengandung sifat panas
yang bila mengenai benda atau tubuh manusia dapat menimbulkan kerusakan
atau cedera.
Demikian juga dengan energy listrik. Aliran listrik mengandung bahaya
jika mengenai tubuh, karena tubuh manusia berfungsi sebagai konduktor/dapat
mengalirkan energi listrik.
Api adalah bahaya potensial yang dapat mencederai manusia atau
membakar suatu benda. Ada atau tidak ada sumbernya, api tetap merupakan
bahaya potensial. Potensi bahaya dari api berkaitan dengan sumber panas yang
dihasilkan dari nyala api tersebut. Seekor macan atau singa merupakan bahaya
dimanapun dia berada.
Konsep Bahaya

Namun tingkat risiko terhadap manusia tergantung dimana hewan


tersebut berada. Jika hewan tersebut berada ditengah manusia,
maka tingkat risikonya lebih besar dibandingkan jika hewan
tersebut berada ditengah hutan.
Kesalahan pemahaman arti bahaya sering menimbulkan analisis yang
kurang tepat dalam melaksanakan program K3 karena sumber bahaya
yang sebenarnya justru tidak diperhatikan. Kondisi dan cara kerja
yang tidak aman, kurang pelatihan atau kelelahan BUKAN bahaya
tetapi merupakan kegagalan dalam pengawasan atau faktor kondisi
yang dapat menimbulkan cedera atau kerusakan. Akibat kekeliruan
tersebut timbul kecenderungan untuk memasang berbagai alat pengaman
ketimbang mengidentifikasi sumber bahaya yang sebenarnya serta
melakukan pengendalian bahaya yang tepat.
insiden atau kecelakaan
disebabkan oleh adanya suatu
bahaya, yang akan
mengakibatkan cedera pada
manusia, kerusakan atau
lingkungan.
Semua kecelakaan “selalu”
disebabkan oleh bahaya, artinya
jika tidak ada bahaya maka
kecelakaan tidak terjadi no
hazards…..no incident.
Namun demikian, apakah semua bahaya
menimbulkan insiden?
Jawabannya adalah “tidak”, karena
tidak semua bahaya menimbulkan
insiden, tetapi tergantung kepada tingkat
risikonya, peluang dan tingkat
keparahannya untuk menimbulkan
suatu kecelakaan atau menimbulkan
cedera dan kerusakan.
Inilah kunci dari manajemen risiko,
adalah untuk menilai peluang suatu
bahaya untuk menjadi kecelakaan dan
bagaimana keparahan jika terjadi.
Ambilah suatu contoh dengan seekor
macan.
Macan jelas merupakan hazard bagi manusia
karena dapat diterkam, dicakar, dan dimakan.
Jika macan berada dalam kelas, jelas
mengandung risiko sangat tinggi. Namun jika
macan di masukkan ke dalam kerangkeng
dikebun binatang, maka bahayanya masih ada,
namun tingkat risiko, peluang dan keparahannya
turun secara drastis.
Macan malah jadi tontonan bagi anak-anak.
Inilah ibaratnya suatu bahaya. Misalkan listrik
tegangan 200 volt jelas berbahaya jika tersentuh.
Jika digeletakan dilantai tanpa bungkus, maka
risikonya sangat tinggi. Namun jika ditanam
didalam tanah atau diatas loteng dengan isolasi
kabel, maka bahayanya masih ada namun
risikonya turun secara signifikan.
4.2
PENDEKATAN BAHAYA DAN ENERGI

Salah satu pendekatan dalam pengendalian bahaya adalah konsep energi dan bahaya
yang dikembangkan sekitar tahun 1960-an.

Konsep tersebut dapat membantu melakukan identifikasi berbagai jenis


bahaya, khususnya bahaya-bahaya kimiaa tau fisis serta memberikan arah
yang tepat untuk mencegah dan mengendalikannya.

Konsep ini melihat adanya keterkaitan antara energy dan kecelakaan.

Suatu kecelakaan senantiasa berkaitan dengan salah satu bentuk energi.

Incident is usually the result of a contact with a source of energy (i.e. kinetic,
electrical, chemical, thermal, etc) above the threshold limit of the body or
structure (Frank Bird-Los Control Management).
4.2 PENDEKATAN BAHAYA DAN ENERGI

Proses Energi Dan Kecelakaan


Energi terdapat dalam berbagai bentuk seperti energy panas, listrik,
fisis, kimiawi, bio energy dan mekanis. Dalam kondisi normal energi
ditemukan terkungkung dalam suatu wadah atau penghalang (barrier)
yang membatasi antara energy dan penerima-manusia atau objek.
Sebagai contoh bahan kimia berada didalam kemasan plastik atau botol.
Energi listrik berada didalam kabel yang dilindungi dengan isolasi
Untuk dapat menimbulkan cedera atau kerusakan, energy harus
menembus penghalang tersebut agar dapat mencapai penerima
(recepient). Terjadinya cedera atau kerusakan adalah akibat adanya
interaksi antara sumber energy, penghalang dan penerima.
Cedera dan kerusakan disebabkan oleh enerji
Enerji

• panas • fisis
• listrik • kimiawi
Barrier
• mekanis • radiasi

Enerji Enerji dikontrol dengan penghalang (barrier)

Enerji dalam kondisi biasa tidak menimbulkan


cedera atau kerusakan. Potensi menimbulkan cedera atau cedera
secara fisik, organisasi, perilaku, rancangan atau proses yang baik

Pelindung
Enerji
Enerji Penerima,
manusia/be
nda

• Gam
Gambar 4.4 Teori Energi dan Risiko
Jika wadah, kemasan atau isolasi rusak atau
bocor, maka energi akan keluar dan dapat
mencapai penerima yang mengakibatkan cedera
atau kerusakan.
Keparahan kerusakan atau cedera, ditentukan
oleh besarnya energi yang dating serta ketahanan
penerima.
Setiap penerima memiliki ketahanan yang
berbeda terhadap energy yang sama.
Jika energy yang diterima oleh badan atau benda
melampaui daya tahan penerimanya akan
menimbulkan cedera atau kerusakan
Gambar 4.5.5 Dampak Energi
Tabel 4.1. Energi Sebagai Sumber Bahaya

Jenis Energi Bentuk Bahaya Atau Risiko


Gravitasi  Dapat terjadi jika suatu benda jatuh dari ketinggian menimpa
orang, jatuh dari ketinggian atau terpeleset.
 Cedera bervariasi mulai dari terkilir, luka dan fatal.

Bising dan  Ditemukan jika terpapar suara bising atau getaran


getaran  Cedera beragam dari ringan sampai ketulian

Kimia  Dapat terjadi jika manusia menghirup, menelan atau menyerap


cairan, debu, gas, atau zat yang dapat mengakibatkan kerusakan
seperti kebakaran, peledakan, korosi dan lainnya.
 Cedera bervariasi mulai dari akut, kronis dan kematian.

Listrik  Ditemukan dalam penggunaan listrik untuk mengoperasikan


peralatan
 Cedera bervariasi mulai dari cedera luka bakar samapai mati.
Jenis Energi Bentuk Bahaya Atau Risiko

Mekanikal  Terdapat pada mesin atau bagian gerakan atau berputar yang
mengeluarkan bagian yang tajam, runcing, atau lontaran benda.
 Cedera beragam mulai luka sayat, putus dan mati.
Termal  Terjadi pada lingkungan panas, dingin atau peralatan yang
menggunakan atau menghasilkan panas atau dingin seperti dapur,
ruang pendingin, proses panas, pengelasan, benda panas atau dingin.
 Cedera bervariasi mulai luka bakar,stress panas sampai mati.

Tekanan  Ditemukan pada bejana atau objek bertekanan termasuk boiler, botol
bertekanan dan kompresor.
 Cedera bervariasi mulai dari luka samapai mati.
Radiasi  Ditemukan pada pekerjaan atau peralatan yang menggunakan sinar X,
Radiasi Ultra Violet, gelombang mikro, laser atau pengelasan
 Cedera bervariasi mulai dari luka samapai mati.
Mikrobiologis  Dapat terjadi jika terpajan dengan bakteri, virus atau zat pathogen
lainnya misalnya dalam menara pendingin, organ tubuh manusia atau
hewan.
 Cedera bervariasi mulai dari akut, kronis yang bersifat jangaka panjang
menimbulkan kematian seperti HIV, Hepatitits, keracunan.
Semua bentuk energy yang timbul atau dikeluarkan oleh mesin gerinda
ini memiliki peluang menimbulkan cedera atau kerusakan. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dapat dilakukan intervensi baik terhadap sumber
energi ( mesin dan pekerjaan) maupun terhadap manusia sebagai penerima
misalnya :

a. Mengurangi jumlah energi yang dilakukan, dengan merancang sistem


penghalang (barrier) yang baik sehingga suara mesin berkurang dan
pelindung untuk mencegah partikel yang beterbangan.
b. Memberi pelindung terhadap penerima yaitu operator mesin gerinda
dengan menggunakan alat keselamatan seperti pelindung mata, telinga,
sarung tangan dan pelindung muka.
c. Menjauhkan mesin gerinda dari area sekitaranya sehingga paparan
kebisingan berkurang.
d. Memasang kaca pengaman di dekat batu gerinda untuk pengamanan
terhadap percikan
Manfaat Identifikasi Bahaya

Kita akan mengetahui, mengenal dan memahami apa saja bahaya yang
dapat mencelakakan sehingga akan lebih waspada dalam bekerja.

Hasil identifikasi bahaya sangat bermanfaat bagi semua pihak (pekerja-


manajemen dan pihak terkait lainnya) sehingga dapat melakukan anti-sipasi,
membuat program kerja dan upaya pengendalian yang efektif.

Hasil identifikasi dapat dipakai sebagai landasan sekaligus masukan


untuk menentukan strategi pencegahan dan pengamanan yang tepat dan
efektif.

Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya


dalam perusahaan.
TUGAS

Buatlah 6 kelompok, dan lakukanlah identifikasi bahaya pada sebuah perusahaan/industri/dll.

Setiap anggota kelompok wajib memiliki 1 tahap pekerjaan untuk dianalisis. Contoh : Bapak A bertugas
sebagai finishing dalam suatu industri mebel, tahapan pekerjaannya adalah 1. mengamplas; 2. memberi
vernis; 3. mengecet… tahapan kerja “mengamplas” akan dianalisis identifikasi bahayanya oleh 1 orang
anggota kelompok… jadi 1 tahap, 1 org ang kelompok yg handle

Nantinya dalam penyusunan laporan identifikasi pekerjaan dalam sebuah kelompok, akan merunutkan
proses pekerjaan dalam industri/perusahaan/bagian secara berurutan mulai proses paling awal hingga
akhir.

Contoh tabel:

Anda mungkin juga menyukai