Anda di halaman 1dari 52

IDENTIFIKASI BAHAYA

DAN PENILAIAN RISIKO

DISAMPAIKAN
DALAM RANGKA BASIC SAFETY TRAINING K3
PENDAHULUAN
 Mencegah dan mengendalikan bahaya akan lebih menguntungkan dibanding
dengan menanggulangi bahaya atau kecelakaan yang telah terjadi
Bagaimana mengindetifikasi BAHAYA dengan benar ….???

 Bagaimana melakukan PENGENDALIAN….???

KECELAKAAN
INCIDENT
• KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN
• DAPAT MENURUNKAN PRODUKTIVITAS
TENAGA KERJA DAN PERALATAN
• “near miss” atau “near accident”
• TIDAK ADA ORANG CIDERA / KERUSAKAN ALAT

ACCIDENT / KECELAKAAN
• KEJADIAN YANG TIDAK DIRENCANAKAN
TIDAK DIKENDALIKAN, TIDAK DIINGINKAN
• MENGAKIBATKAN CIDERANYA SESEORANG
KERUSAKAN ALAT, PRODUKSI TERHENTI
ATAU KETIGANYA
• KONTAK LANGSUNG DGN SUATU BAHAN YANG MELEBIHI BATAS KEKUATAN
BODY / STRUKTUR
HAZARD (BAHAYA)

 Anything that cause harm; Chemical,


heat, noise, moving machine part. (HSE-UK)
 A something which may cause physical
harm (QUT-AST)
 A condition or practice with the potensial
for harm. (SHEQM-Germain- dkk) BAHAYA RISIKO

SESUATU YANG BERPOTENSI MENGAKIBATKAN KERUSAKAN / CIDERA


RISK (RISIKO)
 The chance, great or small, that
someone may be harmed by a hazard.
(HSE-UK)

 Change of loss; A measure of the probability


and potensial severity of harm.
(SHEQM-Germain- dkk)
BAHAYA RISIKO

KEMUNGKINAN CIDERA / KERUSAKAN YANG DAPAT TERJADI DARI


SUATU BAHAYA
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Kecelakaan atau cidera terjadi


apabila ada kontak atau
persentuhan langsung

Risiko bukan akhir dari kejadian,


juga bukan apa yang terjadi.
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Sebuah Lubang Besar pada lantai kerja di


processing plant adalah Suatu Bahaya. Apabila
tidak ditutup atau diberi pagar pengaman akan
menjadi sebuah resiko.

Risiko bukan terletak pada lubang tetapi pada


kemungkinan terluka akibat lubang tsb.
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Menghirup Gas H2S/Co/Co2, dampaknya thd


manusia tergantung pada konsentrasi dan
durasi pemaparan.

Gas H2S tsb berpotensi mencelakakan namun


belum menjadi risiko bila tidak terpapar ke
manusia.

Dari contoh tsb, Risiko adalah kemungkinan


terpaparnya seseorang thd Gas H2S/Co/Co2.
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Pulley Conveyor tdk dilengkapi pagar


pengaman adalah Suatu Bahaya.

Kondisi tsb baru berubah menjadi Risiko


apabila kita melakukan perawatan,
perbaikan, pembersihan, atau berada di
dekat pulley tsb.
BAHAYA & RISIKO KESELAMATAN
Sumber-sumber bahaya yang berpotensi menyebabkan cidera
manusia atau kerusakan pada lingkungan sekitar, permesinan/
peralatan, atau proses

BAHAYA & RISIKO KESEHATAN


Sumber-sumber bahaya yang berpotensi menyebabkan sakit
atau gangguan kesehatan Manusia

Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut (serius &
langsung) atau kronis (jangka panjang) pd kesehatan
seseorang.
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic  Flammable • Biologic
• Substances  Explosive Accidental • Ergonomics
 Combustible release • Psychosocial
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident • Terpapar  kontak  penyakit mendadak,
 Injuries  Mayor
 Fatal menahun, kanker dan dampak terhadap masyarakat
 Assets  Damage umum (Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana 3. Konsentrasi kepedulian
(Sudden Reaction) • Environment (bahan • Titik berat pd bahaya
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) tersembunyi
• Process • Titik berat pd kerusakan • Exposure • Sepertinya kurang urgent
• Equipment, facilities, tools asset, fatality • Work hours (laten)
• Working practices • Sepertinya urgen (bahaya • PPE • Prinsip pendekatan
• Guarding mendadak) • Pendidikan • Pengkajian kepaparan Utk
• Pengalaman • Prinsip pendekatan • Karir jab. Sesuai pendidikan memperkecil kepaparan
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko Utk
pelatihan memperkecil resiko
RISIKO SISA/ RESIDU
Risiko yang tertinggal atau masih ada
walaupun telah diupayakan untuk
Menghilangkan, meminimalkan, atau
mengendalikan

Misalnya : Suara bising, Debu, Getaran

ACCEPTABLE OR UNACCEPTABLE
TOLERABLE OR UN TOLERABLE
Pengertian Identifikasi Bahaya
“Proses Mengidentifikasi suatu

Bahaya
yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja
/cidera/kerugian !”
Identifikasi Bahaya…………….
Untuk mengidentifikasi bahaya kita harus
mengenali bahwa bahaya itu dapat saja :

 Tampak Jelas
 Tersembunyi
 Sedang Berkembang.
Jawablah pertanyaan berikut…

1. Apa saja bahaya yang tampak jelas?

2. Apa saja bahaya yang tersembunyi?

3. Apa saja bahaya yang sedang berkembang?

4. Dapatkah terjadi Kesalahan?


IDENTIFIKASI BAHAYA
SETELAH KECELAKAAN : LEBIH MUDAH
IDENTIFIKASI BAHAYA
SEBELUM KECELAKAAN : LEBIH SULIT

IDENTIFIKASI BAHAYA, memahami :


- Pekerjaan dan tempat kerja
- Peraturan
- Sifat bahaya
- Perlindungan peralatan
- Proses produksi
TIPE – TIPE BAHAYA
MENGETAHUI TIPE BAHAYA IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN BAHAYA

 BAHAYA MEKANIS ;  BAHAYA ERGONOMI


Peralatan dan tempat kerja tidak dirancang dengan baik
- Bahaya Terbesar  Potensi Interaksi Tinggi
 BAHAYA STRESS
 BAHAYA KIMIA - STRESS FISIK : sempit, terbatas, dll
- Melalui Pernafasan debu, asap, - STRESS KEJIWAAN / MENTAL : bosan, overload, dll
- Kontak dengan kulit gas, uap, dll  BAHAYA LINGKUNGAN SEKITAR
 BAHAYA FISIK Kemiringan, tidak rata / licin, cuaca, dll
- Suara Bising,
Getaran, Radiasi,  BAHAYA PSIKOSOSIAL
-Temparature, Pressure
Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola promosi
 BAHAYA TINGKAH LAKU
 BAHAYA BIOLOGI
Ketidak patuhan, Kurang keahlian, Tugas baru/tidak rutin,
- Mikro Biologi : bakteri, virus, dll Overconfident, Sok jago/pintar, Tidak peduli
- Makro Biologi : serangga, parasit, dll
 BAHAYA KELISTRIKAN
Pemasangan kabel, grounding system, Panel dan alat listrik
TIPE – TIPE BAHAYA
Identifikasi Kejadian yang tidak Diinginkan

Kita mengidentifikasi kejadian yang tidak


diinginkan dengan bertanya?

Bahaya apa yang ada?

Risiko apa yang mungkin


dapat terjadi?
PENGKAJIAN / PENILAIAN UANG

Pengkajian/Penilaian harus ditinjau ulang ketika terjadi


perubahan/penggantian yg signifikan dalam Operasi, Personil, Peralatan dsb
karena dapat timbl bahaya dan resiko baru yang berbeda.

Pengkajian/Penilaian Ulang menjadi kebijakan yang baik apabila dilakukan


secara tetap, misal secara setahun sekali.
KAJIAN RISIKO

Kimia – fisika – biologi - ergonomi

Karakteristik Tempat Kerja


Penilaian Resiko
• Fasilitas • Evaluasi efek terhadap
• Kegiatan/proses/operational kesehatan
• Sumber-sumber emisi • Rangking pajanan
• Agen

Pola pajanan
• Posisi pekerjaan & tugas
• Rute pajanan
• Agen yang berbahaya
PEKERJA DENGAN RISIKO TINGGI

 Pekerja dgn usia muda

 Pekerja dgn ketidak mampuan

 Pekerja Baru dan Ibu sedang mengandung


 Pekerja tidak berpengalaman

 Personil yg immune-compromised, (Penderita HIV)

 Personil dgn kondisi kesehatan khusus (Penderita Asma)

 Personil Yg Dalam Pengobatan Khusus


Latar Belakang

Penilaian Risiko :
Penilaian Risiko adalah pengujian secara teliti
tentang apa yang dapat menyebabkan insiden
atau cidera.
Tujuannya adalah untuk menerapkan
pengendalian (persyaratan) untuk
meminimalkan atau menghilangkan insiden
atau kejadian yang tidak diinginkan.
FAKTOR PEMBENTUK RISIKO…….
Ada 2 faktor yang digunakan untuk menilai seberapa
penting risiko dari suatu kejadian :

• Frekuensi (Kemungkinan)
Dapatkah hal itu terjadi?

• Konsekuensi (keparahan)

Seberapa parah?
PENILAIAN RISIKO………..

RISK = PROBABILITY (KEMUNGKINAN) X SEVERITY (KEPARAHAN)


METODE I
MATRIKS NILAI KEMUNGKINAN ((PROBABILITY)………..
Kemungkinan Risiko Skor Definisi
Tak Berarti Sangat tidak mungkin, tapi mungkin dalam keadaan tertentu
(Insignificant) 1 mungkin bisa terjadi, tapi mungkin tidak pernah terjadi
Rendah Tidak diharapkan, tapi ada kecil kemungkinan terjadi pada suatu
(Low) 2 saat
Sedang Rendah Peristiwa bisa terjadi pada beberapa waktu, peluangnya menengah
(Medium Low) 3
Sedang Tinggi Kenungkinan terjadinya besar
(Medium High) 4
Tinggi Sangat mungkin terjadi peluang terjadinya sangat tinggi
(High) 5
MATRIKS NILAI KEPARAHAN (SEVERITY)………..
Keparahan Risiko Skor Definisi
Tak Berarti Menyebabkan cidera ringan
(Insignificant) 1
Rendah Menyebabkan cidera dimana perlu penanganan P3K
(Low) 2
Sedang Rendah Menyebabkan cidera yang berarti dan minimal masuk dalam
(Medium Low) 3 kategori MTC
Sedang Tinggi Menyebabkan LTI
(Medium High) 4
Tinggi Menyebabkan Fatality
(High) 5
TABEL /MATRIKS RISIKO………..
Keparahan / Severity Petunjuk
1 2 3 4 5 Nilai Risiko Kategori

5 5 10 15 20 25 15 - 25 High

4 4 8 12 16 20 8 - 12 Medium High
Kemungkinan
Kerugian 3 3 6 9 12 15 4-6 Medium Low

2 2 4 6 8 10 2-3 Low

1 1 2 3 4 5 1 Insignificant
KONSEKUENSI / KEPARAHAN / AKIBAT
Almost Certain
Sangat Sering MENGURANGI HINDARI
KEMUNGKINAN RISIKO
Likely
PENILAIAN RISIKO

FREKUENSI / KEMUNGKINAN
Sering

MENGURANGI
Medium
RISIKO
Sedang

Rare
Jarang
TINGKAT RISIKO
Very Rare YANG DAPAT MENGURANGI KONSEKUENSI
Sangat Jarang DITERIMA ATAU
DITOLERANSI

0 Sedang Tinggi
TIidak Berarti Rendah Sedang Rendah Tinggi
Insignificant Low Medium Low Medium High High
MATRIKS RISIKO………..
Tingkat Risiko Kode Definisi Risiko

Tidak ada tindakan yang dibutuhkan


Sepele / Trivial

Bisa Ditolerir / Pengendalian yang ada sudah memadai tetapi pemantauan masih
Tolerable dibutuhkan

Membutuhkan peningkatan sistem pengendalian namun tidak merubah


Sedang / Moderate proses kerja

Memberhentikan pekerjaan sampai resiko dapat dikurangi


Besar/Subtantial

Tinggi Memberhentikan pekerjaan sampai risiko dapat dikurangi dan wajib


(High) mengalokasikan sumber daya untuk mengurangi risiko
MATRIX PERHITUNGAN RESIKO
METODE II
PROSES MENILAI / MENGKAJI
1. Identifikasi Seluruh Operasi
2. Identifikasi Bahaya/Resiko Masing-Masing Tugas
3. Identifikasi Pengaruh Potensial Personil/Pribadi
4. Identifikasi Tindakan Existing Control.
5. Tentukan Apakah Existing Control Memadai
6. Tentukan Tindakan Further Control yg tepat
7. Kembangkan Action Plan untuk Implementasi Tindakan
Kontrol
KEKERAPAN / FREKUENSI

25 SEVERAL EMPLOYEES SEVERAL TIMES A SHIFT

20 - 24 SEVERAL EMPLOYEES ONCE PER SHIFT

15 - 19 TWO OR THREE TIMES A WEEK

10 - 14 ONCE PER MONTH

5-9 ONCE OR TWICE A YEAR

0 NEVER

Berapa tingkat kekerapan karyawan terpapar oleh bahaya yg terkaji ?


KEPARAHAN / SEVERITY
50 FATALITY, PARA/QUADRIPLEGIA, BLINDNESS

40-49 PERMANENT DISABILITY, AMPUTATION, MUTILATION

30-39 FRACTURE, DISLOCATION, LACERATION REQUIRING SUTURES


MEDICAL TREATMENT INJURY, SEVERE SPRAINS/STRAINS, SECOND AND THIRD
20-29
DEGREE BURNS
10-19 REPEATED FIRST AID TREATMENTS, DEEP ABRASIONS, FIRST DEGREE BURNS
MINOR FIRST AID, SCRATCHES, BRUISING, PARTICLE IN EYE, SLIGHT ABRASIONS,
1- 9
SMALL FIRST DEGREE BURN
0 NO INJURY

Bagaimana Tingkat Keparahan cidera/kerusakan yg dapat terjadi oleh bahaya ?


PROBABILITY

25 CERTAINTLY

15 - 24 SIGNIFICANT CHANCE

10 - 14 POSSIBLE

5-9 POSSIBLE BUT UNLIKELY

1-4 EXTREMELY UNLIKELY

Bagaimana Tingkat Kemungkinan Bahaya tsb akan menyebabkan kecelakaan ?


NILAI BAHAYA

61 - 100 A serious hazard for which corrective action must be taken without delay

31 - 60 A moderate hazard requiring remedial action as soon as possible.


Warnings, personal protective equipment and notices may serve as
acceptable interim measures

1 - 30 A minor hazard falling into the category of acceptable level of risk and for
which there is little justification for control

Nilai Bahaya adalah Jumlah dr Kekerapan, Keparahan, dan Kemungkinan.


KLASIFIKASI BAHAYA
KELAS TINGKAT CIDERA/KERUSAKAN/KERUGIAN

Fatal, Cacat Tetap, Hilang Bagian Tubuh, Kebakaran/ Kerusakan Alat atau
A
Properti >Rp 50 juta, Hilang Produksi >Rp 40 juta,
MAJOR
Sengketa Lingkungan >Rp 50 juta (Segera No delay)

Cidera Berat, Cacat Sementara, kebakaran/kerusakan Alat atau property


B
<Rp 50 juta, Hilang Produksi <Rp 40 juta, Sengketa Lingkungan <Rp 50
SERIUS
juta
(Komplit dlm 1 minggu)

C Cidera Ringan, Sakit Jabatan (Ossupational Illness), Kebakara/Kerusakan


MINOR Alat atau Properti <Rp 15 juta, Hilang Produksi <Rp 10 juta,
Sengketa Lingkungan <Rp 15 juta. (OK dlm 1 bulan)
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN BAHAYA
UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI :
1. Inspection
2. Observation (Inspeksi Terencana)
3. Diskusi dengan para pekerja
4. Investigasi kecelakaan
5. literatur-literatur
6. Brainstorming serta menganalisis JSA, Safety Committee,
MSDS, Peraturan - peraturan
HIRARKI KONTROL BAHAYA
1. Primary Control Methods
Engineering Control

2. Secondary Control Methods


Administrative Control

3. Tertiary Control Methods


Work Practices, ….

4. Personal Protective Equipment ( PPE)


APD
PRIMARY CONTROL / ENGINEERING CONTROL
Metode Pengendalian Utama (Primary Control Methods); Pengendalian Secara Teknik
(Engineering Control / Rekayasa Teknik)
1. Mensubstitusi (mengganti) dgn proses/peralatan yg kurang bahaya
2. Mengurangi penggunaan zat/benda berbahaya (Eliminasi),
3. Pembuatan alat peringatan, dsb.
4. Mengganti proses utk mengurangi pemaparan
5. Menutupi/melindungi proses sehingga efek bahaya tdk tertranformasi ke pekerja.
6. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal atau umum utk mengurangi konsentrasi zat berbahaya di udara.
7. Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga kebisingan dan trauma ke badan dpt dikurangi.
8. Memasang peredam suara di sekeling peralatan yg bising
9. Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch point & rotating couplings.
10. Merelokasi katup (valves) switches and shutdown devices dari area yg berbahaya.
11. Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin di tempat-tempat pemuatan.
SECONDARY CONTROL / ADMINISTRATIF CONTROL
Metode Pengendalian Kedua (Secondary Control Methods) ; Pengendalian
Secara Administratif (Administratif Control)
Variasi proses manajemen untuk mengendalikan pengaruh bahaya seperti:
1. Pemilihan staff sesuai kompetensi,
2. Pembatasan jam kerja,
3. program pemeliharaan, prosedur,
4. Pemilihan kontraktor yang ahli/berpengalaman dengan bukti-bukti kesuksesan.
TERTIARY CONTROL / WORK PRACTICE
Metode Pengendalian Ketiga (Tertiary Control Methods) ; Pengendalian
Dengan Praktek Kerja (Work Practice)
1. Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja
2. Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap langkah kerja.
3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga kerjaan
4. Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan peralatan baru yang lebih baik.
5. Membuat tempat kerja yang lebih aman.
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT ( PPE) / APD

PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang pertama atau kedua dalam
kontrol bahaya di tempat kerja.
Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan kontrol pertama, kedua, dan
ketiga sedangkan PPE digunakan sebagai suatu kemungkinan dari
metode kontrol langkah terakhir.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai