Anda di halaman 1dari 16

INVESTIGASI KECELAKAAN

TERPEROSOKNYA EXCAVATOR
PROYEK TG. JATI - 4 AGUSTUS 2018
Investigasi oleh :
Head Office BBS Site Management BBS- TG JATI
Andri Hasyim ( HSE ) Artantyo ( PM )
Heri ( HSE ) Daris ( SM )
Suparman ( HSE )
Saeful ( Supervisor )
Investigasi dan Kunjungan Lapangan dilakukan Tanggal 9 Agustus 2018
Index
A. Data Kejadian
B. Kronologis
C. Fakta Lapangan
- Temuan Administratif
- Temuan Non Administratif / Teknis
D. Analisa Kejadian
- ( Metode Root Cause analysis ) Akar Permasalahan
- ( Metode Fishbone ) Faktor yang berkontribusi
E. Kesimpulan
F. Rekomendasi
A. Data Kejadian
AGUSTUS 2018 WAKTU KEJADIAN NAMA PENGAWAS SUBCONTRACTOR
YANG TERLIBAT

senin selasa rabu kamis jumat sabtu minggu 11:45 WIB Saeful Mandor Munawi

    1 2 3 4 5

PERALATAN YANG
6 7 8 9 10 11 12 LOKASI KEJADIAN NAMA SITE MANAGER
TERLIBAT

13 14 15 16 17 18 19 Tower 10 LEG B Daris Faadillah KOMATSU PC 200

20 21 22 23 24 25 26 Project TG JATI NAMA PROJECT MANAGER

27 28 29 30 31     Artantio

Tanggal Kejadian
 
Hari Minggu
 
B. Kronologis Laporan Dari Tempat Kejadian
Saat aktivitas penggalian tanah pada Lubang galian

Unit excavator, perlahan


terperosok turun kedalam lubang galian

2m 4,5 m

Dinding Tanah bagian dalam,


Tampak bergerak dan longsor
Kondisi Akhir posisi
Setelah terperosok
C. Fakta Lapangan
Temuan Administratif
No Temuan Positif Temuan Negatif
1 Operator yang terlibat sudah mengikuti Unit tidak memiliki SIA ( Surat izin alat ) dan Operator Excavator tidak mempunyai
Induksi K3 . SIO ( Surat Izin Operasional )
2 Terdapat bukti Briefing safety setiap kali Operator Excavator tidak pernah mengikuti pelatihan mengoperasikan Unit
mulai pekerjaan baru, paling tidak 1 minggu Excavator ( Tidak Ditemukan Bukti / sertifikat )
sekali.
3 Terdapat JSA yang menyebutkan harus Tidak ada ditemukan Bukti pemeriksaan unit sebelum digunakan
dipasang turap pada ( Persiapan ) lokasi yang
diprediksi longsor
4 Terdapat instruksi kerja pengoperasian Tidak ditemukan prosedur tertulis metode proteksi / standar slooping / trap
excavator
5 Ditempat Lain T45 ditemukan record Job safety analysis ( Analisa bahaya kerja pada area tersebut Tidak ada penggunaan
operator excavator dengan SIO ( Surat Izin excavator
Operasi )
Tidak ditemukan bukti dilakukan briefing Safety harian sebelum pekerjaan dimulai
oleh pengawas sesuai dengan bahaya dan resiko pekerjaan.
Instruksi kerja penggunaan Excavator tidak ada lingkup saat pengoperasian
Lokasi telah lama ditinggalkan < 8 Bulan dan Subkontraktor baru terlibat dalam
pekerjaan pondasi dari tanggal 28 Juli 2018
C. Fakta Lapangan
Temuan Non administratif / Teknis
1. Posisi excavator saat kunjungan dilakukan sudah dalam posisi
berdiri dan terdapat indikasi tanah longsor

Ketinggian
tanah pada sisi
lubang tampak
tinggi Indikasi
timbunan
material tanah
Posisi track yang longsor
C. Fakta Lapangan
Temuan Non administratif / Teknis
2. Tidak dilakukan pencegahan longsor dan pembuatan Turap
seperti yang tertulis pada JSA ( Job Safety Analysis )

Tanah berair / dan


dinding gembur
indikasi mudah longsor
Tidak dipasang turap
C. Fakta Lapangan
Temuan Non administratif / Teknis
3. Dinding galian dalam pada lokasi T10 / yang sama banyak
yang tampak terlepas / cekung ( Indikasi longsor )
C. Fakta Lapangan
Temuan Non administratif / Teknis
4. Terdapat tumpahan oli dan solar pada dasar galian

Indikasi tumpahan solar dan oli


dari excavator yang terbalik
D. Analisa Kejadian
Metode ( Root Cause ) akar permasalahan
? ? Tidak Diproteksi
Excavator
terperosok
Dinding tanah ( Turapan ) &
galian longsor Slooping

Kurangnya Pemahaman
Kurangnya sosialisasi ? prosedur kerja aman dan
?
JSA Tidak
prosedur kerja aman Subkontraktor / mandor
dari Site Management Dijalankan
baru terlibat dalam
kegiatan galian pondasi

Metode digunakan untuk mencari akar permasalahan untuk dapat dilakukan perbaikan
cepat dalam mencegah kejadian yang sama terjadi kembali
D. Analisa Kejadian
Metode ( Fish Bone ) Faktor yang berkontribusi
Penyebab - Penyebab Dampak

Orang Metode Organisasi


Training Operator tidak ada Tdk ada standar turapan Pengalaman kurang
/Subkon baru
Tidak ada SIO JSA dan prosedur Tidak lengkap
Supervisor baru
Kurang pemahaman Prosedur Penentuan kelas direview
Escavator
Excavator tidak diinspeksi Tanah lembek berair Terperosok
Tidak ada izin alat Dinding dalam galian
banyak yg terlepas

Equipment Lingkungan

Metode Fishbone digunakan untuk peningkatan perbaikan secara sistem manajemen


E. Kesimpulan
1. Root cause dari kejadian excavator terperosok di area Transmisi TG jati kemungkinan besar adalah dari
kurangnya sosialisasi JSA dan Prosedur kerja yang telah ditetapkan kepada para pihak yang terlibat.
2. Kejadian kecelakaan menimbulkan kerugian materil / kerusakan excavator ( Radiator , Oli Bocor ).
3. Kejadian kecelakaan tidak menimbulkan korban jiwa dan luka
4. Peralatan Alat berat tidak dilengkapi dengan Surat Izin Alat . Reff ( Permen 5 Tahun 1985 ) Pesawat angkat
dan angkut
5. Operator excavator yang terlibat tidak memiliki Surat izin operasi. ( Reff Permen 5 tahun 1985 pas 4
Pesawat angkat dan angkut ) dan ( Permen 9 Tahun 2010 Pas 3 ) operator dan petugas pesawat
angkat dan angkut Dinding tanah bagian dalam longsor adalah penyebab langsung excavator
terperosok .
6. Tidak ditemukan rekaman Safety Talk / Briefing harian K3 dengan Topik material longsor pada pekerjaan
Galian di T0
7. Tidak ditemukan prosedur standar metode turapan berdasarkan jenis tanah .
F. Rekomendasi
1. Perlu dilakukan verifikasi standar penerimaan Subkontraktor di Area TG Jati -
Transmisi dalam hal pemenuhan kriteria K3. ( SIO dan SIA ) menjadi Hal wajib
dipenuhi dalam setiap permintaan peralatan pesawat angkat angkut.
2. JSA dan prosedur kerja perlu dibuat sesuai dengan kebutuhan dan proses kerja
dan dipastikan tersosialisasi dan dipahami oleh para Subkontraktor dan pengawas
terlebih subkont/ mandor baru, dengan dilakukan Briefing dan meeting sebelum
bekerja .
3. Perlu dilakukan inspeksi ulang dan analisa terhadap struktur tanah sebelum
pekerjaan dilakukan , terlebih area yang sudah lama ditinggalkan.
4. Briefing harian sebelum bekerja disetiap lokasi kerja perlu dilakukan oleh para
pengawas dengan topik sesuai dengan bahaya dan resiko pekerjaan yang terkini.
Referensi
• Data Kunjungan Lapangan
• Izin Kerja
• Data Induction
• JSA ( Job safety Analysis )
• Prosedur pengoperasian Excavator
• Pernyataan Saksi 1 – 2- 3
• Permenaker 5 Tahun 1985 Pesawat angkat& Angkut
• Permenaker 10 Tahun 2010 Operator dan petugas pesawat angkat dan
angkut
TERIMA KASIH

Informasi lebih lanjut


andriarghakarya@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai