DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. ELISA TRIYANI 2020143041
2. LENI NUR OKTAVIA 2020143057
3. RAMANDA NOPRIYANSYAH 2020143073
4. RATIH ASMARA 2020143075
5. SEPTI DEBORA 2020143076
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan kepada kami sehingga telah terselesaikan makalah Konsep Dasar IPS
ini. Makalah ini kami susun untuk untuk keperluan tugas perkuliahan.
Kami selaku penulis berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna
dan juga bermanfaat serta menambah wawasan tentang pengetahuan kita semua.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini, dan membutuhkan saran serta perbaikannya. Oleh karena
itu kami sangat berterima kasih jika ada yang mau memberikan saran dan
kritikannya demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana ini bisa dengan mudah di mengerti dapat
di pahami maknanya. Kami minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan
makalah ini, serta bila ada kata – kata yang kurang berkenan di hati pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................3
A. Latar Belakang...............................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................4
C. Tujuan............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................5
A. Fenomena Fisik (Lingkungan Alam) dan Fenomena
Manusia (Lingkungan Sosial).......................................5
B. Kemajemukan Masyarakat di Indonesia ......................7
C. Pengaruh Kemajemukan Masyarakat di Indonesia........8
D. Kemajemukan Agama...................................................9
E. Kemajemukan Ras......................................................10
F. Kemajemukan Etnik.....................................................11
G. Pengaruh Kemajemukan Masyarakat Indonesia..........12
H. Pengertian Regional dan Geografi Regional................13
I. Ragam Region..............................................................13
J. Regionalisasi................................................................15
BAB 3 KESIMPULAN.........................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang lingkup IPS yang bersumber dari geografi antara lain meliputi
konsep-konsep tentang fenomena lingkungan fisik (lingkungan alam), kosep-
konsep tentang manusia (lingkungan sosial), serta konsep tentang berbagai region.
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga
dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang
mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia
lain. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling berkesinambungan karena lingkungan merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia
dan lingkunganya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya.
Etnik memiliki dimensi wujud dan isi kebudayaan yang yang berbeda.
Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik
yang tidak sama. Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa,
sistem teknologi, system mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial,
sistem pengetahuan, kesenian, dan religi.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fenomena yang terdapat dalam fenomena fisik?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemajemukan agama, ras dan
etnik ?
3. Apa saja macam-macam region ?
4. Bagaimana kemajemukan masyarakat di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kemajemukan masyarakat di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemajemukan masyarakat di Indonesia.
3. Untuk mengetahui apa itu kemajemukan agama.
4. Untuk mengetahui apa itu kemajemukan ras.
5. Untuk mengetahui apa itu kemajemukan etnik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fenomena Fisik (Lingkungan Alam) dan Fenomena
Manusia (Lingkungan Sosial)
Permukaan bumi merupakan tempat hidup berbagai makhluk hidup.
Menurut ilmu lingkungan, permukaan bumi adalah ekosistem yang sangat luas
dan dapat dibedakan atas sejumlah ekosistem yang lebih kecil. Di dalam
ekosistem terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan alam lingkungannya.
Ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan interaksi tersebut dikenal dengan
istilah ekologi.
Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki saling
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya, dan komponen yang
satu akan dipengaruhi yang lain. Jadi, dengan demikian, lingkungan hidup itu
merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri atas berbagai subsistem.
Subsistem itulah yang dinamakan dengan unsure atau komponen lingkungan
hidup.
5
untuk bernafas, membutuhkan air untuk minum dan mandi, serta membutuhkan
pakaian dan tempat tinggal yang semua bahan-bahannya berasal dari alam, baik
diambil langsung ataupun tidak.
6
B. Kemajemukan Masyarakat di Indonesia
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia
melahirkan masyarakat majemuk. Majemuk berarti banyak ragam,
beraneka, berjenis-jenis.
b) Bahasa daerah
d) Agama
b) Pendidikan
c) Pemukiman
d) Pekerjaan
7
e) Kedudukan sosial politik
3. Pembangunan
Pembangunan di berbagai sektor memberikan pengaruh bagi
keberagaman masyarakat Indonesia. Kemajemukan ekonomi dan
industralisasi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia menghasilkan kelas
sosial yang didasarkan pada aspek ekonomi. (Hermawan, Ruswandi dkk.
2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya).
8
4. Iklim dan tingkat kesuburan tanah yang
berlainan di berbagai daerah di Indonesia
Iklim yang berbeda diberbagai daerah menimbulkan kondisi alam
yang berlainan pula kondisi demikian akan membentuk pola perilaku dan
sistem mata pencaharian yang berbeda. Pada akhirnya akan tercipta
keberagaman antar daerah di Indonesia. (Hermawan, Ruswandi dkk. 2006.
Perkembangan Masyarakat dan Budaya).
D. Kemajemukan Agama
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat religius (agamis).
Kesetiaan dan kepatuhan nilai hidup religius atau keagamaan menjadi jiwa
atau semangat dasar sumber inspirasi, motivasi, dan tonggak pedoman
arah bagi manusia dalam menentukan dan mengambil sikap yang tepat dan
benar terhadap setiap perkembangan dan kemajuan yang ada.
9
mampu menilai secara kritis setiap perkembangan dan kemajuan yang ada,
serta dapat menentukan sikap yang tepat dan benar dalam situasi tersebut.
E. Kemajemukan Ras
Kata ras berasal dari bahasa prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama
kali istilah ini diperkenalkan Franqois Bernier, antropologi prancis untuk
mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori
atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang lalu
menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atau biologis.
(Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi).
10
a. Klasifikasi Ras di Dunia
Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi
membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok, yaitu:
- Kaukasoid.
- Negroid.
- Mongoloid.
F. Kemajemukan Etnik
Dengan kata lain, suatu kelompok etnik adalah kelompok yang
diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnik itu sendiri itu sebagai suatu
kelompok yang tersendiri. Walaupun perbedaan kelompok dikaitkan dengan
nenek moyang tertentu, namun cirri-ciri pengenalannya dapat berupa bahasa,
agama, wilayah kediaman, kebangsaan, bentuk fisik, atau gabungan dari beberapa
cirri tersebut. Istilah tersebut dapat digunakan bila mana beberapa perbedaan
kelompok dianggap cukup penting sehingga dapat dipakai untuk memisahkan
suatu kelompok tertentu dari kelompok lainnya. (Paul B. Horton dan Chester L.
Hunt. 1984. Sosiologi Jilid 2 Edisi Keenam).
11
G. Pengaruh Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan suku
bangsa, ras dan agama dapat dibagi atas pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positifnya adalah terdapat keanekaragaman budaya yang
terjalin serasi dan harmonis sehingga terwujud integrasi bangsa.
Pengaruh negatifnya antara lain :
a. Primordial
Karena adanya sikap primordial kebudayaan daerah, agama dan
kebiasaan di masa lalu tetap bertahan sampai kini. Sikap primordial yang
berlebihan disebut etnosentris. Jika sikap ini mewarnai interaksi di
masyarakat maka akan timbul konflik, karena setiap anggota masyarakat
akan mengukur keadaan atau situasi berdasarkan nilai dan norma
kelompoknya. Sikap ini menghambat tejadinya integrasi sosial atau
integrasi bangsa. Primordialisme harus diimbangi tenggang rasa dan
toleransi.
a. Stereotip Etnik
Interaksi sosial dalam masyarakat majemuk sering diwarnai
dengan stereotip etnik yaitu pandangan (image) umum suatu kelompok
etnis terhadap kelompok etnis lain (Horton & Hunt). Cara pandang
stereotip diterapkan tanpa pandang bulu terhadap semua anggota
kelompok etnis yang distereotipkan, tanpa memperhatikan adanya
perbedaan yang bersifat individual. Stereotip etnis disalah tafsirkan
dengan menguniversalkan beberapa ciri khusus dari beberapa anggota
kelompok etnis kepada ciri khusus seluruh anggota etnis.
Dengan adanya beberapa orang dari sukubangsa A yang tidak
berpendidikan formal atau berpendidikan formal rendah, orang dari suku
lain (B) menganggap semua orang dari sukubangsa A berpendidikan
rendah. Orang dari luar suku A menganggap suku bangsanya yang paling
baik dengan berpendidikan tinggi. Padahal anggapan itu bisa saja keliru
karena tidak semua orang dari sukubangsa di luar sukubangsa A
berpendidikan tinggi, banyak orang dari luar sukubangsa A yang
berpendidikan rendah. Jika interaksi sosial diwarnai stereotip negatip, akan
terjadi disintegrasi sosial. Orang akan memberlakukan anggota kelompok
etnis lain berdasarkan gambaran stereotip tersebut. Agar integrasi sosial
tidak rusak, setiap anggota masyarakat harus menyadari bahwa selain
sukubangsa ada faktor lain yang mempengaruhi sikap seseorang, yaitu
pendidikan, pengalaman, pergaulan dengan kelompok lain, wilayah tempat
tinggal, usia dan kedewasaan jiwa.
12
b. Potensi Konflik
Ciri utama masyarakat majemuk (plural society) menurut Furnifall
(1940) adalah kehidupan masyarakatnya berkelompok-kelompok yang
berdampingan secara fisik, tetapi mereka (secara essensi) terpisahkan oleh
perbedaan-perbedaan identitas sosial yang melekat pada diri mereka
masing-masing serta tidak tergabungnya mereka dalam satu unit politik
tertentu.
Mungkin pendekatan yang relevan untuk melihat persoalan
masyarakat majemuk ini adalah bahwa perbedaan kebudayaan atau agama
memang potensial untuk mendestabilkan negara-bangsa. Karena memang
terdapat perbedaan dalam orientasi dan cara memandang kehidupan ini,
sistem nilai yang tidak sama, dan agama yang dianut masing-masing juga
berlainan. Perbedaan di dalam dirinya melekat (inherent) potensi
pertentangan, suatu konflik yang tersembunyi (covert conflict). Namun
demikian, potensi itu tidak akan manifes untuk menjadi konflik terbuka
bila faktor-faktor lain tidak ikut memicunya. Dan dalam konteks persoalan
itu nampaknya faktor ekonomi dan politik sangat signifikan dalam
mendorong termanifestasinya konflik yang tadinya tersembunyi menjadi
terbuka.
I. Ragam Region
Wittlesay mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:
13
3. Region total atau compage : terdiri dari banyak unsur, atau gabungan antara
unsur fisik dan manusianya, seperti propinsi, negara, atau kawasan tertentu.
b. Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berhubungan dengan garis melingkar disebut nodal region
1. Generic Region
Wilayah yang diklasifikasikan berdasaekan jenisnya sehingga fungsi
wilayah yang bersangkutan diabaikan, misalnya wilayah iklim tropik, wilayah
iklim sedang, atau contoh lain wilayah vegetasi, wilayah hutan daun jarum,
wilayah hutan pantai, dan wilayah perkebunan teh. klasifikasi wilayah yang
terutama menekankan pada jenisnya, fungsinya diabaikan.
2. Spesific Region
Klasifikasi wilayah berdasarkan kekhusussannya merupakan daerah
tunggal mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus. Wilayah yang dalam
klasifikasinya menggunakan metode statististik deskripstif.
Stephen L.J Smith menjelaskan bahwa region ada beberapa jenis yaitu :
• Jika melihat berbagai klasifikasi di atas, terlihat bahwa region formal dan
region fungsional merupakan regionalisasi yang sangat penting dan umum
dipergunakan.
14
Stephen L.J Smith menjelaskan bahwa region ada beberapa jenis yaitu :
• Jika melihat berbagai klasifikasi di atas, terlihat bahwa region formal dan
region fungsional merupakan regionalisasi yang sangat penting dan umum
dipergunakan.
J. Regionalisasi
Pembuatan region adalah upaya mengklasifikasikan atau
mengelompokkan unsurunsur yang sama. Tujuan pembentukan
region adalah membuat lebih sederhana dengan cara menyatukan
tempat-tempat berdekatan menjadi satu kelompok.
15
Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di
batasi oleh kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara
internal. Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu;
1. Wilayah Homogen
2. Wilayah Nodal
3. Wilayah Administratif
4. Wilayah Perencanaan
16
KESIMPULAN
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga
dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang
mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia
lain. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan mahluk hidup, termasuk manusia dan lingkunganya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainya. Selain itu juga terdapat fenomena fisik (lingkungan alam) yang terbagi
menjadi 4 diantaranya :
17
DAFTAR PUSTAKA
http://ulfahnurulwardah.blogspot.com/2015/04/kemajemukan
-agama-ras-dan-etnik.html
http://dedekusyanto.blogspot.com?2017/02/fenomena-
fisikmanusia-dan-lingkungan.html
http://teknologimodern04.blogspot.com/2018/07/kelompok-
6-kemajemukan-agama-ras-dan.html
18