Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS SD

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. ELISA TRIYANI 2020143041
2. LENI NUR OKTAVIA 2020143057
3. RAMANDA NOPRIYANSYAH 2020143073
4. RATIH ASMARA 2020143075
5. SEPTI DEBORA 2020143076

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan kepada kami sehingga telah terselesaikan makalah Konsep Dasar IPS
ini. Makalah ini kami susun untuk untuk keperluan tugas perkuliahan.

             Kami selaku penulis berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna
dan juga bermanfaat serta menambah wawasan tentang pengetahuan kita semua.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini, dan membutuhkan saran serta perbaikannya. Oleh karena
itu kami sangat berterima kasih jika ada yang mau memberikan saran dan
kritikannya demi perbaikan makalah ini.

Semoga makalah yang sederhana ini bisa dengan mudah di mengerti dapat
di pahami maknanya. Kami minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan
makalah ini, serta bila ada kata – kata yang kurang berkenan di hati pembaca.

Palembang, 24 September 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................3
A. Latar Belakang...............................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................4
C. Tujuan............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................5
A. Fenomena Fisik (Lingkungan Alam) dan Fenomena
Manusia (Lingkungan Sosial).......................................5
B. Kemajemukan Masyarakat di Indonesia ......................7
C. Pengaruh Kemajemukan Masyarakat di Indonesia........8
D.  Kemajemukan Agama...................................................9
E.  Kemajemukan Ras......................................................10
F. Kemajemukan Etnik.....................................................11
G. Pengaruh Kemajemukan Masyarakat Indonesia..........12
H. Pengertian Regional dan Geografi Regional................13
I. Ragam Region..............................................................13
J. Regionalisasi................................................................15
BAB 3 KESIMPULAN.........................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ruang lingkup IPS yang bersumber dari geografi antara lain meliputi
konsep-konsep tentang fenomena lingkungan fisik (lingkungan alam), kosep-
konsep tentang manusia (lingkungan sosial), serta konsep tentang berbagai region.

Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga
dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang
mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia
lain. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling berkesinambungan karena lingkungan merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia
dan lingkunganya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya.

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak ras,suku


bangsa (etnik), serta agama berbeda yang tersebar di hamparan kepulauan dari
Sabang sampai Merauke. Ras menyangkut ciri-ciri jasmani pada manusia yang
diwariskan secara turun temurun. Ciri-ciri jasmani manusia secara rasial meliputi
warna kulit, tinggi badan, tipe dan warna rambut, bentuk tengkorak, bentuk
kelopak mata, golongan darah. Pembagian ras paling tua dilakukan oleh
Biomenbach, dengan menggunakan kriteria warna kulit. Berdasarkan warna kulit,
di dunia ada lima jenis ras, yaitu : ras putih (Kausasid), kuning (Mongolid), hitam
(Negrid atau Ethiopid),merah (Indian) dan coklat atau sawo matang (Melayu).

Etnik memiliki dimensi wujud dan isi kebudayaan yang yang berbeda.
Masing-masing etnik memiliki sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik
yang tidak sama. Demikian pula dimensi isi kebudayaan, yang berupa bahasa,
sistem teknologi, system mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial,
sistem pengetahuan, kesenian, dan religi.

Indonesia mempunyai enam agama yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu,


Budha, Konghuchu. Beragama berarti berusaha terus menerus untuk
menyempurnakan diri, menghindari segala yang tidak harmonis dengan cinta
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada sesama serta kepada alam lingkungan
sekitarnya.

3
B.  Rumusan Masalah
1. Apa saja fenomena yang terdapat dalam fenomena fisik?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemajemukan agama, ras dan
etnik ?
3. Apa saja macam-macam region ?
4. Bagaimana kemajemukan masyarakat di Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh kemajemukan masyarakat di Indonesia?

6. Apa yang dimaksud dengan kemajemukan agama?

7. Apa yang dimaksud dengan kemajemukan ras?

8. Apa yang dimaksud dengan kemajemukan etnik?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kemajemukan masyarakat di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemajemukan masyarakat di Indonesia.
3. Untuk mengetahui apa itu kemajemukan agama.
4. Untuk mengetahui apa itu kemajemukan ras.
5. Untuk mengetahui apa itu kemajemukan etnik.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fenomena Fisik (Lingkungan Alam) dan Fenomena
Manusia (Lingkungan Sosial)
Permukaan bumi merupakan tempat hidup berbagai makhluk hidup.
Menurut ilmu lingkungan, permukaan bumi adalah ekosistem yang sangat luas
dan dapat dibedakan atas sejumlah ekosistem yang lebih kecil. Di dalam
ekosistem terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan alam lingkungannya.
Ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan interaksi tersebut dikenal dengan
istilah  ekologi.

Istilah ekologi, pada awalnya diperkenalkan oleh salah seorang ahli


biologi Jerman, yang bernama Ernest Haekel. Menurut haekel, ekologi berasal
dari kata oikos yang artinya rumah tangga dan logos yang berarti pengetahuan.
Jadi ekologi, adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan timbal balik yang
dinamis antara makhluk hidup dengan rumah tangga atau lingkungannya.

Unsur dan atau komponen lingkungan hidup sebagaimana telah


disinggung diatas secara lebih rinci terdiri atas: (1) komponen lingkungan fisik
(abiotik environment) seperti tanah, batuan, dan iklim, (2) komponen biologi
(biotic environment) seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik, dan (3)
sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan sebagai hasil karya dan karsa
manusia sebagai lingkungan budaya (cultural environment).

Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki saling
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya, dan komponen yang
satu akan dipengaruhi yang lain. Jadi, dengan demikian, lingkungan hidup itu
merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri atas berbagai subsistem.
Subsistem itulah yang dinamakan dengan unsure atau komponen lingkungan
hidup.

Dengan penjelasan di atas, hidup manusia di permukaan bumi tidak


sendirian, melainkan ditemani makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan, dan jasad
renik. Makhluk hidup yang lain itu, bukanlah hanya sekedar teman biasa yang
berposisi netral terhadap manusia, melainkan kelangsungan hidup kita itu sangat
tergantung kepada mereka.

Hubungan antara makhluk hidup, terutama manusia dengan


lingkungannya, sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Ketika manusia hadir
untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka pada saat itu pulalah manusia
sudah membutuhkan bantuan lingkungan, seperti membutuhkan udara bersih

5
untuk bernafas, membutuhkan air untuk minum dan mandi, serta membutuhkan
pakaian dan tempat tinggal yang semua bahan-bahannya berasal dari alam, baik
diambil langsung ataupun tidak. 

Hubungan interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya yang


berbeda diyakini mempengaruhi kebudayaan manusia. Oleh karena lingkungan
alam berbeda maka kebudayaan tercipta juga akan berbeda satu dengan yang
lainnya. Bronislaw Malinowski dalam Mutakin dan Pasya (2002) mengatakan
bahwa lahirkan kebudayaan tercipta karena tuntutan kebutuhan dasar yang
direspon oleh budaya manusia.

Respon budaya ini sebagai suatu tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan


yang dialami setiap manusia semenjak kemunculannya. Adapun kebutuhan dasar
akan mendapat respon budaya dari setiap masyarakat, menurut Mutakin dan Pasya
(2002) sebagai berikut :

• Respon budaya terhadap kebutuhan yang menunjang terhadap


kehidupannya yang melahirkan mata pencaharian.

• Kebutuhan dasar kedua menyangkut keinginan untuk melanjutkan


keturunan yang pada dasarnya terjadi pada setiap manusia, tetapi disetiap
masyarakat menanggapinya dengan perkawinan yang disesuaikan dengan
nilai dan norma yang berlaku beserta system kekerabatannya.

• Kondisi alam di berbagai belahan bumi walaupun umum nampaknya


sama, tetapi setiap masyarakat yang berada diberbagai daerah dan
kebudayaannya akan menanggapi lingkungannya sendiri, baik yang berada
di tepi pantai, dataran rendah, maupun pegunungan, bahkan mereka yang
berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi atau di daerah yang
curah hujan rendah ataupun daerah yang memiliki suhu udara tinggi atau
di daerah yang suhu udaranya rendah.

• Manusia tidak akan selamanya terhindar dari kecelakaan yang mungkn


menimpanya, karena itu mererka harus menjaga keselamatannya sendiri.

• Setiap manusia semenjak dilahirkan sampai menjadi dewasa mengalami


pertumbuhan, setiap pertumbuhannya memerlukan pendidikan dan latihan
yang sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.

• Selanjutnya setiap masyarakat memiliki cara tersendiri untuk menjadi


sehat, baik dalam hal mengolah makanan, kebersihan lingkungan, ataupun
pengetahuan tentang pengobatan.

6
B. Kemajemukan Masyarakat di Indonesia
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia
melahirkan masyarakat majemuk. Majemuk berarti banyak ragam,
beraneka, berjenis-jenis.

 Kemajemukan masyarakat Indonesia ditunjukkan oleh struktur


masyarakatnya yang unik, karena beranekaragam dalam berbagai hal.
Selain itu ia juga mengatakan bahwa ciri utama masyarakatnya adalah
berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi
terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam suatu satuan politik.
Konsep ini merujuk pada masyarakat Indonesia masa kolonial.

Masyarakat Hindia-Belanda waktu itu dalam pengelompokan


komunitasnya didasarkan atas ras, etnik, ekonomi, dan agama. Konsep
masyarakat majemuk Furnivall diatas, dipertanyakan validitasnya sekarang
ini sebab telah terjadi perubahan fundamental akibat pembangunan serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Hermawan, Ruswandi dkk.
2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya). Usman Pelly (1989)
mengkategorikan masyarakat majemuk disuatu kota berdasarkan dua hal,
yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.( Kuswanto dan
Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi).

Secara horizontal, masyarakat majemuk dikelompokan


berdasarkan: (Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi)

a) Etnik dan ras tau asal usul keturunan

b)  Bahasa daerah

c)  Adat istiadat atau perilaku

d)  Agama

e) Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.

 Secara vertikal, masyarakat majemuk dikelompokan berdasarkan:


(Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi)

a) Penghasilan atau ekonomi

b) Pendidikan

c)  Pemukiman

d)  Pekerjaan

7
e) Kedudukan sosial politik

Adapun ciri-ciri masyarakat majemuk yaitu: (Kuswanto dan


Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi)

a) Segmentasi ke dalam kelompok-kelompok

b) Kurang mengembangkan consensus

c) Sering mengalami konflik

d) Integrasi sosial atas paksaan

e) Dominasi suatu kelompok atas kelompok lain

C. Pengaruh Kemajemukan Masyarakat di


Indonesia
1. Keadaan geografis wilayah Indonesia
  Kondisi geografis Indonesia yang  berupa kepulauan yang
dipisahkan oleh laut dan selat memungkinkan penduduk yang menempati
pulau itu tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang terisolasi dengan
yang lain. Setiap suku bangsa mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan
ikatan kebudayaan lainnya yang berbeda dengan suku bangsa yang lain.
(Hermawan, Ruswandi dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan
Budaya).

2. Letak kepulauan Indonesia diantara dua benua


dan dua samudra
 Letak geografis Indonesia memungkinkan masuknya pengaruh
asing dari berbagai bangsa.Bangsa asing tertarik untuk dating, singgah,
dan menetap di Indonesia.Mereka berupaya memperkenalkan budayanya
terhadap bangsa Indonesia. (Hermawan, Ruswandi dkk. 2006.
Perkembangan Masyarakat dan Budaya).

3. Pembangunan
         Pembangunan di berbagai sektor memberikan pengaruh bagi
keberagaman masyarakat Indonesia. Kemajemukan ekonomi dan
industralisasi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia menghasilkan kelas
sosial yang didasarkan pada aspek ekonomi. (Hermawan, Ruswandi dkk.
2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya).

8
4. Iklim dan tingkat kesuburan tanah yang
berlainan di berbagai daerah di Indonesia
             Iklim yang berbeda diberbagai daerah menimbulkan kondisi alam
yang berlainan pula kondisi demikian akan membentuk pola perilaku dan
sistem mata pencaharian yang berbeda. Pada akhirnya akan tercipta
keberagaman antar daerah di Indonesia. (Hermawan, Ruswandi dkk. 2006.
Perkembangan Masyarakat dan Budaya).

Ciri-ciri masyarakat majemuk menurut Vandenberg :

a.    Segmentasi ke dalam kelompok-kelompok

b.    Kurang mengembangkan konsensus

c.    Sering mengalami konflik

d.   Integrasi sosial atas paksaan

e.    Dominasi suatu kelompok atas kelompok lain

D. Kemajemukan Agama
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat religius (agamis).
Kesetiaan dan kepatuhan nilai hidup religius atau keagamaan menjadi jiwa
atau semangat dasar sumber inspirasi, motivasi, dan tonggak pedoman
arah bagi manusia dalam menentukan dan mengambil sikap yang tepat dan
benar terhadap setiap perkembangan dan kemajuan yang ada.

Agama-agama di Indonesia, melalui doktrin-doktrin imannya


mengajarkan bahwa dalam hubungan dengan sesama, manusia senantiasa
berusaha menciptakan sebuah relasi sosial yang harmonis dan human.
Manusia menjadi sesama bagi orang lain, yang ditunjukan lewat sikap
saling menghormati dan menghargai, saling membantu dan melayani serta
saling mencintai.

Dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar, setiap agama


mengajarkan agar manusia senantiasa berusaha mengolah, dan memelihara
kelestariannya. Kesalehan hidup religius dan kesetiaan pada komitmen
moral menjadi kompas kehidupan bagi manusia Indonesia di tengah
amukan dan arus badai masyarakat global.

Penghayatan hidup religius yang baik dan benar serta kesetiaan


merupakan komitmen moral menjadikan manusia semakin manusiawi dan

9
mampu menilai secara kritis setiap perkembangan dan kemajuan yang ada,
serta dapat menentukan sikap yang tepat dan benar dalam situasi tersebut.

Dengan demikian tidak dapat tergoda dan tenggelam dalam


superioritas dangkal dan mental mencari gampang. Fakta bahwa manusia
sering mengalami keterpecahan dan teraleinasi dari diri dan dunianya,
merupakan indikasi bahwa orang belum menghayati hidupnya secara baik
dan benar sesuai dengan ajaran imannya. Ia belum sanggup
mengaktualisasikan visi dan misi dasar keagamaannya.

E. Kemajemukan Ras
Kata ras berasal dari bahasa prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama
kali istilah ini diperkenalkan Franqois Bernier, antropologi prancis untuk
mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori
atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang lalu
menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atau biologis.
(Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi).

          Ras adalah kategori individu yang secara turun-temurun memiliki


ciri fisik dan biologis tertentu.  Manusia di dunia pasti memiliki perbedaan
fisik seperti warna kulit, bentuk hidung, bentuk rambut, dan sebagainya
antara manusia lainnya dimuka bumi. Ciri-ciri yang menjadi identitas dari
ras bersifat objektif atau somatic. Secara biologis, konsep ras selalu
dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelompok
orang ke dalam suatu kelompok tertentu yang secara genetik memiliki
kesamaan fisik, seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan
wajah. Perbedaan seperti itu hanya mewakili faktor tampilan luar.
(Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi).

Semua kelompok ras kurang lebih sama dalam karakteristik fisik


yang penting. Meskipun terdapat beberapa pengecualian, perbedaan fisik
yang ada hanyalah bersifat kosmetik dan tidak fungsional.Perbedaan fisik
pada makhuk manusia sangat sedikit, jika dibandingkan dengan perbedaan
fisik yang terdapat pada banyak makhluk hidup lainnya, misalnya anjing
dan kuda. (Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. Sosiologi)

             Kebanyakan ilmuwan dewasa ini sependapat bahwa semua


kelompok ras termasuk dalam satu rumpun yang merupakan hasil dari
suatu proses evolusi, dan semua kelompok ras kurang lebih sama kadar
kemiripannya dengan hewan lainnya. (Kuswanto dan Bambang Siswanto.
2003. Sosiologi)

10
a. Klasifikasi Ras di Dunia
Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi
membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok, yaitu:

- Kaukasoid.

- Negroid.

- Mongoloid.

b. Ras atau Sub-Ras di Indonesia


Adapun ras atau subras yang mendiami kepulauan Indonesia
adalah sebagai berikut:

1.  Papua melanesoid yang mendiami wilayah Papua, Aru, dan Kai.

2. Weddoid yang mendiami daerah Sumatra bagian barat laut.

3. Malayan Mongoloid yang meliputi Proto Melayu.

4. Negroid yang mendiami pegunungan Maoke Papua.

5.  Asiatic Mongoloid yang terdiri atas keturunan Tionghoa dan Jepang


yang tinggal di Indonesia.

6. Kaukasoid terdiri atas keturunan Belanda, Inggris, keturunan Arab,


India, Pakistan yang tinggal di Indonesia.

F. Kemajemukan Etnik
Dengan kata lain, suatu kelompok etnik adalah kelompok yang
diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnik itu sendiri itu sebagai suatu
kelompok yang tersendiri. Walaupun perbedaan kelompok dikaitkan dengan
nenek moyang tertentu, namun cirri-ciri pengenalannya dapat berupa bahasa,
agama, wilayah kediaman, kebangsaan, bentuk fisik, atau gabungan dari beberapa
cirri tersebut.  Istilah tersebut dapat digunakan bila mana beberapa perbedaan
kelompok dianggap cukup penting sehingga dapat dipakai untuk memisahkan
suatu kelompok tertentu dari kelompok lainnya. (Paul B. Horton dan Chester L.
Hunt. 1984. Sosiologi Jilid 2 Edisi Keenam).

11
G.     Pengaruh Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan suku
bangsa, ras dan agama dapat dibagi atas pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positifnya adalah terdapat keanekaragaman budaya yang
terjalin serasi dan harmonis sehingga terwujud integrasi bangsa.
Pengaruh negatifnya antara lain :

a. Primordial
            Karena adanya sikap primordial kebudayaan daerah, agama dan
kebiasaan di masa lalu tetap bertahan sampai kini. Sikap primordial yang
berlebihan disebut etnosentris. Jika sikap ini mewarnai interaksi di
masyarakat maka akan timbul konflik, karena setiap anggota masyarakat
akan mengukur keadaan atau situasi berdasarkan nilai dan norma
kelompoknya. Sikap ini menghambat tejadinya integrasi sosial atau
integrasi bangsa. Primordialisme harus diimbangi tenggang rasa dan
toleransi.
a. Stereotip Etnik
Interaksi sosial dalam masyarakat majemuk sering diwarnai
dengan stereotip etnik yaitu pandangan (image) umum suatu kelompok
etnis terhadap kelompok etnis lain (Horton & Hunt). Cara pandang
stereotip diterapkan tanpa pandang bulu terhadap semua anggota
kelompok etnis yang distereotipkan, tanpa memperhatikan adanya
perbedaan yang bersifat individual. Stereotip etnis disalah tafsirkan
dengan menguniversalkan beberapa ciri khusus dari beberapa anggota
kelompok etnis kepada ciri khusus seluruh anggota etnis.
           
 Dengan adanya beberapa orang dari sukubangsa A yang tidak
berpendidikan formal atau berpendidikan formal rendah, orang dari suku
lain (B) menganggap semua orang dari sukubangsa A berpendidikan
rendah. Orang dari luar suku A menganggap suku bangsanya yang paling
baik dengan berpendidikan tinggi. Padahal anggapan itu bisa saja keliru
karena tidak semua orang dari sukubangsa di luar sukubangsa A
berpendidikan tinggi, banyak orang dari luar sukubangsa A yang
berpendidikan rendah. Jika interaksi sosial diwarnai stereotip negatip, akan
terjadi disintegrasi sosial. Orang akan memberlakukan anggota kelompok
etnis lain berdasarkan gambaran stereotip tersebut. Agar integrasi sosial
tidak rusak, setiap anggota masyarakat harus menyadari bahwa selain
sukubangsa ada faktor lain yang mempengaruhi sikap seseorang, yaitu
pendidikan, pengalaman, pergaulan dengan kelompok lain, wilayah tempat
tinggal, usia dan kedewasaan jiwa.

12
b. Potensi Konflik
Ciri utama masyarakat majemuk (plural society) menurut Furnifall
(1940) adalah kehidupan masyarakatnya berkelompok-kelompok yang
berdampingan secara fisik, tetapi mereka (secara essensi) terpisahkan oleh
perbedaan-perbedaan identitas sosial yang melekat pada diri mereka
masing-masing serta tidak tergabungnya mereka dalam satu unit politik
tertentu.
 
 Mungkin pendekatan yang relevan untuk melihat persoalan
masyarakat majemuk ini adalah bahwa perbedaan kebudayaan atau agama
memang potensial untuk mendestabilkan negara-bangsa. Karena memang
terdapat perbedaan dalam orientasi dan cara memandang kehidupan ini,
sistem nilai yang tidak sama, dan agama yang dianut masing-masing juga
berlainan. Perbedaan di dalam dirinya melekat (inherent) potensi
pertentangan, suatu konflik yang tersembunyi (covert conflict). Namun
demikian, potensi itu tidak akan manifes untuk menjadi konflik terbuka
bila faktor-faktor lain tidak ikut memicunya. Dan dalam konteks persoalan
itu nampaknya faktor ekonomi dan politik sangat signifikan dalam
mendorong termanifestasinya konflik yang tadinya tersembunyi menjadi
terbuka.

  H. Pengertian Regional dan Geografi Regional


Regional merupakan ilmu keruangan secara formal, sebagai satu
rangkaian perubahan pandangan geografi dari nomotetik (memperhatikan hal-hal
yang bersifat umum dan universal) ke idiografik (memperhatikan hal-hal yang
khusus dan unik). Dari pandangan idiografik inilah melahirkan ilmu wilayah.

Pengertian  ruang dalam geografi mengandung pengertian integrasi


dari atmosfer, lithosfer, hidrosfer dan biosfer yang hidup didalamnya termasuk
manusia. Manusia sebagai perpaduan antara ratio atau akal dan budaya yang
melahirkan teknologi serta keimanan, menghasilkan pola-pola ter-sendiri dalarri
memanfaatkan alam lingkungan sekitarnya. Sehingga melahirkan satu keunikan
wilayah ( areal uniquenss) yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.

I. Ragam Region
Wittlesay mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:

1.     Nampakan iklim saja, tanah saja, sehingga menunjukkan areal saja.

2.     Multiple feature region : region yang menunjukkan kenampakkan majemuk,


seperti gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan dengan  budaya
bercocok tanam.

13
3.     Region total atau compage : terdiri dari banyak unsur, atau gabungan antara
unsur fisik dan manusianya, seperti propinsi, negara, atau kawasan tertentu.

Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari :

a.  Keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria tertentu disebut region uniform;

b.  Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling
berhubungan dengan garis melingkar disebut nodal region

1. Generic Region
Wilayah yang diklasifikasikan berdasaekan jenisnya sehingga fungsi
wilayah yang bersangkutan diabaikan, misalnya wilayah iklim tropik, wilayah
iklim sedang, atau contoh lain wilayah vegetasi, wilayah hutan daun jarum,
wilayah hutan pantai, dan wilayah perkebunan teh. klasifikasi wilayah yang
terutama menekankan pada jenisnya, fungsinya diabaikan.

2. Spesific Region
Klasifikasi wilayah berdasarkan kekhusussannya merupakan daerah
tunggal mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus. Wilayah yang dalam
klasifikasinya menggunakan metode statististik deskripstif.

Stephen L.J Smith menjelaskan bahwa region ada beberapa jenis yaitu :

• 1) Region a priori yaitu region yang dibuat tidak berdasarkan regionalisasi


secara metodologis,  jadi unsur kesamaannya dibentuk oleh pandangan
yang bersifat individul atau kepentingan tertentu seperti unsur politik,
kebiasaan setempat atau keuntungankeuntungan lainnya secara sepihak.

• 2) Region formal atau regional homogeniouns : region yang dibentuk


karena adanya kesamaan kenampakan secara internal;

• 3) Regional fungsional : region yang dibetuk oleh tinggi atau rendahnya


derajat interaksi antar tempat di permukaan bumi.

• Jika melihat berbagai klasifikasi di atas, terlihat bahwa region formal dan
region fungsional merupakan regionalisasi yang sangat penting dan umum
dipergunakan.

14
Stephen L.J Smith menjelaskan bahwa region ada beberapa jenis yaitu :

• 1) Region a priori yaitu region yang dibuat tidak berdasarkan regionalisasi


secara metodologis,  jadi unsur kesamaannya dibentuk oleh pandangan
yang bersifat individul atau kepentingan tertentu seperti unsur politik,
kebiasaan setempat atau keuntungankeuntungan lainnya secara sepihak.

• 2) Region formal atau regional homogeniouns : region yang dibentuk


karena adanya kesamaan kenampakan secara internal;

• 3) Regional fungsional : region yang dibetuk oleh tinggi atau rendahnya


derajat interaksi antar tempat di permukaan bumi.

• Jika melihat berbagai klasifikasi di atas, terlihat bahwa region formal dan
region fungsional merupakan regionalisasi yang sangat penting dan umum
dipergunakan.

J.     Regionalisasi
Pembuatan region adalah upaya mengklasifikasikan atau
mengelompokkan unsurunsur yang sama. Tujuan pembentukan
region adalah membuat lebih sederhana dengan cara menyatukan
tempat-tempat berdekatan menjadi satu kelompok.

 Regionalisasi dapat membantu kita :

a). Memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.

b). Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.

c). Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di


permukaan yang sangat beragam.

d). Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik fenomena


alam maupun manusia; Regionalisasi selalu berdasarkan kriteria
tertentu dan kepentingan tertentu.Contoh, pembagian region
berdasarkan iltlim, permukaan bumi dibedakan atas beberapa unsur
cuaca seperti suhu, curah hujan, penguapan, kelembaban, dan
angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat berguna untuk
mengetahui penyebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin
kurang begitu berguna dalam hal kepentingan komunikasi atau

15
Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di
batasi oleh kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara
internal. Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu;

1.    Wilayah Homogen

Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari


aspek/criteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama.

2.    Wilayah Nodal

Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara


fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan
daerah belakangnya (interland).

3.    Wilayah Administratif

Wilayah Administratif adalah wilayah yang batas-batasnya


di tentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan
atau politik, seperti propinsi, kabupaten, kecamatan,
desa/kelurahan, dan RT/RW. 

4.    Wilayah Perencanaan

Mendefinisikan wilayah perencanan (planning


region atau programming region) sebagai wilayah yang
memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan
ekonomi. 

16
KESIMPULAN
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupanya, dan manusia juga
dikatakan sebagai mahluk individu yakni hakikat manusia sebagai mahluk yang
mempunyai keinginan, kebutuhan dan perasaan yang berbeda dengan manusia
lain. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan mahluk hidup, termasuk manusia dan lingkunganya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainya. Selain itu juga terdapat fenomena fisik (lingkungan alam) yang terbagi
menjadi 4 diantaranya :

1. Fenomena fisik bumi yang digolongkan kedalam 4 kategori yakni iklim


dan cuaca, lempeng tektonik, erosi dan pembentukan tanah, sirkulasi air
dan sirkulasi perputaran air, binatang dan tumbuhan beserta ekosistemnya.
2.  Fenomena sosial  (fenomena manusia).
3. Kemajemukan Agama, Ras dan Etnik.
4. Ragam region.

Faktor yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah


sebagai berikut : keadaan geografi Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan,
letak Indonesia diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik serta diantara
Benua Asia, iklim yang berbeda serta struktur tanah di berbagai daerah kepulauan
Nusantara ini merupakan faktor yang menciptakan kemajemukan regional.

Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan agama, ras dan


suku bangsa dapat dibagi atas pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya
adalah terdapat keanekaragaman budaya yang terjalin serasi dan harmonis
sehingga terwujud integrasi bangsa. Pengaruh negatif, munculnya sikap
primordial (primordialisme) yang berlebihan yang mewarnai interaksi sosial
sehingga muncul disintegrasi atau konflik sosial.

Faktor yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah


sebagai berikut :

1. Keadaan geografi Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan.


2. Letak Indonesia diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik
serta diantara Benua Asia
3.  Iklim yang berbeda serta struktur tanah di berbagai daerah
kepulauan

17
DAFTAR PUSTAKA
http://ulfahnurulwardah.blogspot.com/2015/04/kemajemukan
-agama-ras-dan-etnik.html
http://dedekusyanto.blogspot.com?2017/02/fenomena-
fisikmanusia-dan-lingkungan.html
http://teknologimodern04.blogspot.com/2018/07/kelompok-
6-kemajemukan-agama-ras-dan.html

18

Anda mungkin juga menyukai