Anda di halaman 1dari 16

RELEVANSI KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

MAHASISWA S-1 PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN MASYARAKAT

DOSEN PENGAJAR

Siti Aminah Alfalathi, M.Pd

Fariz Hadi Imaduddien (191102021299)

Ulya Nurul Haq (191102021307)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS IBN KHALDUN

BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Konsep dan Tugas Perkembangan tepat waktu.

Makalah “Relevansi kependudukan dan lingkungan hidup dengan


pendidikan luar sekolah“ disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Kependudukan dan Kesejahtraan Sosial yang di ampu oleh Siti Aminah Alfalathi,
M.Pd Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang ;

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya Kepada Ibu Siti


Aminah Al Falathi, M.Pd. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 14 Oktober 2021

Penulis

ii
Catalog
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI...............................................................................................................................3
A. ILMU DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN................................................................................3
B. Lingkungan Hidup.........................................................................................................................6
1. Pengertian Lingkungan Hidup........................................................................................................6
2. Teori Lingkungan Hidup................................................................................................................6
C. Pendidikan Luar Sekolah...............................................................................................................9
1. Definisi PLS...................................................................................................................................9
2. Peran Pendidikan Luar Sekolah....................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................................12
KESIMPULAN...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita manusia hidup di planet yang bernama bumi. Di mana bumi
merupakan planet yang sangat cocok untuk ditempati oleh makhluk hidup,
karena kadar oksigen yang pas, air yang melimpah dan atmosfer bumi yang
menjaga bumi ini tetap aman. Sehingga di bumi tumbuh suburlah tumbuhan
tumbuhan yang tidak lain sebagai penunjang kehidupan kita semua. Oleh
karenanya manusia tidak bisa dilepaskan dari itu semua.

Segala yang ada di bumi atau di sekitar manusia adalah lingkungan. Maka
tanpa lingkungan ini kita manusia tidak akan pernah hidup. Karena kita butuh
itu semua.

Tapi lingkungan sebagai sumber kita hidup juga mempunyai batas. Maka
bumi ini pun terbatas dalam memberikan setiap kebutuhan manusia. Sehingga
apabila manusia terus bertambah, maka akan lebih terbatas lagi persediaan
yang disediakan oleh lingkungan kita. Ditambah lagi pengeksploitasian yang
terjadi bertambah memperparah keadaan.

Penduduk yang terus bertambah membuat kebutuhan manusia semakin


banyak. Di satu sisi jua, lingkungan terus dieksploitasi dan dirusak. Sehingga
alam sendiri sedikit sekali memberikan kebutuhan kita sebagai manusia.

Oleh karenanya kita sebagai manusia perlu menyadari bahwa lingkungan


yang kita tempati ini perlu kita jaga.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dari ilmu demografi atau kepedudukan?
2. Apa itu lingkungan dan apa saja teori lingkungan?

1
3. Apa peran pendidikan luar sekolah terhadap kependudukan dan
lingkungan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui mengenai konsep ilmu demografi atau kependudukan
2. Untuk mengetahui mengenai Apa itu lingkungan dan apa saja teori
lingkungan.
3. Untuk mengetahui Apa peran pendidikan luar sekolah terhadap
kependudukan dan lingkungan.

2
BAB II

KAJIAN TEORI
A. ILMU DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam
mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai
daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi
dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa
dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di
Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.

Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya.


Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat
berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya
dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan
wilayah tersebut dalam mendukung kehidupan.

Bidarti, Agustina. 2020. Teori Kependudukan. Bogor: Lindan Bestari.

Manusia, sejak permulaan keberadaannya di bumi, sudah hidup dari dan dengan
lingkungannya. Semasih segala kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan
memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya, dan semasih bumi mampu
memproses secara alamiah buangan/sisa yang diperlukan manusia, tidak ada
masalah yang perlu dikhawatirkan pada lingkungan. Namun, sejalan dengan
peningkatan kebutuhan dan perkembangan teknologi manusia, tampak masalah
lingkungan menjadi semakin memprihatinkan. Masalah lingkungan bukanlah
sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan sangat erat hubungannya dengan masalah
kependudukan dalam konteks penduduk dan pembangunan (Ananta, 1992;

3
Mantra,2001; Moertopo, 1992). Dalam hal ini, kerusakan lingkungan tidak hanya
sebagai akibat dari bertambahnya penduduk serta meningkatnya kebutuhan hidup.
Terdapat proses lain yang menyertai yang menyebabkan menipisnya sumber daya
alam menjadi jauh lebih parah.

Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai
gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada
lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan
segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang


cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian
karena dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan
manusia itu sendiri beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang
menyangkut kawasan laut, darat dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir
ini menunjukkan gejala kemerosotan makin meningkat dari tahun ke tahun.
Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan
tersebut, diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan.

Khoiri, Ahmad. Peterianus, Septian. 2021. Pendidikan Kependudukan dan


Lingkungan Hidup. Bandung: Media Sains Indonesia.

Kependudukan atau demografi berasal dari Bahasa Yunani, demos yang berarti
rakyat dan grafein yang berarti menulis, demografi adalah tulisan-tulisan tentang
rakyat/penduduk. Ilmu kependudukan menurut Donald J Boque adalah ilmu yang
mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan
distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa, melalui bekerjanya
lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Sedangakan menurut Hawthorn (1970)
demografi adalah studi tentang interaksi tingkat perkembangan dari 3 komponen
(kelahiran, kematian dan migrasi) dan studi tentang dampak dari perubahan
komposisi dan perkembangan dari penduduk.

4
Faqih, Achmad. 2010. Kependudukan: Teori, Fakta dan Masalah.
Yogyakarta: Deepublish.

Makna lingkungan menurut Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana tertera Pasal 1
ayat (13) adalah: (13) Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Kesatuan ruang maksudnya semua yang disebutkan di atas berada dalam


ruang/atau tempat yang sama dan bersama-sama membentuk satu sistem. Jadi
dalam kesatuan ruang itu masing-masing saling mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penggunaan istilah "lingkungan" sering kali
digunakan secara bergantian dengan istilah "lingkungan hidup". Kedua istilah
tersebut meskipun secara harfiah dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan
dengan makna yang sama, yaitu lingkungan dalalm pengertian yang luas, yang
meliputi lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (lingkungan hidup manusia,
lingkungan hidup hewan dan lingkungan hidup tumbuhan). Lingkungan hidup
juga memiliki makna yang berbeda dengan ekologi, ekosistem, dan daya dukung
lingkungan. Kendati demikian, ketiga hal yang disebutkan terakhir tidak dapat
dipisahkan dari pengertian lingkungan atau lingkungan hidup.

Lingkungan hidup terdiri atas dua unsur atau komponen yaitu unsur atau
komponen makhluk hidup (biotic) dan unsur atau komponen makhluk tak hidup
(abiotic). Di antara unsur-unsur tersebut terjalin suatu hubungan timbal balik,
saling memengaruhi dan ada ketergantungan satu sama lain. Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik tersebut dinamakan ekologi.

Wihardjo, Darmo Sihadi R. Rahmayanti, Henita. 2021. Pendidikan


Lingkungan Hidup. Pekalongan: Penerbit NEM.

5
B. Lingkungan Hidup

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya. Semua
komponen-komponen lingkungan hidup yang berhimpun dalam satu wadah
yang menjadi tempat berkumpulnya komponen itu disebut ruang.
Pada ruang ini berlangsung ekosistem, yaitu suatu susunan organisme
hidup dimana diantara lingkungan abiotik dan organisme tersebut terjalin
interaksi yang harmonis dan stabil, saling memberi dan menerima kehidupan.
Interaksi antara berbagai komponen tersebut ada kalanya bersifat positif
positif dan tidak jarang pula yang bersifat negatif. Keadaan yang bersifat
positif dapat terjadi apa bila terjadi keadaan yang mendorong dan membantu
kelancaran berlangsungnya proses kehidupan lingkungan.
Cara mengambil hasil hutan agar tetap terjaga kelestariannya misalnya
dengan sistem tebang pilih yaitu pohon yang ditebang hanya pohon yang
besar dan tua, agar pohon-pohon kecil yang sebelumnya yang terlindungi oleh
pohon besar, akan cepat menjadi besar menggantikan pohon yang ditebang
tersebut.

2. Teori Lingkungan Hidup

a) Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang
manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam,
baik secara langsung atau tidak langung.

6
Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya
manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu
yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian
sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam
pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan
kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian
tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
b) Biosentrisme
Teori Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada
ciptaan, sehingga komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada
ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai satu
kesatuan komunitas hidup (biotic community).
Inti pemikiran biosentrisme adalah bahwa setiap ciptaan
mempunyai nilai intrinsik dan keberadaannya memiliki relevansi moral.
Setiap ciptaan (makhluk hidup) pantas mendapatkan keprihatinan dan
tanggung jawab moral karena kehidupan merupakan inti pokok dari
konsern moral. Prinsip moral yang berlaku adalah “mempertahankan
serta memlihara kehidupan adalah baik secara moral, sedangkan merusak
dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral” (Light, 2003:
109). Biosentrisme memiliki tiga varian, yakni, the life centered theory
(hidup sebagai pusat), yang dikemukakan oleh Albert Schweizer dan Paul
Taylor, land ethic (etika bumi), dikemukakan oleh Aldo Leopold, dan
equal treatment (perlakuan setara), dikemukakan oleh Peter Singer dan
James Rachel.
c) Ekosentrisme
Ekosentrisme Berkaitan dengan etika lingkungan yang lebih luas.
Berbeda dengan biosentrisme yang hanya memusatkan pada etika pada
biosentrisme, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru
memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup
maupun tidak. Karena secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda
abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karenanya, kewajiban

7
dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.
Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap
semua realitas ekologis.

3. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup

a) Kerusakan lingkungan hidup oleh faktor alam : Kerusakan lingkungan


yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan bencana alam
seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa
bumi, tsunami dan sebagainya.

Banjir yang desebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi,


diikuti pula dengan kerusakan hutan yang semakin meluas. Banjir yang
sering pula disertai dengan tanah longsor telah menimbulkan kerusakan
terhadap lingkungan hidup.

Gempa bumi adalah kekuatan alamyang berasal dari dalam bumi,


menyebabkan getaran terjadi dipermukaan bumi. Gempa bumi sering
terjadi diberbagai belahan dunia, termasuk diindonesia. Gempa bumi
yang lemah tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan, tetapi bila
gempa yang terjadi sangat kuat akan menimbulkan kerusakan lingkungan
yang besar.

b) Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia


Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia
berlangsung secara terus menerus dan makin lama makin besar pula
kerusakan yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh kegiatan manusiaterjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran,
pengerukan, penebangangan hutan untuk berbagai keperluan, dan
sebagainya.

Limbah-limbah yang dibuang dapat berupa limbah cair maupun


padat, bila telah melebihi ambang batas, akan menimbulkan kerusakan
pada lingkungan, termasuk pengaruh buruk pada manusia.

8
C. Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah sebenarnya sudah ada sebelum pendidikan
formal lahir. Pendidikan luar sekolah (PLS) sesungguhnya bukan
merupakan hal yang baru dalam kehidupan manusia (Faure, 1981: 2).
Pendidikan luar sekolah berjalan sesuai dengan peradaban manusia yang
diwujudkan melalui berbagai kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam pelaksanaan, masyarakat melakukannya
melalui upacara-upacara tradisional, keagamaan, kebudayaan, dan
kegiatan belajar membelajarkan dalam bentuk magang oleh orang tua
kepada anaknya atau orang yang sudah tahu kepada orang yang ingin tahu
secara tradisional.

1. Definisi PLS

a) Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan luar sekolah adalah


semua kegiatan pendidikan yang terorganisasi, sistematis dan
dilaksanakan di luar sistem pendidikan formal, yang menghasilkan tipe-
tipe belajar yang dikehendaki oleh kelompok orang dewasa maupun
anak-anak.
b) Russel Kleis, dalam bukunya Non-formal Education mengemukakan
bahwa pendidikan luar sekolah adalah usaha pendidikan yang dilakukan
secara sengaja dan sistematis. Biasanya pendidikan ini berbeda dengan
pendidikan tradisional terutama yang menyangkut waktu, materi, isi dan
media. Pendidikan luar sekolah dilaksanakan dengan sukarela dan
selektif sesuai dengan keinginan serta kebutuhan peserta didik yang ingin
belajar dengan sungguh-sungguh.
c) Sudjana, mengemukakan pengertian pendidikan luar sekolah sebagai
berikut: "Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan belajar
membelajarkan, diselenggarakan luar jalur pendidikan sekolah dengan
tujuan untuk membantu peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi

9
diri berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aspirasi yang
bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, lembaga, bangsa, dan
negara.

2. Peran Pendidikan Luar Sekolah

Dampak dari perkembangan tingkat kebutuhan penduduk, berakibat pada


pengurasan dan pengrusakan lingkungan. Perilaku ini dapat kita lihat munculnya
beragam permasalahan lingkungan di darat, di air maupun di udara seperti
dibawah ini :

a) Penggunaan Air Tanah :Besarnya jumlah penduduk meningkat pula


kebutuhan untuk tersedianya air bersih. Air bersih merupakan kebutuhan
pokok untuk kelangsungan hidup dan kelayakan hidup manusia.
Kebutuhan akan air bersih merupakan syarat penting bagi kesehatan
manusia. Sumber air dari perusahaan air minum tidak dapat
mengimbangi besarnya jumlah penduduk, maka masyarakat yang tidak
terlayani oleh air PAM, menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-
hari. Cara ini mengakibatkan pada suatu saat nanti air tanah berkurang,
terjadi penurunan permukaan tanah, dan terjadi perembesan air laut
sehingga air tanahpun kelak tidak dapat dimanfaatkan.

b) Polusi Udara : Penggunaan kenderaan bermotor sekarang ini sangat


meninggkat pesat. Dalam 1 hari terjadi pembelian kenderaan beroda dua
mencapai 1000 kenderaan yang menyebar sampai ke daerah dan ke
pelosok desa. Selain itu aktivitas pabrik / industry, dan pembakaran hutan
menyebabkan udara mengalami pencemaran udara sudah sampai pada
tahap yang tidak baik bagi kesehatan khususnya pernafasan.

c) Sampah : Jumlah penduduk yang besar berarti sampah makin menjadi


menumpuk. Jumlah sampah yang sekarang ini sampai berjuta ton per
hari. Hal ini menjadi problema. Masih banyak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan tempat, serta masih banyak sampah

10
yang tidak terangkut setiap hari sehingga menimbulkan polusi udara dan
mengganggu kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sampah menjadi
persoalan yang sangat besar. Sampah dapat menimbulkan masalah lain
yakni banjir.

exponensial dari factor-faktor tersebut diatas, dalam waktu seratus tahun


mendatang ini akan membawa system dunia kepada batas-batas terakhir
kemampuan bumi, bahkan akan melampaui daya pikul planet kita. Studi
berkesimpulan bahwa apabila laju gerak pertumbuhan tidak dikendalikan,
keterbatasan yang dipaksakan oleh alam akan mengakibatkan ambruknya system-
sistem penunjang alamiah dan social. Guna mencegah terjadinya bentrokan
dengan batas-batas kemampuan alam tersebut, harus diusahakan untuk
menciptakan suatu keadaan dunia yang seimbang, dimana pertambahan penduduk
dan modal industry tetap stabil.

Menurut Arne Naess (2012) krisis lingkungan dewasa ini hanya bisa
diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap
alam secara fundamental dan radikal. Yang dibutuhkan adalah, sebuah pola hidup

atau gaya hidup baru yang tidak hanya menyangkut orang per orang, tetapi juga
budaya masyarakat secara keseluruhan. Artinya, dibutuhkan etika lingkungan
hidup yang menuntun manusia untuk berinteraksi secara baru dalam alam
semesta.

Upaya untuk merubah cara pandang itu dapat dilakukan melalui


pendidikan kepada penduduk/ masyarakat tentang lingkungan hidup yang
menimbulkan dampak pada kerusakan lingkungan hidup. Dunia pendidikan
berfungsi sebagai tempat mewariskan norma dan nilai budaya sekaligus sebagai
wadah untuk memperkenalkan dan membina norma-norma baru yang sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan pembangunan yang pada akhirnya kesadaran dan
perilaku berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup dapat terwujud.

11
Oleh karenanya PLS mempunyai peran besar dalam menyadarkan
masyarakat betapa pentingnya kita untuk menjaga lingkungan hidup ini. Karena
pendidikan formal tidak bisa menjangkau seluruh komponen masyarakat. Maka
dibutuhkan begitu banyak program untuk memberikan pendidikan kepada
masyarakat untuk seluruh kalangan. Tidak lain itu dilakukan agar kita menjaga
lingkungan ini tetap baik, sehingga bisa memberikan dan memenuhi kebutuhan
hidup kita.

BAB III

KESIMPULAN
Penduduk terus bertambah, sehingga bisa membuat kepadatan di bumi ini.
Hal ini juga berdampak kepada kebutuhan kita terhadap lingkungan yang
menyediakan kebutuhan manusia.

Bertambahnya penduduk juga berdampak kepada perusakan lingkungan


yang ada. Sehingga rusaknya lingkungan akan berdampak kepada pemenuhan
kebutuhan hidup kita. Maka perlu adanya penyadaran kepada masyarakat agar
menjaga lingkungan,

Peranan pendidikan sangat penting terhadap penduduk agar penduduk


memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan dalam menghadapi
permasalahan lingkungan. Pendidikan memberikan wawasan dan kesadaran pada
penduduk bagaimana seharusnya mereka bersikap dan bertingkahlaku terhadap
lingkungan hidupnya. Diperlukan etika tertentu yang mendasari perilaku
penduduk sehingga lingkungan hidup tidak makin mengalami degradasi.
Penduduk sebaiknya memperlakukan lingkungan biotic dan abiotik bukan sebagai

12
objek yang pasif, karena suatu saat nanti perlakuan yang tidak ramah lingkungan
itu berbalik kepada penduduk yang berakibat merugikan manusia itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Syamsi I. 2010. Pendidikan Luar Sekolah Sebagai Pemberdaya Masyarakat.
Diklus, Volume 14, Nomor 1.

Husin A. Peran Pendidikan Lingkungan Terhadap Pelestarian Lingkungan


Hidup. Jurnal kependudukan program pasca pendidikan

Bachtiar. 2007. Peranan Pendidikan Luar sekolah Dalam pembangunan


Berwawasan Lingkungan. Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 15 Th. VIII

Suka G. Buku Bahan Ajar Etika Lingkungan. Yogyakarta : Universitas Gadjah


Mada

13

Anda mungkin juga menyukai