W STALIN,
SEPTEMBER 1938
dari manusia, hubungan 2 ekonomi mereka. Akan tetapi ini tidak berarti
bahwa hubungan 2 produksi tidak mempengaruhi perkembangan
tenaga2produktif dan bahwa jang tersebut belakangan ini tidak bergantung
kepada jang pertama. Sedangkan perkembangan mereka bergantung
kepada perkembangan tenaga2 produktif, hubungan 2 produksi sebaliknja
mempengaruhi kembali perkembangan tenaga 2 produktif, mempertjepat
atau memperlambatnja. Dalam hubungan ini perlu ditjatat bahwa
hubungan 2produksi tidak bisa terlalu lama ketinggalan dibelakang dan
berada dalam keadaan jang bertentangan dengan pertumbuhan
tenaga 2produktif, karena tenaga 2 produktif bisa berkembang menurut
ukuran jang sepenuhnja hanja bila hubungan 2 produksi sesuai dengan
karakter, keadaan tenaga 2 produktif dan memberikan kebebasan
sepenuhnja bagi perkembangannja. Karena itu, biar bagaimana djuga
ketinggalannja hubungan 2 produksi dibelakang perkembangan
tenaga 2 produktif, mereka mesti, tjepat atau lambat, mendjadi sesuai dan
memang benar2 mendjadi sesuai dengan tingkat perkembangan
tenaga2 produktif, dengan karakter tenaga produktif. Kalau tidak kita akan
mengalami pelanggaran jang fundamentil dari kesatuan tenaga 2 produktif dan
hubungan2 produksi didalam sistim produksi, suatu kekatjauan produksi pada
umumnja, suatu krisis produksi, suatu kehantjuran tenaga 2produktif.
Suatu tjontoh dimana hubungan 2 produksi tidak sesuai dengan
karakter tenaga2 produktif, bertentangan dengan mereka, jalah
krisis2 ekonomi di-negeri2 kapitalis, dimana hakmilik perseorangan setjara
kapitalis atas alat2 produksi adalah sangat bertentangan dengan karakter
sosial dari proses produksi, dengan karakter tenaga 2 produktif. Ini berakibat
krisis2 ekonomi, jang menjebabkan kehantjuran tenaga2 produktif.
Selandjutnja, pertentangan ini sendiri merupakan dasar ekonomi dari revolusi
sosial, jang tudjuannja jalah menghantjurkan hubungan2 produksi jang ada
dan mentjiptakan hubungan2 produksi baru jang sesuai dengan karakter
tenaga2 produktif.
Sebaliknja, suatu tjontoh dimana hubungan 2produksi sepenuhnja
sesuai dengan karakter tenaga2produktif jalah ekonomi nasional Sosialis di
URSS, dimana hak milik sosial atas alat 2 produksi sepenuhnja sesuai dengan
karakter sosial proses produksi, dan dimana, karena itu, tidak dikenal krisis
ekonomi dan kehantjuran tenaga2 produktif.
Oleh karena itu, tenaga 2 produktif tidak hanja merupakan elemen jang
paling mobil dan revolusioner dalam produksi, tapi adalah djuga elemen jang
menentukan dalam perkembangan produksi.
Begitu keadaan tenaga2 produktif, begitulah tentu keadaan
hubungan2 produksi.
Kalau keadaan tenaga2 produktif memberikan djawaban pada
pertanjaan — dengan perkakas2produksi apakah manusia menghasilkan
nilai2 materiil jang mereka butuhkan ? — maka keadaan hubungan 2produksi
memberikan djawaban pada pertanjaan lainnja siapakah jang
memiliki alat2 produksi (tanah, hutan, air, sumber2 pelikan, bahan2 mentah,
perkakas2produksi, gedung2 perusahaan, alat2 pengangkutan dan
perhubungan, dsb.), siapakah jang menguasai alat 2 produksi itu, apakah
seluruh masjarakat, atau orang2 perseorangan, grup2 atau klas2 jang
menggunakannja untuk menghisap orang2, grup2 atau klas2 lainnja?
Dibawah ini adalah gambaran kasar perkembangan
tenaga 2 produktif mulai dari zaman purbakala sampai pada zaman kita
sekarang. Peralihan dari perkakas 2 batu jang kasar sampai pada busur
dan anak panah dan peralihan jang menjertai ini dari hidup berburu
kepemeliharaan hewan 2 dan pengangonan jang primitif; peralihan dari
perkakas2 batu ke-perkakas 2 logam (kapak besi, badjak kaju dengan najam
besi, dsb.), disertai dengan peralihan jang sesuai ketjotjoktanam dan
pertanian; perbaikan jang lebih djauh dari perkakas 2logam untuk
mengerdjakan bahan2, permulaan penggunaan embusan pandai-besi, mulai
dibikinnja barang2 grabah sedjalan dengan perkembangan keradjinan-tangan,
pemisahan keradjinan-tangan dari pertanian, perkembangan industri
keradjinan tangan jang berdiri sendiri dan kemudian perkembangan
manufaktur ; peralihan dari perkakas2 keradjinan-tangan ke-mesin2 dan
perubahan keradjinan-tangan dan manufaktur mendjadi industri mesin ;
peralihan kesistim mesin dan lahirnja industri mesin modem setjara
besar2an — demikianlah gambaran setjara umum dan jang djauh daripada
lengkap dari perkembangan tenaga 2 produktif masjarakat selama sedjarah
manusia. Mendjadi djelaslah bahwa perkembangan dan perbaikan
perkakas2produksi itu dilaksanakan oleh manusia jang bersangkutan
dengan produksi dan tidak terlepas dari manusia; dan karena itu,
perubahan dan perkembangan perkakas 2 produksi disertai oleh perubahan
dan perkembangan manusia, sebagai elemen jang terpenting dari
tenaga 2 produktif, oleh perubahan dan perkembangan pengalaman mereka
dalam produksi, ketjakapan bekerdja mereka, kepandaian mereka
memakai perkakas 2 produksi.
Selaras dengan perubahan dan perkembangan tenaga2 produktif
masjarakat didalam perdjalanan sedjarah, djuga hubungan 2 produksi dari
manusia, hubungan2 ekonomi mereka berubah dan berkembang.
Sedjarah mengenal lima matjam hubungan produksi'
jang pokok jaitu : komune primitif, pemilikan-budak, feodal, kapitalis dan
Sosialis.
Dasar hubungan 2 produksi dalam sistim komune primitif jalah bahwa
2
alat produksi dimiliki setjara sosial. Ini pada dasarnja sesuai dengan
karakter tenaga 2 produktif pada masa itu. Perkakas 2 bath, dan kemudian,
busur dan panah, menutup kemungkinan bagi manusia setjara sendiri 2 me-
lawan kekuatan alam dan binatang 2buas. Untuk mengumpulkan buah 2an
dari hutan, menangkap ikan, membikin sematjam rumah, manusia terpaksa
bekerdja bersama djika mereka tidak hendak mati kelaparan, atau djatuh
mendjadi mangsa binatang buas atau masjarakat2 jang tinggal berdekatan.
Bekerdja bersama menimbulkanhakmilik bersama atas alat 2 produksi,
begitu djuga atas hasil2 produksi. Disini belum ada pengertian hakmilik
perseorangan atas alat2 produksi, ketjuali hak milik pribadi atas beberapa
perkakas produksi, jang bersamaan dengan itu djuga merupakan alat untuk
pembelaan diri terhadap binatang buas. Disini tidak ada penghisapan, tidak
ada klas2.
Dasar hubungan 2 produksi dalam sistim pemilikan budak jalah
bahwa pemilik budak memiliki alat 2 produksi; dia djuga memiliki pekerdja
jang melakukan produksi budak, jang bisa dia djual, dia beli atau dia
bunuh seperti hewan sadja. Hubungan 2produksi sedemikian itu pada
dasarnja sesuai dengan keadaan tenaga 2 produktif pada masa itu. Sebagai
ganti perkakas 2 batu, sekarang manusia mempunjai perkakas 2 logam jang
bisa mereka pergunakan; sebagai ganti mata-pentjarian jang menjedihkan
dan primitif dari pemburu, jang tidak mengenal baik pengangonan maupun
pertanian, sekarang timbullah pengangonan, pertanian, keradjinan-tangan,
dan suatu pembagian kerdja diantara tjabang 2 produksi ini. Timbullah ke-
mungkinan tukar-menukar hasil 2 diantara orang 2dan diantara masjarakat 2,
kemungkinan penumpukan kekajaan dalam tangan beberapa orang,
penumpukan jang sungguh 2 dari alat 2produksi dalam tangan golongan
tersedikit, dan kemungkinan penaklukan golongan terbanjak oleh golongan
tersedikit dan didjadikannja mereka sebagai budak. Disini kita tidak
mendapatkan lagi kerdja bersama dan bebas dari semua anggota
masjarakat dalam proses produksi — disini berlaku kerdja paksa budak 2,
jang dihisap oleh kaum pemilik budak jang tidak bekerdja. Karena itu disini
tidak ada hak milik bersama atas alat2 produksi atau atas hasil2produksi. la
diganti oleh hak milik perseorangan. Disini pemilik budak nampak sebagai
pemilik harta benda jang terutama dan terpenting dalam arti kata jang
sesungguhnja.
Kaja dan miskin, kaum penghisap dan kaum terhisap, orang 2 jang
mempunjai hak penuh dan orang 2 jang tidak mempunjai hak, dan
perdjuangan klas jang sengit diantara mereka — demikianlah gambaran
sistim pemilikan-budak. Dasar hubungan 2 produksi dalam sistim feodal
jalah bahwa than feodal memiliki alat 2 produksi dan tidak memiliki
sepenuhnja pekerdja jang melakukan produksi hamba, jang tidak bisa lagi
dibunuh begitu sadja oleh tuan feodal, tetapi jang bisa dia beli dan djual.
Disamping hak-milik feodal disitu terdapat hak milik perseorangan petani dan
tukang keradjinan-tangan atas perkakas produksinja serta perusahaan
perseorangannja jang didasarkan atas tenaga-kerdjanja sendiri.
Hubungan2 produksi sedemikian itu pada dasarnja sesuai dengan keadaan
tenaga2 produktif pada masa itu. Perbaikan 2 lebih landjut dalam melebur dan
mengerdjakan besi ; meluasnja badjak besi dan pertenunan ; perkembangan
jang lebih djauh dari pertanian, perkebunan, penanaman anggur dan
pembikinan hasil2 dari susu; timbulnja perusahaan2manufaktur disamping
bengkel2 keradjinan-tangan — demikianlah tjiri2 jang karakteristik dari
keadaan tenaga2 produktif.
Tenaga 2 produktif jang baru menuntut supaja pekerdja
menundjukkan inisiatif dalam produksi dan ketjenderungan untuk bekerdja,
minat dalam pekerdjaan. Karena itu tuan feodal melemparkan budak,
sebagai pekerdja jang tidak mempunjai minat dalam pekerdjaan dan
samasekali tanpa inisiatif, dan lebih suka berurusan dengan hamba, jang
mempunjai perusahaannja sendiri, perkakas 2 produksinja sendiri, dan
sekedar minat dalam pekerdjaan jang perlu untuk menggarap tanah dan
untuk membajar kepada tuan feodal dengan sebagian dari hasil panennja
dalam udjud bahan.
Disini hak milik perseorangan telah berkembang lebih djauh.
Penghisapan hampir sama hebatnja dengan penghisapan dalam sistim
pemilikan-budak — ia hanja sedikit diperlunak. Perdjuangan klas antara kaum
penghisp dan kaum terhisap merupakan tjiri pokok dari sistim feodal.
Dasar hubungan2 produksi dalam sistim kapitalis jalah bahwa si
kapitalis memiliki alat2produksi, tetapi tidak memiliki kaum pekerdja didalam
produksi — kaum pekerdja upahan, jang tidak bisa dibunuh atau didjual oleh
sikapitalis sebab mereka perseorangan adalah merdeka, tetapi tidak
mempunjai alat2 produksi dan, supaja tidak mati kelaparan, terpaksa
mendjual tenaga-kerdja mereka kepada sikapitalis dan hares memikul
beban penghisapan.
Disamping hak milik kapitalis atas alat 2produksi kita dapati,
2 2 2
mula sangat luas, milik perseorangan petani dan tukang keradjinan-tangan
atas alat2 produksi, petani2 dan tukang2 keradjinan-tangan ini tidak lagi
mendjadi hamba dan milik perseorangan mereka ini berdasarkan
kerdjaperseorangan mereka sendiri. Sebagai pengganti bengkel 2 keradjinan-
tangan dan manufaktur, maka timbullah perusahaan 2 dan fabrik2 raksasa
jang diperlengkapi dengan mesin 2 . Sebagai pengganti perusahaan
pertanian kaum bangsawan, jang dikerdjakan dengan perkakas
2
produksi jang primitif dari petani, timbul sekarang perusahaan pertanian
kapitalis jang besar jang didjalankan setjara ilmiah dan diperlengkapi
dengan mesin2pertanian.
Tenaga 2 produktif jang baru menghendaki supaja kaum buruh
didalam produksi mempunjai pendidikan lebih baik dan lebih tjerdas daripada
hamba2 jang tertindas dan tidak berpengetahuan, hingga mereka bisa
memahami mesin2 dan mendjalankannja dengan tepat. Karena itu, kaum ka-
pitalis lebih suka berurusan dengan kaum buruh upahan jang bebas dari
ikatan2 perhambaan dan jang tjukup terdidik untuk dapat mendjalankan
mesin2dengan tepat.
Tetapi sesudah mengembangkan tenaga2produktif sampai tingkat jang
hebat sekali, kapitalisme mendjadi terdjirat dalam pertentangan 2jang tidak
bisa ia petjahkan. Dengan memproduksi djumlah barang-dagangan 2 jang
semakin banjak, dan menurunkan harga 2nja, kapitalisme memperhebat
persaingan, membinasakan pemilik2 perseorangan ketjil dan menengah,
membikin mereka mendjadi kaum proletar dan mengurangi daja beli mereka,
dengan akibat bahwa mendjadi tidak mungkin untuk mendjual barang-
dagangan2 jang dihasilkan. Di fihak lain, dengan meluaskan produksi dan
memusatkan djutaan kaum buruh dalam perusahaan 2 dan fabrik2raksasa,
kapitalisme memberikan watak sosial pada proses produksi dan dengan
demikian merusak dasarnja sendiri, karena watak sosial produksi menuntut
pemilikan sosial atas alat2 produksi; tetapi alat2 produksi tetap mendjadi milik
perseorangan setjara kapitalis, jang bertentangan sama sekali dengan watak
sosial proses produksi.
Pertentangan 2 jang tidak bisa didamaikan ini antara watak
2 2
tenaga produktif dan hubungan produksi bisa dirasakan dalam
krisis2 kelebihan produksi jang periodik, diwaktu kaum kapitalis, karena
tidak mendapatkan permintaan jang tjukup banjak alas barang 2nja
berhubung dengan kemiskinan massa penduduk jang mereka timbul kan
sendiri, terpaksa membakar hasil 2, menghantjurkan barang 2 jang telah
dibikin, menghentikan produksi, dan menghantjurkan tenaga 2 produktif
pada saat ketika djutaan Rakjat terpaksa mengalami pengangguran dan
kelaparan, bukan karena tidak ada tjukup barang 2, tetapi karena
kebanjakan barang 2 jang dihasilkan.
Ini berarti bahwa hubungan 2 produksi kapitalis sudah tidak sesuai
lagi dengan keadaan tenaga 2 produktif masjarakat dan telah mendjadi
pertentangan jang tidak bisa didamaikan dengan mereka.
Ini berarti bahwa kapitalisme telah hamil dengan revolusi, jang tugas
kewadjibannja jalah menggantikan pemilikan setjara kapitalis atas
alat2produksi jang sedang berlaku dengan pemilikan setjara Sosialis.
Ini berarti bahwa tjiri pokok sistim kapitalis jalah perdjuangan klas
jang paling sengit antara kaum penghisap dan kaum terhisap.
Dasar hubungan2 produksi dalam sistim Sosialis, jang sementara ini
baru didirikan di URSS, jalah pemilikan setjara sosial atas alat 2 produksi.
Disini tidak ada lagi kaum penghisap dan kaum terhisap. Barang 2 jang dihasil-
kan dibagikan menurut kerdja jang dilakukan, atas prinsip „Siapa jang tidak
bekerdja, is djuga tidak akan makan". Disini hubungan 2orang satusamalain
dalam proses produksi ditandai oleh kerdjasama setjara persaudaraan dan
saling-bantu setjara Sosialis antara kaum buruh jang bebas dari penghisapan.
Disini hubungan2 produksi sepenuhnja sesuai dengan keadaan
2
tenaga produktif, karena watak sosial proses produksi diperkuat oleh
pemilikan setjara sosial atas alat2 produksi.
Karena itu produksi setjara Sosialis di URSS tidak mengenal
2
krisis kelebihan produksi jang periodik dengan segala keedanan jang
mengikutinja.
Karena itu, tenaga2 produktif disini berkembang dengan langkah jang
tjepat, sebab hubungan2 produksi jang sesuai dengan tenaga2produktif
memberikan keleluasaan sepenuh 2nja bagi perkembangan sedemikian itu.
Demikianlah gambaran perkembangan hubungan 2 produksi dari
manusia dalam perdjalanan sedjarah manusia.
Demikianlah ketergantungan perkembangan hubungan 2 produksi pada
perkembangan tenaga2produktif masjarakat, dan terutama sekali, pada
perkembangan perkakas2 produksi,oleh karena ketergantungan itu maka
perubahan2 dan perkembangan tenaga2 produktif tjepat atau lambat mem-
bawa perubahan2 dan perkembangan hubungan2produksi jang sesuai.
„Pemakaian dan pembikinan perkakas 2 kerdja" kata Marx, „meskipun
terdapat dalam tingkat permulaan diantara djenis 2binatang tertentu,
adalah mendjadi sifat chusus proses-kerdja manusia, dan dari itu Franklin
membikin definisi manusia sebagai hewan pembikin perkakas.
Bekas2 perkakas kerdja zaman dulu adalah sama pentingnja bagi
penjelidikan bentuk 2 ekonomi masjarakat jang lampau, seperti halnja
dengan bekas 2 (fosil) tulang-belulang bagi penentuan djenis 2 binatang jang
sudah tidak ada lagi. Bukanlah barang 2 apa jangdibikin, tetapi bagaimana ,
barang2itu dibikin, dan dengan perkakas2apa, jang memungkinkan kita mem-
beda-bedakan berbagai zaman ekonomi. Perkakasperkakas kerdja tidak hanja
memberikan ukuran tingkat perkembangan jang telah ditjapai oleh kerdja
manusia, tetapi mereka adalah djuga penundjuk bagi keadaan 2 sosial dalam
mana kerdja itu dilakukan". (Karl Marx,Kapital, London 1908,
Djilid I,halaman 159).
Dan seterusnja :
„Hubungan 2 sosial adalah rapat hubungannja dengan tenaga 2produktif.
Dalam memperoleh tenaga 2 produktif barn manusia mengubah tjara
produksi mereka ; dan dalam mengubah tjara produksi mereka, dalam
mengubah tjara memperoleh penghidupan mereka, mereka mengubah
semua hubungan sosialnja. Kilangtangan memberikan pada kita masjarakat
dengan tuan feodal; kilang-uap, suatu masjarakat dengan kaum kapitalis
industri". (Karl Marx,Kemiskinan Filsafat, Edisi Inggris, Moskow 1935, hal.
92).
„Ada gerak jang terus-menerus dari pertumbuhan dalam tenaga 2produktif,
dari kehantjuran dalam hubungan2 sosial, dari pembentukan dalam ide2;
satu2nja jang tidak bergerak jalah abstraksi dari gerak". (Dalam buku itu
djuga,hal.93).
Berbitjara tentang materialisme historis sebagaimana dirumuskan
dalam Manifes Komunis Engels mengatakan:
“ …………. Produksi ekonomi dan susunan masjarakat setiap zaman sedjarah
jang tidak boleh tidak mesti timbul daripadanja, merupakan dasar sedjarah
politikdan intelek zaman itu ; karena itu (sedjak hantjurnja pemilikan
bersama primitif atas tanah) seluruh sedjarah adalah sedjarah perdjuangan
klas, sedjarah perdjuangan antara klas jang dihisap dengan jang menghisap,
antara klas jang dikuasai dengan jang menguasai dalam berbagai tingkat
perkembangan masjarakattetapi perdjuangan ini sekarang telah mentjapai
suatu tingkat dimana klas jang dihisap dan ditindas (proletariat) tak dapat
lagi membebaskan dirinja dari klas jang menghisap dan menindasnja
(burdjuasi), tanpa bersamaan dengan itu membebaskan untuk se-lama 2nja
seluruh masjarakat dari penghisapan, penindasan dan perdjuangan klas."
(Pendahuluan pada Manifes Partai Komunis, J. „Pembaruan", tjetakan III, hal.
22).
d) Tjiri jang ketiga dari produksi jalah bahwa lahirnja tenaga2 produktif jang
baru dan hubungan2produksi jang sesuai dengan tenaga 2 produktif itu tidak
terdjadi setjara terpisah dari sistim jang lama, sesudah lenjapnja
sistim jang lama, tetapi didalam sistim jang lama ; ia terdjadi bukan sebagai
hasil aktivitet jang difikirkan dan sedar dari manusia, tetapi setjara spontan,
tidak sedar, lepas dari kemauan manusia. Ia terdjadi setjara spontan dan
lepas dari kemauan manusia karena dua sebab.
Pertama, karena manusia tidak bebas untuk memilih satu atau lain
tjara produksi, karena pada saat tiap generasi baru memasuki kehidupan
ia mendjumpai tenaga 2 produktif dan hubungan2produksi jang sudah ada
sebagai pekerdjaan generasi2jang dulu, berhubung dengan itu ia mula2 harus
menerima dan menjesuaikan dirinja dengan semua jang sudah djadi dalam
lapangan produksi supaja bisa menghasilkan nilai2 materiil.
Kedua, karena, pada waktu memperbaiki satu atau lain perkakas
produksi, satu atau lain elemen tenaga 2 produktif, manusia tidak sedar, tidak
mengerti atau tidak memikirkan akibat2 sosial apa jang akan dibawa oleh
perbaikan2 ini, tetapi hanja memikirkan kepentingan2 mereka sehari2,
bagaimana meringankan kerdja mereka dan memperoleh beberapa manfaat
jang langsung dan njata bagi mereka sendiri.
Ketika beberapa angggota masjarakat komune primitif, dengan ber-
angsur2 dan meraba2, beralih dari pemakaian perkakas2 batu kepemakaian
perkakas2 besi, mereka, sudah tentu, tidak mengetahui dan tidak
memikirkan,akibat2 sosial apa jang akan dibawa oleh pembaruan ini ; mereka
tidak mengerti atau menginsjafi bahwa perubahan ke-perkakas2 logam berarti
suatu revolusi dalam produksi, bahwa ia pada achirnja akan menudju
kesistim pemilikan-budak. Mereka hanja man meringankan kerdja mereka
dan memperoleh manfaat jang langsung dan njata ; aktivitet mereka jang
setjara sedar hanja terbatas dalam lingkungan 2" jang sempit dari kepentingan
perseorangan se-hari2 ini.
Ketika dalam masa sistim feodal, burdjuasi Eropa jang masih muda
mulai mendirikan, disamping bengkel 2 pertukangan gilda jang ketjil,
fabrik2 besar, dan dengan demikian memadjukan tenaga 2 produktif
masjarakat, mereka sudah tentu tidak tahu dan tidak memikirkan
akibat2 sosial apa jang akan dibawa oleh pembaruan ini; mereka tidak
sedar atau mengerti bahwa pembaruan jang „ketjil" ini akan menimbulkan
penghimpunan kembali kekuatan 2 sosial jang mesti akan berachir dengan
revolusi baik terhadap kekuasaan radja 2, jang karunia 2nja sangat mereka
hargai, maupun terhadap kaum bangsawan, kedalam barisan siapa
wakil2 mereka jang terkemuka tidak djarang sangat ingin memasukinja.
Mereka hanja ingin menurunkan ongkos produksi barang 2, membandjiri
pasar2 Asia dan Amerika jang baru sadja diketemukan dengan barang-
barang dalam djumlah jang lebih besar, dan memperoleh keuntungan-
keuntungan jang lebih besar. Aktivitet mereka jang sedar terbatas dalam
lingkungan 2 jang sempit dari tudjuan praktis se-hari 2 jang biasa ini.
Pada waktu kaum kapitalis Rusia, bersama 2dengan kaum kapitalis
asing, dengan sekuat tenaga mendirikan industri mesin modern jang besar 2 di
Rusia, dengan membiarkan tsanisme tetap utuh dan menjerahkan kaum tani
pada belas-kasihan tuantanah2, mereka sudah tentu tidak mengetahui dan
tidak memikirkan akibat2 sosial apa jang akan dibawa oleh pertumbuhan jang
luas dari tenaga2produktif ini ; mereka tidak sedar atau mengerti bahwa
lompatan jang djauh ini dalam dunia tenaga2produktif masjarakat akan
menimbulkan penghimpunan kembali kekuatan 2 sosial jang akan
memungkinkan proletariat menggalang persatuan dengan kaum tani dan
menimbulkan revolusi Sosialis jang menang. Mereka hanja ingin
memperluas produksi industri sampai kepada puntjaknja, menguasai pasar
dalamnegeri jang besar, mendjadi kaum monopolis, dan memeras laba
sebanjak mungkin dari ekonomi nasional. Aktivitet mereka jang sedar tidak
melewati batas kepentingan 2 mereka jang sangat praktis dan biasa.
Sesuai dengan ini, Marx mengatakan:
„Dalam produksi sosial jang dilakukan oleh manusia (jaitu, dalam
memproduksi nilai2 materiil jang diperlukan untuk hidup manusia —
Red.) mereka memasuki hubungan2tertentu jang tidak boleh tidak dantidak
bergantung * pada kemauan mereka ; hubungan2 produksi ini sesuai dengan
tingkat perkembangan tertentu dari kekuatan 2 produksi materiilnja". (Karl
Marx, Pilihan Tulisan2, Edisi Inggris, Moskow 1946, Djilid I, halaman 300).
Akan tetapi ini tidak berarti bahwa perubahan 2dalam
hubungan2 produksi, dan peralihan dari hubungan 2 produksi jang lama ke-
hubungan2produksi jang baru berlangsung dengan lantjar, tanpa bentrokan 2,
tanpa pergoIakan2. Sebaliknja, peralihan sematjam itu biasanja terdjadi
dengan djalan penggulingan hubungan 2 produksi jang lama setjara
revolusioner dan pembentukan hubungan 2 produksi jang baru. Sampai pada
masa tertentu perkembangan tenaga 2 produktif dan perubahan 2 dibidang
hubungan2 produksi berlaku dengan spontan, tidak bergantung pada
kemauan manusia. Tetapi jang demikian ini hanja sampai pada saat tertentu,
sampai tenaga2 produktif jang baru dan jang sedang berkembang mentjapai
keadaan jang tjukup matang. Setelah tenaga 2 produktif jang baru matang,
maka hubungan2 produksi jang ada beserta pendulcung 2nja klas2 jang
berkuasa — mendjadi rintangan jang „tidak bisa diatasi" jang hanja bisa
disingkirkan oleh aksi jang sedar dari klas baru, oleh tindakan2 kekerasan
dari klas2 ini, oleh revolusi.
Disini menondjol dengan djelas sekali peranan jang besar
2 2
dari ide sosial baru, darii badan politik baru, dari kekuasaan politik baru,
jang tugasnja jalah menghapuskan dengan kekerasan hubungan 2produksi
jang lama. Dari bentrokan antara tenaga 2produktif jang barn dan hubung-
an2 produksi jang lama, dari kebutuhan 2 ekonomi jang baru dari masjarakat,
lahirlah ide2 sosial baru; ide2 jang ban' mengorganisasi dan memobilisasi
massa; massa mendjadi terpadu didalam suatu tentara politik baru,
mentjiptakan suatu kekuatan revolusioner jang baru dan menggunakannja
untuk menghapuskan dengan kekerasan sistim hubungan2 produksi jang
lama, dan untuk dengan teguh mendirikan sistim baru, proses
perkembangan jang spontan memberi tempat kepada aksi jang sedar dari
manusia, perkembangan setjara damai kepada pergolakan jang hebat,
evolusi kepada revolusi.
„Proletariat", kata Marx, „selama perbandingannja dengan burdjuasi terpaksa,
karena tekanan keadaan, mengorganisasi dirinja sebagai klas dengan
djalan revolusi, ia mendjadikan dirinja klas jang berkuasa, dan, sebagai klas
jang berkuasa, menghapuskan dengan kekerasan hubungan2 produksi jang
lama". (Manifes Partai Komunis, "Jajasan Pembaruan", tjetakan III, hal. 81).
Dan selandjutnja :
„Proletariat akan menggunakan keunggulan politiknja untuk merebut,
dengan ber-angsur 2, semua kapital dari burdjuasi, untuk memusatkan
semua perkakas produksi kedalam tangan negara, jaitu, kedalam tangan
proletariat jang terorganisasi sebagai klas jang berkuasa, dan untuk
meningkatkan keseluruhan tenaga produktif setjepat mungkin". (Dalam
buku itu djuga, halaman 129).
"Kekerasan adalah bidan bagi setiap masjarakat lama jang hamil dengan
masjarakat baru". (Karl Marx, Kapital, Djilid I, halaman 776).
Dibawah ini adalah formulasi jang brilian dari hakekat materialisme
historis jang diberikan oleh Marx pada tahun 1859 dalam Kata
Pendahuluannja jang bersedjarah pada bukunja jang terkenal,Kritik atas
Ekonomi Politik:
„Dalam produksi sosial jang dilakukan oleh manusia, mereka memasuki
hubungan 2 tertentu jang tidak boleh tidak dan jang tidak bergantung pada
kemauan mereka ; hubungan 2produksi ini sesuai dengan tingkat perkem-
bangan tertentu tenaga 2produksi materiilnja. Djumlah seluruhnja dari
hubungan 2 produksi ini merupakan susunan ekonomi masjarakat — dasar
long sesungguhnja, diatas mana timbullah suatu susunan-atas juridis dan
politik dan dengan mana bentuk 2 kesedaran sosial jang tertentu
bersesuaian. Tjara produksi dalam kehidupan materiil menentukan proses
kehidupan sosial, politik dan intelek pada umumnja. Bukanlah kesedaran
manusia jang menentukan keadaan mereka, akan tetapi sebaliknja,
keadaan sosial merekalah jang menentukan kesedaran mereka. Pada
tingkat tertentu perkembangannja, tenaga2 produktif materiil dalam
masjarakat berbentrokan dengan hubungan 2 produksi jang ada, atau — ini
hanjalah suatu istilah hukum untuk maksud jang sama — dengan
hubungan 2 milik didalam mana mereka (tenaga 2 produktif materiil itu) telah
bergerak se-lama ini. Dari bentuk 2 perkembangan tenaga 2produktif
hubungan 2 ini berubah mendjadi belenggunja. Maka mulailah zaman
revolusi sosial. Dengan berubahnja dasar ekonomi, maka seluruh
bangunan-atas jang mahabesar itu berubah dengan lebih atau kurang
tjepat. Dalam menindjau perubahan 2 jang demikian itu harus selalu
diadakan perbedaan antara perubahan materiil dari sjarat 2produksi
ekonomi jang bisa ditentukan dengan tepat menurut ilmu alam, dan
bentuk 2 hukum, politik, keagamaan, estetika atau filsafat -
2
pendeknja, bentuk ideologi dalam mana manusia mendjadi sedar akan
bentrokan ini dan berdjuang menjelesaikannja. Sebagaimana pendapat kita
tentang seseorang tidaklah didasarkan atas apa jang dia fikirkan tentang
dirinja sendiri, demikian djugalah kita tidak bisa menetapkan pendapat kita
mengenai masa perubahan jang demikian itu menurut kesedarannja
sendiri ; sebaliknja, kesedaran ini harus diterangkan terutama dari
kontradiksi 2 kehidupan materiil, dari bentrokan jang ada antara
tenaga2produktif sosial dan hubungan 2produksi. Tidak pernah ada susunan
sosial jang lenjap sebelum semua tenaga 2 produktif, jang mempunjai
tempat didalamnja, telah berkembang ; dan hubungan 2 produksi baru jang
lebih tinggi tidak pernah lahir sebelum sjarat 2 materiil daripada hidupnja
telah masak didalam kandungan, masjarakat jang lama itu sendiri. Karena
itu umatmanusia selalu menentukan sebagai tugasnja hanja apa jang ia bisa
petjahkan ; sebab djika ditindjau persoalan itu lebih teliti lagi, kita akan
selalu melihat bahwa tugas itu sendiri timbul hanja djika sjarat-sjarat
materiil jang diperlukan untuk pemetjahannja ada atau se-kurang 2- nja
berada dalam proses sedang mendjadi". (Karl Marx, Pilihan Tulisan2, Edisi
Inggris, Moskow 1946, Djilid I, halaman 300 - 301).
Demikianlah materialisme Marxis kalau dikenakan pada kehidupan
sosial, pada sedjarah masjarakat.
Demikianlah tjiri-tjiri pokok daripada materialisme dialektis dan
historis.