Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN
Jalan K. H. Sholeh Iskandar KM. 2 Bogor Telp./Fax. (0251) 8336325

UJIAN TENGAH SEMESTER


TAHUN AKADEMIK
2021/2022

Nama : Fariz Hadi Imaduddien


NPM : 191102021299
Mata Kuliah : Analisis Model Pelatihan
Smt. / Jurusan : 5 – Sore / Pendidikan Masyarakat
Hari / Tanggal : Selasa / 18 Januari 2022
Waktu : 13.00 – 15.40 WIB
Dosen Penguji : Ani Safitri, M.Pd.

Petunjuk pengerjaan soal!

1. Bacalah pertanyaan dengan teliti.


2. Jawablah pertanyaan yang menurut saudara lebih mudah, sertakan nomornya.
3. Setiap soal memiliki jumlah skor nilai yang berbeda sesuai dengan tingkat
kesulitannya.

Soal:
1. Sebutkan dan jelaskan empat model pelatihan yang saudara ketahui!
• Model pelatihan empat langkah : dinamakan empat langkah, karena ada 4 proses
dalam pelatihan ini yaitu mempersiapkan kelompok belajar, menidentifikasi
kebutuhan belajar dan analisis tujuan pelatihan, memilih dan mengembangkan
metode serta bahan belajar, dan langkah terakhir adalah menilai pelaksanaan dan
hasil pelatihan.

• Model pelatihan partisipatif : di mana pelatihan ini melibatkan partisipatif aktif


para peserta pada setiap aspek pelatihan. Mulai dari merencanakan kegiatan,
melaksanakan kegiatan, sampai dengan menilai kegiatan. Artinya peserta pelatihan
terlibat aktif, dan seorang tutor menjadi seorang motivator.

• Model pelatihan berbasis kompetensi : pada pelatihan ini bertujuan untuk


meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh peserta. Artinya pelatihan ini di
desain untuk meningkatkan suatu kompetensi seseorang. Maka sangat penting
sekali untuk melakukan analisi terkait kompetensi yang dimiliki oleh peserta.

• Model pelatihan addie : model pelatihan yang menggunakan langkah sebagai


berikut (1) Analysis/ menganalisa kebutuhan belajar. (2) design / mendisain
program pelatihan. (3) development/ mengembangkan disain yang sudah dibuat
tadi.(4) Implement / melaksanakan pelatihan. (5) evaluation / mengevaluasi
program pelatihan.

2. Ada beberapa model dalam melakukan identifikasi kebutuhan belajar:

• model induktif, : menekankan pada usaha yang dilakukan dari pihak yang
terdekat, langsung. Model ini digunakan untuk kebutuhan belajar yang terasa
langsung oleh peserta. Maka biasanya model ini digunakan untuk peserta
pelatihan yang sudah ada dan jelas.

• model deduktif : model deduktif merupakan kebalikan dari model induktif.


Model deduktif lebih menekankan kepada sasaran yang lebih luas. Kebutuhan
belajar pada model ini tidak terasa oleh peserta, tapi biasanya kebutuhan belajar
ini diduga oleh pihak lain. Sehingga dibuatlah sebuah pelatihan. semisal pihak
lain menduga bahwa banyak guru di bogor membutuhkan pelatihan IT. Maka atas
dugaan tersebut diselenggarakan lah sebuah pelatihan IT.

• model klasik : Model klasik ini ditujukan untuk menyesuaikan bahan belajar yang
telah ditetapkan dalam kurikulum atau program belajar dengan kebutuhan belajar
yang dirasakan peserta pelatihan (sasaran). Tujuan dari model klasik ini adalah
untuk mendekatkan kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan yang
akan dipelajari, sehingga peserta pelatihan (sasaran) tidak akan memperoleh
kesenjangan dan kesulitan dalam mempelajari bahan belajar yang baru.
3. Dalam melakukan analisis model pelatihan yang dilakukan adalah: a) menganisis
kebutuhan pelatihan, b) mendesain pembelajaran, c) mengembangkan strategi
pembelajaran dan istrumennya, d) melaksanakan dan e) mengevaluasinya. Buatlah
analisis model pelatihan sesuai dengan tugas masing-masing berdasarkan tahapan
analisis tersebut
a. Menganalisis kebutuhan pelatihan : Sebelum melaksanakan pelatihan public
speaking. Tim pengabdian melakukan observasi/menganalisi kebutuhan
terhadap kompetensi santri pada public speaking. Observasi ini dilaksanakan
menggunakan observasi langsung. Tim pengabdian selama beberapa hari
mengikuti kegiatan muhadarah yang dilaksanakan di pondok. Dengan
memperhatikan setiap peserta atau pembicara pada kegiatan tersebut melalui
penilaian dari beberapa aspek. Yaitu sebagai berikut :
• Bagaimana rasa percaya diri para santri ketika berbicara di depan
khalayak.
• Bagaimana artikulasi para pembicara ketika berbicara.
• Bagaimana Bahasa tubuh yang digunakan pembicara ketika
berbicara.
• Bagaimana penguasaan materi para pembicara ketika berbicara.
Observasi dilakukan tidak lain agar mengetahui bagaimana kompetensi
public speaking para santri. Sehingga ketika hasil penelitian ini di dapat,
mempermudah tim untuk membuat materi pelatihan ini.

b. Mendesain pembelajaran
a) Desain Pelatihan
Tahapan
No Materi
Waktu Metode
1 Pengantar Public Speaking 2
2 Dasar-dasar public speaking 2
3 Tips-tips membangun percaya
2
diri
4 Pembuatan opening yang baik 2
5 How to compose a speech 2
6 Mengatur posisi tubuh dan suara
2 Ceramah, diskusi
diatas panggung
7 Setting tips, remove all demosntrasi
distraction, personal and mental 2
preparation
8 Jenis-jenis event dalam public
2
speaking
9 Teknik public speaking
2
pembicara dunia
10 Simulasi kegiatan keseluruhan 2 Demonstrasi
Tota
l

c. mengembangkan strategi pembelajaran dan istrumennya


Setelah merancang desain pembelajaran, maka kami mencoba mengembangkan
desain tersebut. Agar menghasilkan pelatihan yang tepat sasaran. Setelah
berdiskusi, akhirnya kami menambahkan evaluasi kepada seluruh peserta.
Evaluasi ini ditujukan untuk mengukur apakah kompetensi peserta pelatihan
meningkat atau tidak setelah mengikuti pelatihan.
Evaluasi dilakukan dengan cara praktek untuk seluruh peserta dan dinilai oleh ti
m pengabdian. Total seluruh peserta yang mengikuti pelatihan ini, ada 100 pesert
a yang terdiri dari santri Ikhwan pondok pesantren tahfidz Ar-Rasyid cibinong. P
eserta tersebut dibagi menjadi sepuluh kelompok. Artinya satu kelompok terdiri
dari 10 peserta, dan pada setiap kelompok terdapat tim yang akan menilai penam
pilan para peserta. Adapun instrumen penilaianya sebagai berikut :

FORM PENILAIAN PELATIHA PUBLIC SPEAKING DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ AR-RASYID


1.1 Peserta terlihat percaya diri berbicara di depan
KOMPETENSI 1 / Percaya diri 1.2 Peserta tidak gagap ketika berbicara di depan
1.3 Peserta tidak menggerak gerakkan salah satu anggota tubuhnya secara terus menerus
KOMPETENSI 2 / VOCAL DAN 2.1 Suara peserta terdengar jelas
2.2 Intonasi peserta terdengar bagus
VERBAL 2.3 Artikulasi peserta baik
3.1 Peserta melakukan kontak mata dengan audiens
KOMPETENSI 3 / VISUAL 3.2 Peserta melakukan bahasa tubuh untuk menguatkan sebuah materi
3.3 Peserta terlihat antusias
KOMPETENSI 4 / PESERTA MENGUASAI
4.1 PESERTA MENGUASAI MATERI YANG DISAMPAIKAN
MATERI YANG DISAMPAIKAN

KOMPETENSI 1 KOMPETENSI 2 KOMPETENSI 3 KOMPE HASI


TENSI 4 AKHI
NO NAMA KELAS
1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 4.1

10

CATATAN :
 Setiap kolom KUK diisi dengan keterangan K (Kompten) atau BK (Belum Kompeten)
……………….,………………….20………..
 Jika ada satu KUK dalam suatu elemen kompetensi belum kompeten, maka peserta pelatihan dianggap belum kompeten dan wajib
 mengulang materi pelatihan pada KUK atau elemen kompetensi tersebut
 Setiap peserta pelatihan mempunyai kesempatan dinilai sebanyak tiga kali
 Jika hasil akhir penilaian ada elemen kompetensi yang belum kompeten,

maka peserta pelatihan dianggap belum kompeten padaunit kompetensi tersebut


(_______________________________)

PELATIH

d. Melaksanakan : Pelatihan public speaking ini dilakukan dengan 2 pertemuan


selama dua hari dimulai dari tanggal 22 desember 2021 sampai dengan 23
desember 2021 dan dibagi 5 sesi. Untuk hari pertama diadakan 3 sesi,
sedangkan hari kedua diadakan 2 sesi. Setiap harinya pelatihan menghabiskan
waktu selama 3.5 jam. Di mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB.
e. Evaluasi : Evaluasi dilakukan dengan cara praktek untuk seluruh peserta dan d
inilai oleh tim pengabdian. Total seluruh peserta yang mengikuti pelatihan ini,
ada 100 peserta yang terdiri dari santri Ikhwan pondok pesantren tahfidz Ar-R
asyid cibinong. Peserta tersebut dibagi menjadi sepuluh kelompok. Artinya sat
u kelompok terdiri dari 10 peserta, dan pada setiap kelompok terdapat tim yan
g akan menilai penampilan para peserta.Dalam evaluasi ini kami menilai peser
ta dari beberapa kompetensi, yaitu :
1) Kompetensi percaya diri : meliputi peserta terlihat percaya diri ketika berb
icara di depan umum, peserta tidak gagap ketika berbicara di depan, dan p
eserta tidak menggerakan anggota tubuh secara intens ketika berbicara di
depan umum.
2) Kompetensi vocal dan verbal : meliputi suara peserta terdengar jelas, into
nasi peserta terdengar bagus, dan artikulasi peserta baik.
3) Kompetensi visual : meliputi peserta melakukan kontak mata dengan audi
ens, peserta melakukan Bahasa tubuh untuk menguatkan sebuah materi, d
an peserta terlihat antusias ketika berbicara di depan umum.
4) Kompetensi yang terakhir adalah peserta menguasai materi yang disampai
kan.
Empat hal ini lah yang menjadi acuan penilaian para peserta. Apakah
kompetensi mereka meningkat setelah melakukan pelatihan ini atau tidak.

4. Sejauh ini banyak kegiatan pelatihan yang dilakukan bagi aparat pemerintah maupun
masyarakat pedesaan dilakukan dengan berbagai pendekatan yang bersifat
konvensional (pedagogis) padahal penggunakan pendekatan andragody dianggap
lebih baik diterapkan dalam pelatihan. Sebutkan kelebihan dan kekurangan pendektan
pedagogis dan andragogi dalam pelaksanaan pelatihan!
• Pedagogis
• Kelebihan : memudahkan untuk fasilitator dan tutor dalam memilih
program apa yang akan diberikan kepada para peserta pelatihan.
Sehingga secara pendekatan pedagogis lebih efisien dalam
pelaksanaannya.
• Kekurangan : karena menempatkan seorang murid hanya sebagai
objek. Pendekatan ini akan berpengaruh kepada motivasi belajar
seorang peserta, sehingga terkadang peserta kurang tertarik dengan
program pelatihan yang ada. Karena mereka tidak ikut andil dalam
pelatihan tersebut.
• Andragogis
• Kelebihan : karena menempatkan peserta sebagai subjek dalam
pelatihan. Maka pendekatan ini menjadi sangat efektif dalam
pembelajaran. Para peserta juga termotivasi untuk belajar dan
mengembangkan dirinya.
• Kekurangan : totur dan fasilitator dalam pendekatan ini hanya
menjadi seorang motivator. Sehingga tutor harus benar benar siap
dan sabar untuk membimbing peserta dalam menentukan,
merencanakan, dan menilai pelatihan. Sehingga waktu yang
digunakan dalam pelatihan akan lebih lama.
5. Jelaskan dan lengkapi dengan gambar model pelatihan sesuai dengan tugas masing-
masing!

Analisis kebutuhan belajar/ kompetensi


peserta : dengan mengumpulkan informasi
melalui observasi langsung

Desain program : mendisain program pelatihan


sesuai dengan hasil penelitian

Pengembangan program : setelah mendesain


program. Maka program tersebut dicoba untuk
dikembangkan.

Impelementasi : melaksanakan desain program


yang sudah dikembangkan

Evaluasi : mengevaluasi program yang telah


dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai