Anda di halaman 1dari 8

PENYUSUNAN NASKAH ATAU TEKS PIDATO

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Retorika

Dosen Pengampu: Adeni, S.Kom. I .MA

Disusun Oleh :

Fariqh Ahmad Zulfawzi : 1801026144

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Retorika dapat dipahami sebagai sebagai seni berbicara di depan umum.


Di era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara didepan umum sangat
dibutuhkan karena seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinya
melalui berbicara. Kemampuan berbicara di depan publik setiap orang berbeda-
beda, tergantung bagaimana orang tersebut mampu menghasilkan kata-kata,
sehingga banyak orang yang sulit menyampaikan sesuatu di depan umum.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menyusun naskah atau teks pidato ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui cara menyusun naskah atau teks pidato

1
PEMBAHASAN

A. Cara Menyusun Naskah atau Teks Pidato

Sebelum menyusun sebuah naskah pidato, yang harus diperhatikan ialah tema
pidato yang akan disampaikan. Pemilihan tema yang tepat bertujuan untuk
menyesuaikan materi dengan situasi dan kondisi saat pidato berlangsung.1 Dan
jika tema sudah di tentukan selanjutnya kita membuat naskah pidato. Naskah
pidato terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Pembukaan.
2. Isi dan.
3. Penutup.

Alangkah baiknya dalam menyusun sebuah naskah pidato disertakan hal-


hal yang penting tentang acara tersebut, contohnya nama acara, para hadirin, dan
tujuan dari penyelenggaraan acara tersebut. selanjutnya, dalam membuat kerangka
naskah pidato harus memerhatikan bagian-bagian penting dalam pidato. Bagian-
bagian tersebut adalah :

1. Salam atau sapaan pembuka.


2. Pembukaan pidato.
3. Isi pidato.
4. Penutup pidato. dan
5. Salam penutup.

Menulis naskah pidato baiknya melalui beberapa cara sebagai berikut,


1
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah; Dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 83.

2
1. mengumpulkan bahan,
2. membuat kerangka, dan
3. menguraikan isi naskah pidato secara terperinci.

a) Mengumpulkan Bahan

Bahan-bahan menulis pidato dapat diperoleh dari Buku-buku, perturan-


peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yang
kaya yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato.2

b) Membuat Kerangka Pidato

Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan, yaitu dengan


menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang
terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai kumpulkan. Dengan
bahan-bahan itu dapat menyusun pokok-pokok yang paling penting dalam tata
urut yang baik.

c) Menguraikan isi pidato

Dengan menggunakan kerangka yang telah dibuat, ada dua hal yang harus
dilakukan: (1) dapat mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu
berpidato dengan menggunakan metode ekstemporan, dan (2) menulis atau
meyusun naskah pidato secara lengkap yang dibacakan atau dihafalkan.

d) Struktur Isi Pidato

Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal hingga akhir.
Rangkaian ini disusun agar pidato berlangsung menarik dan tujuan pidato tercapai
dengan baik.

e) Menyunting Naskah Pidato

2
Dinna Ferdianti, Cendekia Berbahasa, (Jakarta:Grafindo Media Pratama, 2005), hlm. 144-145

3
Seperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting.
Baik isi, bahasa, maupun penalarannya.

f) Menyempurnakan Naskah Pidato

Setelah disunting, baik oleh penulis sendiri maupun orang lain, perlu
dilakukan tindak lanjut berupa penyempurnaan naskah. Penyempurnaan itu
diarahkan pada aspek isi, bahasa, dan penalarannya sebagaimana yang telah
disunting di atas. Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti
kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki
struktur dan gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukan
dengan memperbaiki koherensi dan kohesi paragraf. Untuk itu penambahan
kalimat, penyempurnaan kalimat, dan penghilangan kalimat perlu dilakukan.3

Aristoteles membagi lima tahap dalam penyusunan pidato yang terkenal


sebagai lima hukum retorika, yaitu:

1. Invention (penemuan)

Pembicara mencari topik dan meneliti khalayak untuk mengetahui metode


persuasi yang paling tepat, juga merumuskan tujuan dan mengumpulkan bahan
(argument) yang sesuai dengan kebutuhan khalayak atau mad’u.

2. Deposito (penyusunan)

Pembicara menyusun pidato atau mengorganisasikan pesan. Aristoteles


menyebutkan taxis yang berarti pembagian. Pesan harus dibagi dalam beberapa
bagian yang berkaitan secara logis.

3. Elucution (gaya)

3
Dinna Ferdianti, Cendekia Berbahasa, (Jakarta:Grafindo Media Pratama, 2005), hlm. 144-145

4
Pembiacara harus memiliki kata-kata dan menggunakan bahasa yang tepat atau
menarik dalam menyampaikan pesannya.

4. Memoria (memori)

Pembicara harus mengingat apa yang ingin disampaikan, dengan mengatur


bahan-bahan pembicaraannya.

5. Pronontiatio (penyampaian)

Pembicara menyampaikan pesannya secara lisan. Di sini, akting sangat berperan.


Pembicara harus memperhatikan suara dan gerakan-gerakan anggota badan.4

PENUTUP

A. Kesimpulan

4
Dinna Ferdianti, Cendekia Berbahasa, (Jakarta:Grafindo Media Pratama, 2005), hlm. 144-145

5
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di
hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
menulis naskah pidato harus melalui tiga kegiatan yaitu, mengumpulkan bahan,
membuat kerangka, dan menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. Pada
dasarnya menulis teks pidato, ceramah, atau khitobah itu sama. teknik menulis
pidato saja, beberapa sistematika yang harus diketahui dalam menulis pidato.

B. Kritik dan Saran

Demikian makalah yang dapat saya buat dan saya sampaikan. Mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalam
penulisan, ataupun referensi yang kurang benar dalam pembahasan, saya mohon
maaf yang sebesar- besarnya. Dan saya menerima saran dan kritikkan dari
pembaca demi kebaikan bersama untuk selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

6
Alwisral Imam Zaidallah, 2002. Strategi Dakwah; Dalam Membentuk
Da’i dan Khotib Profesional, Jakarta: Kalam Mulia,

Dinna Ferdianti.2005. Cendekia Berbahasa, Jakarta:Grafindo Media


Pratama.

Yunianto, Agus dkk. 2013. Cara Membuat Naskah Pidato. Dayeuhluhur :


Buku LKS Kelas X Semester 2 Hal 23-24 Dan LKS Kelas XI Semester 1 Hal 4-5.

Anda mungkin juga menyukai