DI SUSUN OLEH :
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Kependudukan ini dengan
baik dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang masalah permukiman kota
palu. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi
lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................4
A. Pengertian Perumahan................................................................................................................4
B. Pengertian dan Karakteristik Kumuh..........................................................................................5
C. Pengertian Perumahan Kumuh....................................................................................................6
D. Pengertian dan Karakteristik Kawasan Kumuh...........................................................................6
E. Sebab dan Proses Terbentuknya Pemukiman Kumuh................................................................7
F. Masalah-masalah Akibat Pemukiman Kumuh............................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan
erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan
sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang
ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika
pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan
menerapkan persyaratan rumah sehat. Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah
bangunan(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syaratkehidupan yang
layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan.
Pemukiman kumuh adalah pemukiman yang tidak layak huni karena tidak memenuhi
persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis. Suatu pemukiman kumuh dapat
dikatan sebagai pengejawantahan dari kemiskinan, karena pada umumnya di pemukiman kumuhlah
masyarakat miskin tinggal dan banyak kita jumpai di kawasan perkotaan.
Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan
perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan pemerataan, peningkatan lapangan pekerjaan, dan pendapatan kelompok miskin serta
peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok miskin. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat
diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan
dan lingkungan pemukiman pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut diantaranya
meliputi :
Pertumbuhan kepadatan penduduk yang makin tinggi dapat menyebabkan
kondisi fisik lingkungan semakin menurun, sedangkan kemampuan masyarakat
untuk memperbaiki kualitas lingkungan bila terjadi kerusakan adalah kecil sekali.
Keadaan sosial ekonomi yang relatif rendah diduga merupakan penyebab timbulnya
berbagaimacam penyakit sosial yang berkembang di masyarakat.
Kecilnya pengawasan dari aparat pemerintah dalam hal menangani lingkungan permukiman
kumuh yang sesuai dengan kondisi dan perubahan kota.
C. Tujuan
Mengetahui pengertian dan karakteristik pemukiman kumuh.
Mengetahui sebab dan proses terbentuknya pemukiman kumuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perumahan
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan,
misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan, yang
memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya. Menurut WHO, rumah
adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk
kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu
(Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Perumahan memberikan kesan
tentang rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya. Perumahan mnitikberatkan pada fisik,
atau benda mati yaitu houses dan land settlement. Pemukiman yang berasal dari kata ‘to settle’ atau
berarti menempati atau mendiami ini berkembang menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, yaitu
pemukiman tidak menetap, semi menetap dengan pemukiman sementara atau musiman. Perumahan
didefinisikan pula sebagai satu siri rumah yang disatukan di sebuah kawasan petempatan. Di dalam
satu unsur perumahan terdapat beberapa sub unsur rumah-rumah dengan segala kemudahan fizikal
seperti kedai-kedai, sekolah dan lain-lain. Di kawasan perumahan, masyarakat hidup berkelompok
dan bersosialisasi antara satu sama yang lain. (Suparno, 2006).
Soedarsono, staf Ahli Menteri Negara Peruamhan Rakyat Bidang Hukum mengemukakan, jika
suatu daerah telah tumbuh dan berkembang, rumah-rumah sebagai suatu proses bermukim yaitu
kehadiran manusia dalam menciptakan ruang dalam lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya
dinamakan perumahan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perumahan adalah kumpulan rumah-rumah
sebagai tempat bermukim manusia dalam melangsungkan kehidupannya Rumah juga dijadikan
sebagai tempat berlindung dan merupakan keperluan peringkat ke dua yang mesti dicapai untuk
tujuan keselamatan sebelum keperluan-keperluan dalam peringkat yang lebih tinggi dipenuhi. Rumah
sebagai keperluan diri dan keluarga yang memisahkan satu keluarga dengan keluarga yang lain.
(Ridho, 2001 : 18).
Kriteria :
Pemandangan yang tidak enak untuk di pandang karena nilai estetikanya sudah tidak ada lagi
Tingkat kesehatan masyarakatnya kurang
Penataan ruangnya tidak beraturan
Tingkat keamanan dan kenyamanan sangat kurang
Indikator :
Lokasi kumuh biasanya di daerah pinggiran
Kualitas bangunan yang sangat rendah serta sarana dan prasarana lingkungan tidak memenuhi
syarat
Karena kepadatan yang sangat tinggi, maka mengakibatkan peredaran udara di dalam dan
diluar rumah terasa kurang
Sarana jalan sangat terbatas dan umumnya banyak yang digenagi air kotor
Saluran air buangan tidak berfungsi
Parameter :
Kepadatan penduduknya lebih dari 100 Jiwa/Ha.
Besarnya KDB dan KLB dari bangunannya hampir mendekati atau sama dengan 100 %.
Ventilasi rumah < 4 m2
Sumber air minum atau mandi : kali selokan, danau, mata air, sumur dangkal tanpa dinding
semen jarak dengan sungai/limbah < 5-8 m, sumur dengan dinding semen jaraknya < 8-10 M.
Sumur pompa jarak dengan limbah < 10 m.
Untuk kawaasan kumuh yang berada di pinggir sungai, besarnya garis sempadan sungainya <
50 m untuk sungai kecil dan < 100 m untuk sungai besar atau tidak ada sama sekali garis
sempadan sungainya.
Di pinggir jalan
Dalam perkembangan suatu kota sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya.
Masyarakat yang mampu cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan
bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota khususnya
kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Tidak tersedianya fasilitas
perumahan yang terjangkau oleh kantong masyarakat yang kurang mampu serta kebutuhan akan akses
ke tempat usaha menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di perkotaan. Ledakan
penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali
juga dapat menjadi salah satu penyebab terbentuknya pemukiman kumuh. Lebih lanjut, hal ini
mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah
untuk menyediakan pemukiman-pemukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif
tinggal di pemukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
2) Proses Terbentuknya Pemukiman Kumuh.
Dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan maupun dibangunkan
oleh orang lain dapat mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak
teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi standar teknis dan
kesehatan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan yang telah dipaparkan, maka kesimpulan yang dapat diambil antara lain bahwa
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian
yang dilengkapi dengan prasarana kependudukan, salah satu permasalahan kependudukan perumahan
yaitu perumahan kumuh. Perumahan kumuh atau pemukiman kumuh adalah lingkungan hunian atau
tempat tinggal/rumah beserta lingkungannya yang dilihat dari segala aspek penunjang kehidupan yang
tidak memadai sehingga menjadikan lingkungan perumahan tersebut menjadi tidak layak huni.
Di kota Palu sendiri masih banyak lingkungan perumahan kumuh sehingga perlu menjadi
perhatian pemerintah dan masyarakat demi terciptanya lingkungan hidup yang memadai sehingga
layak untuk dihuni.
B. Saran
Dari permasalaham di atas dapat disarankan pemerintah harusnya lebih peduli dengan
masyarakat miskin khususnya yang tinggal di pemukiman kumuh yang tidak layak huni dikawasan
perkotaan dengan melakukan beberapa inovasi seperti melakukan perbaikan pemukiman, adanya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan, peningkatan lapangan pekerjaan, dan pendapatan
kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok miskin. Peningkatan pelayanan
dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan
perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya.