Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Kuliah Ilmu Hutan Kota

II. HUTAN KOTA, PENGERTIAN DAN


PERMASALAHANNYA

A. Pengertian
1. Kota

Kota adalah wilayah perkotaan yang berstatus daerah otonom (PP


No. 63 Tahun 2002).

Kota merupakan tempat bermukim warga, tempat bekerja, tempat


hidup, tempat belajar, pusat pemerintahan, tempat berkunjung dan
menginapnya tamu negara, tempat mengukur prestasi
olahragawan, tempat pentas seniman domestik dan mancanegara,
tempat rekreasi dan kegiatan-kegiatan lainnya (Dahlan EN, 1992).

2. Hutan Kota (Urban Forest)

Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan


pohon-pohon yang kompak dan rapat dan di dalam wilayah
perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang
ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang (PP
No. 63 Tahun 2002).

Hutan Kota adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah


perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-
besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi
dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya (Fakuara Y, 1987).

Menurut hasil rumusan Rapat Teknis di Jakarta tahun 1991, Hutan


Kota didefinisikan sebagai suatu lahan yang bertumbuhan pohon-
pohonan di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara

Hadinoto Fakultas Kehutanan UNILAK Pekanbaru 4


Ringkasan Kuliah Ilmu Hutan Kota

maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan


dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang
memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan
ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut
ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota.

Hutan Kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan


asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota. Selain itu,
berbentuk jalur menyebar atau bergerombol (menumpuk) dengan
struktur meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang
memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan
sehat, nyaman, dan estetis (Zoer'aini, 2003).

3. Istilah yang Berkaitan

Berikut ini adalah pengertian beberapa istilah yang berkaitan


dengan hutan kota :
a. Wilayah Perkotaan merupakan pusat-pusat pemukiman
yang berperan di dalam suatu wilayah pengembangan dan
atau wilayah nasional sebagai simpul jasa atau suatu bentuk
ciri kehidupan kota.
b. Tanah Negara adalah tanah yang tidak dibebani hak atas
tanah
c. Tanah Hak adalah tanah yang dibebani hak atas tanah.
d. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan
ruang baik direncanakan maupun tidak
e. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang
f. Ruang Terbuka Hijau wilayah perkotaan adalah ruang di
dalam kota atau wilayah yang tidak lebih luas, baik dalam
bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana

Hadinoto Fakultas Kehutanan UNILAK Pekanbaru 5


Ringkasan Kuliah Ilmu Hutan Kota

penggunaannya lebih bersifat terbuka, berisi hijau tanaman


atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami atau
tanaman budidaya.

B. Kota dan Permasalahannya

Kota perlu dikembangkan untuk memenuhi tuntutannya yang terus


meningkat. Di dalam menentukan arah kebijakan pengembangannya
perlu dibuatkan pola perencanaan pengembangan berdasarkan data
yang ada dan kebutuhan yang harus dipenuhi kota tersebut.

Kota dengan perencanaan yang kurang memadai akan menjadi kota


yang lesu, sakit dan semrawut yang jika tidak dilakukan usaha
penataan kembali, akan menjadi kota mati. Kota-kota seperti itu layak
diberi julukan miserapolis (ghetto) yang berarti kota yang sakit,
menyedihkan, melarat, kotor dan acak-acakan.

Kesadaran pemerintah akan perlunya pengelolaan lingkungan di


perkotaan sesungguhnya sudah sejak lama. Namun pada waktu itu
gerakan tersebut masih belum menyeluruh diterima oleh seluruh
warga masyarakat dan belum semua kota benar-benar
mengusahakannya secara sungguh-sungguh.

Baru setelah tahun 1970-an pemerintah memperlombakan gelar


‘Adipura” bagi kota yang bersih, maka gerakan kebersihan dan
penataan kota mulai memasyarakat. Maka semua kota berlomba
menata dan mengelola kotanya menjadi kota yang indah, sejuk, hijau,
berbunga, nyaman dan bersih.

Landasan operasional yang dapat digunakan untuk membangun hutan


kota selain Peraturan Pemerintah RI Nomor 63 Tahun 2002 tentang

Hadinoto Fakultas Kehutanan UNILAK Pekanbaru 6


Ringkasan Kuliah Ilmu Hutan Kota

Hutan Kota, antara lain : Undang-undang RI nomor 5 tahun 1990, UU


RI Nomor 23 tahun1997 dan UU RI nomor 41 tahun 1999 dan
peraturan perundangan lainnya.

Saat ini banyak kendala dalam membangun hutan kota. Antara lain,
lahan untuk hutan kota yang semakin hari semakin sedikit dan harga
lahan di kota semakin hari semakin mahal. Hal lainnya, terbentur
kepada persepsi dari para perancang dan pelaksana pembangunan
maupun dari lapisan masyarakat lainnya terhadap hutan kota belum
sama dan belum terbangun.

Agar hutan kota bisa berdiri di suatu kota, semua pihak harus
menyamakan persepsi baik dari perancang, pelaksana, maupun dari
pengambil keputusan dan masyarakat. Semua pihak harus sepakat
bahwa hutan kota dapat dibangun dan dikembangkan di mana saja,
sesuai dengan bentuk dan struktur hutan kota.

Pertumbuhan dan perubahan yang pesat di wilayah perkotaan,


menyebabkan perubahan struktur kota, antara lain meningkatnya luas
lahan terbangun. Akibatnya, ruang terbuka hijau (RTH) yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup dan keseimbangan
ekosistem kota, semakin berkurang baik secara kuantitatif maupun
kualitas. Banyak RTH yang beralih fungsi seperti tempat dijadikan
usaha Pedagang Kaki Lima (PKL), gedung serba guna warga, dan
banyaknya penebangan pohon pelindungan secara salah. Karena itu,
untuk kepentingan RTH, perlu payung hukum sebagai landasan untuk
mengelolanya

Hutan kota seringkali terlupakan keberadaannya. Hadir di tengah


himpitan pembangunan fisik kota yang kian pesat. Salah satu ruang
terbuka hijau itu tampak hanya sekadar pajangan, pelengkap dalam

Hadinoto Fakultas Kehutanan UNILAK Pekanbaru 7


Ringkasan Kuliah Ilmu Hutan Kota

sebuah kebutuhan penataan ruang. Warga kota pun banyak yang


memandang sebelah mata. Padahal, ada beragam potensi wisata yang
bisa digali

Beberapa kegiatan dalam memacu masyarakat agar berperan aktif


dalam upaya pengelolaan lingkungan perkotaan diantaranya dengan
membuat motto bagi masing-masing kota/kabupaten.

C. Pendekatan Pengembangan Hutan Kota dan Hubungannya


dengan Masa Depan Bangsa

Pendekatan yang dipakai dalam membangun hutan kota antara lain :


1. Hutan kota dibangun pada lokasi-lokasi tertentu saja
Pada pendekatan ini hutan kota merupakan bagian dari suatu
kota. Penentuan luasannya dapat berdasarkan :
a. Prosentase, yaitu luasan hutan kota ditentukan dengan
menghitungnya dari luas kota
b. Perhitungan per kapita, yaitu luasan hutan kota ditentukan
berdasarkan jumlah penduduk
c. Berdasarkan issu utama yang muncul, misalnya untuk
menghitung luasan hutan kota pada suatu kota dapat dihitung
berdasarkan tujuan pemenuhan kebutuhan akan oksigen, air
dan kebutuhan lainnya.

2. Semua areal yang ada di suatu kota pada dasarnya adalah


areal untuk hutan kota.

Pada pendekatan ini komponen yang ada di kota seperti


pemukiman, perkantoran dan indsutri dipandang sebagai suatu
bagian (enclave) yang ada dalam suatu hutan kota.

Hadinoto Fakultas Kehutanan UNILAK Pekanbaru 8


Ringkasan Kuliah Ilmu Hutan Kota

Pendekatan ini tidak terlalu mempermasalahkan definisi hutan kota,


tetapi yang penting kota harus dihijaukan dengan tanaman secara
maksimal, agar lingkungan menjadi bersih terbebas dari
pencemaran udara, sejuk, indah, alami dan nyaman. Walaupun
mungkin pada lokasi terbuka yang sempit, jika dimungkinkan untuk
dapat ditanami, maka akan ditanami, sehingga diharapkan akan
diperoleh lingkungan yang lebih indah dari segi tata letak,
komposisi, aksentuasi, keseimbangan, keserasian dan alami, tanpa
melupakan persyaratan silvikulturnya.

Dengan meningkatnya pembangunan berbagai kegiatan seperti


pembangunan jalan, transportasi, industri, pemukiman dan kegiatan
lainnya sering mengakibatkan luasan ruang terbuka hijau menurun
dan sering juga disertai dengan menurunnya mutu lingkungan hidup.
Hal ini akan mengakibatkan kota menjadi tidak sehat, tercemar dan
kotor. Pada keadaan seperti ini pejabat pemerintah mungkin tidak
dapat berpikir tenang, tajam dan terarah, sehingga kemampuannya
dalam memecahkan masalah yang kompleks dan futuristik akan
menurun.

Pelajar dan mahasiswa pada kota yang tidak sehat dan tercemar
mempunyai sifat yang mengarah ke temperamental dengan daya asah
otak kurang kuat, karena selama perjalanan pergi dan pulang banyak
tercemar oleh gas CO dan logam berat Pb yang diemisikan oleh
kendaraan bermotor.

Seniman dan olah ragawan pun tidak dapat menunjukkan kemampuan


secara maksimal pada kondisi kota yang tercemar, bising dan panas.
Mereka semua dapat keracunan gas CO, NOx, SOx, dan partikel Pb
yang diemisikan oleh kendaraan bermotor dan industri. Akibatnya,
tingkat kesehatan menurun.

Hadinoto Fakultas Kehutanan UNILAK Pekanbaru 9


Ringkasan Kuliah Ilmu Hutan Kota

Mungkin gejala seperti ini mulai merambah dan menghantui kota-kota


besar seperti Jakarta dan kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Hal
ini antara lain ditandai dengan udara kota yang makin panas dan
udara terasa menyesakan pernapasan dan memedihkan mata.

Pada keadaan kota yang tidak sehat seperti ini, unjuk kerja dan unjuk
tampil dari subjek penting di perkotaan, menjadi buruk dan pada
akhirnya akan menghasilkan kekuatan masa depan bangsa dan
negara yang lemah dan suram.

Lain halnya dengan kota yang ditata dengan baik kualitas


lingkungannya. Hutan kota yang dibangun dan dikembangkan akan
mengurangi monotonitas, meningkatkan keindahan, membersihkan
lingkungan dari pencemaran, meredam kebisingan, menajadi lebih
alami dan beberapa keuntungan lainnya, sehingga semua warga kota
betah. Mereka hidup dalam kesehatan, keceriaan dan kecerahan
dengan unjuk kerja dan unjuk tampil yang tinggi. Dengan demikian
masa depan bangsa dan negara menadi lebih baik.

Hadinoto Fakultas Kehutanan UNILAK Pekanbaru 10

Anda mungkin juga menyukai