Anda di halaman 1dari 15

VI.

MULTI MANFAAT HUTAN KOTA

Membangun hutan kota yang baik dan benar tidak hanya untuk
menghijaukan dan meningkatkan keindahan lingkungan kota saja, akan
tetapi tanaman harus sedapat mungkin mampu mendatangkan banyak
manfaat (multi manfaat). Manfaat hutan kota meliputi ekologi, sosial dan
ekonomi. Pembangunan hutan kota yang baik dan benar dapat mengatasi
masalah lingkungan yang telah muncul ataupun yang akan muncul di
kemudian hari.
Oleh karena itu tanaman hutan kota harus dapat tumbuh
dengan baik, agar fungsinya dapat maksimal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas pertumbuhan perlu diperhatikan, baik bibit
maupun pemeliharaannya. Selain itu juga faktor alami dan antropogenik
perlu mendapat perhatian.
Tanaman hutan kota juga harus fungsional, artinya tanaman
harus dapat berfungsi dalam pengelolaan lingkungan. Dengan tanaman
itu diharapkan kualitas lingkungan kota dan sekitarnya akan meningkat
dan daya dukung kota akan tinggi.

3.1. Fungsi Penyehatan Lingkungan


3.1.1. Penyerap dan Penjerap Partikel Mikro Logam dari
Industri
Dengan adanya tajuk tanaman pepohonan di kota
partikel yang tersuspensi pada lapisan udara bawah akan
dapat dibersihkan oleh tajuk pohon. Hal ini dapat terjadi
karena daun dapat menyerap (absorpsi) dan menjerap
(adsorpsi) debu/partikel di udara. Partikel yang terjerap
adalah partikel yang menempel di permukaan daun tetapi
sifatnya sementara, jika ada angin ataupun hujan partikel ini
akan terlepas dari daun dan akan mencemari lingkungan.
Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 18

Sedangkan partikel terserap tetap berada di dalam jaringan


daun.
Kemampuan tanaman dalam menyerap dan menjerap
partikel mikro berbeda-beda menurut jenisnya. Secara teoritis
permukaan daun yang berbulu dan berlekuk mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi dalam menjerap partikel mikro
dibanding dengan daun yang halus dan licin. Selain pada
daun, partikel juga dapat menempel pada kulit pohon, cabang
dan ranting.
Daun yang memiliki jumlah stomata yang banyak
dengan ukuran stomata yang lebar mampu menyerap partikel
lebih banyak dari daun yang memiliki jumlah stomata sedikit
dan ukurannya kecil.
Berikut ini contoh kemampuan tumbuhan dalam
menyerap dan menjerap partikel logam (Tabel 1)

Tabel 1. Kandungan logam terserap dan terjerap pada daun


(ppm) (Rahmat, 1993)

Fe Cu Mn Pb Total
No. Nama jenis
Serap Jerap Serap Jerap Serap Jerap Serap Jerap Serap Jerap
1 Waru 8675,50 4981,10 26,75 2,96 72,45 12,50 61,50 5,95 8836,30 5002,51
2 Angsana 6375,50 6685,30 26,70 3,19 201,70 188,65 45,50 7,72 6630,90 6884,86
3 Glodogan 4810,00 2674,70 28,90 0,89 198,25 101,60 0,50 4,23 5087,65 2781,42
4 Mahoni 3297,50 2064,70 13,10 5,55 114,30 36,70 52,50 1,64 3477,40 2108,59
5 Ketapang 3182,50 2483,60 19,45 3,67 140,20 51,39 46,00 6,15 3388,15 2544,81
6 Flamboyan 3022,50 1863,00 24,40 2,08 187,70 38,61 45,50 2,82 3280,10 1906,51
Cemara
7 2825,06 787,10 22,95 1,62 183,95 26,84 44,50 4,23 3076,40 819,79
gunung
Kere
8 1557,50 313,30 7,50 0,89 513,80 40,77 45,00 0,54 2123,80 355,50
Payung
9 Akasia 1472,50 801,30 21,95 2,03 300,10 21,99 42,50 1,07 1837,05 826,39
10 Nyamplung 1105,00 1093,40 29,95 1,31 74,30 26,10 44,00 1,81 1253,25 1122,62

Dari Tabel 1 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa


daun Waru dapat menyerap logam hampir 9.000 ppm dan

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 19

menjerap logam 5.000 ppm. Jadi setiap ton daun Waru kering
dapat diperoleh ekstrak unsur dan senyawa besi dan logam
lainnya hampir sebanyak 9 kg, sedangkan partikel terjerapnya 5
kg.

3.1.2. Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal dari Kendaraan


Bermotor

Kendaraan bermotor merupakan sumber utama


Timbal yang mencemari udara di daerah perkotaan.
Diperkirakan 60 – 70% dari partikel Timbal di udara perkotaan
berasal dari kendaraan bermotor.
Untuk mengatasi bunyi berisik dan efisiensi mesin
yaitu menaikan angka oktan perlu ditambah senyawa Timbal
baik Timbal-tetra-etil ((CH2)4Pb) atau TEL maupun Timbal-
tetra-methil ((CH3)4Pb) atau TML. Penambahan 2 – 3 ml
senyawa tersebut ke dalam 1 galon (3,8 liter) bensin murni
akan menaikkan nilai oktan sebesar 15 satuan.
Dengan ditambahkannya Timbal ke dalam bahan
bakar, maka emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor
mengandung partikel timbal. Timbal merupakan salah satu
logam berbahaya yang dapat masuk dalam sisitem
pernafasan. Nilai ambang atas kadar Timbal dalam darah
adalah 40 mg/10 ml (WHO).
Upaya untuk mengurangi emisi Timbal adalah
menggunakan bahan bakar tanpa timbal dengan
menggunakan teknologi ramah lingkungan. Bahan bakar gas
dan tenaga surya merupakan alternatif yang dapat
dipertimbangkan untuk mengurangi emisi gas buang
kendaraan bermotor.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 20

Upaya lain yang tak kalah penting untuk mengurangi


cemaran udara, salah satunya adalah dengan memperbanyak
tanaman di perkotaan dengan jenis yang mampu Timbal.
Beberapa contoh jenis tanaman dalam menjerap dan
menyerap Timbal (Dahlan, 1992) :
a. Kemampuan sedang sampai tinggi :
- Damar (Agathis alba)
- Mahoni (Switenia macrophylla)
- Jamuju (Podocarpus imbricratus)
- Pala (Mirystica fragran)
- Asam landi (Pithecelobium dulce)
- Johar (Cassia siamea)
b. Kemampuan rendah :
- Glodogan (Polyalthea longifolia)
- Keben (Baringtonia asiatica)
- Tanjung (Mimosops elengi)
c. Kemampuan sangat rendah :
- Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea)
- Kesumba (Bixa orellana)

3.1.3. Penyerap dan Penjerap Debu Semen


Debu semen dapat menyebabkan penyakit
sementosis. Daun tanaman dapat menjerap dan menyerap
debu semen. Jenis tanaman yang baik untuk daerah ini
adalah tanaman yang memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap pencemaran debu semen dan kemampuannya yang
tinggi dalam menjerap dan menyerap debu. Contoh : Mahoni,
Bisbul, Tanjung, Kenari, Meranti Merah, Kayu Hitam.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 21

3.1.4. Mengurangi Bahaya Hujan Asam


Hujan asam adalah hujan yang mempunyai pH < 5,6.
Hujan asam terjadi akibat zat pencemar Oksida-belerang dan
Oksida-nitrogen hasil pembakaran bahan bakar minyak (fosil)
dan batu bara yang bereaksi dengan uap air di atmosfer
menjadi asam. Hujan asam dapat membahayakan tanaman,
ikan, mikroorganisme tanah dan lain sebagainya.
Larutnya ion-ion seperti K+, Na+, Ca2+, Fe2+ dan Mg2+
akibat daun tercuci oleh air hujan yang mengandung asam,
ternyata dapat mengakibatkan pH air hujan asam naik
mendekati netral (Dahlan, 2004). Henderson (1977)
mengemukakan bahwa besaran kadar unsur yang dikeluarkan
oleh daun berlainan menurut unsurnya. Bahan organik yang
diturunkan ke lantai hutan dari tajuk melalui proses throughfall
dari yang terbesar sampai terkecil dengan urutan
K>Ca>Mg>Na. Menurut Hoffman (1980), bahwa pH air hujan
yang telah melewati tajuk pohon lebih tinggi, jika
dibandingkan dengan pH air hujan yang tidak melewati tajuk
pohon. Erni (1999) menyatakan bahwa pH air hujan dari
stemflow ataupun throughfall memilki pH lebih tinggi. Jenis
tanaman yang baik untuk meningkatkan pH air hujan adalah
Akasia (Acacia auriculiformis), Kayu Manis (Cinnamomum
burmanii), Puspa (Schima walichii) dan Daun Kupu-kupu
(Bauhinia purpurea).

3.1.5. Penyerap Gas Beracun


Dalam uadara terdapat berbagai gas. Nirogen
merupakan komponen utama dengan kadar sekitar 78,08%,
Oksigen dengan kadar 20,95% dan Karbondioksida sekitar
0,03% dan ada beberapa gas lainnya yang kadarnya sangat
rendah. Namun demikian dengan adanya peningkatan jumlah

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 22

kendaraan bermotor dan industri, udara kota menjadi


tercemar oleh gas-gas buang tersebut.
Kemampuan daun tanaman dalam menyerap berbagai
jenis gas pencemar udara bervariasi menurut : daya kelarutan
polutan tersebut di dalam air/cairan sel, kelembaban
lingkungan di sekitar daun, intensitas cahaya matahari dan
kedudukan daun (Smith, 1981).
Gas Karbonmonoksida merupakan gas yang sangat
sulit untuk diserap oleh cairan sel daun, sebaliknya
Belerangdioksida merupakan gas yang mudah diserap dan
sekaligus sebagai racun bagi tumbuhan. Susunan urutan gas
dari yang sangat mudah diserap sampai yang sulit diserap
oleh daun adalah SO2 > Cl2 > NO2 > O3 > P > NO > CO.
Meskipun daun tanaman kurang dapat menyerap gas
CO, namun pembangunan Hutan Kota juga dapat mengurangi
konsentrasi gas tersebut melalui penyerapan yang dilakukan
oleh mikroorganisme tanah yang terdapat dalam humus pada
lantai hutan (Fardiaz, 1992).
Dengan adanya mekanisme serapan berbagai macam
gas baik oleh tajuk pepohonan maupun oleh mirkoorganisme
tanah, maka Hutan Kota dapat dinyatakan sebagai penyerap
polutan gas beracun yang baik (Tabel 2 ).

Tabel 2. Kemampuan serapan gas oleh daun dan


mikroorganisme tanah (g/m2/jam)
(Smith, 1981 dalam Dahlan, 2004).

Serapan oleh Serapan oleh Tajuk


Jenis Polutan
Lantai Hutan Pohon
Karbonmonoksida 1,9 x 104 2,6 x 103
Nitrogenoksida 2,0 x 102 2,3 x 103
Ozon 1,0 x 109 6,2 x 104
Peroksi-asetil-nitrat - 1,2 x 103
Belerang-dioksida 7,7 x 106 4,1 x 104

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 23

3.1.6. Penyerap Gas Karbondioksida


Berbagai kegiatan di perkotaan yang menggunakan
pembakaran dengan menggunakan bahan bakar fosil akan
menghasilkan karbodioksida (CO2) . Keberadaan gas ini di
perkotaan akhir-akhir ini mengalami peningkatan
konsentrasinya di udara. Gas CO2 dapat mengakibatkan
peningkatan suhu udara bumi secara global melalui efek
rumah kaca.
Hutan merupakan penyerap gas CO2 yang cukup
penting, selain dari fitoplankton, ganggang dan rumput laut di
samudera. Semakin berkurangnya luasan hutan alam, maka
perlu dibangun Hutan Kota untuk membantu mengatasi
masalah tersebut di atas.
Tanaman Hutan Kota akan menyerap gas CO2 melalui
proses fotosintesis yang kemudian menghasilkan oksigen.
Dengan demikian pembangunan dan perluasan Hutan Kota
dapat ikut berperan dalam membantu mengatasi efek rumah
kaca.
Dahlan (1992) menyatakan bahwa tanaman yang baik
sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil Oksigen adalah
Damar (Agathis alba), Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea),
Lamtorogung (Leucaena leucocephala), Akasia (Acacia
auriculiformis) dan Beringin (Ficus benjamina).
Areal seluas satu hektar yang ditanami pohon, semak
dan rumput yang memiliki luas daun sekitar 5 hektar dapat
menyerap 900 kg CO2 dari udara dan melepaskan Oksigen
sebanyak 600 kg dalam waktu 2 jam. Satu pohon Beech yang
telah berumur 100 tahun dengan diameter tajuk 15 m,
menutupi tanah seluas 160 m2, luas permukaan luar daun
1600 m2, mampu mengahsilkan Oksigen sebanyak 1,7 kg/jam

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 24

dan menyerap CO2 sebanyak 2,35 kg/jam (Bernatzky, 1978


dalam Dahlan, 2004). Manusia memerlukan Oksigen untuk
pernafasan butuh disediakan daun seluas 150 m2/orang.

3.2. Fungsi Pengawetan


3.2.1. Pelestarian Plasma Nutfah
Indonesia mempunyai keragaman jenis tumbuhan dan
satwa yang sangat tinggi. Sebanyak 10% tumbuhan
berbunga yang terdapat di dunia ada di Indonesia, jenis
burung sebanyak 17% dan lainnya. Sebagian tumbuhan dan
satwa telah dimanfaatkan dan dibudidayakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup semakin bertambah, namun masih banyak
jenis-jenis yang belum dimanfaatkan, bahkan masih belum
diketahui kegunaannya. Keragaman tumbuhan dan satwa
yang sangat tinggi tersebut dapat mengalami penurunan jika
tidak dikelola dengan baik.
Jenis-jenis yang telah dibudidayakan sebagaian ada
yang mengalami erosi genetik. Tumbuhan menjadi inbreeding
(mengalami penurunan kualitas genetik), karena mengalami
persilangan secara sengaja oleh manusia dalam sistem
budidaya tanaman secara modern. Sedangkan jenis-jenis
yang belum dibudidayakan dapat punah atau langka, sebagai
akibat pemanfaatan sumber daya alam lainnya yang tidak
memperhatikan kelestarian ekologis secara utuh menyeluruh.
Pelestarian plasma nutfah yang merupakan sumber
kekayaan alam perlu mendapat perhatian agar tidak punah.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melestarikan
jenis lokal unggul dalam program pengembangan Hutan Kota.
Untuk mencegah kepunahan, idealnya setiap jenis sudah
diketahui status kelangkaannya. Pelestarian plasma nutfah
melalui pengembangan Hutan Kota akan sangat membantu

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 25

mengawetkan jenis, mengingat jumlah kota/kabupaten yang


jumlahnya banyak.

3.2.2. Sebagai Habitat Satwa Liar


Desiran angin, kicauan burung dan atraksi satwa
lainnya yang ada di Hutan Kota dapat menghalau kejenuhan
dan stress yang banyak dialami oleh penduduk perkotaan.
Salah satu satwa liar yang dapat dikembangkan di areal Hutan
Kota adalah burung.. Burung memberikan manfaat antara lain
: membantu mengendalikan serangga hama, membantu
proses penyerbukan bunga, mempunyai nilai ekonomi tinggi,
memiliki suara khas, untuk pendidikan dan penelitian.
Beberapa jenis burung sangat membutuhkan pohon sebagai
tempat mencari makan dan sebagai tempat hidup dan
berkembang biak.

3.3. Fungsi Estetika


3.3.1. Meningkatkan Citra
Kebutuhan hidup manusia sangat luas, tidak hanya
membutuhkan makanan dan minuman saja tetapi juga
membutuhkan lingkungan yang bersih, sehat dan indah.
Benda-benda di sekiling manusia dapat ditata dengan indah
menurut garis, bentuk, warna, ukuran dan teksturnya
sehingga diperoleh suatu komposisi yang indah dan menawan
yang dapat meningkatkan citra.
Benda-benda buatan meskipun dirancang sedemikian
indahnya tetap membutuhkan tanaman sebagi pelengkap dan
pelembut. Pemilihan dan peletakkan jenis tanaman harus
dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
nilai keindahan.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 26

3.3.2. Menutupi Bagian Kota yang Kurang Baik


Beberapa bagian di perkotaan yang memberikan
kesan tidak sedap dipandang mata dan akan menurunkan citra
kota antara lain : tempat pembuangan sampah, pemukiman
kumuh, jemuran pada rumah susun yang semrawut.
Demikian juga dengan bangunan pabrik yang menimbulkan
kesan kaku, keras dan gersang. Kesan tersebut dapat ditutup-
samarkan oelh Hutan Kota sebagai tabir penyekat.

3.4. Fungsi Perlindungan


3.4.1. Peredam Kebisingan
Berbagai kegiatan yang ada di kota seperti industri
dan kendaraan bermotor dapat menimbulkan kebisingan.
Kebisingan dapat mengganggu keheningan dan kenyamanan.
Oleh karena itu kebisingan perlu dikurangi. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan membangun Hutan Kota.
Daun tanaman yang rapat dapat meredam kebisingan dengan
baik.
Dedaunan dapat meredam suara dengan cara
mengabsorpsi gelombang suara. Dedaunan tanaman dapat
menyerap kebisingan sampai 95%. Jenis tumbuhan yang
paling efektif untuk meredam kebisingan adalah yang
mempunyai tajuk tinggi dan rindang.

3.4.2. Ameliorasi Iklim Mikro


Berkurangnya lahan yang ditutupi oleh pepohonan
mengakibatkan lingkungan kota menjadi panas. Oleh sebab
itu untuk mengatasinya Hutan Kota perlu dibangun untuk
mengelola lingkungan perkotaan yang semakin panas.
Suhu udara pada daerah berpepohonan lebih
nyaman, bila dibandingkan dengan daerah yang tidak

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 27

ditumbuhi pohon. Hal ini disebabkan daun mempunyai


kemampuan untuk memantulkan kembali sinar infra merah.

3.4.3. Penapis Cahaya Silau


Di wilayah perkotaan biasanya banyak benda-benda
yang dapat memantulkan cahaya yang menyilaukan seperti
kaca, aluminium, baja/beton bercat putih ataupun sinar lampu
kendaraan bermotor. Dalam hal ini tanaman dapat berfungsi
sebagai sarana untuk mengurangi cahaya silau.

3.4.4. Penahan Angin


Di beberapa kota pada waktu tertentu berhembus
angin yang kering dengan kecepatan cukup tinggi. Angin ini
dianggap merugikan karena kecepatan yang cukup tinggi dan
kelembabannya rendah. Angin ini dapat mengganggu kulit
dan saluran pernafasan. Oleh karena itu kota perlu dilindungi
dengan membangun Hutan Kota sebagai penahan angin.
Untuk membangun Hutan Kota yang berfungsi
sebagai penahan angin perlu diperhatikan beberapa faktor
antara lain : panjang jalur, ketebalan/lebar jalur dan lain
sebagainya.

3.4.5. Penyerap dan Penapis Bau


Pada wilayah perkotaan biasanya banyak terdapat
tempat penimbunan sampah yang menyebabkan bau yang
tidak sedap. Daerah seperti itu perlu dikelilingi oleh jalur
pepohonan yang rapat dan tinggi, agar bau dapat diisolasi.
Selain itu juga tanaman dapat menyerap bau. Akan lebih baik
lagi apabila tanaman yang ditanam dapat mengeluarkan bau
harum.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 28

3.4.6. Mengatasi Penggenangan


Untuk mengurangi daerah yang mengalami
genangan, perlu ditanami jenis pohon yang tahan terhadap
genangan dan mempunyai daya evapotranspirasi yang tinggi,
agar air yang tergenang dapat cepat diuapkan oleh tanaman.
Beberapa jenis tanaman yang mempunyai daya penguapan
sedang sampai tinggi adalah : Nangka, Sengon, Sonokeling,
Mahoni, Jati, Kihujan dan Lamtoro.

3.4.7. Mengatasi Intrusi Air Laut


Upaya untuk mengatasi masalah intrusi air laut sama
dengan upaya meningkatkan kandungan air tanah yaitu
dengan membangun hutan lindung kota pada daerah resapan
air dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi
rendah.

3.4.8. Mengamankan Pantai dan Membentuk Daratan


Hutan Kota yang berupa formasi hutan mangrove dapat
meredam ombak dan dapat membantu proses pengendapan
lumpur di pantai. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat
ditemui di ekosistem mangrove antara lain : Avicenia spp.,
Sonneratia spp., Rhizophora spp., Bruguiera spp., Ceriops
spp., Lumnitzera spp., Xylocarpus spp., Nypa sp.

3.4.9. Mengatasi Penggurunan


Gurun yang mengandung banyak pasir merupakan
akibat dari tingginya tingkat penggundulan hutan. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dibuat jalur hijau yang cukup.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 29

3.5. Fungsi Produksi


3.5.1. Air Tanah
Hutan kota dapat meningkatkan air tanah, karena akar
tanaman yang besar dapat mengakibatkan terbentuknya
rekahan tanah. Air hujan akan masuk melalui rekahan-
rekahan tersebut.. Selain itu serasah yang dihasilkan akan
memyebabkan terbentuknya humus tanah yang tebal.
Kemampuan humus dalam mengikat air jauh lebih besar dari
butiran tanah..
Dengan banyaknya rekahan tanah, pori tanah yang
terbuka dan humus yang tebal akan mengakibatkan air hujan
mudah meresap masuk ke dalam tanah.

3.5.2. Kayu, Kulit, Getah, Bunga dan Buah


Hutan kota selain memiliki nilai jasa juga dapat
memberikan nilai ekonomi berupa kayu, kulit, getah, bunga
dan buah.

3.5.3. Madu Lebah


Hutan kota juga dapat difungsikan sebagai sumber
pakan lebah madu. Tanaman yang baik sebagai sumber
pakan lebah madu yang banyak dijumpai di kota-kota antara
lain : Kelengkeng, Kopi, Kapuk Randu, Karet, Jambu Air,
Durian, Matoa, Rambutan dan Kelapa.

3.6. Fungsi Lainnya


3.6.1. Identitas Wilayah
Setiap kota dapat memilih dan menetapkan satu atau
beberapa jenis pohon sebagai simbol atau identitas
kota/kabupaten.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 30

3.6.1. Pengelolaan Sampah


Pembangunan Hutan Kota dapat diarahkan untuk
pengelolaan sampah. Hutan Kota dapat difungsikan sebagai,
penyekat dan penahan bau dari sampah, penyerap bau,
sebagai pelindung tanah hasil bentukan dekomposisi, sebagai
penyerap zat yang berbahaya.

3.6.2. Pendidikan dan Penelitian


Areal Hutan Kota dapat dijadikan sebagai sarana
pendidikan. Areal Hutan Kota juga dapat dijadikan sebagai
sarana penelitian tentang sumber daya alam dan lingkungan
hidup.

3.6.3. Mengurangi Stress


Hidup di kota besar dapat menimbulkan persaingan dan
stress yang tinggi. Program pengembangan dan
pembangunan Hutan Kota dapat menjadikan lingkungan lebih
sejuk, ramah dan bersahabat.

3.6.4. Penunjang Rekreasi dan Pariwisata


Areal Hutan Kota dapat dijadikan sebagai tempat
rekreasi untuk menghilangkan stress.

3.6.5. Hobbi dan Pengisi Waktu Luang


Kegiatan untuk menyalurkan hobi serta mengisi waktu
luang adalah dengan menanam pohon.

3.6.6. Pertahanan dan Keamanan


Hutan Kota merupakan tempat perlindungan dan
persembunyian yang baik untuk pasukan, tank dan pesawat
dari incaran musuh.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI


Tugas Mata Kuliah Ekologi & Lingkungan 31

3.6.7. Kekuatan Magis


Bagi sebagian orang ada kepercayaan bahwa suatu
tanaman memiliki kekuatan magis.

3.6.8. Tempat Berjualan


Orang dapat berjualan makanan dan minuman di
tempat yang teduh di bawah pepohonan yang rindang

3.6.9. Tempat Pesta


Hutan kota dapat dijadikan sebagai tempat untuk
pesta baik pernikahan, ulang tahun, arisan dan lainnya.

Hadinoto, NIM 0800305 PSIL UNRI

Anda mungkin juga menyukai