terbuka. Ruang terbuka (open spaces), Ruang Terbuka Hijau (RTH), Ruang publik
(public spaces) mempunyai pengertian yang hampir sama. Secara teoritis yang
Ruang yang berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan manusia, baik
secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk lainnya untuk hidup
Suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang
Ruang yang berfungsi antara lain sebagai tempat bermain aktif untuk anak-anak
dan dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan sebagai areal
Ruang yang berdasarkan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau yaitu dalam
bentuk taman, lapangan atletik dan taman bermain (Adams, 1952; 156).
Lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangun di wilayah
perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan rekreasi; konservasi
lahan dan sumber daya alam lainnya; atau keperluan sejarah dan keindahan (Green,
1962).
Ruang yang didominasi oleh lingkungan alami di luar maupun didalam kota,
dalam bentuk taman, halaman, areal rekreasi kota dan jalur hijau (Trancik, 1986;
61).
Ruang-ruang di dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan yang
berfungsi sebagai kawasan pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota, kegiatan
Olah Raga, pemakaman, pertanian, jalur hijau dan kawasan hijau pekarangan
(Inmendagri no.14/1988).
lingkungan permukiman, dan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam
Dan pengertian ruang publik (public spaces) adalah suatu ruang dimana seluruh
spaces adalah: terbuka mudah dicapai oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan-
kegiatan kelompok dan tidak selalu harus ada unsur hijau, bentuknya berupa
Jadi RTH lebih menonjolkan unsur hijau (vegetasi) dalam setiap bentuknya
sedangkan public spaces dan ruang terbuka hanya berupa lahan terbuka belum
dibangun yang tanpa tanaman. Public spaces adalah ruang yang dapat dinikmati
oleh seluruh masyarakat sedangkan RTH dan ruang terbuka tidak selalu dapat
Ruang terbuka hijau membutuhkan perencanaan yang lebih baik lagi untuk
Berfungsi secara sosial yaitu fasilitas untuk umum dengan fungsi rekreasi,
Berfungsi secara fisik yaitu sebagai paru-paru kota, melindungi sistem air,
Berfungsi sebagai estetika yaitu pengikat antar elemen gedung dalam kota,
pemberi ciri dalam membentuk wajah kota dan unsur dalam penataan arsitektur
perkotaan.
1. Terbatasnya lahan yang hendak dibangun pada daerah RTH yang mengalami
perubahan.
penduduk
membina hubungan sosial antar keluarga karena keterbatasan luas rumah yang
sempit, kebuthan RTH bukan merupakan kebuthan langsung yang dapat dirasakan
dipentingkan
kepentingan aspek visual dan estetika, sehingga kebutuhan akan RTH sudah
(Erowati, 1988).
Kawassan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi utama
Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang
Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area lapangan,
yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas. Bentuk dari ruang
terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan lari atau lapangan golf.
Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif, yaitu
lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan padi, sayuran,
Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di
Sementara klasifikasi RTH menurut Inmendagri No.14 tahun 1988, yaitu: taman
kota, lapangan O.R, kawasan hutan kota, jalur hijau kota, perkuburan, pekarangan,
Bentuk RTH yang memiliki fungsi paling penting bagi perkotaan saat ini adalah
kawasan hijau taman kota dan kawasan hijau lapangan olah raga. Taman kota
dibutuhkan karena memiliki hampir semua fungsi RTH, sedangkan lapangan olah
masyarakat selain itu bisa difungsikan sebagian dari fungsi RTH lainnya.
b. Menurut De Chiara :
4. Multiuse Classification.
pasti akan lebih baik jika setiap orang mengetahui fungsi RTH bagi lingkungan
perkotaan. fungsi dari RTH bagi kota yaitu: untuk meningkatkan kualitas
tingkat kesejahteraan warga kota dengan menciptakan lingkungan yang lebih baik
dan sehat.
2. RTH yang berfungsi sebagai tempat berkarya, yaitu tempat penduduk bermata
seperti jalur pemeliharaan sepanjang sungai dan selokan sebagai koridor kota.
4. RTH yang berfungsi sebagai ruang pengaman, yaitu untuk melindungi suatu
objek vital atau untuk mengamankan manusia dari suatu unsur yang dapat
jalur sekeliling instalasi militer atau pembangkit tenaga atau wilayah penyangga.
5. RTH yang berfungsi sebagai ruang untuk menunjang pelestarian dan
masa mendatang.
manusia. Sementara untuk kota di luar negeri taman identik dengan peradaban
fungsi, misalnya Di Italia; terkenal sebagai tempat asal pemusik kelas dunia
memiliki taman dengan ciri khas permainan musik lewat water orchestra, Di
Yunani; orang terkenal gemar memasak dan mengobati memiliki taman dengan ciri
khas kitchen garden, Di Mesir; taman memiliki ciri khas tanaman herba, rempah-
rempah dan wewangian, di Inggris; taman dengan rumput terpangkas rapi dengan
seni pemangkasan yang terkenal yaitu topiary, di Cina dan Jepang; dengan tradisi
ciri khas taman adalah air, batu dan bukit-bukitan (Kompas, April, 2001) dan di
Sydney yang berpenduduk asli suku Aborigin menganggap tanah dan alam bagian
dari hidup mereka, jadi pemerintah membangun taman nasional (suaka alam)
Manfaat RTH kota secara langsung dan tidak langsung, sebagian besar dihasilkan
dari adanya fungsi ekologis, atau kondisi ’alami’ ini dapat dipertimbangkan
lingkungan perkotaan secara seimbang dan lestari akan membentuk kota yang
diajarkan sejak sekolah dasar, di mana zat hijau (khlorofil) yang banyak terdapat
dalam daun dengan bantuan energi matahari dan air, menghasilkan makanan,
berupa karbohidrat, protein, lemak juga vitamin dan mineral, sangat berguna bagi
Tanaman adalah pabrik tanpa butuh bahan bakar fosil, bahkan dia adalah sumber
karbon itu, sama juga tidak membutuhkan energi listrik atau api untuk memasak
makanannya agar bisa terus tumbuh. Pabrik ini tidak mencemari media
’menyegarkan’ udara. Akar pohon berfungsi untuk menarik bahan baku dari dalam
media tanah, antara lain berbagai macam mineral yang larut dalam air. Zat-zat
Tanaman sebagai penghasil oksigen (O2) terbesar dan penyerap karbon dioksida
(CO2) dan zat pencemar udara lain, khusus di siang hari, merupakan pembersih
penjerapan (adsorbsi) dalam proses fisiologis, yang terjadi terutama pada daun,
dicermati dari hasil studi penelitian Bernatzky (1978: 21-24), yang menunjukkan
bahwa setiap 1 hektar RTH, yang ditanami pepohonan, perdu, semak dan penutup
tanah, dengan jumlah permukaan daun seluas 5 hektar, maka sekitar 900 Kg CO2
akan dihisap dari udara, dan melepaskan sekitar 600 Kg O2 dalam waktu 12 jam.
(aerosol) pada lahan terbuka dan khususnya pada hutan kota. Pengendapan debu
dipengaruhi jarak RTH terhadap sumber debu, jenis dan konsentrasi debu, kondisi
iklim, topografi, jenis, dan kelompok tanaman, serta struktur arsitektural RTH.
2. Ameliorasi Iklim
Dengan adanya RTH sebagai ‘paru-paru’ kota, maka dengan sendirinya akan
terbentuk iklim yang sejuk dan nyaman. Kenyamanan ini ditentukan oleh adanya
saling keterkaitan antara faktor-faktor suhu udara, kelembaban udara, cahaya, dan
pergerakan angin.
Hasil penelitian di Jakarta, membuktikan bahwa suhu di sekitar kawasan RTH (di
RTH membantu sirkulasi udara. Pada siang hari dengan adanya RTH, maka secara
alami udara panas akan terdorong ke atas, dan sebaliknya pada malam hari, udara
dingin akan turun di bawah tajuk pepohonan. Pohon, adalah pelindung yang paling
tepat dari terik sinar matahari, di samping sebagai penahan angin kencang,
peredam kebisingan dan bencana alam lain, termasuk erosi tanah. Bila terjadi
tiupan angin kencang di ‘atas’ kota tanpa tanaman, maka polusi udara akan
Beberapa kriteria yang dianggap penting dalam pengembangan RTH (De Chiara,
Intensitas penggunaan
Karakteristik lahan
Kondisi-kondisi lainnya
PERILAKU MANUSIA PADA
RUANG TERBUKA
Posted on Jumat, Maret 26, 2010 by Dio Alvaro Feranov | 0 komentar
Ruang Terbuka
Ruang terbuka (publik) sangat berpengaruh besar terhadap prilaku manusia di lingkungan
perkotaan. Ruang tersebut berperan penting sebagai pusat interaksi dan komunikasi
masyarakat baik formal maupun informal, individu atau kelompok. Pengertian ruang terbuka
(publik) secara singkat merupakan suatu ruang yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan
masyarakat yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya. Sikap dan perilaku
manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi
ruang kota yang direncanakan.
Tipologi ruang terbuka (publik) dalam perkembangannya memiliki banyak variasi tipe dan
karakter antara lain :
1. Taman Umum (Public Parks).
2. Lapangan dan plasa (Squares and Plazas)
3. Jalan (Streets).
Dalam riset lebih menekankan pada ruang terbuka publik sebagai titik pengikat dalam
struktur kota, Disamping tempat evakuasi masyarakat jika terjadi bencana gempa seperti yang
terjadi baru- baru ini. Ruang terbuka publik juga dapat berperan sebagai paru-paru kota yang
dapat menyegarkan kawasan tersebut. Secara singkat ruang terbuka publik memiliki 3 karakter
penting yakni memiliki :
1. Makna (meaningful).
2. Dapat mengakomodir kebutuhan para pengguna dalam melakukan
kegiatan (responsive).
RTH dimaksud berupa taman kota, jalur hijau jalan, hutan kota/kebun raya, hutan mangrove
(kota pesisir), lapangan olahraga, taman/hutan bantaran sungai dan sebagainya.
3. Selain itu juga RTH dapat menurunkan polusi udara kota, setiap pohon misalnya dapat
menyerap CO2 dan menyediakan 1,2 Kg O2/hari. Sehingga menunjang kebutuhan
ketersediaan oksigen untuk bernapas bagi penduduk kota dan mengurangi dampak
akibat karbondioksida yang merugikan kesehatan.
Secara garis besar Purnomohadi, Ning ; 2007, menyebutkan bahwa fungsi ideal
penyelenggaraan RTH di perkotaan adalah :
1. Sebagai identitas (bio-geofisik) kota.
2. Upaya pelestarian plasma nuftah.
5. Produksi (terbatas).
6. Ameloriasi iklim.
7. Pengelolaan sampah.
8. Pelestarian air tanah.
Pola prilaku yang dilakukan manusia pada ruang terbuka mempunyai keragaman dan berbeda-
beda, mereka melakukan kegiatan menurut fasilitas yang berada di ruang terbuka tersebut,
misalnya :
Kegiatan yang biasa dilakukan di Taman Umum yaitu : santai, ngobrol-ngobrol, rileksasi,
istirahat, dsb. Taman umum biasanya digunakan sebagai sarana penghijauan dimana
tumbuh-tumbuhan hijau yang besar di tanam berfungsi sebagai paru-paru kota, dan juga
Taman Umum digunakan sebagai sirkulasi penghubung dari wilayah atau kawasan
tertentu.
Lapangan dan plasa (Squares and Plazas)
Kegiatan yang biasa dilakukan di Plasa yaitu : biasanya ruang ini adalah terbuka dan
skala luas, dan biasanya keberadaannya pada ruang dengan mobilitas besar dan
mewah, biasa yang dilakukan di Plasa yaitu : sebagai sirkulasi menuju suatu tempat
tertentu (gedung) dan juga bisa digunakan sebagai tempat untuk bersantai dan
berdiskusi.
Jalan (Streets)
Kegiatan yang biasa dilakukan di Jalan yaitu : jalan adalah sarana tempat orang berlalu-
lalang, jadi kegitan yang berada di jalan adalah sebagian besar adalah tempat orang
melintas, ada juga orang yang berjalan sambil mengobrol, melihat keadaan sekeliling,
menunggu kendaraan, dan kadang orang ada juga yang berjualan di jalan (trotoar) ini
dapat menggangu sekali orang yang sedang berjalan kaki.
Tempat Bermain (Playground)
Kegiatan yang biasa dilakukan di Taman Bemain yaitu : taman ini merupakan sarana
tempat bermain bagi anak-anak, biasanya di tempat ini terdapat alat bermain anak
seperti perosotan, ayunan, dsb yang di tujukan untuk anak-anak antara balita - 10 thn.
Taman ini juga bisa di gunakan untuk duduk-duduk, santai, mengobrol, dsb.
Referensi :
http://eprints.undip.ac.id
Frick, Heinz & Mulyani, Tri Hesti, 2006. Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisisus – Yogyakarta &
Soegijapranata University Press – Semarang
Kusumawijaya, Marco dalam Sutanta, Hari, 2007. Berita Bumi, Artikel : Alih Fungsi Lahan Sebabkan Banjir
di Jakarta. http//www.berita-bumi/ bencana_alam_dan_lingkungan.htm. Senin, 27 Agustus 2007. Jakarta
Purnomohadi, Ning. 2007. Materi Seminar : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Samarinda. Direktorat
Penataan Bangunan dan Lingkungan Dirjen Cipta Karya Dep. PU RI. Jakarta.
Sidharta, Prof.Ir, 1983. Makalah Diskusi Panel : Rumah Susun ditinjau dari Segi Ekologi. Semarang, dalam
Budihardjo, Eko. Prof.Ir. M.Sc. 2006. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Penerbit PT. Alumni. Bandung.
Tarigan, Robinson, Drs. M.R.P. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah, Edisi Revisi. Penerbit Bumi
Aksara. Jakarta.
Wiradisuria, Rachmat, Ir. 1983. Makalah Diskusi Ilmiah Ikatan MAI : Pemukiman dan Lingkungan Hidup.
Bandung, dalam Budihardjo, Eko. Prof.Ir. M.Sc. 2006. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Penerbit PT.
Alumni. Bandung.