Anda di halaman 1dari 3

NAMA : GHINA SYARAFINA

NPM : 194301220
KELAS :C
MATA KULIAH : HUKUM LINGKUNGAN

TUGAS

1. Apa yang anda ketauhi tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) ? uraikan dengan benar dan
lengkap !
• Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam
bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang
terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Ruang Terbuka Hijau
(RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka di wilayah
perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras
maupun yang berupa badan air. Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi
tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara
lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami
tumbuhan. Ruang terbuka hijau publik, adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat
secara umum. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 40% dari luas wilayah, selain
sebagai sarana lingkungan juga dapat berfungsi untuk perlindungan habitat tertentu atau
budidaya pertanian dan juga untuk meningkatkan kualitas atmosfer serta menunjang
kelestarian air dan tanah. Klasifikasi bentuk RTH umumnya antara lain RTH
Konservasi/Lindung dan RTH Binaan. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan
dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR
Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi :
- kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
- kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
- area pengembangan keanekaragaman hayati;
- area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
- tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
- tempat pemakaman umum;
- pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;
- pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
- penyediaan RTH bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria
pemanfaatan;
- area mitigasi/evakuasi bencana; dan
- ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan
tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.

2. Sebutkan peraturan perundang-undangan terkait RTH (UU,PP,Perda,Pergub, Perwal/Perbup


dan sebagainya), selanjutnya buat resume anda tentang Peraturan RTH tersebut !
• Salah satu tolok ukur pengaplikasian konsep Kota Hijau adalah keberadaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Ruang Terbuka Hijau pada suatu kota harus
memenuhi luasan minimal yakni sebesar 30% dari keseluruhan luas lahan dengan
komposisi 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau privat (Undang-
Undang No. 26 Tahun 2007). Pengalokasian 30% RTH ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang RTRW Kota dan RTRW Kabupaten. Proporsi tersebut bertujuan untuk
menjamin keseimbangan ekosistem kota baik keseimbangan sistem hidrologi dan
keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan
ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, ruang terbuka bagi aktivitas
publik serta dapat meningkatkan nilai estetika kota. Langkah-langkah strategi yang dapat
dilakukan untuk menuju RTH 30%, diantaranya:
1) Menetapkan kawasan yang tidak boleh dibangun.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kawasan yang dipreservasi
diantaranya habitat satwa liar, daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi,
daerah genangan dan penampungan air (water retention), daerah rawan longsor,
tepian sungai dan tepian pantai sebagai pengaman ekologis, dan daerah yang
memiliki nilai pemandangan tinggi.
2) Membangun lahan hijau (hub) baru, perluasan RTH melalui pembelian lahan.
Pemerintah sebagai pemegang wewenang dalam suatu kota dapat melakukan
strategi pembebasan lahan yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan
taman lingkungan, taman kota, taman makam, lapangan olahraga, hutan kota,
kebun raya, hutan mangrove dan situ/danau buatan.
3) Mengembangkan koridor ruang hijau kota.
Koridor ruang hijau kota merupakan urban park connector yang menghubungkan
RTH satu dengan lainnya di setiap kota. Koridor diciptakan dengan menanami
pohon besar disepanjang potensi ruang hijau seperti pedestrian, sempadan
sungai, tepian badan air situ dan waduk, sempadan rel kereta api dan dapat
dijadikan sebagai transportasi kendaraan bermotor dan jalur wisata kota ramah
lingkungan.
4) Mengakuisisi RTH privat, menjadikan bagian RTH kota.
Akuisisi dilakukan dengan menerapkan Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada lahan
privat yang dimiliki masyarakat dan swasta pada pengurusan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB). Pemerintah daerah.
5) Peningkatan kualitas RTH kota melalui refungsi RTH eksisting.
Optimalisasi fungsi ekologis RTH eksisting diantara melalui revitalisasi kawasan
hutan bakau, situ, danau maupun waduk sebagai daerah resapan air serta
penanaman rumput pada taman lingkungan perumukiman yang diperkeras.
6) Menghijaukan bangunan (green roof / green wall).
Keterbatasan lahan untuk dapat mengembangkan kawasan hijau dapat disiati
dengan memanfaatkan ruang-ruang terbangun melalui penanaman tanaman pada
atap ataupun tembok bangunan.
7) Menyusun kebijakan hijau.
Pemerintah Daerah serta DPRD sebagai fungsi legislatif mendorong penyusunan
dan penetapan perda terkait dengan RTH dan Rencana Induk RTH agar
perencanaan pembangunan RTH memiliki kekuatan hukum.
8) Memberdayakan komunitas hijau.
Partisipasi aktif masyarakat dalam komunitas hijau diberdayakan melalui
pembuatan pemertaan komunitas hijau, penyusunan rencana tindak, dan
kelembagaan peran komunitas hijau.

Anda mungkin juga menyukai