Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PERKOTAAN

REGULASI DAN INTI MATERI RUANG HIJAU


KOTA SEMARANG

DOSEN KELAS :

Ir. Afriyanto Sofyan, St.B, MT


Disusun Oleh :
WYASA SENTANU S. 14.A1.0178

LEONARDO AXEL T. 17.A1.0138

CHRISTINE NATASYA B. 17.A1.0156

BALBINO DA C.SOARES 17.A1.0157

MELLA MAHRETA 17.A1.0179

ZUHAD ZAISYAR 17.A1.0180

PERIODE GASAL 2019-2020

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
KOTA SEMARANG

1
MELLA MAHRETA/17.A1.0179

1. APA ITU RUANG TERBUKA HIJAU ?


Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR
Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:

 kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;

 kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;

 area pengembangan keanekaragaman hayati;

 area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;

 tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;

 tempat pemakaman umum;

 pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;

 pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;

 penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya;

 area mitigasi/evakuasi bencana; dan

 ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH

2
2. REGULASI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SEMARANG

Berdasarkan ketentuan dari Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ditetapkan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
adalah sebesar 30% dari luas kota dan 20% dari RTH tersebut harus bersifat publik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi Ruang Terbuka
Hijau (RTH) di Kota Semarang. Metoda yang digunakan untuk mendapatkan data adalah menggabungkan data primer dari kuesioner,
pengukuran lapangan dengan data sekunder yang diperoleh dari dokumen buku dan peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas RTH di
Kota Semarang mencapai 23.146,70 ha atau 61,94 % dari luas kota, ini berarti telah memenuhi ketentuan Undang-undang. Untuk RTH publik,
Kota Semarang belum memenuhi ketentuan, karena RTH publik yang ada hanya seluas 1.483,32 ha atau hanya sebesar 3,97 % dari luas kota.
Saran yang diajukan adalah agar Pemerintah Kota Semarang perlu segera merencanakan penambahan RTH publik sebesar minimal 5.990,76
ha untuk mencapai RTH publik Kota Semarang mencapai 20%. Pengembangan RTH publik dapat dilakukan pada RTH yang semula bersifat
privat yang memiliki luas relatif besar, yaitu sebesar 44,7 % dari luas kota. Pengembangan RTH publik ini dapat berupa hutan kota, lapangan
bermain, lapangan sepak bola, tempat rekreasi publik dan pemakaman umum. Pengembangan RTH publik juga dapat dilakukan pada sempadan
pantai dan sungai, dengan melakukan pengelolaan yang memadai.Di dalam pengaturannya RTH juga dapat disebut dengan ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan (RTHKP). Fungsi hijau dalam ruang terbuka hijau (RTH) kotamerupakan penyeimbang antara polusi udara dengan lingkungan
alam. Lebih dari itu, masih banyak fungsi RTH termasuk fungsi estetika yang bermanfaat sebagai sumber rekreasi publik.Pada penelitian ini
menggunakan Citra Quickbird Kota Semarang, peta garis Kota Semarang, peta permukiman Kota Semarang dan data Taman Kota semarang tahun
2012 untuk membuat sistem informasi geografis tentang RTH Kota Semarang. Jenis RTH yang diteliti dalam penelitian ini adalah hutan, jalur hijau jalan,
taman, lapangan, makam, sawah dan perkebunan. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan software ArcGIS 9.3 dan
Microsoft Excel 2010.Hasil penelitian ini menunjukkan dari 16 kecamatan yang dimiliki oleh Kota Semarang dengan luas sebesar 373,70 memiliki ruang
terbuka hijau sebesar 17.149,902 Ha yang terdiri atas hutan 68.152.865,51, jalur hijau jalan 354.590,98 m, dan taman 268.143,41 , sedangkan ruang
terbukah hijau privat yang dimiliki oleh Kota Semarang terdiri atas hutan produksi 23.347.152,35 , perkebunan 9.641.452,91, pertanian 17.588.565,97,
lapangan 882,102,36 , dan makam 1.289.692,49 .Luasan kapasitas dari suatu taman atau yang bisa disebut dengan Carrying Capacity adalah 1,5 ,
dari acuan tersebut dan dilakukan perhitungan dengan cara perbandingan antara luasan taman dengan jumlah penduduk didapatkan hasil dari 64
taman aktif hanya 9 taman yang memenuhi standard dan 55 taman yang tidak memenuhi standart kapasitas taman bermain dan olahraga.

3
ZUHAD ZAISYAR/17.A1.0180

PENGELOLAAN POHON

Pengelolaan pohon pada Kota Semarang, sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2016. Pada peraturan Daerah tersebut
berisi pengelolaan pohon pada Ruang terbuka hijau publik, jalur hijau jalan dan taman yang meliputi inventarisasi, penandaan pohon, pemetaan, perawatan, dll.

Pengelolaan Pohon Berfungsi agar :

• Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis dapat tetap terjaga

• Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi sosial budaya, ekonomi dan estetika dapat tetap terjaga

Inventarisasi Pohon bertujuan agara didapat data dan informasi secara lengkap mengenai jenis, potensi/manfaat dan kondisi pohon. Inventarisasi dilakukan
minimal satu kali dalam 5 tahun.

PENANAMAN, PEMELIHARAAN, PENEBANGAN

• PENANAMAN

Penanaman pohon pada RTH, jalur hijau dan taman harus memiliki perencanaan yang jelas, perencanaan ini meliputi :

• Lokasi penanaman

• Jenis tanaman yang akan ditanam

• Cara penanaman

• Cara pemeliharaan

• Peralatan

4
• Rencana biaya serta jadwal/ waktu.

• PEMELIHARAAN

Pemeliharaan pohon meliputi :

• Penyiraman

• Pendangiran dan penyiangan

• Pemangkasan

• Pemupukan

• Penggantian tanaman/penyulaman.

• PENEBANGAN

Penebangan pohon pada ruang terbuka hijau, jalur hijau dan taman harus mendapatkan izin dari walikota dengan beberapa alasan seperti pelaksanaan
pemeliharaan pohon, mengganggu atau membahayakan keselamatan umum, pembangunan untuk kepentingan umum sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Kota, kepentingan umum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam permohonan izin walikota tersebut dibutuhkan persyaratan
administratif, yaitu :

• Fotocopy KTP

• Fotocopy IMB

• Fotocopy SIUP

• Fotocopy izin penyambungan jalan Masuk

5
• Menandatangani surat pernyataan akan memenuhi semua kewajiban dalam pemberian Izin Penebangan Pohon.

Selain persyaratan administratif juga diperlukan persyaratan teknis, yaitu : uraian tentang maksud dan tujuan penebangan pohon,
lokasi penebangan pohon, jumlah dan jenis pohon yang akan ditebang, peralatan yang akan digunakan dalam penebangan pohon, pelaksana dan waktu kegiatan
penebangan pohon, rencana jumlah dan jenis pohon pengganti beserta pemeliharaan pohon, gambar/foto lokasi beserta pohon yang akan ditebang.

WYASA SENTANU S/14.A1.0178

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

HAK MASYARAKAT

Menurut peraturan daerah kota Semarang nomor 7 tahun 2010 BAB VIII mengatakan bahwa pelaksanaan RTH melibatkan pernserta masyarakat,
swasta, Lembaga/badan hokum dan atau perseorangan. Masyarakat berhak untuk berperan serta dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
pelaksanaan RTH dan juga mendapatkan informasi secara terbuka tentang rencana dan penataan RTH. Masyarakat dapat mengetahui rencana RTH dri Lembaran
Daerah dan pengemuman oleh Pemerintah Daerah. Masyarakat juga memiliki hak untuk memperoleh penggantian kerugian akibat perubahan atas status semula
yang dimiliki masyarakat akibat dari pelaksanaan pembangunan RTH.

KEWAJIBAN MASYARAKAT

Dalam pelaksanaan penataan RTH setiap orang memiliki kewajiban untuk :

 menghormati hak orang lain, atas pemanfaatan RTH yang baik dan teratur;

 mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan/atau kerusakan lingkungan dan RTH

 berperan serta dalam memelihara tingkat kuantitas dan kualitas RTH

 berlaku tertib dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan RTH

 melakukan efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam

6
 melindungi nilai-nilai kearifan budaya local

 memelihara dan/atau menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

 mentaati rencana penataan RTH yang telah ditetapkan.

PERAN SERTA MASYARAKAT


Masyarakat emiliki peran dalam penataan RTH yaitu penyediaan lahan, pembangunan dan pemeliharaan RTH. Pelaksanaan peran serta
masyarakat dikoordinasikan dengan Walikota termasuk juga dengan pengaturan tingkat kecamatan sampai dengan kelurahan. Tiap masyarakat
mmemiliki kesempatan yang sama untuk berperanserta dalam pelaksanaan penataan RTH. Peran serta masyarakat dalam rangka Penataan RTH
sebagaimana dimaksud adalah:
 meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan gerakan social

 menumbuhkembangkan kemampuan kepeloporan masyarakat

 penyediaan lahan/tanah milik pribadi untuk penyelenggaraan RTH

 penyandang dana dalam rangka penyelenggaraan RTH

 memberi saran, pendapat dan/atau masukan dalam rangka ikut menentukan penetapan lokasi RTH

 memberikan bantuan dalam rangka mengidentifikasi berbagai potensi dan masalah dalam rangka penyelenggaraan RTH

 kerjasama dalam rangka penelitian dan pengembangan

 memberikan informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam penyelenggaraan RTH

 pemanfaatan dan penyelenggaraan RTH pada halaman pekarangan sesuai ketentuan yang berlaku

7
 memberikan bantuan pelaksanaan pembangunan RTH

 memberikan bantuan keahlian dan pengetahuan dalam penyelenggaraan RTH

8
DAFTAR PUSTAKA

• http://www.penataanruang.com/ruang-terbuka-hijau.html

• https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/article/view/6967

• https://www.neliti.com/id/publications/81976/analisis-ruang-terbuka-hijau-kota-semarang-dengan-meggunakan-sistem-informasi-ge

• https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/26998

Anda mungkin juga menyukai