Anda di halaman 1dari 16

1

PEMETAAN SEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA


SUKABUMI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI
SPOT-6

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Geografi yang diampu oleh:

1. Prof. Dr. H. Darsiharjo. M.S


2. Prof. Dr. Wanjat Kastolani. M.Pd.,

Oleh :

Islah Munawar

NIM : 1706101

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
2

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
JUDUL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
F. Definisi Operasional

TINJAUAN PUSTAKA
A. Ruang Terbuka Hijau
B. Taman Kota
C. Sarana Rekreasi
D. Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

METODE PENELITIAN
A. Alur Pemikiran
B. Lokasi Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Pendekatan Geografi yang Digunakan
E. Alat dan Bahan
F. Populasi dan Sampel Penelitian
G. Variabel Penelitian
H. Teknik Pengumpulan Data
I. Teknis Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
3

LAMPIRAN

JUDUL :

Pemetaan Sebaran Ruang Terbuka Hijau Di Kota Sukabumi Menggunakan


Citra Satelit Resolusi Tinggi Spot-6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ruang Terbuka Hijau merupakan suatu ruang terbuka di kawasan


perkotaan yang didominasi tutupan lahannya oleh vegetasi serta memiliki
fungsi antara lain sebagai area untuk rekreasi, sosial budaya, estetika, ekologis
dan dapat memberikan nilai ekonomis bagi perkembangan suatu wilayah
perkotaan (Dewiyanti, 2009, hlm. 13-19).

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang


Penataan Ruang Pasal 29, Ruang Terbuka Hijau adalah ruang yang berbentuk
area memanjang/jalurdan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baikyang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengajaditanam.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan


Ruang Pasal 29 disebutkan bahwa proporsi Ruang Terbuka Hijau minimal
dikawasan perkotaan yaitu 30% dari luas suatu wilayah. Proporsi tersebut
terbagi menjadi :

a. RTH Publik dengan total luas lebih kurang 3.400 (tiga ribu empat
ratus) hektar atau 20% (dua puluh persen); dan
b. RTH Privat dengan total luas lebih kurang 1.700 (seribu tujuh ratus)
hektar atau 10% (sepuluh persen).
Komposisi ini bertujuan untuk terciptanya keseimbangan lingkungan
kawasan perkotaan yang dapat terwujud apabila Ruang Terbuka Hijau
berdasarkan kualitas dapat terpelihara serta terjaga keseimbangannya.

Secara fisik, bentuk dari RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami yang
berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional, maupun
4

RTH nonalami atau binaan yang seperti taman, lapangan olah raga, dan kebun
bunga.
Dari segi fungsi RTH dapat berfungsi secara ekologis, sosial/budaya,
arsitektural, dan ekonomi. Secara ekologis RTH dapat meningkatkan kualitas
air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan
temperatur kota. Bentuk-bentuk RTH perkotaan yang berfungsi ekologis antara
lain seperti sabuk hijau kota, hutan kota, taman botani, sempadan sungai dll.
Secara sosial-budaya keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang
interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai tetenger kota yang
berbudaya.Bentuk RTH yang berfungsi sosialbudaya antara lain taman-taman
kota, lapangan olah raga, kebun raya, TPU dsb.

Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan


kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota, kebun-kebun bunga,
dan jalurjalur hijau di jalan-jalan kota. Sementara itu RTH juga dapat memiliki
fungsi ekonomi, baik secara langsung seperti pengusahaan lahan-lahan kosong
menjadi lahan pertanian/ perkebunan (urban agriculture) dan pengembangan
sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah


penelitian yang berjudul “Pemetaan Sebaran Ruang Terbuka Hijau Di Kota
Sukabumi Menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi Spot-6”. Yang
bermaksud untuk mengkaji sebaran ruang terbuka hijau di Kota Sukabumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bentuk dan persebaran RTH sesuai dengan rancangan RDTR di


Kota Sukabumi?
2. Bagaimana pemanfaatan RTH sebagai penyedia kebutuhan oksigen di Kota
Sukabumi?
3. Bagaimana kondisi kelayakan pemanfaatan RTH di Kota Sukabumi sebagai
Green Campus?
5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan dari


penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis bentuk dan persebaran RTH sesuai dengan rancangan RDTR


di Kota Sukabumi

2. Mengidentifikasi pemanfaatan RTH sebagai penyedia kebutuhan oksigen


di Kota Sukabumi

3. Mengidentifikasi kondisi kelayakan pemanfaatan RTH di Kota Sukabumi

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Beberapa manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah


sebagai penambah pengetahuan tentang keberadaan lokasi Ruang Terbuka
Hijau di Kota Sukabumi dan mengetahui kelayakan RTH di Kota
Sukabumi.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi bagi


pengambil kebijakan dalam menentukan pengambilan keputusan
terahadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kota Sukabumi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada


masyarakat umum mengenai keberadaan lokasi Ruang Terbuka
Hijau di Kota Sukabumi dan kelayakan RTH di Kota Sukabumi.

E. Definisi Operasional
6

1. Ruang Terbuka Hijau Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang menyebutkan bahwa Ruang Terbuka Hijau Pasal 29 merupakan area
memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunanya lebih bersifat
terbuka, sebagai tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang disengaja ditanam. Jadi RTH yang dikatakan dalam
penelitian ini adalah RTH yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat baik
untuk tujuan rekreasi maupun sebagai penyedia kebutuhan oksigen di Kota
Sukabumi.
2. Produksi oksigen adalah oksigen yang dihasilkan oleh tanaman (kg/tahun)
(Nowak, 2007,hlm. 220). Pendugaan produksi oksigen dengan
memperhitungkan jumlah vegetasi baik poho berkayu, semak, rumput,
perdu, dan juga tumbuhan pelantai. Jumlah perhitungan vegetasi akan
menghasilkan pendugaan biomassa (kg) tumbuhan dengan menggunakan
data DBH (Diameter at Breast Height), dari biomassa akan mendapatkan
pendugaan stok karbon (kg) yang dimiliki oleh suatu tanaman. Hasil dari
pendugaan stok karbon yang nantinya dengan pendugaan berat atom akan
menghasilkan pendugaan produksi oksigen dari suatu tanaman.
3. Pemenuhan kebutuhan Oksigen adalah terpenuhinya kebutuhan oksigen
yang dibutuhkan oleh manusia untuk bernapas, Menurut Whiten dan Smith
(1959, hlm.661) dapat diasumsikan bahwa manusia menggunakan kurang
lebih 600 liter Oksigen (O2)/hari atau setara dengan 864 g/hari dan
memproduksi sekitar 480 liter karbindioksida (CO2).
4. Sarana dan Prasana Pelengkap Ruang Terbuka HIjau adalah fasilitas yang
terdapat di Ruang Terbuka HIjau yang dapat dimanfaatkan bertujuan untuk
menciptakan kenyamanan pengunjung selama berada di lokasi.

TINJAUAN PUSTAKA
7

A. Ruang Terbuka Hijau


1. Pengertian Ruang Terbuka Hjau
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu bagian dari ruang
terbuka. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun
2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan
Perkotaan, Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang
lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area
memanjang/jalur dimana dalam penggunaanya lebih bersifat terbuka yang
pada dasarnya disengaja maupun tidak disengaja.
Ruang terbuka ini terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka
non hijau. Sedangkan menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang menyebutkan bahwa Ruang Terbuka Hijau Pasal 29 ruang terbuka
hijau adalah area memanjang/jalur atau mengelompok, yang penggunaannya
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan ruang terbuka non hijau
adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam
kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air.
Menurut Joga Nirwono dan Ismaun, (2011, hlm.92), Ruang Terbuka
Hijau adalah suatu lahan/kawasan yang mengandung unsur dan struktur
alami yang dapat menjalankan proses-proses ekologis, seperti pengendalian
udara, ameliorasi iklim, sumber resapan air tanah, dan sebagainya. Unsur
alami pada RTH yang menjadi penciri dari sebuah RTH yaitu berupa
tumbuhan-tumbuhan atau vegetasi, badan air, maupun unsur lainnya.

2. Fungsi Ruang Terbuka Hjau


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun
2008, fungsi RTH dibagi dua, yaitu fungsi utama (intrinsik) dan fungsi
tambahan (ekstrinsik).
1) Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis :
o Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem
sirkulasi udara (paru-paru kota)
8

o Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udaara dan air


secara alami dapat beralangsung lancar
o Sebagai peneduh dan produsen oksigen
o Penyerap air hujan, penahan angin dan penyedia habitat satwa
o Penyerap polutan media udara, air, dan tanah, serta
2) Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu :
o Fungsi sosial dan budaya :
 Menggambarkan ekspresi budaya lokal
 Merupakan media komunikasi warga kota
 Tempat rekreasi
 Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan
dalam mempelajari alam
o Fungsi ekonomi :
 Sumber produk ysng bisa dijual, seperti taman bunga, buah,
daun, sayur mayur
 Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan,
kehutanan, dan lain-lain
o Fungsi estetika :
 Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan
kota baik dari skala mikro : halaman rumah, lingkungan
permukiman, maupun maupun : lanskap kota secara
keseluruhan
 Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota
 Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area
terbangun dan tidak terbangun
3. Tipologi Ruang Terbuka Hjau
Terdapat pembagian jenis RTH sesuai dengan tipologi RTH yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umufm Nomor 5
Tahun 2008, yaitu seperti gambar berikut ini.

Tabel 2. Tipologi Ruang Terbuka Hijau


9

Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan

Ruang

Terbuka

Hijau

(RTH)

Ekologis
RTH
Pola
RTH Publik
Alami Sosial Ekologis
budaya

Estetika
RTH Non Pola
Alami RTH Privat
Planologis
Ekonomi

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


Berdasarkan gambar di atas, RTH berdasarkan fisik, terdiri atas
dua yaitu RTH alami dan RTH non alami. Kemudian RTH
berdasrakan fungsi terdiri atas ekologis, sosial budaya, estetika, dan
ekonomi. Selanjutnya RTH berdasarkan struktur terdiri dari pola
ekologis dan pola planologis. Terakhir, RTH berdasarkan kepemilikan
yang terdiri atas RTH publik dan RTH Privat.

B. Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

UU Nomor 26 Tahun 2007 menyebutkan luasan minimum luas RTH yang


harus dimiliki oleh sebuah wilayah kota yaitu sebesar 30% dari luas seluruh
wilayahnya, dimana luasan tersebut sudah mencakup ruang terbuka publik dan
ruang terbuka privat. Standar perhitungan yaitu didasarkan atas persentase dari
luas wilayah suatu daerah.
10

Selain itu, UU Nomor 26 Tahun 2007 juga menyebutkan kebutuhan RTH


dapat dihitung berdasarkan kebutuhan oksigen yaitu dengan menggunakan
Metode Gerarkis, serta dengan perhitungan pemenuhan kebutuhan air untuk
manusia yang berada dalam suatu wilayah. Standar lain yang diberikan dalam
pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau yaitu diajukan oleh Simonds (1983,
hlm. 331) dimana secara hierarkis mempertimbangkan jumlah penduduk yang
berkaitan dengan kebutuhan luas RTH dalam suatu wilayah.

Berdasarkan kebutuhan oksigen yang digunakan oleh manusia, hewan


ternak dan kendaraan bermoto. Menghitung kebutuhan ruang terbuka hijau
berdasarkan kebutuhan oksigen yaitu menggunakan metode Gerarkis harus
mengetahui jumlah manusia dan hewan yang berada dalam wilayah tersebut,
selain itu juga harus mengetahui jumlah kendaraan yang berada di area tersebut
dengan mempertimbangkan kebutuhan oksigen dalam pembakaran kendaraan
bermotor.

Kebutuhan oksigen untuk manusia dalam keadaan aktivitas normal dapat


dihitung dengan menggunakan asumsi seperti yang dijelaskan oleh White,
Handler, dan Smith bahwa :

“...from the that a man oxidizing 3000 Cal, of mixed per day uses about
600 Liter Of Oxigen (27 Moles) and produces about 480 Liters of
Carbondioxide (White, Handler, dan Smith, hlm. 661)”

Berdasarkan pernyataan di atas kebutuhan oksigen manusia dapat


diasumsikan bahwa manusia menggunakan kurang lebih 600 liter Oksigen
(O2)/hari atau setara dengan 864 g/hari untuk bernafas serta memproduksi
sekitar 480 Liter Karbondioksida (CO2). Sedangkan untuk menghitung jumlah
kebutuhan oksigen dari kendaraan bermoto yaitu sebelumnya harus
mengetahui jumlah dan jenis dari kendaraan bermotor. Jenis kendaraan
bermotor yang berbeda akan menghasilkan jumlah kebutuhan oksigen yang
berbeda. Jenis kendaraan bermotor bisa dikatergorikan dalam jenis kendaraan
penumpang, kendaraan beban, kendaraan bis dan sepeda motor.
11

Selain itu, proporsi jumlah luas RTH akan sangat mempengaruhi terhadap
besar atau kecilnya kadar oksigen yang dihasilkan. Setiap 1 m2 luas RTH
mampu menhasilkan 50, 625 gram O2/m2/hari dengan asumsi bahwa setiap 1
m2 luas lahan menghasilkan 54 gram berat kering tanaman per hari dan 1 gram
berat kering tanaman setara dengan menghasilkan Oksigen 0,9375 (Dahlan,
1992, hlm. 31). Dengan kata lain jika suatu luas RTH dikatakan seluaas n m2
maka akan menghasilkan n x 50,625 gram O2/hari, berdasarkan perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa luas suatu RTH akan berbanding lurus
dengan besar/kecilnya produksi Oksigen, yaitu semakin besar luas RTH makan
akan semakin besar jumlah Oksigen yang dihasilkan.
12

METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kota Sukabumi.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif.


Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989 :hlm.64) Penelitian Deskriptif
merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa
dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini dimana peneliti berusaha
memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian
digambarkan sebagaimana adanya.

Penelitian Deskriptif Kuantitatif dilakukan dengan cara mengukur dan


mengamati variabel-variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran terkait
variabel-variabel tersebut. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
berupa wawancara dan observasi, dengan tujuan dapat menggambarkan secara
akurat dan sistematis objek yang dikaji yang ada dilapangan. Penggunaan
metode ini diharapkan dapat mengetahui realita dari fungsi Ruang Terbuka
Hijau untuk sarana rekreasi dan penyedia kebutuhan oksigen di Kota Sukabumi.

C. Pendekatan Geografi yang Digunakan

Pendekatan Geografi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


menggunakan pendekatan Ekologis atau kelingkungan, dimana pendekatan ini
lebih fokus kepada kajian pada suatu wilayah yang memiliki karakteristik yang
khas baik fisik ataupun interaksi antara fisik dan manusia dalam wilayah
tersebut. Interaksi yang dikaji disini yaitu menganalisis kesesuaian fungsi dari
Ruang Terbuka Hijau di Kota Sukabumi.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


Suatu penelitian dapat bersifat penelitian populasi maupun penelitian
sampel. Penelitian yang bersifat penelitian populasi artinya seluruh subjek di
dalam wilayah penelitian dijadikan subjek penelitian, sedangkan penelitian
yang bersifat sampel hanya sebagian dari subjek penelitian yang dipilih dan
dianggap dapat mewakili keseluruhan.
13

1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu populasi wilayah
dan populasi manusia. Populasi wilayah yang dijadikan dalam penelitian ini
adalah seluruh wilayah Kota Sukabumi. Sedangkan untuk populasi manusia
adalah seluruh masyarakat di Kota Sukabumi.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Darmadi (2011) yaitu proses pemilihan
sejumlah individu suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-
individu tersebut dapat mewakili gambaran keseluruhan yang dijadikan
sebagai objek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2013, hlm.62)
sampel merupakan sebagian dari populasi yang mewakili karakteristik dari
semua populasi menjadi objek dalam sebuah penelitian.
Dalam pengambilan sampel harus sangat memperhatikan karakteristik
dari setiap populasi, jika dalam sebuah populasi mempunyai banyak
karakteristik maka sampel yang diambil merupakan keterwakilan dari setiap
karakteristik tersebut jika memungkinkan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengunjung yang datang ke Ruang Terbuka Hijau di Kota Sukabumi.

E. Variabel Penelitian

Variabel merupakan atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai


variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang
lain (Hack dan Farhady, 1981). Sedangkan menurut Sugiyono (2002, hlm.2)
variabel penelitian adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.

Terdapat dua macam variabel dalam sebuah penelitian yaitu variabel yang
mempengaruhi dan dipengaruhi, variabel yang mempengaruhi merupakan
variabel bebas (X) dan variabel yang dipengaruhi merupakan variabel terikat
(Y). Variabel terikat merupakan variabel yang mendapatkan pengaruh dari
variabel lain.

F. Teknik Pengumpulan Data


14

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 134) teknik pengumpulan data adalah


cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data merupakan hal sangat penting karena data yang didapatkan
akan sangat menentukan proses dan hasil penelitian. Sehingga pengumpulan
data harus dilakukan dengan teknik yang benar sesuai dengan data yang akan
dicari, untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan metode :

1. Studi Literatur
Studi literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya dan
terkait dengan penelitian ini. Dalam hal ini penulis memanfaatkan studi
literatur untuk memperoleh data yang relevan dengan kajian penelitian dari
berbagi sumber seperti buku, jurnal, penelitian terdahulu maupun halaman
website.
2. Observasi
Observasi adalah kegiatan peninjauan langsung di lapangan untuk
mengetahui keadaan lokasi penelitian. Observasi dilakukan dengan
menggunakan instrumen penelitian dan pedoman observasi.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah sekumpulan pertanyaan yang telah dibuat
sedemikian rupa oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam upaya
memberikan jawaban ilmiah terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan.
4. Wawancara
Wawancara adalah dialog atau percakapan atau tanya jawab antara
interview dengan responden dengan tujuan untuk memperkaya dan
memperkuat data dalam pemecahan masalah penelitian.
5. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, photo lapangan dan sebagainya.
15
16

DAFTAR PUSTAKA

Joga Nirwono dan Ismaun. (2011). RTH 30% Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta :
Gramedia Pustaka.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.


Bandung: Sinar Baru.

Sudjinggo. (1988). Teknik Pengukuran Demografi Jilid 1. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatis dan R&D. Bandung:


Pendidikan dan Kebudayaan.

Dewiyanti, D., (2009). Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung (Suatu Tindakan
Awal Taman Kota terhadap Konsep Kota Layak Anak). Majalah Ilmiah
UNIKOM. 7(1), hlm. 13-26.

Nowak, DJ. Hoehn Robert, dan Crane DE. (2007). Oxygen Production By Urban
Trees In The United States. Journal Arboriculture & Urban Forestry 2007.
33 (3): 220-226.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26. (2007). Tentang Penataan Ruang.


Jakarta : Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan
Umum.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 (2008). Fungsi Ruang Terbuka


Hijau. Jakarta : Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen
Pekerjaan Umum.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. (2011).


Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan.[ebookonline].Tersediadiwww.slideshare.net/perencanaankota/
pedoman-penyediaan-dan-pemanfaatan-ruang-terbuka-hijau-di-kawasan-
perkotaan. Diakses 26 Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai