Anda di halaman 1dari 8

Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN AGROWISATA DI KAWASAN


KOTABUMI, CILEGON, BANTEN

Gilang Gemilang
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
Gilang80s@hotmail.com

Abstrak
Kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi karena Ruang
Terbuka Hijau merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Pemenuhan kebutuhan tidak
hanya berdasar pada penyediaan sebuah tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan saja, tetapi juga
perlu diadakan pengelolaan yang baik didalamnya sehingga bersifat mulifungsi agar dampak positif
yang dihasilkan ruang terbuka tersebut akan maksimal sesuai dengan fungsi-fungsinya. Kawasan
Agrowisata Kotabumi yang merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau di Kota Cilegon masih belum
memberikan dampak positif yang maksimal karena masih belum optimalnya pengelolaan yang
dilakukan. Dengan menggunakan metode analisa deskriptif kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk
menyusun konsep pengembangan Kawasan Agrowisata Kotabumi. Bila dilihat dari hasil penelitian
yang dilakukan, permasalahan yang terdapat di Kawasan Agrowisata Cilegon adalah masih belum
optimalnya pengelolaan yang mecakup produksi bibit dan kegiatan-kegiatan didalam kawasan
tersebut serta ketersedian berbagai fasilitas penunjangnya. Apabila merujuk pada permasalahan yang
ada, hal tersebut dapat diatasi dengan pengembangan kegiatan agrowisata yang berbasis edukasi
untuk meningkatkan produksi bibit-bibit tanaman yang didukung dengan kegiatan dan berbagai
fasilitas penunjangnya. Kegiatan edukasi tersebut nantinya akan menjadi kegiatan inti di Kawasan
Agrowisata Kotabumi dan diharapkan kawasan ini akan dapat memberikan dampak positif dari segi
penghijauan, edukasi, sosial dan ekonomi kepada daerah sekitarnya.

Kata kunci: Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau, Agrowisata, Kegiatan Edukasi

Pendahuluan penyedia habitat satwa, penyerap (pengolah) polutan


Indonesia yang merupakan negara media udara, air dan tanah, serta penahan angin.
berkembang telah mengalami pembangunan yang Secara sosial-budaya keberadaan ruang
cukup pesat, Pembangunan yang terus meningkat terbuka hijau dapat menjadi sebagai sarana interaksi
khususnya di daerah perkotaan menyebabkan sosial dan sarana rekreasi. Secara estetika ruang
terjadinya berbagai alih fungsi lahan dari ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kenyamanan,
terbuka hijau menjadi pemukiman atau industri memperindah lingkungan kota baik (dari skala
karena tidak seimbangnya kebutuhan antara populasi mikro: halaman rumah, lingkungan permukiman,
manusia dengan lahan yang tersedia lalu timbulnya maupun makro: lanskap kota secara keseluruhan).
berbagai masalah sosial dan lingkungan. Ruang Mampu menstimulasi kreativitas dan produktivitas
terbuka hijau (RTH) yang awalnya mendominasi di warga kota.
daerah perkotaan kini semakin berkurang akibat Dapat tercipta suasana serasi, dan seimbang
seiring meningkatnya kebutuhan manusia akan antara berbagai bangunan gedung, infrastruktur jalan
ruang untuk melakukan berbagai aktivitasnya seperti dengan pepohonan hutan kota, taman kota, taman
pemukiman dan industri sehingga meningkatnya kota pertanian dan perhutanan, taman gedung, jalur
kadar CO, Nox, Sox, HC ,dan partikulat pada yang hijau jalan, bantaran rel kereta api, serta jalur biru
berdampak buruk bagi kehidupan manusia. bantaran kali. Selain itu ruang terbuka juga dapat
Banyak dampak positif yang akan dirasakan memiliki fungsi ekonomi yaitu dengan
apabila ruang terbuka tersebut dapat dikelola dengan memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan
baik, secara ekologis ruang terbuka hijau dapat pertanian/perkebunan (urban agriculture) dan
memberi jaminan pengadaan ruang terbuka hijau memajukan sektor industri pariwisata suatu daerah
menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara, pengatur melalui pengembangan sarana wisata hijau
iklim mikro, agar sistem sirkulasi udara dan air perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.
secara alami dapat berlangsung lancar, sebagai Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri,
peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, memiliki permasalahan yang menyangkut ruang
terbuka hijau. Dari luas kota sebesar 17.550 Ha,
Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 16
Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

ruang terbukanya masih kurang dari 30 persen. kawasan pertanian tanaman dan kawasan hutan
Padahal, berdasarkan Undang Undang (UU) Nomor lindung.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap 2. Pengembangan produksi bibit tanaman yang
daerah diwajibkan memiliki ruang terbuka pada dilakukan di Kawasan Agrowisata Kotabumi
wilayah perkotaan minimal 30 persen dari luas Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon diharapkan
daerahnya. Peraturan tentang ruang terbuka hijau dapat memberikan dampak positif dari segi
juga diperkuat dengan adanya Peraturan Pemerintah penghijauan, edukasi, sosial dan ekonomi
(PP) Nomor 47 Tahun 1997 tentang Tata Ruang kepada daerah di Provinsi Banten.
Wilayah Nasional, yang juga telah mengatur ruang
terbuka hijau pada wilayah perkotaan, minimal 30 Metode Penelitian
persen dari luar wilayah daerah, minimal 20 persen Metode pengumpulan data yang digunakan
diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau publik dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dan 10 persen nya sebagai ruang terbuka hijau kuantitatif. Metode kualitatif ini meliputi
privat. Diperlukan adanya kerjasama antara pengumpulan data, menganalisis kemudian
pemerintah dan pihak swasta serta komitmen yang mengambil kesimpulan berdasarkan analisis tersebut
kuat agar keberadaan ruang terbuka hijau ini tetap sehingga akan mendapat sebuah hipotesis dari
terjaga, karena selama ini keberadaan ruang terbuka penelitian ini, yaitu potensi apa saja yang bisa
hijau di Kota Cilegon hanya terpusat di beberapa dikembangkan di Kawasan Agrowisata Kotabumi.
tempat saja. Sedangkan metode penelitian kuantitatif yang
Salah satu bentuk dan bukti kerjasama meliputi perhitungan SPSS dan perhitungan finansial
antara pemerintah dengan swasta yang peduli seperti NPV, IRR dan PI.
dengan keberadaan ruang terbuka hijau adalah Metode analisis yang digunakan dalam
seperti yang terdapat di Kelurahan Kotabumi penelitian studi tinjauan lokasi. Hal ini diperlukan
Kecamatan Purwakarta yaitu ruang terbuka hijau untuk memperoleh gambaran bagaimana kondisi
berupa kawasan agrowisata yang memiliki luas 4 eksisting yang kemudian dihubungkan dengan teori-
Ha, telah menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat teori yang kemudian dapat disimpulkan. Metode
yang umumnya tinggal disekitar Kota Cilegon. Sejak analisis yang dipakai dalam variabel yang diteliti
awal di bangunnya kawasan agrowisata tersebut anatara lain:
adalah sebagai tempat untuk memproduksi bibit- 1. Analisis Lokasi Studi
bibit tanaman dengan target 250.000 bibit pertahun, 2. Analisis 5 Pesaing (Five Forces)
dimana bibit-bibit tersebut akan digunakan untuk 3. Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
Program “Penanaman 1 Milyar Pohon” di seluruh 4. Analisis Teori STP (Segmentation, Targeting,
Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi emisi dan Positioning)
gas bumi tahun 2020 serta untuk program-program 5. Analisis Strategi Generik
penghijauan di Provinsi Banten khususnya di Kota 6. Analisis Three Level of The Product
Cilegon. 7. Analisis Fasilitas dan Utilitas
Pengembangan kawasan agrowisata dapat 8. Analisis Kuesioner
dijadikan alternatif solusi sebagai pemanfaatan 9. Analisis Potential Demand Pengunjung
fungsi ruang terbuka hijau yakni fungsi sosial 10. Analisis Daya Tampung Pengunjung
budaya dan ekonomi, serta sebagai sarana edukasi
melalui kegiatan-kegiatan yang menarik di dalamnya Analisis Lokasi Wilayah Studi
khususnya untuk anak-anak dan pelajar bahkan Wilayah studi ini merupakan salah satu
mampu memberikan dampak positif bagi daerah dan ruang terbuka hijau yang berupa Kawasan
masyarakat disekitar kawasan pengembangan Agrowisata yang terdapat di Kelurahan Kotabumi.
Agrowisata tersebut. Berdasarkan latar belakang Keberadaan ruang terbuka di Kelurahan Kotabumi
diatas, rumusan permasalahan pada penelitian ini sangat diperlukan mengingat penggunaan lahan di
adalah : Kelurahan Kotabumi didominasi oleh pemukiman
1. Perlu diadakan pengembangan baik dari segi dan Kelurahan Kotabumi ini juga dikelilingi oleh
daya tarik/kegiatan beserta fasilitasnya di kawasan industri, Tidak hanya sekedar ruang
Kawasan Agrowisata Kotabumi di Kecamatan terbuka biasa, khususnya masyarakat yang tinggal di
Purwakarta yang didukung dengan potensi yang Kelurahan Kotabumi menginginkan kawasan
ada pemerintah dalam RTRW Kota Cilegon agrowisata ini dapat membuat mereka merasa berada
2010-2030 yang menetapkan Kecamatan di lingkungan yang berbeda, yang didukung dengan
Purwakarta sebagai kawasan pemukiman kegiatan-kegiatan yang menarik dan fasilitas-
perkotaan, kawasan pemukiman pedesaan, fasilitas yang memadai.
kawasan kegiatan pelayanan, perkantoran,
pendidikan, kesehatan, olahraga dan rekreasi,

Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 17


Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

Analisis 5 Pesaing pendukung yang menghasilkan suatu margin pada


Kawasan Agrowisata.

Gambar 2
Analisis Rantai Nilai Analisis STP (Segmentation,
Gambar 1
Targeting, Positioning)
Skema Analisis Pesaing

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui


bahwa Kawasan Agrowisata Desa Kotabumi
memiliki beberapa pesaing seperti Agrowisata Buah
Rambutan Maja-Lebak Kabupaten Lebak dan
Agrowisata Desa Nembol Kabupaten Pandeglang .
Selain itu, terdapat juga salah satu pesaing baru yaitu
Krakatau Jungle Park dimana tempat ini
menawarkan konsep wisata alam yang berada di
tengah kota dan sebagai pengganti dari para pesaing
tersebut terdapat obyek wisata sepeti Makam Syekh
Djamaluddin.

Analisis Rantai Nilai


Analisis ini menjelaskan bahwasannya
aktifitas pendukung dari Kawasan Agrowisata ini Gambar 3
dalam Firm Infrastucture and Equipment berupa Analisis STP
saung, greenhouse, gazebo dll. Kemudian untuk
Resources Management and Development berupa Kawasan Agrowisata Desa Kotabumi
petani, pedagang makanan dan minuman, pengelola mempunyai target yang luas dimana pengunjung
dan tenaga kerja. Lalu untuk Technolagy yang datang tidak hanya berasal dari sekitar
Development berupa tenaga listrik, air, drainase dan kecamatan Purwakarta, namun juga banyak yang
pengolahan sampah. Dan yang terakhir yang berasal dari Kecamatan-kecamatan lain yang ada di
termasuk dalam aktifitas pendukung adalah Cilegon. Kawasan ini tidak hanya sekedar ruang
Procurement berupa olah raga (jogging track), jual terbuka yang menawarkan suasana teduh dan
beli (pedagang makanan dan minuman). Serta dalam nyaman, namui terdapat juga didalamnya terdapat
analisis rantai nilai Kawasan Agrowisata ini juga kegiatan-kegiatan yang berbeda dengan ruang
ditunjang dengan adanya beberapa aktifitas utama terbuka yang ada di sekitar kawasan ini.
yaitu inbound planning, amdal, dan target market,
kemudian Operation berupa persiapan benih, bibit, Analisis Three Level of The Product (Fasilitas
dan pupuk, lalu Inbound Logistic berupa kegiatan Inti dan Fasilitas Tambahan)
pembibitan dan penanaman. Selanjutnya Marketing Pada gambar 4 dapat disimpulkan bahwa
And Sales berupa pemasaran, dan yang terakhir yang Kawasan Agrowisata ini merupakan produk inti
termasuk dalam aktifitas utama adalah Service yang terdapat pada lingkaran pusat atau lingkaran
berupa kepuasan konsumen yang berasal dari dua yang pertama dalam analisis ini. Selanjutnya adalah
kegiatan tersebut yaitu kegiatan aktifitas utama dan menganalisis lingkaran kedua yang merupakan

Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 18


Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

produk nyata dimana fungsi kegiatan dan fasilitas sedangkan sampah yang berupa daun kering
apa saja yang mendukung dari produk inti dimana disediakan tempat pengolahan pupuk.
Kawasan Agrowisata ini sebagai pusat pembibitan,
ruang terbuka hijau, jogging track, saung, gazebo Analisis Kuestioner
dan lain-lain. Yang terakhir adalah lingkaran ketiga Dari hasil kuesioner maka dapat
dimana lingkaran ini merupakan perluasan atau disimpulkan bahwa perlu adanya pengembangan
tambahan yang berupa fasilitas pendukung dari kegiatan inti yang terkait dengan kegiatan
produk inti, seperti musholla, toilet, tempat parkir, agrowisata dan kegiatan inti tersebut akan menjadi
pos keamanan, pedagang makan dan minuman dan daya tarik utama bagi para penduduk dan wisatawan
lain-lain. yang datang. Tidak hanya kegiatan inti, kegiatan
pendukungnya juga harus dikembangkan, seperti
kegiatan wisata kuliner, kegiatan wisata budaya,
kegiatan outbound agar penduduk dan wisatawan
yang datang dapat melakukan berbagai aktifitas dan
tidak merasa bosan. Selain itu, perlunya penyediaan
fasilitas-fasilitas pendukung, seperti parkir, toilet,
saung dan lain-lain agar para penduduk dan
wisatawan yang datang merasa nyaman dalam
melakukan aktifitasnya.

Analisis Potential Demand (Permintaan


Potential) Pengunjung
Potential Demand yang dimiliki Kawasan
Agrowisata Kotabumi ditentukan berdasarkan
jumlah murid TK sampai SMA yang berstatus negeri
Gambar 4 maupun swasta yang ada di Provinsi Banten.
Analisis Three Level of Product Perhitungan Potential Demand yang dimiliki
Kawasan Agrowisata Kotabumi dari tahun
Analisis Utilitas 2008/2009-2011/2012. Berdasarkan hasil
a. Listrik perhitungan, dapat disimpulkan bahwa Potential
Jaringan listrik yang ada di kawasan Demand yang dimiliki Kawasan Agrowisata
agrowisata ini sangat vital peranannya karena selain Kotabumi cukup baik karena dari tahun 2008/2009-
digunakan untuk fasilitas penerangan,jaringan listrik 2011/2012 murid-murid TK, SD, SMP dan SMA
juga digunakan sebagian pedagang untuk menjual selalu megalami peningkatan.
dagangannya. Jaringan listrik yang ada di kawasan
ini dipasok langsung oleh PLN. Ketika dilakukan Analisis Daya Tampung
pengembangan di Kawasan Agrowisata Kotabumi Menghitung daya tampung berdasarkan
perlu adanya penambahan daya listrik untuk arahan rasio tutupan lahan ini berdasarkan Pedoman
menunjang fasilitas yang ada, seperti lampu taman. Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum sebagai berikut:
b. Air Bersih 1. Luas kawasan perencanaan sebesar 4 Ha.
Di kawasan agrowisata ini terdapat 2 2. Masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi
sumber air, yang pertama sumber air yang besumber maksimum, dan dengan anggapan luas lahan
dari dalam tanah yang digunakan pada musholla dan yang digunakan untuk permukiman hanya 30%
toilet sedangkan sumber yang kedua adalah sumber (terdiri dari fasilitas-fasilitas penunjang
air yang berasal dari limbah rumah tangga yang kegiatan dan jalan dalam kawasan/jogging
sudah diolah sehingga tidak berbahaya digunakan track)dari luas lahan yang boleh tertutup (70%
untuk pengairan sawah.. Ketika dilakukan untuk ruang terbuka hijau yang berupa kebun,
pengembangan di Kawasan Agrowisata Kotabumi sawah dan kolam ikan).
perlu adanya penambahan suplai air bersih untuk 3. Kemudian dengan 1 orang dan memerlukan
menunjang fasilitas yang ada, seperti musholla dan lahan seluas 2 m2.
toilet.
c. Persampahan Rumus perhitungan daya tampung untuk
Pengelolaan sampah yang di Kawasan kawasan perencanaan adalah sebaga berikut:
Agrowisata Kotabumi dilakukan dengan
penyediaan tempat sampah di beberapa titik
untuk sampah yang berasal dari manusia,

Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 19


Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

Daya tampung = (30% x luas lahan) x 1 (Jiwa) Strategi Persaingan


2 Strategi yang di gunakan Kawasan
Agrowisata Kotabumi ini adalah menggabungkan
= (30% x 40000) x 1 (Jiwa) kegiatan wisata agro (pertanian) dan kegiatan wisata
100 pendukung (wisata kuliner, wisata budaya, dan
= 6000 jiwa wisata kegiatan outbound dan olahraga) yang
menjadikan produk dari Kawasan Agrowisata
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah jiwa Kotabumi menjadi unik dan dilengkapi dengan
yang dapat di tampung di kawasan perencanaan fasilitasnya yang lengkap. Dengan menggabungkan
sebanyak 6000 jiwa. kegiatan wisata ini membuat target pasar yang
sebelumnya mencakup semua kalangan menjadi
Rumusan Hasil Analisis sempit dengan memfokuskan para murid TK tingkat
Dari hasil analisis perlu adanya B, SD kelas 5, SMP kelas 2, dan SMA kelas 1 yang
pengembangan kegiatan inti yang terkait dengan ada di Provinsi Banten pada weekday dan juga
kegiatan agrowisata dan kegiatan inti tersebut akan kelompok-kelompok tertentu seperti kelompok tani
menjadi daya tarik utama bagi para penduduk dan dan kelompok pecinta lingkungan pada weekend
wisatawan yang datang. Tidak hanya kegiatan inti, dengan alasan jika dilihat berdasarkan umur dan
kegiatan pendukungnya juga harus dikembangkan, tingkatnya, mereka mampu dan siap untuk menerima
seperti kegiatan wisata kuliner, kegiatan wisata pendidikan yang terkait dengan kegiatan bertanam
budaya, kegiatan outbound agar penduduk dan dan berkebun, dan beternak.
wisatawan yang datang dapat melakukan berbagai
aktifitas dan tidak merasa bosan. Selain itu, perlunya
penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung, seperti
parkir, toilet, saung dan lain-lain agar para penduduk
dan wisatawan yang datang merasa nyaman dalam
melakukan aktifitasnya.

Potensi Kawasan Perencanaan


Kawasan Agrowisata Kotabumi terletak di
lokasi yang strategis, karena letaknya berada di
pusat kota dan dekat dengan pintu Tol Tangerang-
Gambar 5
Merak sehingga memidahkan dalam hal
Strategi Persaingan
aksesibilitas. Selain itu, secara administrasi Kawasan
Agrowisata Kotabumi berada di Kecamatan
Segmentation, Targeting, Positioning (STP)
Purwakarta, menurut RTRW Kota Cilegon Tahun
Dengan menggabungkan kegiatan wisata
2010-2030 telah menetapkan arah pengembangan
yang ada di Kawasan Agrowisata Kotabumi yaitu
Kecamatan Purwakarta diantaranya sebagai kawasan
kegiatan wisata agro, kegiatan wisata kuliner,
pemukiman perkotaan, kawasan pemukiman
kegiatan wisata budaya yang dilengkapi oleh
pedesaan, kawasan kegiatan pelayanan, perkantoran,
fasilitas pendukung dan fasilitas olahraga
pendidikan, kesehatan, olahraga dan rekreasi,
menjadikan Kawasan Agrowisata Kotabumi sebagai
kawasan pertanian tanaman dan kawasan hutan
tempat rekreasi, edukasi, konservasi dan reboisasi
lindung.
yang memliki seegmentasi pasar yang sangat luas
dan mencakup semua kalangan pengunjung.
Masalah Kawasan Perencanaan
Dari gambar dibawah dapat disimpulkan
Berdasarkan hasil observasi Kawasan
bahwa Kawasan Agrowisata ini merupakan produk
Agrowisata Kotabumi memiliki beberapa masalah,
inti yang terdapat pada lingkaran pusat atau
antara lain :
lingkaran yang pertama dalam analisis ini.
a. Belum adanya kegiatan inti yang terkait dengan
Selanjutnya adalah menganalisis lingkaran kedua
kegiatan agrowisata di Kawasan Agrowisata
yang merupakan produk nyata dimana fungsi
Kotabumi.
kegiatan dan fasilitas apa saja yang mendukung dari
b. Belum adanya kegiatan pendukung untuk
produk inti dimana Kawasan Agrowisata ini, yaitu
menunjang kegiatan inti yang ada di Kawasan
event, outbound, jogging track, lumbung padi,
Agrowisata Kotabumi.
galeri, sawah, kebun, plaza, green house, rumah
c. Masih belum ditetapkannya biaya/tarif untuk
pohon, tempat pembibitan, pengolahan pupuk, dan
masuk ke Kawasan Agrowisata Kotabumi.
kolam ikan. Yang terakhir adalah lingkaran ketiga
d. Masih minimnya fasilitas-fasilitas penunjang
dimana lingkaran ini merupakan perluasan atau
yang ada di Kawasan Agrowisata Kotabumi.

Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 20


Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

tambahan yang berupa fasilitas pendukung dari c. Biaya/tarif tiket paket wisata @ 50.000
produk inti, seperti pusat informasi, loket karcis, pos (menggunnakan sistem pemesanan sebelum
keamanan, pos kesehatan saung pintu gerbang, datang ke Kawasan Agrowisata Kotabumi
gazebo dan lain-lain Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon).
Berikut adalah kegiatan yang ada didalam
paket wisata:
Paket A (Untuk murid TK, SD, SMP,
SMA): (event khusus musim tanam padi,
panen padi, dan petik buah), belajar
membuat bibit (penyebaran benih,
pemupukan, dan perawatan), tangkap
ikan, belajar membuat kerajinan tangan
khas Suku Baduy (tas koja), outboud,
makan, saung, souvenir.
Paket B (Untuk telompok tertentu): (event
khusus musim tanam padi, panen padi,
dan petik buah), belajar membuat bibit
(penyebaran benih, pemupukan, dan
Gambar 6 perawatan), tangkap ikan, belajar
Tiga Tingkatan Dari Produk (Three Level of The membuat kerajinan tangan khas Suku
Product) Konsep Baduy (kain sarung tenun), belajar
membuat masakan khas Suku Baduy,
makan, saung, souvenir.
Visi dan Misi d. Biaya/tarif parkir mobil @ 2.000.
1. Visi e. Biaya/tarif parkir motor @1.000.
Visi dari Kawasan Agrowisata Kotabumi yaitu
“Agrowisata Cilegon Yang Berbasis Edukasi 2. Proses Kegiatan Pendidikan
Dan Penelitian Mengenai Pelestarian Dan Kawasan Agrowisata Kotabumi Kecamatan
Pengembangan Tanaman”. Purwakarta Kota Cilegon memiliki tujuan untuk
dapat memberikan pendidikan agro kepada setiap
2. Misi pengunjung yang datang. Proses pemberian
a. Memperkenalkan kegiatan pertanian mulai pendidikan tersebut tidak hanya dilakukan oleh
dari proses penanaman hingga proses pengelola yang melaui masyarakat sebagai
pengelolaan dari jenis-jenis tanaman yang ada. pengajarnya, tetapi juga mahasiswa-mahasiswa yang
b. Sebagai tempat pelestarian dan pengembangan sengaja datang untuk melakukan penelitian di
berbagai macam tanaman yang berperan Kawasan Agrowisata Kotabumi. Untuk proses
dalam menghasilkan bibit-bibit unggul. sirkulasi, pengelola menyediakan sepeda unntuk
c. Memberikan pengajaran baik dari segi mengelilingi Kawasan Agrowisata Kotabumi agar
pendidikan (edukasi), pengalaman, dan pengunjung lebih merasa nyaman dan tidak lelah.
kebudayaan daerah kepada penduduk dan
wisatawan yang datang. Proyeksi Permintaan Potensial (Potential
d. Dengan menghasilkan berbagai bibit tanaman, Demand)
Kawasan Agrowisata Kotabumi turut serta Berdasarkan hasil analisis, target pasar yang
dalam kegiatan reboisai wilayah dan kawasan menjadi tujuan Kawasan Agrowisata Kotabumi
lingkungan. khususnya adalah murid-murid TK sampai SMA
yang ada di Provinsi Banten. Untuk menghitung
Pengelolaan Kawasan Agrowisata Kotabumi, besarnya demand yang dimiliki Kawasan
Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon Agrowisata Kotabumi selama 5 tahun ke depan,
1. Penarikan Biaya/Tarif Masuk peneliti telah menghitung besarnya demand
Setelah dilakukan studi di Kawasan Agrowisata berdasarkan jumlah murid TK sampai SMA dari
Kotabumi, maka ditetapkan untuk diadakan tahun 2012/2013-2015/2016. Terdapat beberapa
penarikan biaya/tarif masuk yang berupa perbedaan perhitungan pada masing-masing
pembelian tiket masuk dengan perincian sebagai tingkatan, untuk murid TK hanya yang berada pada
berikut: tingkat B (dibagi ½), untuk murid SD hanya yang
a. Biaya/tarif tiket masuk weekday @ 1.000. berada pada kelas 5 (dibagi 1/6), sedangkan untuk
b. Biaya/tarif tiket masuk weekend @ 2.000. murid SMP dan SMA hanya yang berada pada kelas
2 (dibagi 1/3). Penentuan tersebut dilakukan atas

Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 21


Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

dasar umur dan kesiapan para murid untuk dapat Pada tahap ini perencanaan pengembangan
menerima program pendidikan yang ada di Kawasan Kawasan Agrowisata Kotabumi yang merupakan
Agrowisata Kotabumi. Berdasarkan hasil suatu investasi, tahap yang di lakukan perhitungan
perhitungan, dapat disimpulkan bahwa Potential kelayakan investasi kawasan.Kawasan Agrowisata
Demand yang dimiliki Kawasan Agrowisata Kotabumi berada pada lahan dengan luas 4 Ha,
Kotabumi cukup baik karena dari tahun 2012/2013- dengan total biaya pembebasan Rp 500,000,000.
2015/2016 murid-murid TK, SD, SMP dan SMA
selalu megalami peningkatan. 2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR dihitung dengan menggunakan discount
Ilustrasi Rencana Kegiatan factor (faktor diskonto) yang diasumsikan sebesar
1. Blok Wisata Agro 14%. Untuk dapat melihat kelayakan investasi pada
Blok wisata agro menempati area seluas suatu proyek, IRR harus lebih besar dari pada nilai
2.500 m2 dan blok ini akan menjadi pusat kegiatan bunga bank. Hasil perhitungan proyeksi keuangan
yang ada di Kawasan Agrowisata Kotabumi. menunjukkan IRR sebesar 31,49%. Yang artinya
Berbagai macam kegiatan dapat dilakukan di area tingkat kemampuan keuangan untuk dapat
ini, seperti wisata petik buah, wisata tanam padi, merecover seluruh biaya investasi dan operasi &
wisata bajak sawah, wisata panen padi, wisata pemeliharaan.
tangkap ikan dan lain-lain.
3. Net Present Value (NPV)
2. Blok Wisata Kuliner Net Present Value (NPV) adalah nilai yang
Pada blok ini, akan terdapat sebuah tempat terjadi dimasa yang akan datang dilihat dari nilai
makan yang memeliki bentuk seperti saung yang saat ini. Kelayakan suatu proyek akan terlihat bila
mencerminkan kesederhanaan dan ramah nilai FNPV lebih dari 1 atau positif pada tingkat
lingkungan yang bertujuan agar para pengunjung diskon faktor yang sama. Pada perhitungan proyeksi
tetap merasakan suasana teduh dan nyaman. keuangan diperoleh nilai FNPV sebesar Rp. 2,3
Makanan dan minumannya sangat beragam, milyar.
pengunjung akan mudah untuk menemukan berbagai
macam makan tradisional yang ada di Indonesia. 4. Payback Period (PBP)
Blok wisata kuliner menempati lahan seluas 2.000 Yang menunjukkan tingkat kecepatan
m2. mengembalikan biaya investasi yang diukur dengan
satuan waktu (tahun). Payback Period dari hasil
3. Blok Wisata Budaya perhitungan proyeksi didapat pada tahun ke 9,2 yang
Blok wisata budaya ini merupakan arena artinya waktu pengembalian modal adalah kurang
kegiatan pendukung yang ada di Kawasan dari 10 tahun.
Agrowisata Kotabumi yang memeliki luas 1.600 m2.
Pada blok ini akan menyelenggarakan kesenian dan Kesimpulan Perhitungan kelayakan
kebudayaan khas Suku Baduy, tidak hanya upacara Berdasarkan perhitungan di atas yang
adat dan tarian tradisionalnya, pengunjung juga bisa membahas tentang analisis kelayakan dari masing-
ikut berpartisipasi dalam pembuatan kerajinan khas masing komponennya. Menyimpulkan bahwa
Suku Baduy, seperti tas koja, sarung tenun dan lain- perhitungan IRR atau nilai investasi lebih besar dari
lain dan bisa dibawa pulang untuk dijadikan sebagai pada bunga perencanaan dapat di katakan layak.
cinderamata.
Kesimpulan
4. Blok Kegiatan Outbound Setelah melakukan pengamatan,
Memiliki fungsi sama dengan blok wisata mengidentifikasi dan menganalisa masalah yang
budaya, blok kegiatan outbound ini juga merupakan terjadi di lokasi studi maka penelitian ini
kegiatan pendukung yang ada di Kawasan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
Agrowisata Kotabumi yang memiliki luas 1.600 m2. a. Menentukan kegiatan inti sebagai daya tarik
Berbagai wahana dapat dinikmati disini, seperti utama dan kegiatan pendukungnya dalam
flying fox, wall climbing, jembatan gantung, dan pengembangan Kawasan Agrowisata Kotabumi
lain-lain. Selain untuk program pengembangan Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon.
individu, pengunjung juga dapat melakukan program b. Menentukan fasiltas pendukung dan fasilitas
teamwork building. penunjangnya dalam pengembangan Kawasan
Agrowisata Kotabumi Kecamatan Purwakarta
Perhitungan Kelayakan Rencana Pengembangan Kota Cilegon.
Kawasan Agrowisata Kotabumi c. Dengan menghitung kelayakan investasi, dapat
1. Biaya Investasi Kawasan dinyatakan bahwa Kawasan Agrowisata

Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 22


Studi Kelayakan Pengembangan Agrowisata Di Kawasan Kotabumi, Cilegon, Banten

Kotabumi Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon Jamieson, Walter, Guidelines On Integrated


layak untuk dikembangkan. Planning For Sustainable Tourism
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, maka Development, Economisc And Social
dapat diberikan rekomendasi sebagai berikut: Commision For Asia And The Pasific, New
a. Melakukan pengelolaan yang baik dan York, 1999.
maksimal Kawasan Agrowisata Kotabumi Kota
Cilegon agar tercipta suasana yang nyaman dan Jonathan, Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif
dapat memberikan banyak dampak positif bagi Dan Kualitatif, Yogyakarta, Graha ilmu,
pengujung yang datang. 2003.
b. Diperlukan upaya penyediaan fasilitas-fasilitas
pendukung baik secara kuatitas maupun Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, Rineka, Jakarta,
kualitas untuk mendukung kegiatan wisata di 2013.
Kawasan Agrowisata Kotabumi Kota Cilegon.
c. Dalam pengembangan kegiatan wisata di Kotler, Philip dan Kevin L, Keller, Marketing
Kawasan Agrowisata Kotabumi juga Management, Pearson,, International
melakukan kegiatan konservasi dan reboisasi Edition, New Jersey 2009.
dengan menghasilkan bibit-bibit tanaman yang
akan ditanam untuk berbagai kegiatan dan Kraus, Richard, Recreation and Leisure In Modern
program penghijauan di Provinsi Banten Society, Harper Collins Publisher, New
khususnya di Kota Cilegon. York, 1999.
d. Diperlukan komitmen dan konsistensi program
yang tinggi dari seluruh pihak yang terkait Lobo, R,E, Goldman G,E, and others, Agricultural
dalam rangka menjamin keberlanjutan Kawasan Tourism: Agritourism Benefits Agriculture
Agrowisata Kotabumi Kota Cilegon. in San Diego County, California
e. Meletakkan benda-benda yang berkaitan Agriculture: University of California, 1999.
dengan kegiatan masyarakat Suku Baduy,
seperti lumbung padi yang biasa digunakan Nurisjah, S, Pengembangan Kawasan Wisata Agro,
masyarakat Suku Baduy untuk menyimpan Buletin Taman dan Lanskap Indonesia,
hasil panennya. Program Studi Arsitektur Lanskap, Jurusan
Budidaya Tanaman, Fakultas Pertanian,
Daftar Pustaka IPB, Bogor, 2001.
A, Yoeti, Oka, Pengantar Ilmu Pariwisata Edisi
Revisi, Penerbit Angkasa, Bandung, 1996. Porter, M,E, Competitive Advantage: Creating and
Sustaining Superior Performance, Free
Baud-Bovy, Manuel and Lawson, Fred, Tourism and Press, New York, 1985.
Recreation Handbook of Planning and
Design, Oxford, Architectural Press, Purnomohadi, Ning, Ruang Terbuka Hijau Sebagai
Oxford, 2002. Unsur Utama Tata Ruang Kota, Direktorat
Jenderal Penataan Ruang, Departemen
Cooper (ed), Tourism Planning: Basics Concept Pekerjaan Umum, Jakarta, 2006.
Cases, Singapore, Prentice Hall, Singapore,
1998. Purwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta, 1999.
Damanik, Janianton dan Helmut F, Weber,
Perencanaan Ekowisata dari Teori Ke Rooden, van F,C, Greensapce in Cities, in ‘City
Aplikasi, Yogyakarta, Penerbit Andi, Landscape’, dalam Grove, A,B dan
Yogyakarta, 2006. Cresswell, R,W, London, 1983.

Fandeli, Chafid dan Mukhlison, 2000, Pengusahaan Sartono, Agus, Manajemen Keuangan Teori dan
Ekowisata, Penerbit Fakultas Kehutanan Aplikasi, BPEE, Yogyakarta, 2001
Universitas Gajah Mada bekerjasama
dengan Unit Konservasi Sumber Daya Alam Subowo, Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
DIY dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000. Vol, 24, No,1, 2002.

Ibrahim, Yacob, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta, Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan,
2003. Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004.

Jurnal Planesa Volume 5, Nomer 1 Mei 2014 23

Anda mungkin juga menyukai