Anda di halaman 1dari 49

DASAR DASAR

PERENCANAAN RUANG
WILAYAH
A A SAGUNG ALIT W
Arti dan ruang lingkup
perencanaan ruang wilayah
Ruang wilayah adalah ruang pada permukaan
bumi dimana manusia dan mahluk lainnya
dapat hidup dan beraktivitas.
Ruang adalah wadah pada lapiran atas
permukaan bumi termasuk apa yang ada
diatasnya dan yang ada dibawahnya
sepanjang manusia masih dapat
menjangkaunya.
Ruang wilayah memiliki unsur lokasi, bentuk,
luas dan fungsi.
UU tentang penataan ruang no. 26
th.2007
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut dan ruang udara termasuk di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan mahluk lain hidup,
melakukan kegiatan dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
Wilayah adalah ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan aspek
fungsional.
Perencanaan ruang wilayah adalah
perencanaan penggunaan/pemanfaatan ruang
wilayah yang intinya adalah perencanaan
penggunaan lahan dan perencanaan
pergerakan pada ruang tersebut.
Dasar perencanaan ruang wilayah adalah
menetapkan bagian bagian wilayah yang
dengan tegas diatur penggunaannya dan
bagian wilayah yang kurang/tidak diatur
penggunaannya.
Tujuan : perencanaan
pemanfaatan ruang wilayah
Untuk kemakmuran yang sebesar besarnya
kepada masyarakat baik jangka pendek
maupun jangka panjang termasuk menunjang
daya pertahanan dan terciptanya keamanan
Perencanaan ruang wilayah = tata ruang.
Dalam UU RI no. 26 tahun 2007 tentang
penataan ruang, tata ruang adalah wujud
struktur ruang dan pola ruang.
Perencanaan tata ruang adalah proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang
yang meliputi penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang.
Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan
tata ruang.
2 kategori perencanaan ruang
wilayah:
Perencanaan yang mencakup keseluruhan
wilayah perkotaan dan nonperkotaan (wilayah
belakang)
Perencanaan yang khusus untuk wilayah
perkotaan
Perencanaan tata ruang
keseluruhan wilayah
Rencana tata ruang wilayah nasional
(RTRWN)
Rencana tata ruang wilayah propinsi (RTRWP)
Rencana tata ruang wilayah kabupaten
(RTRWK)
Perencanaan khusus untuk ruang
perkotaan :
Rencana tata ruang kota (masterplan)
Rencana tata ruang ibu kota kabupaten
Rencana tata ruang ibukota kecamatan
Perbedaan :
Perencanaan wilayah keseluruhan ada kegiatan
perkotaan dan ada kegiatan nonperkotaan
dengan fokus utama menciptakan hubungan yang
serasik antara kota dengan wilayah belakangnya
(hiterland)
Perencanaan wilayah kota, kegiatan utama
adalah kegiatan perkotaan dan permukiman
sehingga yang menjadi fokus perhatian adalah
keserasian hubungan antara berbagai kegiatan di
dalam kota untuk melayani kebutuhan masyarakat
perkotaan itu sendiri plus kebutuhan masyarakat
yang datang dari luar kota
Landasan dan manfaat pengaturan
penggunaan ruang
Landasan negara untuk mengatur
penggunaan ruang diatur dalam UUD 1945
pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasahi
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar
besarnya kemakmuran rakyat.
The market mechanism is unlikely, on its own, to
produce an efficient allocation of land uses.
Artinya :
Mekanisme pasar saja tidak akan menghasilkan
suatu alokasi penggunaan lahan yang efisien.
Beberapa alasan pemerintah perlu campur
tangan dalam pengaturan penggunaan lahan :
Perlu adanya lahan untuk kepentingan umum
Adanya faktor eksternalitas
Informasi yang tidak sempurna
Daya beli masyarakat yang tidak merata
Perbedaan penilaian masyarakat antara
manfaat jangka pendek dan manfaat jangka
panjang.
Pemerintah perlu menyediakan
lahan untuk kepentingan umum :
Apabila di diserahkan kepada mekanisme pasar,
hal ini tidak akan tersedia atau ketersediaannya
tidak sebanyak yang dibutuhkan.
Misalnya : jaringan jalan, saluran drainase, jalur
pipa air minum, jaringan listrik dan telepon,
lapangan olah raga, fasilitas pendidikan datau
fasilitas kesehatan.
Yang bersangkutan dengan pelestarian
lingkungan hidup : hutan lindung, hutan suaka
alam, jalur hijau/penyangga abrasi pada
senpadan pantai, jalur hijau pada sempadan
pantai, dan rung terbuka hijau diperkotaan.
Faktor eksternalitas
Adanya dampak dari kegiatan tersebut terhadap
lingkungan disekitarnya yang bisa merugikan atau
menguntungkan masyarakat, tetapi tidak
mempengaruhi penerimaan/pengeluaran institusi
yang melakukan kegiatan tersebut.
Misalnya kegiatan industri menimbulkan polusi
apabila tidak diatur alokasinya dapat menciptakan
kerugian pada masyarakat disekitarnya, padahal
mekanisme pasar tidak mengatur pembayaran
kompensasi oleh perusahaan kepada masyarakat
yang dirugikan.
Informasi yang kurang
sempurna
Menyangkut konsidi saat ini maupun tentang
apa yang direncanakan orang saat ini untuk
dilaksanakan dimasa yang akan datang.
Seseorang tidak mengetahui apa yang akan
dilakukan orang lain atas lahannya padahal
penggunaan lahan dapat mempengaruhi
nilai/kegunaan lahan masyarakat disekitanya.
Apabila informasi tidak sempurna, pasar tidak
merespon secara wajar sehingga apa yang
dilakukan masyarakat tidak optimal
Misalnya : masyarakat tidak mengetahui
dimana akan dibangun lokasi industri berskala
besar sehingga masyarakat tidak cukup cepat
merespon kemungkinan tersebut.
Seandainya masyarakat sejak awal sudah
mengetahui masyarakat bisa memanfaatkan
peluang -peluang adanya industri tersebut.
Seperti membangun pemondokan untuk para
karyawan, menyiapkan pasar karena pembeli
akan cukup besar, atau menyediakan trayek
angkutan.
Daya beli masyarakat yang tidak
merata
Ada beberapa pihak pihak yang dapat
menguasai lahan secara berlebihan tetapi ada
pihak lain yang sulit mendapatkan lahan.
Padahal lahan dibutuhkan setiap manusia setidak
tidaknya sebagai tempat tinggal.
Misalnya ada lahan strategis cukup luas di
perkotaan yang hanya dikuasai segelintir manusia
secara monopolitis atau oligopolitik. Mereka bisa
saja menetapkan sewa yang cukup tinggi untuk
lahan tersebut. Karena sewa yang cukup tinggi
maka hanya kegiatan tertentu yang mampu
membayar sewa tersebut, umumnya kegiatan
perdagangan dan jasa.
Perbedaan penilaian masyarakat antara
manfaat jangka pendek dan manfaat jangka
panjang.
Masyarakat cenderung menilai manfaat jangka
pendek lebih penting ketimbang manfaat jangka
panjang. Hal ini cenderung merugikan
kepentingan dari generasi yang akan datang.
Apabila dibiarkan masyarakat cenderung
mengkomsumsi secara berlebihan seluruh potensi
alam termasuk mengonsumsi energi yang tidak
terbaru.
Hal ini merugikan kepentingan generasi yang
akan datang karena kemampuan alam untuk
menompang kehidupan mereka menjadi
menurun.
Beberapa alasan pendukung
lainnya :
Perlu dilestarikan kawasan yang mengandung
spesies tanaman dan hewan langka serta
situs bersejarah yang dijadikan kawasan
lindung.
Pemerintah perlu mencegah masyarakat dari
penggunaan lahan yang merugikan diri
sendiri. Misalnya masyarakat yang tempat
tinggal di daerah yang terkena banjir tahunan.
Manusia dalam hidupnya menginginkan atau
membutuhkan keindahan, kenyaman,
keamanan, ketentraman, keteraturan dan
kepastian hukum.
Bentuk campur tangan
pemerintah
Menetapkan atau mengatur
Mengarahkan
membebaskan
1. Kebijakan yang bersifat
menetapkan atau mengatur
UU no. 5 tahun 1960 tentang pengaturan
dasar pokok pokok agraris
UU no. 4 tahun 1982 tentang ketentuan
ketentuan pokok pengelolaahn lingkungan
hidup.
Peraturan pemerintah, keputusan menteri dan
berbagai peraturan pelaksanaannya.
Kebijakan ini diterapkan untuk mencapai sasaran berbagai
berikut :
Mempertahankan kelestarian lingkungan hidup
Menyediakan lahan untuk kepentingan umum
Melindungi masyarakat dari kemungkinan menderita
kerugian yang besar, yaitu untuk kegiatan yang memiliki
faktor eksternalitas negatif yang besar.
Menciptakan/menjaga keasrian/keindahan/kenyamanan
suatu lingkungan
Agar terdapat efisiensi dalam penyediaan prasarana
Melindungi kepentingan masyarakat kecil
Menghindari penggunaan lahan yang pincang sehingga
tidak efisien
Menghindari penggunaan lahan yang tidak memberikan
sumbangsih yang optimal
2. Kebijakan yang bersifat
mengarahkan
Kebijakan yang bersifat mengarahkan adalah
apabila pemerintah tidak menetapkan
ketentuan yang ketat tetapi mengeluarkan
kebijakan yang bersifat
menggiring/mendorong masyarakat kearah
penggunaan lahan yang diinginkan
pemerintah.

Contoh kebijakan mengarahkan
Pemerintah ingin agar lahan pertanian pada
lereng perbukitan tidak ditanami tanaman
semusim karena kemampuan tanah menahan air
menjadi rendah dan dalam kondisi permukaan
lahan terbuka bisa menimbulkan erosi.
Pemerintah tidak menginginkan pertumbuhan
kota berkembang mengikuti jalur jalan raya utama
menuju ke luar kota karena bisa membuat
kemacetan lalu lintah pada jalur tersebut. Selain
itu penyediaan fasilitas kepentingan masyarakat
(pipa air minum, jalur telepon dan lain-lain)
menjadi tidak efisien karena biaya saluran
primer/sekunder persambungan menjadi lebih
mahal.
3. Kebijakan yang bersifat
membebaskan
Landasan UUD 1945, UU no. 5 tahun 1960 tentang
peraturan dasar pokok-pokok agraris, UU RI no. 4
tahun 1982 tentang ketentuan ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup, KUH pidana, KUH
perdata dan lain lain.
Kebijakan yang bersifat membebaskan artinya
penggunaan lahan pada lokasi tersebut tidak diatur
atau diarahkan.
Misalnya lahan di luar kota yang umumnya digunakan
sebagai lahan eprtanian karena kepadatan penduduk
masih rendah, lahan datar sehingga kecil
kemungkinan terjadi erosi, pemerintah tidak merasa
perlu menetapkan penggunaan lahan khusus
tersebut.
Gambaran umum perencanaan
tata ruang wilayah
Landasan penataan ruang wilayah di
Indonesia adalah Undang undang penataan
ruang no 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang baik itu RTRWN, RTRWP dan RTRWK.
Rencana tata ruang harus mengemukakan
kebijakan makro pemanfaatan ruang berupa :
Tujuan pemanfaatan ruang
Struktur dan pola pemanfaatan ruang
Pola pengendalian pemanfaatan ruang
RTRWN
Memperhatikan :
Wawasan nusantara dan ketahanan nasional
Perkembangan permasalahan regional dan global
serta hasil pengkajian implikasi penataan ruang
nasional
Upaya pemerataan pembangunan dan eprtumbuhan
serta stbilitas ekonomi
Keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan
pembanguinan daerah
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Rencana pembangunan jangka panjang nasional
Rencana tata ruang kawasan strategis nasional
Rencana tata ruang wilayah propinsi dan rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota.
Memuat :
Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
nasional.
Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem
perkotaan nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan
dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana
utama.
Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan
lindung nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai
strategis nasional.
Penetapan kawasan strategis nasional
Arahan pemanfaatan ruang yang berisikan indikasi program
jangka menengah lima thunan
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional
yang berisikan indikasi arahan peraturan zonasi sistem
nasional arahan perizinan arahan insentif dan disinsetif serta
arahan sanksi.
Menjadi pedoman untuk :
Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
nasional
Penyusunan rencana pembangunan jangka
menengah nasional
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang di wilayah nasional
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan
keseimbangan perkembangan antarwilayah propinsi,
serta keserasian antarsektor.
Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
Penataan ruang kawasan strategis nasional
Penataan ruang wilayah propinsi dan kabupaten/kota
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah nasional
adalah 20 tahun
Rencana tata ruang wilayah nasional ditinjau kembali
1 kali dalam 5 tahun
Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang
berkaitan dengan bencana alam skala besar yang
ditetapkan dengan peraturan perundang undangan
dan atau perubahan batas teritorial negara yang
ditetapkan dengan Undang undang, rencana tata
ruang wilayah nasional ditinjau kembali lebih dari 1
kali dalam 5 tahun
Rencana tata ruang wilayah nasional diatur dengan
peraturan pemerintah.
RTRWP
Mengacu pada
Rencana tata ruang wilayah nasional
Pedoman bidang penataan ruang
Rencana pembangunan jangka panjang
daerah
Memperhatikan :
Perkembangan permasalahan nasional dan hasil
pengkajian implikasi penataan ruang propinsi
Upaya pemerataan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi propinsi
Keselarasan aspirasi pembangunan propinsi dan
pembangunan kabupaten/kota
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Rencana pembangunan jangka panjang daerah
Rencana tata ruang wilayah propinsi yang
berbatasan
Rencana tata ruang kawasan strategis propinsi
Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
Memuat :
Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
propinsi.
Rencana struktur ruang wilayah propinsi yang meliputi sistem
perkotaan propinsil yang terkait dengan kawasan perdesaan
dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana
utama.
Rencana pola ruang wilayah propinsi yang meliputi kawasan
lindung propinsi dan kawasan budi daya yang memiliki nilai
strategis propinsil.
Penetapan kawasan strategis propinsi
Arahan pemanfaatan ruang yang berisikan indikasi program
jangka menengah lima thunan
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah propinsi
yang berisikan indikasi arahan peraturan zonasi sistem
propinsi arahan perizinan arahan insentif dan disinsetif serta
arahan sanksi.
Perencanaan ruang pada tingkat propinsi adalah
penjabaran RTRWN berupa :
Arahan pengelolahan kawasan lindung dan kawasan budi
daya
Arahan pengelolahan kawasan pedesaan, kawasan
perkotaan dan kawasan tertentu
Arahan pengembangan kawasan permukiman, kehutanan,
pertanian,pertambangan,perindustrian, pariwisata dan
kawasan lainnya
Arahan pengembangan sistem pusat permukiman pedesaan
dan perkotaan
Arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan
Arahan pengembangan sistem prasarana wilayah
Arahan kebijakan tata guna tanah, tata guna air, tata guna
udara dan tata guna sumber daya alam lainnya.
Penetapan kawasan lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang
berfungsi untuk melindungi kelestarian
lingkungan hidup, kawasan lindung dapat
berupa warisan alam maupun hasil olahan
manusia dengan tujuan memiliki fungsi
lindung.
Pasal 37 dari kepres no 32 tahun
1990 menyebutkan kawasan
lindung adalah:
Kawasan hutan lindung
Kawasan bergambut
Kawasan resapan air
Sempadan pantai
Sempadan sungai
Kawasan sekitar danau/waduk
Kawasan sekitar mata air
Kawasan suaka alam (terdiri dari cagar alam,
suaka margasatwa, hutan wisata, daerah
perlindungan plasma nutfah, dan daerah
pengungsian satwa)
Kawasan suaka satwa laut dan perairan
lainnya (termasuk perairan laut, perairan darat,
wilayah pesisir, muara sungai, gugusan
karang atau terumbu karang, dan atol yang
mempunyai ciri khas berupa keragaman dan
atau keunikan ekosistem.
Kawasan pantai berhutan bakau
Taman nasional
Taman hutan raya
Taman wisata alam
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
(termasuk daerah karst berair, daerah dengan
budaya masyarakat istimewa, daerah lokasi
situs purbakala atau peningalan sejarah yang
bernilai tinggi)
Kawasan rawan bencana alam.
Penetapan kawasan budi daya
yang diatur
Kawasan budi daya adalah kawasan dimana
manusia dapat melakukan kegiatan dan
memanfaatkan lahan baik sebagai tempat
tinggal atau beraktivitas untuk memperoleh
pendapatan/kemakmuran.
Kawasan budi daya yang diatur adalah
kawasan tempat manusia beraktivitas dengan
batasan batasan tertentu.
Batasan berupa jenis kegiatan, volume,
ukuran, tempat dan metode pengolahannya.
Kawasan budi daya yang
diarahkan
cara pemanfaatan lahan kawasan budi daya yang
diarahkan tidak dinyatakan dengan tegas bahkan
seringkali pengarahannya dilakukan secara
sektoral.
Misalnya : pengarahan itu diberikan oleh dinas
pertanuan, dinas kehutanan, dinas tata kota atau
dinas perindustrian.
Kebijakan itu berlaku untuk seluruh wilayah yang
kondisinya memenuhi kriteria untuk diarahkan.
Tujuan pengarahan adalah agar penggunaan
lahan menjadi optimal dan mencegah timbulnya
bagi para pengelola.
Kawasan budi daya yang
dibebaskan
Kawasan budi daya yang dibebaskan adalah
kawasan yang tidak diatur atau diarahkan
secara khusus.
Kawasan ini biasanya berada di luar kota dan
tidak ada permasalahan dalam penggunaan
lahan.
Hierarki perkotaan
Menggambarkan jenjang fungsi perkotaan
sebagai akibat perbedaan jumlah, jenis dan
kualitas dari fasilitas yang tersedia di kota
tersebut.
Atas dasar perbedaan itu volume dan
keragaman pelayanan yang dapat diberikan
setiap jenis fasilitas juga berbeda.
Perbedaan fungsi ini umumnya terkait
langsung dengan berbedaan besarnya kota
(jumlah penduduk).
Pengelolaan wilayah pedesaan
Padasetiap desa perlu ditetapkan deliniasi
desa, yaitu wilayah yang dijadikan
permukiman dan wilayah budi daya.
Perlu diperhatikan kemampuan lahan dan
efisiensi jaringan penghubung antara wilayah
dengan wilayah budi daya serta hubungan
keluar dari desa tersebut.
Desa di indonesia dikategorikan atas,
swadaya, swakarya dan swasembada.
Sistem prasarana wilayah
Sistem prasarana wilayah adalah jaringan yang
menghubungkan satu pusat kegiatan dengan
kegiatan lainya, yaitu antara satu permukiman
dengan permukiman lain , antara lokasi budi daya
dengan lokasi permukiman, dan antara lokasi budi
daya yang satu dengan lokasi budi daya lainnya.
Bentuk jaringan itu adalah prasarana jalan raya,
jalur kereta api, jalur sungai, laut dan danau,
jaringan listrik, jaringan telepon, saluran irigasi,
pipa air minum,pipa gas atau pipa bahan bakar
yang dapat digunakan untuk berpindahnya
orang/bahan/energi/informasi dari satu pusat ke
pusat kegiatan yang lain.
Penatagunaan tanah, air, udara
dan sumber alam lainnya.
Penatagunaan lahan dengan tujuan agar
lahan dapat digunakan secara aman, tertib,
dan efisien sehingga pemanfaatan lahan untuk
budi daya dan prasarana menjadi optimal dan
di sisi lain kelestarian lingkungan hidup tetap
terjaga.
THANKSSS>>>>>

Anda mungkin juga menyukai