Anda di halaman 1dari 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 2

DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Umum Tentang Taman Kota yang Eco-Green

Taman kota saat ini tidak lagi di desain apa adanya tetapi lebih memperhatikan penghijauan
selain sebagai fungsi konservasi air. Hal tersebut terjadi karena isu mengenai lingkungan yang
saat ini semakin gencar dikampanyekan. Kondisi lingkungan terutama di kawasan perkotaan saat
ini begitu mengkhawatirkan. Adanya bangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi serta
komposisi kendaraan yang memadati jalan raya menjadikan kawasan tersebut berpolusi dan
terasa begitu panas di siang hari. Maka, keberadaan ruang terbuka hijau seperti taman yang
berkonsep eco-green diharapkan mampu mengubah keadaan lingkungan di kawasan perkotaan
yang terjadi seperti saat ini. menjadi kota yang ramah terhadap lingkungan. Artinya, bebas dari
polusi, nyaman, dan terasa sejuk walaupun di siang hari.

Konsep eco-green saat ini sudah mulai ramai diperbincangkan. Konsep ini tidak hanya
diterapkan pada taman saja namun sudah mulai diterapkan pada villa, rumah, dan taman hiburan.
Eco-green adalah sebuah konsep yang mengedepankan untuk lebih peduli terhadap lingkungan
atau bisa disebut sebuah konsep yang ramah terhadap lingkungan. Pada konsep ini mengajak kita
untuk back to nature (http://edukasi.kompas.com/read/upayakan.ecogreen). Taman dengan
konsep eco-green mengutamakan sebagaian besar lahannya tertutup oleh tumbuhan dan
pepohonan dari pada bangunan. Hal ini dimaksudkan agar suasana taman terasa sejuk karena
tertutup oleh pepohonan dan pengunjung benar-benar merasakan berada di daerah yang asri.

Eco-green merupakan singkatan dari ecological green. Ecological yang dalam bahasa Indonesia
adalah ekologi, berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata oikos yang berarti habitat dan logos
yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi). Sedangkan green yang dalam bahasa Indonesia berarti
hijau bisa diartikan berubah atau menjadi hijau, untuk membuat hijau, atau untuk menjadi atau
commitdisimpulkan
tumbuh hijau. Dari penjelasan tersebut dapat to user arti eco-green adalah gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya perancangan dari tahap perencanaan,


pelaksanaan dan pemakaian material yang ramah lingkungan serta penggunaan energi dan
sumber daya yang efektif dan efisien.

2.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah :


1. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian
dari ruang terbuka suau kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman yang guna
mendukung manfaat ekologi, social, budaya, ekonomi, dan estetika (Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007).
2. Area memanjang/jalur dan atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam
(UU No. 26 Tahun 2007).

2.1.2. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, tujuan diadakannya
RTH antara lain :
1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;
2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan
lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;
3. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan
perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

2.1.3. Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, fungsi RTH antara
lain :

a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologi :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Memberikan jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari system sirkulasi udara (paru-
paru kota);
2. Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapatberlangsung
lancar;
3. Sebagai peneduh;
4. Produksi oksigen;
5. Penyerap air hujan
6. Penyedia habitat satwa
7. Penyerap polutan media udara, air, dan tanah, serta;
8. Penahan angin.

b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu :


 Fungsi sosial dan budaya :
1. Menggambarkan ekspresi budaya lokal;
2. Media komunikasi warga kota;
3. Tempat rekreasi;
4. Wadah dan obyek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.
 Fungsi ekonomi :
1. Sumber produk yang bisa dijual seperti, tanaman bunga, buah, daun, dan sayur
mayur;
2. Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, dan lain-lain.

 Fungsi estetika :
1. Meningkatkan kenyamanan dan memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro:
halaman rumah, lingkungan pemukiman, maupun makro: lansekap kota secara
keseluruhan;
2. Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota;
3. Pembentuk faktor keindahan arsitektural;
4. Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.

Sedangkan fungsi ruang terbuka hijau kawasan perkotaan menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 2007 pasal 3 antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;


2. Pengendali kerusakan dan pencemaran tanah, air, dan udara;
3. Tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati;
4. Pengendali tata air;
5. Sarana estetika kota.

2.1.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP), manfaat RTH antara lain :
1. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
2. Sarana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan;
3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi social;
4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
5. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
6. Sarana aktivitas bagi anak-anak, remaja, dewasa, dan manula;
7. Sarana ruang evakuasi dalam keadaan darurat;
8. Memperbaiki iklim mikro;
9. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

2.1.5. Tipologi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, pembagian jenis-
jenis RTH yang ada sesuai dengan tipologi RTH dijelaskan pada gambar 2.1. berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.1. Tipologi RTH

Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan
lindung serta taman-taman nasional serta RTH alami atau binaan seperti taman, lapangan
olahraga, pemakaman, dan jalur-jalur hijau jalan. Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi
ekologis, social budaya, estetika, dan ekonomi.

Secara struktur ruang, RTH dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok, memanjang,
menyebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan.
Dari segi kepemilikan, RTH dibedakan menjadi RTH publik dan RTH privat. Pembagian jenis-
jenis RTH publik dan RTH privat adalah sebagaimana terlihat pada table 2.1. berikut :

Tabel 2.1. Kepemilikan RTH


No. Jenis RTH Publik RTH Privat
1 RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal 
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan 
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tempat usaha
c. Taman atap bangunan 
2 RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT  
b. Taman RW  
c. Taman Kelurahan  
d. Taman Kecamatan  
e. Taman Kota 
f. Hutan Kota 
g. Sabuk Hijau (Green Belt) 
3 RTH Jalur Jalan
a. Pulau jalan dan median jalan  
b. Jalur pejalan kaki  
c. Ruang dibawah jalan layang 
4 RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api 
b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi 
c. RTH sempadan sungai 
d. RTH sempadan pantai 
e. RTH pengamanan sumber air baku / mata 
air
f. Pemakaman 
Catatan: taman lingkungan yang merupakan RTH privat adalah taman lingkungan yang dimiliki oleh
perseorangan/masyarakat/swasta yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas.
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama seperti fungsi ekologis serta
fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/arsitektural. Untuk RTH dengan fungsi
social seperti tempat istirahat, sarana olahraga, dan atau sarana bermain, maka RTH ini harus
memiliki fungsi aksesibilitas yang baik untuk semua orang termasuk aksesibilitas bagi
penyandang cacat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Karakteristik RTH disesuaikan dengan tipologi kawasannya. Berikut ini tabel arahan
karakteristik RTH di perkotaan untuk berbagai tipe tipologi kawasan perkotaan :

Tabel 2.2. Fungsi dan Penerapan RTH pada Beberapa Tipe Tipologi Kawasan Perkotaan
Tipologi Kawasan Karakteristik RTH
Perkotaan Fungsi Utama Penerapan Kebutuhan
RTH
Pantai  Pengamanan wilayah  Berdasarkan luas
pantai wilayah
 Sosial budaya  Berdasarkan fungsi
 Mitigasi bencana tertentu
Pegunungan  Konservasi tanah  Berdasarkan luas
 Konservasi air wilayah
 Keanekaragaman hayati  Berdasarkan fungsi
tertentu
Rawan Bencana  Mitigasi/Evakuasi  Berdasarkan fungsi
bencana tertentu
Berpenduduk Jarang s/d  Dasar perencanaan  Berdasarkan fungsi
Sedang kawasan tertentu
 Sosial  Berdasarkan jumlah
penduduk
Berpenduduk Padat  Ekologis  Berdasarkan fungsi
 Sosial tertentu
 Hidrologis  Berdasarkan jumlah
penduduk
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.1.6. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bagian, antara lain :

1. Penyediaan RTH berdasarkan kebutuhan fungsi tertentu


Fungsi RTH pada kategori ini yaitu untuk perlindungan atau pengamanan, sarana dan
prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau
membatasi perkembangan pengguna lahan agar fungsi utamanya tidak terganggu.

2. Penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk


Fungsi RTH pada kategori ini untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk
dilakukan dengan mengalihkan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas
RTH perkapital sesuai peraturan yang berlaku. Berikut ini adalah tabel 2.3. berisi tentang
Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk.

Tabel 2.3. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk


No. Unit Ling. Tipe RTH Luas Luas Lokasi
Min./unit Min./kapital
(m2) (m2)
1. 250 jiwa Taman RT 250 1,0 Di tengah Ling.
RT
2. 2.500 jiwa Taman RW 1250 0,5 Di pusat Keg.
RW
3. 30.000 jiwa Taman 9000 0,3 Dikeompokkan
Kelurahan dengan sekolah
/pusat kelurahan
4. 120.000 Taman 24000 0,2 Dikeompokkan
jiwa Kecamatan dengan sekolah
/pusat kecamatan
Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar
5. 480.000jiwa Taman Kota 144000 0,3 Di pusat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

wilayah/kota
Hutan Kota Disesuaikan 4,0 Di kawasan
pinggiran
Untuk fungsi Disesuaikan 12,5 Disesuaikan
tertentu dengan kebutuhan
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

3. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah


Penyediaan RTH Berdasarkan luas wilayah perkotaan adalah sebagai berikut :
a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat;
b. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20%
RTH Publik dan 10% RTH Privat;
c. Apabila luas RTH baik Publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki
total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, memiliki proporsi
tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Berikut ini adalah Gambar 2.2. yang membahas tentang Proporsi Kawasan Perkotaan

commit
Gambar 2.2. Bagan to user
Proporsi Kawasan Perkotaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :
RTH = Ruang Terbuka Hijau
KDB = Koefesien Dasar Bangunan

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

2.1.7. Pemanfaatan RTH pada Lingkungan/Permukiman

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan RTH pada lingkungan/permukiman
dapat dioptimalkan fungsinya sebagai berikut:

a. RTH Taman Rukun Tetangga


Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan berbagai
kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut.

Untuk mendukung aktivitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang harus disediakan
minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak-anak.

Selain sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial, RTH Taman Rukun Tetangga dapat pula
dimanfaatkan sebagai suatu community garden dengan menanam tanaman obat keluarga/apotik
hidup, sayur, dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga.

b. RTH Rukun Warga


RTH Rukun Warga (RW) dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja, kegiatan olahraga
masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan RW tersebut.

Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun
aktivitas lainnya, beberapa unit bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai sarana
berkomunikasi dan bersosialisai antar warga, dan beberapa jenis bangunan permainan anak yang
tahan dan aman untuk dipakai pula untuk anak remaja.

c. RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penduduk dalam satu kelurahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Taman ini dapat berupa taman taman aktif, dengan fasilitas utama lapangan olahraga
(serbaguna), dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif, dimana aktivitas
utamanya adalah kegiatan yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk atau bersantai, sehingga
lebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohon tahunan.

Tabel 2.4. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kelurahan


Jenis Koefisien Daerah Fasilitas Vegetasi
Taman Hijau (KDH)
Aktif 70-80% 1) Lapangan terbuka; 1) Minimal 25
2) Trek lari, lebar 5 m panjang pohon (pohon
324 m; sedang dan
3) WC umum; kecil);
4) 1 unit kios (jika diperlukan) 2) Semak;
5) Kursi-kursi taman. 3) Perdu;
4) Penutup tanah.
Pasif 80-90% 1) Sirkulasi jalur pejalan kaki, 1) Minimal 50
lebar 1,5-2 m; pohon
2) WC umum; (sedangdan
3) 1 unit kios (jika diperlukan); kecil);
4) Kursi-kursi taman. 2) Semak;
3) Perdu;
4) Penutup tanah.

d. RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai aktivitas di
dalam satu kecamatan.

Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga, dengan jalur trek
lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif untuk kegiatan yang lebih bersifat pasif,
sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau. Kelengkapan taman ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 2.5. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kecamatan


Jenis Koefisien Daerah Fasilitas Vegetasi
Taman Hijau (KDH)
Aktif 70-80% 1) Lapangan terbuka; 1) Minimal 50
2) Lapangan basket; pohon (sedang
3) Lapangan volley; dan kecil);
4) Trek lari, lebar 5 m, panjang 2) Semak;
325 m; 3) Perdu;
5) WC umum; 4) Penutup tanah.
6) Parkir kendaraan;
7) Termasuk sarana kios (jika
diperlukan);
8) Kursi-kursi taman.
Pasif 80-90% 1) Sirkulasi jalur pejalan kaki, 1) Lebih dari 100
lebar 1,5-2 m; pohon tahunan
2) WC umum; (pohon sedang
3) Parker kendaraan termasuk dan kecil);
sarana kios (jika diperlukan); 2) Semak;
4) Kursi-kursi taman; 3) Perdu
4) Penutup tanah.

2.2. Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH)


2.2.1. Mengerjakan konstruksi taman

Pekerjaan konstruksi taman meliputi penyempurnaan drainase, pemasangan instalansi air dan
listrik, pengolahan tanah, dan pembuatan jalan setapak. Semua pekerjaan ini sebaiknya dilakukan
setelah bangunan taman seperti gazebo, pergola, pagar, tembok, dan anak tangga selesai (Don
WS, dkk. 2004).

Pekerjaan konstruksi taman tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Penyempurnaan Drainase
Drainase atau sistem penyerapan air merupakan salah satu pondasi yang penting bagi pembuatan
taman. Sistem drainase berfungsi sebagai tempat penyerapan air pada area lahan taman untuk
membuat air mengalir ke bawah dan mencegah adanya penggenangan air di permukaan tanah.
Drainase atau sistem penyerapan air yang berfungsi baik merupakan awal dari kesuburan
tanaman-tanaman taman. Tanah yang selalu basah menyebabkan akar-akar tanaman cepat
membusuk. Sedangkan tanah yang kering kurang memiliki unsur-unsur hara sehingga tanaman
tidak dapat tumbuh dengan baik. Sebuah taman yang luas dapat dengan mudah akar-akar
tanaman cepat membusuk. Sedangkan tanah yang kering kurang memiliki unsur-unsur hara
sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Sebuah taman yang luas dapat dengan mudah
diatur kelandaian atau kemiringan permukaan tanahnya untuk diarahkan ke satu sisi
pembuangan. Dengan demikian, air penyiraman yang berlebih atau curah hujan yang sudah tidak
mampu diserap tanah lagi akan segera mengalir ke saluran pembuangan (got) (Don WS, dkk.
2004).

2) Pemasangan Instalansi Air dan Listrik


Pemasangan instalansi air berguna untuk kebutuhan penyiraman tanaman dan untuk kebutuhan
para pengunjung. Agar terlihat rapi, sebaiknya pipa saluran air dipasang menempel pada tembok
dan diatur sesemikian rupa untuk kenyamanan pengunjung. Begitu juga dengan instalansi listrik
yang harus dipasang sebelum penanaman dengan menentukan letak lampu taman yang telah
ditentukan, letak saklar yang dapat terlindung dari percikan air saat penyiraman dan air hujan,
dan jaringan kabel yang akan ditanam agar tidak terinjak-injak (Don WS, dkk. 2004).

3) Pengolahan Tanah
Persyaratan utama dari sebuah taman yang subur adalah tanah yang gembur dan sehat. Dengan
demikian pekerjaan mengolah tanah ini tidak dapat ditawar lagi.

Saat paling tepat untuk membuat taman baru atau merombaknya adalah selesai musim hujan.
Pada waktu ini tanah mudah dicangkul dan dibalik. Selain itu, kandungan hara dalam tanah tak
sering diguyur hujan sehingga kondisi tanah masih cukup baik (stabil).

Mengolah tanah berarti mencangkul dan membalik tanah seluas lahan yang akan ditanami
dengan bantuan cangkul atau sekop serta menebarkan seraya mencampurkan pupuk kandang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kering atau pupuk kompos siap beli dengan bantuan garpu atau garu. Dalam proses ini kita juga
harus memperhatikan bagian-bagian lahan yang akan ditanami. Dimana tanamnan inti akan
diletakkan (Don WS, dkk. 2004).

4) Pembuatan Jalan Setapak


Jalan setapak dapat berupa deretan batu lempeng yang ditata menjadi batu loncatan dan dapat
juga berupa jalan sempit yang ditaburi kerikil hias.

Fungsi jalan setapak dalam taman adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah antara dua
bagian taman. Jalan setapak perlu dirancang matang sebelumnya agar menjadi satu elemen yang
sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan seapak dapat dibuat dari batako, bata
merah, atau keramik dengan tekstur agak kasar (Don WS, dkk. 2004).

2.2.2 Memberikan Elemen-Elemen Taman

Keberadaan taman kota tidak dapat terlepas dari elemen-elemen pembentuknya. Elemen-elemen
dalam taman kota tersebut dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu elemen keras (hard
material) dan material lunak (soft material).

Elemen-elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Elemen keras (hard material)
Elemen keras (hard material) dalam taman kota dapat berupa bangunan pendukung, perkerasan,
street furniture, dan lain sebagainya.
Elemen keras tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kolam
Kolam dibuat dalam rangka menunjang fungsi gedung atau merupakan bagian taman yang
memiliki estetika sendiri. Kolam sering dipadukan dengan batuan tebing dengan permainan air
yang menambah kesan dinamis. Kolam akan tampil hidup bila ada permainan air didalamnya.
Taman dengan kolam akan mampu meningkatkan kelembapan lingkungan sehingga dapat
berfungsi sebagai penyejuk lingkungan.

b. Tebing Buatan
Tebing buatan atau artifical banyak diminati oleh penggemar taman. Tebing ini dibuat untuk
commit
memberikan kesan alami, menyatu dengan to user
alam. Tebing dibuat dengan maksud untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menyembunyikan tembok pembatas dinding yang licin massif, agar tidak menyilaukan pada saat
matahari bersinar sepanjang siang. Penambah air kolam terjun pada tebing buatan akan
menambah suasana sejuk dan nyaman.

c. Batuan
Batuan tidak baik bila diletakkan ditengah taman, sebaiknya diletakkan agak menepi atau pada
salah satu sudut taman. Sebagaian batu yang terpendam di dalam tanah akan memberi kesan
alami dan terlihat menyatu dengan taman akan terlihat lebih indah bila ada penambahan koloni
taman pada sela-sela batuan.

d. Gazebo
Gazebo adalah bangunan peneduh atau rumah kecil di taman yang berfungsi sebagai tempat
beristirahat menikmati taman. Sedangkan bangku taman adalah bangku p.anjang yang disatukan
dengan tempat duduknya dan ditempatkan di gazebo atau tempat-tempat teduh untuk beristirahat
sambil menikmati taman. Bahan pembuatan gazebo atau bangku taman tidak perlu berkesan
mewah tetapi lebih ditekankan pada nilai keindahan, kenyamanan dalam suasana santai, akrab,
dan tidak resmi. Gazebo atau bangku taman bisa terbuat dari kayu, bambu, besi atau bahan lain
yang lebih kuat dan tahan terhadap kondisi taman. Atapnya dapat bermacam-macam, mulai dari
genting, ijuk, alang-alang dan bahan lain yang berkesan tahan sederhana.

e. Jalan Setapak (Stepping Stone)


Jalan setapak atau stepping stone dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak merusak rumput
dan tanaman, selain itu jalan setapak juga berfungsi sebagai unsur variasi elemen penunjang
taman.

f. Perkerasan
Perkerasan pada taman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bahan seperti
tegel, paving, aspal, batu bata, dan bahan lainnya. Tujuan perkerasan adalah untuk para pejalan
kaki (pedestrian) atau sebagai pembatas.

g. Lampu Taman
Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan dipergunakan untuk menunjang
suasana di malam hari. Lampu berfungsi sebagai penerang taman dan sebagai nilai eksentrik
pada taman (Rustam Hakim, 2004). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

h. Elemen Tambahan
Elemen tambahan pada taman terdiri dari :
1) Kantor Pengelola Taman
Kantor Pengelola Taman adalah Unit Pelaksana Teknis yang bertanggung jawab langsung dalam
pengelolaan taman. Seperti dalam mengorganisasi kebersihan taman, mencatat data kegiatan
taman, dan mencatat kerusakan yang terjadi di taman. Dengan adanya Kantor Pengelola Taman
ini diharapkan taman dapat terkondisikan dengan baik.
2) Toilet
Toilet adalah perlengkapan yang kegunaan utamanya sebagai pembuangan kotoran, yaitu air seni
dan feses. Fasilitas ini sangat menunjang bagi kenyamanan pengunjung.
3) Kursi Taman
Kursi taman adalah salah satu aksesoris yang penting untuk taman di perkotaan, karena selain
berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah atau
sekedar tempat untuk menikmati keindahan taman. Kursi taman biasanya terbuat dari kayu, besi,
plastik, atau bata berlapis semen.
4) Gerabah
Gerabah adalah salah satu aksesoris yang menarik untuk dijadikan sebagai penghias taman.
Gerabah memiliki ukuran yang beragam dan bentuk yang unik. Bahan dasarnya adalah tanah liat
dan keramik. Gerabah bisa digunakan untuk tempat lampu, air mancur, wastafel, atau sekedar
hiasan biasa.
5) Patung
Dalam hal ini patung tidak selalu harus identik dengan bentuk – bentuk figura (manusia/hewan),
dari batu – batuan berukuran besar. Batu – batuan bulat (batu paras atau batu kali), potongan
batang kayu tua, ornament dari besi, batu hias penutup dinding pagar tembok, batu tiruan dinding
gunung, batu/ tiruan lembah sungai, tembikar, atau marmer dapat disertai dalam kelompok
aksesoris untuk memperindah sebuah taman.
6) Bak Sampah
Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Dengan adanya bak sampah,
menjadikan kebersihan taman terjaga. Desain bak sampah yang menarik akan membuat taman
menjadi lebih cantik. Untuk mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampah bisa di

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

desain berdasarkan jenisnya, yaitu bak sampah untuk sampah organik dan bak sampah untuk
sampah non organik. (Ruth Dias K.F, 2013)

2. Elemen Lunak (soft material)


Elemen lunak (soft material) dalam taman kota berupa air dan vegetasi. Elemen air sering
digunakan dan merupakan salah satu elemen yang penting dalam taman kota karena dapat
memberikan efek tertentu bagi pengunjung. Penggunaan elemen air dapat digabungkan dengan
perkerasan, batu-batuan, maupun dengan tanaman. Bentuk

dari elemen air yang digunakan dalam taman kota dapat berupa air mancur, kolam, maupun
berupa air mengalir seperti sungai (alami maupun buatan).

Tanaman merupakan elemen yang penting dalam taman kota yang dapat berfungsi sebagai
penghijauan, peneduh, dan sebagai unsur estetika bagi taman itu sendiri. Tanaman merupakan
elemen yang hidup dan terus berkembang dan pertumbuhannya akan mempengaruhi ukuran
besar tanaman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna selama masa pertumbuhannya sehingga
kualitas dan kuantitas taman akan berkembang dan berubah sesuai pertumbuhan tanaman.

Material landscape atau vegetasi yang termasuk dalam elemen landscape antara lain:
1) Pohon : Tanaman kayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar dengan percabangan yang
kokoh. Yang termasuk dalam jenis pohon ini adalah asam kranji, lamtorogung, akasia, dan
lainnya.
2) Perdu : Jenis tanaman seperti pohon tetapi berukuran kecil, batang cukuo berkayu tetapi
kurang tegak dan agak kurang kokoh. Yang termasuk dalam jenis perdu adalah bougenville,
kol banda, kembang sepatu, dan lainnya.
3) Semak : Tanaman yang agak kecil dan rendah, tumbuhnya melebar atau merambat. Yang
termasuk dalam jenis ini adalah teh-tehan, dan lainnya.
4) Tanaman penutup tanah : Tanaman yang lebih tinggi rumputnya, berdaun dan berbunga
indah. Yang termasuk dalam jenis ini adalah krokot, nanas hias, dan lainnya.
5) Rumput : Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman yang persis berada diatas tanah. Yang
termasuk dalam jenis ini adalah rumput jepang, rumput gajah, dan lainnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Fungsi tanaman-tanaman tidak hanya mengandung/mempunyai nilai estetika saja, tetapi juga
berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan
sebagai berikut :

a. Kontrol pandangan (Visual Control)


Menahan silauan yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan, dan sinar lampu
kendaraan pada jalan raya, bangunan, atau pandangan terhadap ruang luar.
b. Pembatas fisik (Physical Barriers)
Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia. Selain itu juga dapat
berfungsi mengarahkan pergerakan.
c. Pengendali iklim (Climate Control)
Tanaman berfungsi sebagai pengendali iklim untuk kenyamanan manusia. Faktor iklim
yang mempengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari, angin
kelembapan, suara dan aroma.
d. Pencegah erosi (Erosion Control)
Kegiatan manusia dalam menggunakan lahan, selain menimbulkan efek positif juga
menimbulkan efek negative terhadap kondisi tanah/lahan. Misalnya dalam pembentukan
muka tanah, pemotongan dan penambahan muka tanah, penggalian tanah untuk danau
buatan. Kondisi tanah menjadi rapuh dan mudah tererosi oleh karena pengaruh air hujan
dan embusan angin yang kencang. Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah
menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Selain itu, dapat
pula berfungsi untuk menahan air hujan yang secara langsung jatuh secara tidak langsung
ke permukaan tanah.
e. Habitat satwa (Wildlife Habitats)
Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat berlindung kehidupan.
Hingga secara tidak langsung tanaman dapat membantu pelestarian kehidupan satwa.
f. Nilai estetis (Aesthetic Values)
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna dan bentuk fisik
tanaman (Rustam Hakim, 2004).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan yaitu :
1. Tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak mengganggu
pondasi;
2. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
3. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;
4. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
5. Kecepatan tumbuh sedang;
6. Berupa habitat tanaman lokal dan musiman;
7. Jarak tanam setempat rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;
8. Tahan terhadap hama penyakit tanaman;
9. Mampu menyerap udara yang tercemar;
Contoh: Trembesi, Angsana, Akasia, Matoa, Mahoni, Jati, dan Sawo Kecik.
10. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung-burung.
Contoh: Asam Kranji, Beringin, Flamoyan, Butun, Jarak, dan Cemara.

2.3. Pemeliharaan Taman

Membuat sesuatu yang indah bukanlah hal yang sulit, apalagi bila semua sarana dan prasarana
terpenuhi. Namun untuk mempertahankannya merupakan hal sangat sulit dan bukan hanya butuh
kesabaran dan ketelatenan saja namun dibutuhkan ketrampilan dan kreativitas. Merawat taman
bukan hanya menyiram atau memangkas saja, melainkan juga tentang bagaimana memelihara
dan membuat taman tetap mempunyai bentuk yang utuh seperti saat pertama dibuat.

Pemeliharaan taman dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala
fasilitas yang ada didalamnya sehingga kondisinya tetap baik dan dapat dipertahankan sesuai
dengan tujuan rencana atau desain semula. Manajemen dan pelaksanaan pemeliharaan taman
dapat dilakukan sendiri oleh pemilik atau diserahkan pada jasa pengelola taman. Untuk taman
yang terbuka untuk umum biasanya ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Umumnya pengelola taman akan melaksanakan program pemeliharaan taman dalam bentuk
organisasi yang berpedoman pada aturan dan teknik pemeliharaan yang baik. Tujuannya untuk
mewujudkan taman dengan persyaratan pemanfaatan area dan fasilitas secara optimal.

Pemeliharaan taman merupakan kunci kebersihan suatu pembuatan taman. Oleh karena itu,
dalam mendesain taman hendaknya yang mudah dibangun dan dirawat. Ada dua tipe
pemeliharaan taman yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik yang keduanya saling
berhubungan erat satu sama lain.

2.3.1 Pemeliharaan Ideal


Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada ide dan tujuan desain awal.
Oleh karena itu, pada periode tertentu perlu untuk dilakukan evaluasi agar kondisi taman tetap
sama dengan desain semula sehingga fungsi dan estetika taman tetap terjaga. Bila salah satu
fungsi terganggu atau tidak terawat baik, maka secara ideal tanaman tersebut tidak cocok lagi
seperti fungsi semula. Sebagai contoh pada taman yang mempunyai pola simetris dan formal
seperti pada taman perkantoran, secara ideal harus diperhatikan. Bila pola tersebut berubah dan
tidak simetris lagi, maka tidak lagi terkesan simetris dan formal.

Ada beberapa faktor yang mendukung berjalannya pemeliharaan ideal. Yang pertama adalah
merencanakan dan merancang taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan
dilakukan pemeliharaan fisik. Yang kedua adalah dalam penggunaan elemen taman yang baik,
elemen keras ataupun elemen lunak hendaknya menggunakan komponen yang tidak sulit dicari
agar tidak sulit dalam penggantian dan perawatan.

Berikutnya adalah dalam pemilihan system struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan
perkerasan yang sesuai. Sebagai contoh, pada sebuah taman menggunakan paving block dari
bahan yang mirip dengan batu candi. Pada taman tersebut dapat membahayakan anak-anak
karena mudah berlumut sehingga licin. Untuk menghindari hal demikian maka digunakan
rumput sebagai bahan permukaan.

Keempat adalah bahwa pembuatan pola sirkulasi harus jelas dan rasional sehingga alur didalam
taman selalu lancar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Terakhir, perlengkapan taman yang memadai meliputi penerangan lampu pada malam hari dan
jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (drainase, instalansi air dan listrik) agar direncanakan
dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada pemeliharaan taman.

2.3.2 Pemeliharaan Fisik


Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengimbangi pemeliharaan
ideal. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan elemen keras dan elemen lunak. Secara umum,
pemeliharaan elemen kerasmerupakan pemeliharaan pencegahan misalnya membersihkan lumut
dan karat, perbaikan instansi, dll.

Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan akar, penyiangan, pemangkasan,


pemupukan, dan lain-lain. Pada intinya pemeliharaan fisik taman meliputi menjaga keindahan,
keasrian, dan keamanan taman.

1. Penyiraman
Tanaman butuh untuk disiram agar tanah tetap lembab sehingga akar – akar tanaman unsure
dapat melakukan fungsinya yaitu menyerap zat unsur hara dalam tanah hingga kedalaman 30-40
cm. Secara alami, setelah penyiraman pasti diimbangi dengan adanya evaporasi atau penguapan
air dalam tanah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan waktu dan frekuensi penyiramannya.
Penyiraman secara efektif dilakukan pada pagi dan sore hari.

Selain menjaga kelembapan tanah, penyiraman dibutuhkan tanaman untuk meluruhkan kotoran
debu dan daun-daun. Dan jika tanaman memiliki aneka jenis tanaman dengan kebutuhan air yang
berbeda-beda, penyiraman harus dilakukan dengan lebih cermat. Tanaman tidak membutuhkan
banyak air, akar-akarnya mudah membusuk karena kelebihan air disekitarnya.

2. Pemangkasan tanaman
Tanaman pada taman perlu dipangkas secara berkala agar pertumbuhannya terkendali. Ada dua
macam pemangkasan yang pada umumnya dilakukan oleh para pengelola taman yaitu pangkas
produksi dan pangkas pemeliharaan.

Pangkas produksi merupakan pemangkasan yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan


generative tanaman, yaitu agar tanaman lebih cepat berbunga dan menghasilkan buah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan yang dilakukan untuk mengendalikan


pertumbuhan tanaman dan juga dapat membuat bentuk tanaman menjadi indah.

Tanaman juga perlu dipangkas agar tidak menjadi cepat besar atau rimbun, juga agar komposisi
bentuk tanaman tidak berubah. Disamping itu, pada tanaman yang terlalau rimbun pasti ada
bagian – bagian tertentu yang tidak memperoleh cukup sinar matahari, sehingga akan member
kesan lembab dan kemudian mengundang hama dan penyakit.

Untuk membuat bentuk tanaman yang indah dan menarik, perlu untuk diperhatikan hal – hal
berikut ini. Agar tanaman tidak cepat tinggi, diharapakan untuk memotong pucuk tunas muda
yang tumbuh ke atas dngan gunting potong. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi
aplikasi dan berguna bagi pembentukan cabang.

Memotong dahan atau cabang yang keras dengan gergaji tepat dipangkalnya. Hal ini bertujuan
untuk menghindari tumbuhnya tunas baru di bagian sisa dahan yang dipotong. Sealain itu
lukaatau bekas potongan sebaiknya segera untuk diberi lapisan disinfektan tanaman agar tidak
terinfeksi oleh jamur, hama, virus, dan organism pengganggu tanaman lainnya.

3. Pemupukan
Meskipun sudah memilimi aneka unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman, namun keberadaan
unsure hara tersebut semakin lama akan semakin kurang baik oleh aktivitas tanaman atau hilang
akibat tercuci oleh air.. Oleh karena itu perlu untuk ditambah suatu zat atau senyawa yang
dibutuhkan noleh tanaman, yaitu pupuk.

Pemupukan lewat daun lebih efektif bila disemprotkan melalui permukaan daun bagian bawah.
Karena pada permukaan daun bagian bawah, banyak terdapat stomata sehingga pupuk dapat
diserap secara efektif oleh daun. Sedangkan pupuk tabor merupakan jenis pupuk yang diberikan
lewat tanah. Biasanya jenis pupuk ini adalah jenis – jenis pupuki yang memiliki karakter reaksi
yang lamban, misalnya seperti urea, NPK, dan lain sebagainya.

4. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman – tanaman yang tidak diinginkan tumbuh
disekitar tanaman utama, uimumnya disebut gulma. Gulma atau rumput liar yang tumbuh di
sekitar tanaman utama (tanaman hias) akan saling berkompetisi merebut nutrisi yang dibutuhkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh tanaman utama. Tidak hanya itu, dalam mendapatkan sinar matahari pun antara tanaman
utama dengan gilma akan saling berebut. Sebaliknya, penyiangan dilakukan secara berkala
misalnya sebulan sekali. Penyiangan bias dilakukan secara manual dengan tangan atau
menggunakan cangkul.

5. Perawatan terhadap gangguan hama


Meskipun tanaman sudah dirawat secara teratur, gangguan hama tanaman seperti ukat, kutu,
bekicot, belalang dan lain – lain seringkali menyerbu, melahap daun, batang, bunga dan lain –
lain. Organisme ini menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, merusak bentuk dan
penampakan tanaman, kebusukan batang, akar, dan lain sebagainya. Pembasmian tersebut bias
dilakukan dengan menggunakan pestisida.

Selain oleh binatang,organisme pengganggu tanaman juga dapat berasal darri golongan jamur,
bakteri, atau virus. Untuk penanganan tanaman yang telah terserang, tindakan pertama dan
paling aman adalah memangkas bagian – bagian tanaman yang terkena atau membongkar
tanaman tersebut dan menyingkirkannya dari tanaman – tanaman lain agar tidak menular. Untuk
serangan akibat jamur, digunakan fungsida untuk membasminya. Herbisida untuk tanaman liar,
dan bakterisida untuk tanaman akibat serangan bakteri.

Adakalanya rayap dan nematode menjadi musuh utama bagi akar. Penggunaan dosis pestisida
harus diperhatikan, jangan sampai melebihi dosis karena bahan kimia yang terkandung didalam
pestisida akan mudah mengendap pada tanaman dan apabila tanaman tersebut berproduksi maka
akan membahayakan manusia. Bahan kimia tersebut terakumulasi dalam tubuh manusia dengan
jumlah yang banyak (Ruth Dias K.F, 2013).

commit to user

Anda mungkin juga menyukai