Anda di halaman 1dari 17

1.

PENDAHULUAN
Ketika mendengar kata “kota”, maka yang terlintas dipikiran kita adalah
suatu tempat / kawasan dengan kepadatan penduduk yang tinggi, kemacetan lalu
lintas, serta banyaknya bangunan gedung ataupun tempat tinggal. Namun
sebetulnya sebuah kota tak hanya tentang bangunan gedung ataupun tempat
tinggal saja, tetapi sebuah kota juga tentu memiliki ruang publik terbuka atau
yang biasa disebut Ruang Terbuka Hijau (RTH), dimana RTH ini merupakan
salah satu kebutuhan pengunjung perkotaan dan juga memiliki peran sebagai
paru-paru kota. Terdapat beberapa jenis RTH di kawasan perkotaan, seperti hutan
kota, kebun binatang, sempadan, pemakaman umum, maupun taman kota.
Kota Pontianak, sebagai Ibu Kota dari Provinsi Kalimantan Barat memiliki
beberapa taman kota. Terdapat empat taman yang ada di Kota Pontianak, yaitu
Taman Alun Kapuas, Taman Digulis Pontianak, Taman Akcaya, Taman
Arboretum Sylva.. Sebagian besar dari ke empat taman ini dilengkapi soft
material (kolam, gazebo, serta area bermain) dengan fasilitas kebersihan berupa
tempat sampah dan satu fasilitas yang digunakan sebagai toilet/WC. Taman
tersebut juga dapat dicapai oleh pengunjung mengingat letaknya yang strategis
dan mudah dijangkau karena berlokasi ditepi jalan raya.
Berbicara tentang taman kota khususnya taman kota yang berada di Kota
Pontianak yang kini kian marak keberadaannya, yaitu merupakan salah satu
heritage yang harus dijaga dan dilestarikan. Taman-taman ini selain memiliki
nilai sejarah yang telah bercerita banyak tentang keindahan Kota Pontianak tempo
dulu, juga memiliki fungsi yang sangat vital sebagai paru-paru kota dan reservasi
dan pelestarian alam. Sebagai urban park, taman kota di Pontianak memiliki
peranan penting dalam ekologi di pemukiman masyarakat kota, diantaranya
sebagai penyaring udara, konservasi air tanah, area untuk sinar matahari, tempat
tinggal bagi hewan, dan juga tempat rekreasi bagi masyarakat.
Kualitas udara Kota Pontianak yang makin menurun dapat ditanggulangi
dengan pemeliharaan taman-taman kota dengan lebih baik. Dengan kondisi
pencemaran udara seperti yang terjadi sekarang ini, taman kota yang didominasi
tanaman menjadi penting. Taman kota dapat berfungsi menyegarkan udara dengan
mengambil karbondioksida dalam proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen
yang sangat diperlukan makhluk hidup untuk bernapas (Madanipour, 1996).
Dewasa ini taman kota paling tidak mempunyai tiga fungsi utama (Wenk,
2010). Pertama, taman kota adalah koridor-koridor dan sistem alamiah penting
dalam ekologi. Kedua, fungsi taman kota sebagai tempat rekreasi, dimana para
pengguna menemukan suatu sistem dari hubungan jaringan jalan dan air, jaringan
lahan dan lokasi-lokasi atau daerah-daerah dengan tempat rekreasi. Ketiga, taman
kota memberikan nilai-nilai warisan sejarah dan budaya.
Penggunaan taman kota di negara maju saat ini telah berubah, taman kota
saat ini beralih dari ruang terbuka pasif untuk sekedar “melihat”, menjadi ruang
atraktif yang lebih dinamis. Jalan dan lahan parkir tidak lagi melayani perubahan
kebutuhan pengguna taman. Bersepeda dan bersantai tidak terwadahi dengan baik
di sistem taman kota yang ada di Kota Pontianak saat ini. Paling tidak itu
merupakan isu-isu yang dapat diidentifikasi sebagai perhatian utama oleh
Walikota Pontianak maupun Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak.
Hal tersebut kemudian menjadi dorongan untuk perencanaan yang komprehensif
untuk menangani pelestarian taman kota yang disebut "Revitalisasi Taman Kota".
Di sisi lain, tuntutan terhadap peningkatan kenyamanan bagi penghuni kota
semakin mengemuka sehingga mendorong perlunya melakukan kajian terhadap
pemeliharaan taman kota Pontianak supaya dapat memberikan kepuasan kepada
penghuni kota dan dapat terbentuk kota dengan lingkungan yang dinamis.

2. TINJAUAN TEORI
Taman (garden) diterjemahkan dari bahasa Ibrani. Gan berarti melindungi
atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu lingkungan berpagar,
sementara oden berarti kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan. Secara
lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan
untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan (Laurie, 1979).
Taman juga merupakan wajah dan karakter lahan atau tapak, berarti bahwa
menikmati taman mencakup dua hal, yaitu penampakan visual, dalam arti yang
bisa dilihat dan penampakan karakter dalam arti apa yang tersirat dari taman

2
tersebut. Taman mencakup semua elemen yang ada, baik elemen alami
(natural), elemen buatan manusia (artificial), bahkan makhluk hidup yang ada
didalamnya, terutama manusia.
Kota adalah tempat berlangsungnya proses hidup dan kehidupan atau
sebagai tempat berlangsungnya aktifitas manusia (Harpisari, 2010). Kota
merupakan suatu bentuk ekosistem yang berada di dalam makrokosmos.
Ekosistem kota merupakan salah satu bentuk lingkungan buatan (man-made
environment). Disebut lingkungan buatan, karena lingkungan buatan ini
terbentuk dari berbagai macam kegiatan (aktivitas) manusia. Taman kota adalah
taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat
mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota dan
dapat dinikmati oleh seluruh warga kota (Darmawan, 2009).
Kota merupakan pusat kegiatan ekonomi, sosial dan budaya manusia.
Semakin meningkatnya kegiatan kota, terutama kegiatan ekonomi, maka
semakin terjadi peningkatan terhadap perpindahan penduduk dari desa ke kota
(Catanese & Snyder, 1996). Kondisi ini, meningkatkan penggunaan lahan kota
sebagai lahan ekonomi produktif. Akibatnya, lahan sebagai fungsi lindung
(taman kota, hutan lindung, sempadan sungai) semakin berkurang atau semakin
tidak diprioritaskan. Padahal kota merupakan suatu ekosistem, yang harus tetap
terjaga keseimbangannya. Di mana kerusakan lingkungan kota yang disebabkan
oleh kegiatan manusia harus sama dengan upaya perbaikan kerusakan
lingkungan kotanya agar kota tersebut tetap berkelanjutan dalam kondisi yang
berkualitas (Budiharjo & Sujarto, 1999).\
Taman kota merupakan lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik
sebagai kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan
untuk melakukan berbagai macam aktivitas rekreasi, olahraga maupun aktivitas
yang bersifat pasif. Dengan semakin berkurangnya area lahan terbuka akibat
beralih fungsi menjadi permukiman maupun pemanfaatan lain yang menjadikan
kebutuhan ruang terbuka hijau sangat tinggi. Perkembangan tersebut sungguh
menjadikan taman kota sebagai bagian penting penduduk perkotaan, namun

3
menjadi tidak bermanfaat saat penggunaan taman kota dibatasi. (Faisal Herdian,
2014).
Pengelolaan taman kota merupakan komponen hidup dari kerangka kota,
yang sangat ditentukan oleh populasi yang berubah dengan cepat dan dinamika
fisik, serta selalu menghadapi tekanan lingkungan yang signifikan. Memberikan
hubungan fisik dengan masa lalu. Bahkan dalam konsentrasi kehidupan kota,
taman kota memerlukan pengelolaan secara kognitif, yang dapat mendorong
interaksi sosial dan destressing dengan diberikan pengaturan yang
mengakomodasi kepentingan warga kota (Dublin City Council, 2016).
Taman kota merupakan suatu bentuk aksi dalam meningkatkan kualitas
lingkungan hidup kota. Taman kota (city park) dalam suatu permukiman akan
berperan efektif dan bermanfaat jika mengandung unsur antara lain comfort,
relaxation, passive and active engagement, dan discovery (Carmona, Matthew,
Magalhaes, & Hammond, 2008; Carr, 1993). Comfort, merupakan unsur
keamanan pengguna dari gangguan. Merupakan salah satu syarat mutlak
keberhasilan ruang publik. Lama tinggal seseorang berada di ruang publik dapat
dijadikan tolok ukur comfortable tidaknya suatu ruang publik. Dalam hal ini
kenyamanan ruang publik antara lain dipengaruhi oleh: environmental comfort
yang berupa perlindungan dari pengaruh alam seperti sinar matahari, angin,
physical comfort yang berupa ketersediannya fasilitas penunjang yang cukup
seperti tempat-tempat duduk sebagai social and psychological comfort.
Relaxation, merupakan kenyaman dengan unsur buatan manusia.
Merupakan aktivitas yang erat hubungannya dengan psychological comfort.
Suasana rileks mudah dicapai jika badan dan pikiran dalam kondisi sehat dan
senang. Kondisi ini dapat dibentuk dengan menghadirkan unsur-unsur alam
seperti tanaman/pohon, air dengan lokasi yang terpisah atau terhindar dari
kebisingan dan hiruk pikuk kendaraan di sekelilingnya.
Passive and Active engagement, merupakan unsur kegiatan yang bersifat
aktif maupun pasif. Kegiatan pasif dapat dilakukan dengan cara duduk-duduk
atau berdiri sambil melihat aktivitas yang terjadi di sekelilingnya atau melihat
pemandangan yang berupa taman, air mancur, patung atau karya seni lainnya.

4
Sedangkan untuk kegiatan aktif apabila taman tersebut dapat mewadahi aktivitas
kontak/interaksi antar anggota masyarakat lainnya seperti teman, tetangga,
famili atau orang asing dengan baik.
Pemeliharaan adalah usaha untuk merawat serta mempertahankan suatu
taman sehingga dapat tetap terjaga keindahannya dari fungsi taman tersebut.
Pemeliharaan dapat dilakukan pada hard material maupun soft material
pemeliharaan sebagai bagian dari industri lanskap yang menangani dan
memelihara kondisi tapak agar selalu tampak seperti yang diharapkan secara
estetik dan menyenangkan dengan lingkup tanggung jawab pada manajemen,
pengetahuan penanganan tanaman dan elemen lanskap lainnya. Beralih ke
pelaksanaan fisik yang meliputi pekerjaan pengukuran dan pematokan,
pengolahan tanah, pelaksanaan soft material dan pelaksanaan hard material dan
pemeliharaan (Rachman, 1984). Pelaksanaan fisik merupakan tahap pekerjaan
lanskap yang dilaksanakan oleh penerima pekerjaan di lapangan dimana jenis,
lokasi, volume dan persyaratan lain telah ditetapkan sebelumnya pada
pelaksanaan administrasi.
Discovery, merupakan unsur kegiatan yang bersifat atraktif. Merupakan
suatu proses mengelola ruang publik agar di dalamnya terjadi suatu aktivitas
yang tidak monoton. Aktivitas dapat berupa acara yang diselenggarakan secara
terjadwal (rutin) maupun tidak terjadwal diantaranya berupa konser, pameran
seni, pertunjukan teater, festival, pasar rakyat (bazaar), serta promosi dagang.

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Metode ini digunakan dengan pertimbangan bahwa tujuan penelitian ini
adalah mengumpulkan, mengklasifikasi serta menganalisis data aktual mengenai
permasalahan yang menyangkut pemeliharaan taman kota di Kota Pontianak. Hal
ini sejalan dengan pengertian metode survei yaitu penyelidikan yang diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-
keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah (Neuman, 2015). Pendekatan yang

5
digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pemilihan lokasi taman dipilih
berdasarkan status taman yang kepemilikannya adalah pemerintah Kota
Pontianak.
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan teknik kuesioner,
wawancara dan observasi. Data ini diperoleh dari masyarakat yang berkunjung ke
taman-taman kota dengan menggunakan teknik accidental sampling. Sementara
wawancara dilakukan kepada pejabat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Pontianak yang terlibat dalam kebijakan pengelolaan taman kota. Adapun data
sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka. Data ini diperoleh dari beberapa
literatur penting, seperti statistik, laporan hasil penelitian, hasil kajian, jurnal,
surat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya yang dapat menunjang kelengkapan
data penelitian ini.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kota Pontianak merupakan Ibu Kota dari Provinsi Kalimantan Barat. Luas
wilayah Kota Pontianak adalah 107,82 km 2 dan terletak pada posisi 0o02’24” LU
– 0o01’37” LS 109o16’25” – 109o23’04” BT. Batas-batas wilayah Kota Pontianak
adalah sebagai berikut :
Utara : Siantan, Mempawah
Selatan : Sungai Raya, Kubu Raya dan Siantan, Mempawah
Barat : Sungai Kakap, Kubu Raya
Timur : Sungai Ambawang, Kubu Raya

4.2 Gambaran Umum Dinas Terkait


Salah satu Dinas Teknis yang berada pada Pemerintahan Kota Pontianak
adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak yang terdiri
dari beberapa Bidang, salah satunya adalah Bidang Pertamanan dan
Pengembangan Manajemen Sistem Persampahan. 
Bidang Pertamanan mempunyai tugas :
1. Menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis.

6
2. Menyelenggarakan pelayanan umum
3. Melakukan pembinaan teknis
4. Pelaporan dan evaluasi di Bidang Pertamanan.

Dalam melaksanakan Bidang Pertamanan mempunyai fungsi :


1. Penyiapan bahan dan penyusunan kebijakan teknis di Bidang
Pertamanan.
2. Penyusunan rencana kerja di Bidang Penataan, Pengendalian
Taman dan RTH dan Pemeliharaan Taman.
3. Penyelenggaraan kegiatan di Bidang Penataan, Pengendalian
Taman dan RTH dan Pemeliharaan Taman.
4. Penyiapan laporan pelaksanaan tugas di Bidang Pertamanan.
5. Penyiapan bahan evaluasi di Bidang Penataan, Pengendalian
Taman dan RTH dan Pemeliharaan Taman.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

VISI
Visi Bidang Pertamanan dengan Tupoksi Bidang Pertamanan adalah :
Pontianak Kota Teduh, Berbunga, dan Asri.
 
MISI
1. Peningkatan dan Pengembangan kualitas SDM melalui peningkatan
kinerja dan kesejahteraan
2. Adanya komitmen dan konsistensi pelaksanaan dan penataan
lingkungan termasuk pengendalian, pengawasan, dan pemeliharaan
3. Mengefektifkan sanksi dan peraturan dalam upaya mewujudkan
terpeliharanya kuantitas dan kualitas Taman dan RTH Kota
Pontianak
4. Transparansi
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SKPD
Strategi dan arah kebijakan SKPD Bidang Pertamanan adalah :

7
1. Peningkatan peran serta masyarakat
2. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat yang berorientasi pada
lingkungan
3. Peningkatan pembangunan dan pengelolaan Taman dan RTH melalui
kemitraan
4. Peningkatan SDM Aparatur dalam hal perencanaan , pengelolaan dan
perawatan Pertamanan dan RTH.
5. Peningkatan dan pengembangan wawasan SDM bidang pertamanan dan
RTH dengan mengadakan kunjungan kerja dan studi

PRIORITAS SKPD
Prioritas SKPD Bidang Pertamanan adalah:
1. Pemeliharaan Jalur Hijau dan Taman Kota yang menjadi tanggung jawab
bidang pertamanan dengan  melaksanakan kegiatan penebasan bahu dan
median jalan dan pemeliharaan  taman kota.
2. Melaksanakan kegiatan pembibitan tanaman peneduh dan tanaman hias.
3. Pemeliharaan pohon-pohon pelindung jalan yang sudah kering/mati
dengan melaksanakan kegiatan kontrol vegetasi
4. Melaksanakan kegiatan registrasi pohon pelindung yang merupakan milik
Pemerintah Kota Pontianak
5. Melaksanakan kegiatan penghijauan di wilayah Kota Pontianak
6. Melaksanakan kegiatan penataan taman-taman kota.
7. Melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga/stakeholder dalam hal
penataan dan pemeliharaan  taman-taman kota di wilayah Kota Pontianak.
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pengawasan terhadap kegiatan
penataan pengendalian/pemeliharaan taman kota dan Ruang Terbuka
Hijau (RTH).
9. Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat di bidang penataan dan
pemeliharaan taman kota dan RTH.
10. Memfasilitasi perizinan yang berkaitan dengan pertamanan dan
melakukan penindakan terhadap pelanggaran yang terjadi berkaitan

8
dengan pengrusakan tanaman pada taman-taman kota dan pohon
pelindung milik Pemerintah Kota Pontianak.

4.3 Kondisi Umum Taman – taman yang diamati di Kota Pontianak


4.3.1 Taman Alun Kapuas
Taman Alun Kapuas merupakan salah satu lokasi wisata di kota Pontianak
Provinsi Kalimantan Barat. Tata letaknya di tengah kota menjadikan Taman Alun
Kapuas bisa dikunjungi dari arah mana saja, maka wajar saja jika hampir setiap
harinya lokasi ini ramai dikunjungi oleh masyarakat yang datang bersama
keluarga dan sesekali tampak wisatawan asing datang ke tempat ini. Taman yang
merupakan salah satu proyek ‘Waterfront City’ dari Pemerintah Kota Pontianak,
dan sering disebut dengan nama Taman Alun-alun Kapuas itu sendiri terletak di
Pinggiran Sungai Kapuas, Pontianak, tepatnya berada di depan kantor wali kota
Pontianak yakni di sekitaran Jl. Rahadi Usman, Tengah, Pontianak Kota, Kota
Pontianak, Kalimantan Barat 78243.
Taman Alun Kapuas mempunyai beberapa Hard Material dan Soft
Material seperti icon Kota Pontianak yaitu miniatur Tugu Khatulistiwa, kursi
taman, kolam air mancur dan lain sebagainya.

Gambar 4.1 Taman Alun Kapuas

9
4.3.2 Taman Digulis Pontianak
Taman Tugu Digulis Untan di Jalan Ayani 1 Pontianak Tenggara,
Kalimantan Barat, merupakan salah satu destinasi taman yang sering dikunjungi
wisatawan. Taman tersebut menyuguhkan panorama yang indah dan alami dengan
masih banyaknya pepohonan yang tumbuh secara alami,taman tersebut juga
dilengkapi fasilitas bermain anak, jogging track, tempat bermain sepeda jumping
dan lapangan badminton.
Sama seperti taman pada umumnya, Taman Digulis Pontianak juga
memiliki material keras (Hard Material) dan material halus (Soft Material).

Gambar 4.2
Taman Digulis Pontianak

4.3.3 Taman Akcaya


Taman Akcaya yang dulu berupa tanah lapang yang terlihat kumuh dan tak
terurus kini sudah didandani dengan sangat baik oleh Pemkot Pontianak. Warga
yang ingin refreshing ataupun sekadar ingin berfoto bersama keluarga mendatangi
taman yang terletak di Jalan Sultan Syahrir, Akcaya, Pontianak Kota, Kota
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Kode pos 78113.
Taman akcaya pontianak selain terdapat pohon rindang dan tanaman hias
juga memiliki tempat lain yang menunjang wisata seperti,
Rumah baca, kehadiran rumah baca ini tentunya sangat baik, rumah baca di
taman kota pontianak ini adalah fasilitas perpustakaan dengan koleksi buku yang

10
lengkap. Anda dan keluarga tidak harus takut kepanasan membaca disini, karena
semua ruangan sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC), Menariknya
lagi taman baca ini sudah ada wifi gratis, untuk memudahkan anda terkoneksi
internet.
Arena bermain anak, Jika pergi bersama anak dan istri tentunya arena
bermain anak sangat dibutuhkan.
Tempat belanja. Jika anda hobi shoping atau belanja, di taman akcaya
pontianak ini tersedia pasar malam. Apa itu pasar malam? Mungkin di daerah lain
sepertinya sama pengertiannya yaitu tempat kumpulan pedagang berjualan tapi
hanya diwaktu malam hari. Pasar malam di taman ini biasanya buka dari jam 5
sore dan selalu ramai dikunjungi pembeli. Banyak pedagang yang menawarkan
barang dagangannya seperti pakaian, makanan dan minuman khas pontianak,
mainan anak dan sebagainya.
Taman Akcaya seperti yang telah disebutkan diatas, memiliki fasilitas Hard
Material berupa Taman Baca, arena bermain anak, jalan setapak, elemen
pendukung berupa miniatur kapal dan Soft Material juga terdapat di Taman
Akcaya ini seperti beberapa tanaman yang sengaja dipilih untuk mempercantik
taman ini.
Taman Akcaya memiliki kelengkapan material taman pada umumnya,
namun masih ada fasilitas taman yang belum dimaksimalkan pemeliharaannya
seperti cat yang mengelupas pada fasilitas bermain.

11
Gambar 4.3 Taman Akcaya

4.3.4 Taman Arboretum Sylva dan Taman Ayani Pontianak


Pemerintah Kota Pontianak kembali menyulap dua lahan menjadi ruang
terbuka hijau representatif. Dua taman itu diberi nama Taman Arboretum Sylva
Untan dan Taman Ayani Pontianak yang letaknya di sisi kiri dan kanan pintu
masuk Universitas Tanjung Pura Pontianak. Peresmiannya dilakukan langsung
oleh Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Minggu (31/12) bertepatan pada perayaan
malam tahun baru. 
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, pembangunan dua taman ini
merupakan salah satu upaya Pemerintah Pontianak untuk menyediakan ruang
terbuka hijau publik yang representatif. 
Ada banyak fasilitas yang disediakan di dua taman itu. Pada Taman Ayani,
bagi pecinta olahraga ekstrim, disediakan lahan untuk bermain skate park, ada
pula area bermain basket three in one, taman catur, selfi zone, perpustakaan digital
serta disediakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Sedangkan di Taman
Arboretum Sylva Untan disediakan fasilitas Taman Roof Top Garden, relief
pahlawan digulis, plaza dan bangku taman.
Arena olahraga seperti area skate park dan basket, taman baca dan tak lupa,
Pemerintah Kota Pontianak juga membuat relief pahlawan digulis dan
pemajangan kepala daerah Pontianak dari masa ke masa di sana, tujuannya selain
membuat nyaman masyarakat, sekaligus memberi edukasi pada masyarakat yang
berkunjung ke sini.

12
Gambar 4.4 Taman Arboretum Sylva

Gambar 4.5
Taman Ayani

4.4
Hasil

Pengamatan
4.4.1 Keindahan
Tabel 4.1 Ulasan dari Parameter Keindahan Taman
No
Nama Taman Ulasan
.
Fasilitas pencahayaan masih kurang,
1 Taman Alun Kapuas keindahan bentuk fasilitas masih terjaga,
keindahan tumbuhan baik
Fasilitas pencahayaan kurang, keindahan
bentuk fasilitas mulai mengalami
2 Taman Digulis Pontianak
kerusakan, keindahan tumbuhan sudah
tidak terawat (semak)
Fasilitas pencahayaan cukup baik,
3 Taman Akcaya keindahan bentuk fasilitas masih terjaga,
keindahan tumbuhan lumayan baik
Fasilitas pencahayaan sangat baik,
Taman Arboretum Sylva
4 keindahan bentuk fasilitas sangat baik,
dan Taman A. Yani
keindahan tumbuhan baik
Sumber : Data Pengamatan, 2018
4.4.2 Kebersihan
Tabel 4.2 Ulasan dari Parameter Kebersihan Taman
No
Nama Taman Ulasan
.
Kebersihan terjaga dengan baik, fasilitas
1 Taman Alun Kapuas kebersihan mencukupi, saluran air kotor
masih kurang

13
Kebersihan cukup baik, fasilitas
2 Taman Digulis Pontianak kebersihan masih kurang, saluran air
kotor masih kurang rapi
Kebersihan terjaga dengan baik, fasilitas
3 Taman Akcaya kebersihan mencukupi, saluran air kotor
masih kurang
Kebersihan terjaga dengan baik, fasilitas
Taman Arboretum Sylva
4 kebersihan baik, saluran air kotor masih
dan Taman A. Yani
kurang
Sumber : Data Pengamatan, 2018
4.4.3 Keamanan
Tabel 4.3 Ulasan dari Parameter Keamanan Taman
No
Nama Taman Ulasan
.
Keamanan fasilitas bermain cukup baik,
1 Taman Alun Kapuas keamanan beraktivitas di area taman
sangat baik
Keamanan fasilitas bermain masih
2 Taman Digulis Pontianak kurang, keamanan beraktivitas di area
taman kurang baik
Keamanan fasilitas bermain baik,
3 Taman Akcaya keamanan beraktivitas di area taman
cukup baik
Keamanan fasilitas bermain masih
Taman Arboretum Sylva
4 kurang, keamanan beraktivitas di area
dan Taman A. Yani
taman cukup baik
Sumber : Data Pengamatan, 2018
4.4.4 Sirkulasi
Tabel 4.4 Ulasan dari Parameter Sirkulasi Taman
No
Nama Taman Ulasan
.
Kemudahan akses menuju lokasi taman
1 Taman Alun Kapuas sangat baik, kemudahan mengelilingi
taman sangat baik
Kemudahan akses menuju lokasi taman
2 Taman Digulis Pontianak sangat baik, kemudahan mengelilingi
taman sangat baik
Kemudahan akses menuju lokasi taman
3 Taman Akcaya sangat baik, kemudahan mengelilingi
taman sangat baik
Kemudahan akses menuju lokasi taman
Taman Arboretum Sylva
4 sangat baik, kemudahan mengelilingi
dan Taman A. Yani
taman sangat baik

14
Sumber : Data Pengamatan, 2018

4.4.5 Bentuk
Tabel 4.5 Ulasan dari Parameter Bentuk Taman
No
Nama Taman Ulasan
.
Kondisi sarana dan prasarana yang
tersedia cukup baik, keragaman jenis
1 Taman Alun Kapuas
fasilitas bermain sangat kurang, kondisi
tumbuhan di area taman cukup baik
Kondisi sarana dan prasarana yang
tersedia masih kurang, keragaman jenis
2 Taman Digulis Pontianak
fasilitas bermain cukup baik, kondisi
tumbuhan di area taman sangat kurang
Kondisi sarana dan prasarana yang
tersedia baik, keragaman jenis fasilitas
3 Taman Akcaya
bermain masih kurang, kondisi
tumbuhan di area taman cukup baik
Kondisi sarana dan prasarana yang
Taman Arboretum Sylva tersedia sangat baik, keragaman jenis
4
dan Taman A. Yani fasilitas bermain sangat baik, kondisi
tumbuhan di area taman cukup baik
Sumber : Data Pengamatan, 2018
4.4.6 Iklim dan Kekuatan Alam
Tabel 4.5 Ulasan dari Parameter Iklim dan Kekuatan Alam Taman
No
Nama Taman Ulasan
.
Tingkat keteduhan taman di siang hari
sangat baik, aliran angin yang dirasakan
1 Taman Alun Kapuas
sangat baik, sarana berteduh (gazebo)
bila terjadi hujan sangat kurang
Tingkat keteduhan taman di siang hari
sangat baik, aliran angin yang dirasakan
2 Taman Digulis Pontianak
sangat baik, sarana berteduh (gazebo)
bila terjadi hujan sangat kurang
Tingkat keteduhan taman di siang hari
sangat baik, aliran angin yang dirasakan
3 Taman Akcaya
sangat baik, sarana berteduh (gazebo)
bila terjadi hujan sangat kurang
4 Taman Arboretum Sylva Tingkat keteduhan taman di siang hari
dan Taman A. Yani sangat baik, aliran angin yang dirasakan
sangat baik, sarana berteduh (gazebo)

15
bila terjadi hujan cukup baik
Sumber : Data Pengamatan, 2018

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas, diperoleh bahwa setiap
taman memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Secara keseluruhan hasil pengamatan terhadap tingkat kenyamanan
taman-taman di Kota Pontianak sebagai ruang publik menunjukkan kriteria
nyaman namun masih cenderung kurang terpelihara dengan baik. Misalnya saja,
Taman Digulis. Taman Digulis yang dijadikan area jogging track dan juga
berfungsi sebagai hutan kota terbilang sudah tidak terpelihara dengan baik.
Banyak tumbuhan yang kini memenuhi jalur jogging track, dan dikhawatirkan
terdapat hewan buas seperti ular yang sewaktu-waktu bisa melukai pengunjung.
Namun diluar dari pada itu, taman-taman di Kota Pontianak sudah dapat
dikatakan baik dari segi penyajian dan tata letaknya sehingga memudahkan para
pengunjung untuk mengakses taman-taman tersebut.

5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah Kota Pontianak untuk lebih memperhatikan kondisi
keindahan taman, terutama untuk melengkapi fasilitas pencahayaan
(lampu taman) sebagai fungsi pencahayaan maupun sebagai lampu hias,
dan melakukan perawatan optimal dengan memperbaiki fasilitas yang
rusak.
2. Kebersihan taman harus selalu dijaga agar rasa nyaman saat beraktivitas
tidak terganggu. Hal ini berlaku untuk seluruh pengunjung, maupun
pedagang yang berjualan di area taman. Misalnya dengan menjaga
fasilitas taman dengan tidak merusaknya atau mencoret-coreti dan tidak
membuang sampah di sembarang tempat sehingga taman terlihat bersih

16
dan tidak ada aroma/bau-bauan yang tidak mengenakan. Pemerintah
Kota Pontianak sebaiknya mengganti tempat sampah yang sudah rusak
agar tempat sampah dapat berfungsi dengan baik.
3. Pemerintah Kota Pontianak sebaiknya lebih mengoptimalkan kembali
fungsi sarana dan prasarana yang ada di area taman khususnya
memperbaiki sarana fasilitas bermain agar pengunjung khususnya anak
- anak bisa bermain dengan aman dan nyaman. Begitu juga dengan
pengunjung untuk menjaga fasilitas taman dengan tidak merusak
fasilitas yang ada di area taman.
4. Pemerintah Kota Pontianak sebaiknya menyediakan fasilitas parkir di
Taman Arboretum Sylva dan Taman Ayani agar pengunjung tidak
memarkir kendaraan di bahu jalan area kampus Untan yang tergolong
ramai jika hari kuliah. Selain itu, juga pemerintah harus memperhatikan
fasilitas taman dengan menambah variasi ornament atau fasilitas
bermain serta memperbaiki sarana peneduh berupa gazebo dengan
memperbaikinya agar area dalam gazebo tidak basah saat terjadi hujan.

17

Anda mungkin juga menyukai