Anda di halaman 1dari 5

TAMAN HUTAN KOTA Ruang terbuka hijau merupakan suatu ruang

terbuka yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan sebagai sarana


untuk berkumpul dan melakukan sebuah aktivitas. Ruang terbuka hijau
adalah area yang berbentuk memanjang atau jalur dan mengelompok,
berfungsi sebagai sarana terbuka yang ditanami oleh tumbuhan
tanaman secara alami atau sengaja (UU No. 26 Tahun 2007).
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan tuntutan kehidupan
masyarakat tinggi sehingga volume dan frekuensi kegiatan penduduk
semakin bertambah sehingga tuntutan ruang (space) untuk
mengakomodasi sarana prasarana yang diperlukan untuk melakukan
kegaiatan (Yunus, 2005:57). Pertumbuhan ini juga harus didukung
dengan adanya sebuah rung terbuka hijau. Perkembangan ruang
terbuka hijau pada wilayah kota ini dimulai dengan pembangunan
taman-taman kecil pada permukiman kota, tetapi untuk kualitas dan
lingkungannya masih perlu adanya upaya pemeliharaan. Taman kota
merupakan tempat umum yang dikehendaki masyarakat untuk
beristirahat dekat perumahan dan sebagai pengatur iklim. Taman kota
adalah lahan terbuka yang berfungsi sebagai sarana kegiatan rekreatif,
edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum, No.5/PRT/M/2008). Dalam memenuhi tuntutan-
tuntutan, dibutuhkan luas taman yang cukup luas dan memiliki
penghubung hijau. Taman berfungsi sebagai ruang terbuka hijau untuk
kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan. Taman kota juga dapat
berfungsi sebagai ruang terbuka aktif yang mengandung unsur-unsur
kegiatan di dalamnya( tempat bersosialisasi, bermain, dan rekreasi).
Taman- Taman kota merupakan ruang publik yang dapat merefleksikan
kehidupan sosial masyarakat. Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman
lingkungan dan taman kota adalah sebagai berikut: Tidak beracun, tidak
berduru, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak mengganggu
pondasi Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap
Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah Kecepatan tumbuh
sedang Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya dan jenis
tanaman tahunan atau musiman Mampu menyerap dari pencemaran
atau polusi udara serta sedapat mungkin merupakan tanaman yang
mengundang burung. Fungsi Taman Kota Sebagai fungsi sosial yaitu
dapat dijadikan sebagai sarana berkumpul atau wadah tempat
berkumpul warga masyarakat yang digunakan untuk tempat
bersosialisasi masyarakat perkotaan dari berbagai umur. Selain itu
sebagai sarana rekreasi yang digunakan sebagai rekreasi aktif dan
rekreasi pasif. Rekreasi aktif yaitu dilengkapai dengan sarana lapangan
olahraga, untuk rekreasi pasif yaitu menghirup udara segar dan
menghilangkan kejenuhan. Sebagai fungsi keindahan visual perkotaan
dan keindahan yang memberi nilai estetika dan menarik minat
pengunjung lokal atau luar kota Sebagai fungsi ekologis yaitu dapat
melestarikan lingkungan perkotaan Sebagai fungsi edukatif yaitu
sebagai sarana untuk menambah pengetahuan akan lingkungan,
vegetasi dan tempat membaca atau taman bacaan. Pedestrian atau
pejalan kaki adalah pengguna jalur pejalan kaki baik dengan maupun
tanpa alat bantu. Jalur pejalan kaki di taman atau green pathway adalah
ruang pejalan kaki yang terletak diantara ruang terbuka hijau agar
pejalan kaki tidak berjalan di rumput atau merusak tanaman lain yang
ada di taman. Elemen- elemen untuk melengkapi jalur pejalan kaki di
RTH (Green Pathway) adalah kios umum, perabot (bangku- bangku),
hidran air dan lampu penerangan (Pedoman Penyediaan Dan
Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan,
1999). Dalam penyediaan fasilitas dasar yang harus terpenuhi dalam
penyediaan prasarana ruang pejalan kaki yaitu: jalur pejalan kaki, ram
(ramp), dan marka penyandang cacat (difable), jalur hijau, street
furniture, dan signage. Dari kebutuhan tersebut dalam pedoman ini akan
diatur mengenai cara agar dapat terciptanya keamanan, kenyamanan,
keindahan, kemudahan dan interaksi sosial sesuai dengan kebutuhan
ruang pejalan kaki yang diinginkan. Kebutuhan atau fasilitas yang harus
dipenuhi untuk kebutuhan pengunjung di ruang publik seperti taman
adalah. Kebutuhan balita Psikomotorik anak balita yaitu perkembangan
jasmani anak melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang
terkoordinasi. Dalam menambah pengaetahuan anak pada lingkungan
sekitar dapat diperoleh dengan eksplorasi, manipulasi dan konstruksi
secara elaboratif (Suyadi, 2010). Eksplorasi anak- anak dapat
dikembangkan melalui sebuah permainan. Permainan ini adalah
permainan sensorimotor yaitu perilaku bayi yang bertujuan
mendapatkan kesenangan dari melatih sistem sensorimotoe mereka.
Permainan ini terjadi pada usia antara 9 sampai 30 bulan,dam banyak
menggunakan objek dalam permainan simbol. Kebutuhan Anak anak
Aktivitas bermain anak pada saat di taman membutuhkan suatu
lingungan yang dapat mendukung dan memfasilitasi kegiatan ini.
Lingkungan bermain anak dipengaruhi empat elemen yaitu tempat
bermain, waktu bermain, kegiatan yang dikerjakan anak dan teman
untuk bermain (Senda, 1998:h.9 dalam Chairunnisa, 2011). Berikut
merupakan perlengkapan tempat permainan ditentuan berdasarkan
jenis permainan, yaitu : a. Permainan kompetisi Ciri dari perlengkapan
yang meyediakan alat untuk berbagai macam aliran. Sebagai contoh
prosotan, jungkat jungkit yang dapat digunakan banyak anak dalam satu
waktu dan merela dapat membandingkan kecepatan saat mereka
menaiki permainan ini. b. Permainan pemburuan Perlengkapan
permainan ini memiliki pola aliran yang memberikan rasa kepeningan.
Contoh permainan ini adalah permainan aksi memanjat, berlari dan
yang sejenis c. Permainan pertarungan Perlengkapan permainan yang
biasa dilakukan pada tempat dengan lantai yang lembut, jaring, dan
material material penutup laiinnya yang sejenis. d. Permainan tiruan
Perlengkapan permaianan yang memberikan rasa kepeningan dengan
beloncat- loncat dan melunjur, sebagai contoh kereta- keretaan dan
pesawat- pesawatan. Kebutuhan Remaja Menurut nurhalimat, 2012
psikografis remaja saat ini yaitu meluangkan waktunya dengan dunia
maya pada setiap harinya. Selain itu memiliki gaya hidup mengikuti
perkembangan zaman dan berkumpul bersama teman untuk bermain.
Kebutuhan untuk foto selfie dan aktif media sosial membuat remaja
memiliki kepercayaan tinggi. Kebutuhan Lansia atau penyandang cacat
(Permen PU No.30/PRT/M/2006) Dalam kebutuhan fasilitas dan
aksesibilitas khususnya penyandang cacat dan lansia di Ruang terbuka
aktif harus memenuhi pedoman teknis aksesibilitas yang ditetapkan
dalam pedoman ini. Untuk Ruang terbuka pasif hasil perencanaan
bangunan secara terpadu seharusnya memenuhi seluruh pedoman
teknis aksesibilitas yang ditetapkan harus mempertimbangkan empat
asas fasilitas dan aksesibilitas yaitu: Keselamatan yaitu setiap bangunan
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun, harus
memperhatikan keselamatan bagi semua orang Kemudahan dan
kemandirian yaitu setiap orang dapat mudah mencapai semua tempat
atau bangunan yang bersifat umum. Salah satu perkembangan kota
yang cukup pesat adalah Kota Batu. Kota Batu merupakan wilayah yang
lebih mengarah pada sentra pertanian dan sentra wisata dengan ikon
sebagai Kota Wisata . Pengembangan pada sentra wisata ini juga
membutuhkan sebuah ruang terbuka hijau untuk mendukung
keberadaan atraksi wisata yang ada di Kota Batu (RTRW Kota Batu
2010-2030). Ruang terbuka hijau di Kota batu memilki total luas wilayah
yang kurang dari 30 persen sesuai dengan peraturan. Untuk memenuhi
peraturan yang kurang dari 30 persen atau 600 hektar, Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Batu merencanakan di
beberapa titik RTH yaitu berada di Jalan Sultan Agung, Jalan Imam
Bonjol, Alun-Alun Kota Batu, Taman sebelah Masjid An-nur, Tugu
Adipura dan Taman Ganesha (Bappeda Kota Batu, 2011).
Pengembangan ruang terbuka hijau pemerintah ini bekerjasama dengan
pihak swasta untuk mengalokasikan 20 persen lahan dijadikan sebagai
ruang terbuka hijau publik dn 10 persen untuk ruang terbuka hijau privat
(Radar Batu, 8 April 2014). Konsep pengembangan ruang terbuka hijau
di Kota Batu yaitu berbentuk hutan kota atau taman kota dengan
aktivitas rekreatif dan memiliki fungsi sosial serta pendidikan. dalam
penataan taman kota diarahkan pada pengingkatan kualitas dan
kuantitas fungsi tanaman dan elemen tata hijau (RDTRK BWK I Kota
Batu). Di Kota Batu khususnya di Kelurahan Sisir, Kecamatan batu
terdapat sebuah Taman Hutan Kota. Taman ini didirikan sejak tahun
2011 (Radar Kota Batu), taman ini berada di Jalan Sultan Agung,
dengan luas wilayah taman yaitu 12.405,93 hektar (Dinas Pertamanan,
2008). Taman ini awalnya adalah sebuah lapangan sepak bola yang
kosong dan tidak terawat. Kondisi pada saat musim kemarau berdebu
dan musim hujan menjadi sebuah gumpalan- gumpalan sehingga tidak
laya untuk dijadikan sarana olahraga dan menjadi sebidang lahan yang
kurang berguna. Taman Hutan Kota ini terletak di sebelah barat Stadion
Brantas Kota Batu, Taman ini biasa disebut dengan julukan Taman
Bondas karena pada awalnya merupakan sebuah lapangan bernama
Bondas (Syamsuri, Hasan. batukotawordpress, 10 April 2014) Konsep
pengembangan taman ini yaitu memberikan sarana prasarana untuk
jogging track, pijat refleksi, tempat duduk, dan Taman Baca. Taman ini
menyediakan tiga gazebo untuk beristirahat serta di tengah taman
dibuat sebuah monumen yang bertuliskan Kota Wisata Batu, sebuah
logo bertuliskan Shining Batu dengan latar belakang Gunung
Panderman. Kondisi taman di malam hari sangat terang yang dilengkapi
lampu-lampu bundar yang dipasang mengelilingi taman dan ramai
pengunjung. . Keberadaan taman hutan bondas ini lebih sepi
pengunjung dibandingkan dengan taman lainnya seperti alun- alun kota
(hasil survei primer, 11 April 2015). Pembangunan taman ini terkesan
kurang diketahui oleh masyarakat, jika dilihat dari wilayah taman ini
berada diantara wisata Jatim Park dan Museum Angkut. Taman Hutan
Kota ini seharusnya dapat berpotensi untuk menarik pengunjung dari
kota batu atau wisatawan luar kota. Aksesibilitas dan kondisi lingkungan
sekitar taman yang sepi membuat kurangnya pengunjung yang ingin ke
taman (Survei primer, 2015). Upaya pemerintah yaitu akan
mengalokasikan untuk penambahan taman bermain (play groud) di
taman hutan kota ini. Dalam penambahan fasilitas ini diharapkan dapat
mengundang pengunjung untuk ke taman (Fauzi, Ikhsan. Surya.co.id
Batu, 27 April 2015) . Dalam peningkatan pengembangan taman hutan
kota ini harus memperhatikan fungsi utama taman kota yaitu fungsi
ekologis, fungsi sosial, fungsi estetika dan fungsi edukatif. Untuk itu
diperlukan sebuah tindakan tindakan sebuah penelitian mengenai
Konsep Pengembangan taman hutan bondas berdasarkan evaluasi
kinerja di Kota Batu sehingga dapat menarik pengunjung untuk datang
ke taman dan mebuat lebih nyaman berada pada taman kota ini.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rikasukmaningrum/taman-
hutan-bondas-di-kota-batu_560be442d593735b0a5688ae a

Anda mungkin juga menyukai