Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK:

STUDI DI TAMAN BERLABUH KOTA TARAKAN

Rahmad Sadli1, Annisa Mu’awanah Sukmawati2


1), 2)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Teknologi Yogyakarta
1)
rahmadsadli28@gmail.com

Abstract
Urban parks are a form of public open space that can be used by anyone. In a city, the government needs to provide
at least 30% of the city's area as open space. The Taman Berlabuh is one of the public open spaces provided by the
Government of Tarakan City as an effort to respond it. Even though it has been built since 2016, the Taman Berlabuh
was allegedly lacking management, thus some of the facilities damage and affecting its use. This study attempts to
assess the level of effectiveness of using the Taman Berlabuh as a public open space in Tarakan City. The research used
data collection techniques in the form of field surveys, interviews, and questionnaires. The sampling technique used was
a simple random sampling of 100 park visitors. The analysis was conducted by using descriptive quantitative analysis
through the scoring method. The research reveals that from the average of the three variables analyzed, i.e. the
accessibility, facilities, and functions of Taman Berlabuh as a public space, the Taman Berlabuh is categorized as quite
effective. The Taman Berlabuh provides multi-functions of open public space, they are as play, leisure and culinary
facilities. The function of the Taman Berlabuh as a public open space has been optimal. While, when it observed from
the variable availability of facilities and accessibility, it is still categorized as quite optimal.

Keywords: Tarakan City, Utilization, Public Open Space, Taman Berlabuh.


Abstrak
Taman kota adalah salah satu wujud ruang terbuka publik yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja. Dalam sebuah
kota, pemerintah perlu menyediakan minimal 30% dari luasan kota tersebut sebagai ruang terbuka. Taman Berlabuh
adalah salah satu ruang terbuka publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota Tarakan sebagai upaya untuk merespon
hal tersebut. Meskipun telah dibangun sejak tahun 2016, namun Taman Berlabuh disinyalir kurang pengelolaan
sehingga ditemukan beberapa kerusakan fasilitas dan mempengaruhi pemanfaatannya. Penelitian bertujuan untuk
menilai tingkat efektivitas pemanfaatan Taman Berlabuh sebagai ruang terbuka publik di Kota Tarakan. Penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data berupa survey lapangan, wawancara, dan kuesioner. Teknik sampling yang
digunakan adalah simple random sampling kepada 100 pengunjung taman. Analisis dilakukan dengan teknik análisis
deskriptif kuantitatif dengan skoring. Penelitian menunjukkan bahwa dari rata-rata ketiga variabel yang dianalisis,
yaitu aksesibilitas, fasilitas, dan fungsi Taman Belabuh sebagai ruang publik, Taman Berlabuh memiliki kategori cukup
efektif. Taman Berlabuh menyediakan berbagai macam fasilitas bermain, bersantai, maupun kuliner. Fungsi Taman
Berlabuh sebagai ruang terbuka publik sudah optimal, namun jika dilihat dari variabel ketersediaan fasilitas dan
aksesibilitas masih terkategori cukup optimal.

Kata Kunci: Kota Tarakan, Pemanfaatan, Ruang Terbuka Publik, Taman Berlabuh.

PENDAHULUAN estetikanya suatu perkotaan. Hal ini menjadikan


Latar Belakang bahwa penyediaan ruang-ruang publik di
Ruang publik memiliki fungsi penting bagi perkotaan merupakan sebuah kewajiban bagi
sebuah kota. Ruang publik tidak hanya berfungsi pemerintah kota.
untuk menyelenggarakan aktivitas sosial, namun Menurut Siahaan (2010), ruang publik dapat
juga menampung aktivitas ekonomi, olah raga, berupa ruang terbuka hijau (open spaces) publik,
dan fungsi ekologis (Darmawan, 2007). seperti jalan (termasuk pedestrian) dan taman
Karakteristik ruang publik sebagai tempat (park) serta ruang terbuka non hijau publik seperri
interaksi warga masyarakat sangat penting dalam tanah perkerasan (pavement) dan public squares.
menjaga dan meningkatkan kualitas kawasan Lebih lanjut, sebagai salah satu bentuk ruang yang
perkotaan (Siahaan, 2010). Selain sebagai tempat diperuntukkan bagi masyarakat luas, ruang publik
berinteraksi bagi masyarakat, keberadaan ruang juga mampu mencerminkan sebuah warisan kota,
publik juga sebagai pendukung kegiatan ekologi, seperti contohnya alun-alun yang banyak
sosial, budaya, ekonomi, dan sebagai unsur ditemukan pada konsep ruang kota berorientasi

Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021 25
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space
Rahmad Sadli, Annisa Mu’awanah Sukmawati

jawa tradisional (Susanti, 2015). Hariyono (2010) publik yang sesuai kebutuhan. Novitasari and
menyatakan bahwa ruang publik saat ini lebih Navastara (2017) mengungkapkan karakteristik
ditekankan pada fungsi sosial dengan nilai estetika aktivitas pengunjung tersebut meliputi usia
yang juga patut diperhatikan. Lebih lanjut, temuan pengunjung, asal pengunjung, tujuan berkunjung,
Iswara, Astuti dan Putri (2017) menyatakan lama waktu berkunjung, rekan berkunjung, dan
bahwa keberadaan taman kota dapat mendukung moda transportasi yang digunakan. Inskeep (1991)
terciptakanya konsep kota layak huni dikaitkan menyebutkan beberapa karakteristik pengunjung
dengan fungsinya sebagai fungsi sosial, edukasi, harus diperhatikan dalam penilai persepsi di ruang
dan ekonomi. Kondisi ini menggambarkan bahwa publik, yaitu usia dan jenis kelompok pengunjung
ruang publik memiliki fungsi beragam bagi serta tujuan kunjungan.
sebuah kota. Taman Berlabuh adalah sebuah ruang publik
Taman kota adalah salah satu bentuk ruang berwujud taman kota berlokasi di Kota Tarakan,
publik yang berperan besar dalam membentuk Provinsi Kalimantan Utara. Taman Berlabuh
elemen perkotaan. Darmawan (2007) menyatakan disediakan dan diresmikan pada Bulan Desember
bahwa taman kota dapat menjadi ciri sebuah kota tahun 2016 oleh Pemerintah Kota Tarakan. Taman
yang dapat berbentuk lapangan hijau dilengkapi Berlabuh dibangun di atas lahan seluas 1,3 hektar
sarana peneduh. Menurut Pratomo, untuk memenuhi Peraturan Menteri Lingkungan
Soedwiwahjono dan Miladan (2019), taman kota Hidup Nomor 17 Tahun 2009 yang menegaskan
sebagai salah satu wujud ruang publik dikatakan bahwa setiap kota harus memiliki ruang terbuka
berkualitas ketika mampu memenuhi kebutuhan hijau minimal 30% dari luas kota. Taman
para penggunanya yang memiliki berbagai latar Berlabuh difungsikan sebagai tempat rekreasi bagi
belakang sosial, ekonomi, dan budaya. Selain itu, masyarakat Kota Tarakan. Taman Berlabuh
juga perlu ditunjang oleh kelengkapan fasilitas memiliki fasilitas pendukung seperti kolam air
taman dan aksesibilitas yang baik. mancur, taman hijau, wahana bermain anak, kursi
Beberapa penelitian telah menyebutkan konsep taman, dan spot bermain sepatu roda, dan
taman kota yang efektif. Seperti temuan Meira skateboard.
(2002) yang mengungkapkan bahwa taman kota Namun, kondisi Taman Berlabuh menjadi
dapat dikatakan efektif penyediannya dan sangat padat dikarenakan kurang mampunya
pemanfaatannya apabila pengunjung merasa puas, Taman Berlabuh untuk menampung banyak
yang ditandai dengan semakin meningkatnya pengunjung. Hal tersebut disebabkan oleh banyak
jumlah pengunjung dan frekuensi pengunjung. fasilitas yang rusak dan sempat ditutup
Lebih lanjut, penelitian Iswari dan Nurini (2014) pemerintah Kota Tarakan untuk perbaikan
menemukan bahwa keberadaan fasilitas fasilitas di Taman Berlabuh (Kaltara Pos, 2016).
penunjang, asosiasinya dengan kawasan sekitar, Selain itu, hasil observasi juga memperlihatkan
dan bentuk dan massa bangunan mempengaruhi bahwa terdapat pula genangan air di jalur
efektivitas penyediaan taman kota. Terlebih lagi pedestrian sehingga jalur menjadi licin dan dapat
jika taman kota tersebut memiliki nilai historis membahayakan pengunjung Taman Berlabuh,
yang seharusnya mampu menonjolkan makna penyewaan alat permainan yang berlebihan dan
ruang dan aktivitas budaya yang ditampung di jenis permainan yang dapat membahayakan
dalamnya (Iswari dan Nurini, 2014). Siregar dan pejalan kaki, vegetasi yang rusak dikarenakan
Kusuma (2015) menambahkan bahwa taman kota diinjak oleh pengunjung, dan kebersihan taman
perlu memenuhi estándar kenyamanan agar masih menjadi masalah yang ada di Taman
maksimal dimanfaatkan sebagai ruang interaksi Berlabuh dikarenakan pengunjung dan penjual
penggunanya, dimana unsur vegetasi menjadi hal yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
yang paling utama. Taman kota yang dapat Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan
digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas/ peningkatan ketersediaan fasilitas penunjang di
multifungsi seperti rekreasi, olahraga, kesehatan/ Taman Berlabuh.
terapi, aktivitas sosial dan ekonomi juga Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
menjadikan taman kota lebih efektif penelitian bertujuan untuk menilai tingkat
pemanfaatannya (Febrianti, 2018). efektivitas pemanfaatan Taman Berlabuh sebagai
Karakteristik pengunjung pada ruang publik ruang terbuka publik di Kota Tarakan. Penelitian
perlu diperhatikan agar dapat menyediaan ruang diharapkan dapat menjadi masukkan bagi

26 Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space
Analisis Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik: Studi di Taman Berlabuh Kota Tarakan

pemerintah kota mengenai pentingnya eksistensi Penelitian menggunakan teknik simple random
suatu taman kota yang nyaman berdasarkan sampling kepada 100 orang pengunjung taman.
persepsi pengguna taman tersebut.
Teknik Analisis
METODOLOGI PENELITIAN Teknik analisis data dalam penelitian ini
Wilayah Penelitian menggunakan teknik analisis data deskriptif
Penelitian berlokasi di Taman Berlabuh, Kota kuantitatif dengan analisis skoring. Analisis
Tarakan. Secara administratif, Taman Berlabuh efektivitas fungsi Taman Berlabuh dilakukan
terletak di Jalan Yos Sudakelurahrso, Kelurahan dengan tiga variabel, yaitu analisis karakteristik
Jembatan Besi, Kecamatan Tarakan Timur, Kota fisik berupa aksesibilitas, ketersediaan fasilitas,
Tarakan. Secara geografis terletak pada 3°17'10 - fungsi ruang publik menggunakan analisis
3°17'14" Lintang Utara dan 117°35'31"- skoring. Untuk analisis skoring penelitian ini
117°35'33" Bujur Timur. Total luas area Taman menggunakan 3 kelas penilaian dalam form
Berlabuh seluas 1,3 Ha. Gambaran Taman kuesioner, yaitu kelas baik (skor 3), sedang (skor
Berlabuh terlihat di Gambar 1. 2), dan buruk (skor 1).
Untuk menafsirkan mengenai kategori baik
buruknya nilai rata-rata, maka harus menentukan
kelas intervalnya terlebih dahulu. Berikut
rumusnya:
Interval (i) =
Keterangan:
i = Interval
R = Range (Skala Tertinggi – Skala terendah)
K = Kelas Interval
Interval digunakan sebagai batas nilai dari
masing-masing kelas, maka interval dalam
penelitian ini adalah:

Gambar 1. Gambaran Citra Taman Berlabuh


Sumber: Citra Google Earth, 2020 sehingga kriteria skoring penelitian ini
ditampilkan di Tabel 1. Tabel tersebut digunakan
Metode Penelitian sebagai acuan penilaian terhadap efektivitas
Penelitian menggunakan metode penelitian fungsi Taman Berlabuh sebagai ruang publik di
kuantitatif karena bertujuan untuk menilai tingkat Kota Tarakan.
efektivitas pemanfaatan Taman Berlabuh sebagai
ruang terbuka publik di Kota Tarakan. Untuk Tabel 1. Penafsiran Kategori Efektivitas
mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan Taman Berdasarkan Skor Interval
Interval Kategori
Berlabuh, digunakan metode pengumpulan data
2,34 – 3,00 Efektif
primer, yaitu survey lapangan, wawancara, dan 1,67 – 2,33 Cukup Efektif
angket atau kuesioner kepada pengunjung di 1 – 1,66 Tidak Efektif
ruang terbuka hijau tersebut, serta metode Sumber: Analisis Peneliti, 2020
pengumpulan data sekunder dari telaah dokumen
untuk menemukenali data-data mengenai Taman Hasil dan Diskusi
Berlabuh. Survey lapangan dilakukan untuk Gambaran Umum Taman Berlabuh
mengobservasi kondisi fisik serta pengunjung Taman Berlabuh terletak di pinggir laut Kota
Taman Berlabuh. Wawancara dilakukan kepada Tarakan sehingga cocok digunakan untuk
Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan untuk menikmati keindahan matahari terbenam pada
mengetahui profil Taman Berlabuh. Sedangakn sore hari (lihat Gambar 2). Selain anak muda,
kuesioner ditujukan untuk para pengunjung taman banyak juga keluarga datang ke taman ini untuk
guna menggali karakteristik pengunjung tujuan melepas penat dari aktivitas pekerjaan. Di Taman
berkunjung, dan persepsi terhadap kondisi taman. Berlabuh pengunjung bisa berolahraga atau

Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021 27
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space
Rahmad Sadli, Annisa Mu’awanah Sukmawati

sekedar berjalan kaki mengelilingi Taman


Berlabuh. Tidak sekedar taman, di sini
pengunjung juga diberi fasilitas bermain anak,
kursi kayu untuk bersantai, kolam air mancur,
hingga spot bermain sepatu roda atau Skateboard.

Gambar 4. Anak-anak Sedang Bermain di Taman


Berlabuh
Sumber: Prokal, 2017
(https://rakyatkaltara.prokal.co/read/news/6783-
retribusi-taman-berlabuh-tak-akan-diubah)

Karakteristik Pengunjung Taman Berlabuh


Gambar 2. Peta Lokasi Taman Berlabuh yang Dilihat dari karakteristik pengunjungnya,
Terletak di Pinggir Laut Taman Berlabuh biasa dikunjungi oleh semua
kelompok umur. Namun demikian, hasil
Taman Berlabuh merupakan ruang publik yang kuesioner menunjukkan bahwa sekitar 92%
digunakan untuk bermacam aktivitas, seperti pengunjung adalah mereka yang berusia produktif
bermain anak, olahraga, bersantai, mengobrol, dan dan remaja. Kondisi ini sejalan dengan latar
lainnya. Sebagai ruang publik, Taman Berlabuh belakang pekerjaan pengunjung yang didapatkan
dilengkapi oleh area bermain yang mana dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa
pengunjung perlu membayar ketika akan dominasi penguunjung adalah pelajar/ mahasiswa
menggunakan wahana permainan yang disediakan dan pekerja.
(lihat Gambar 3). Selain itu, Taman Berlabuh juga Jika dilihat dari frekuensi kunjungan, paling
dilengkapi oleh vegetasi sebagai peneduh. banyak frekuensi pengunjung untuk mengunjungi
Vegetasi yang banyak ditemukan berupa pohon Taman Berlabuh adalah sebulan sekali yaitu 45%.
palem yang berada di pinggir pedestrian taman Hal ini dikarenakan banyak ruang terbuka publik
(lihat Gambar 4). lainnya, seperti Taman Berkampung dan Taman
Oval sehingga responden tidak terus-menurus
hanya mengunjungi Taman Berlabuh tetapi juga
mengunjungi ruang terbuka lainnya. Sedangkan
frekuensi berkunjung yang paling sedikit adalah
setiap hari yaitu 4% (lihat Gambar 5).

Gambar 3. Wahana Bermain Anak


Sumber: Prokal, 2017
(https://kaltara.prokal.co/read/news/14729-taman-
berlabuh-mulai-rusak-dan-penuh)
Gambar 5. Frekuensi Pengunjung Taman Berlabuh

Jika dilihat dari waktu kunjungannya, waktu


berkunjung yang paling dominan adalah malam
hari, yaitu 56% dan sore hari oleh 44% (lihat
Gambar 6). Jam berkunjung ke Taman Berlabuh
yang ramai adalah jam 4 sore dan 7 malam. Hal

28 Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space
Analisis Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik: Studi di Taman Berlabuh Kota Tarakan

ini dikarenakan Taman Berlabuh berada di pinggir


laut sehingga cocok dikunjugi waktu sore dan Dilihat dari tujuan kunjungan, sebesar 52%
malam hari untuk menikmati matahari senja. (Gambar 9) pengunjung mengunjungi Taman
Berlabuh dengan tujuan untuk bersantai. Hal ini
dikarenakan Taman Berlabuh menjadi salah satu
alternatif lokasi berekreasi keluarga dan pribadi
yang terjangkau, baik aksesibilitas maupun
harganya. Tidak dikenakan biaya masuk ke lokasi
taman. Namun, jika pengunjung ingin mencoba
wahana permainan yang ada perlu dikeluarkan
biaya sesuai harga yang diberikan penyedia
layanan bermain.
Gambar 6. Waktu Berkunjung Taman Berlabuh

Berdasarkan lama kunjungan, dominasi


pengunjung (47%) menghabiskan waktu di Taman
Berlabuh selama lebih dari 1 (satu) jam hingga 2
(dua) jam. Sedangkan paling sedikit (2%)
memiliki berkunjung lebih dari 3 jam (Gambar 7).

Gambar 9. Tujuan Berkunjung ke Taman Berlabuh

Analisis Pemanfaatan Taman Berlabuh


sebagai Ruang Publik
Analisis pemanfaatan Taman Berlabuh sebagai
ruang publik dilakukan dengan menggunakan tiga
variabel, yaitu aksesibilitas, ketersediaan fasilitas,
dan fungsi ruang publik. Hal ini mengacu pada
Gambar 7. Lama Berkunjung Taman Berlabuh
berbagai literatur bahwa ketiga variabel tersebut
mempengaruhi tingkat pemanfaatan sebuah taman
Berdasarkan moda transportasi yang
kota.
digunakan, 74% (Gambar 8) pengunjung
Analisis aksesibilitas dilakukan dengan tiga
menggunakan sepeda motor. Hal ini dikarenakan
indikator, yaitu jalur pedestrian, penanda, dan
Taman Berlabuh terletak dekat dengan pusat kota
sirkulasi dan parkir. Penilaian terhadap kondisi
dan sebagian besar masyarakat Kota Tarakan
aksesibilitas terlihat pada Tabel 2.
menggunakan sepeda motor sehingga banyak
yang berkunjung ke Taman Berlabuh hanya
Tabel 2. Analisis Aksesibilitas Taman Berlabuh
menggunakan sepeda motor. Rata-
Indikator Penilaian Keterangan
rata
Jalur pedestrian
nyaman dan
Jalur
2,35 Efektif aman untuk
Pedestrian
digunakan bagi
pejalan kaki
Kurang terdapat
penunjuk arah
Cukup
Penanda 2,09 objek-objek yang
Efektif
berada di Taman
Gambar 8. Moda Transportasi yang Digunakan Berlabuh
Pengunjung Taman Berlabuh Sirkulasi 2,46 Efektif Memiliki area

Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021 29
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space
Rahmad Sadli, Annisa Mu’awanah Sukmawati

dan Parkir parkir yang luas Rata


Indikator Penilaian Keterangan
dan cukup untuk -rata
menampung Informasi Efektif yang kurang
kendaraan informatif
Tersedia fasilitas
bermain yang
Dari Tabel 2 bahwa indikator yang paling Fasilitas
2,43 Efektif cukup banyak
efektif dalam analisis aksesibilitas adalah sirkulasi Bermain
dan aman bagi
dan parkir dengan nilai rata-rata 2,46. Hal ini anak-anak
dikarenakan Taman Berlabuh memiliki tempat Terdapat fasilitas
Ketersedia
parkir yang luas dan mampu menampung banyak pendukung
an
Cukup secara
kendaraan seperti motor dan mobil, dan tidak ada Fasilitas 1,96
Efektif keseluruhan
biaya retribusi parkir di Taman Berlabuh. Tidak Pendukun
kuantitas yang
terdapat sirkulasi jalur masuk dan keluar di g
cukup
Taman Berlabuh, tetapi terdapat gerbang yang Secara
cukup besar sehingga pengunjung bisa leluasa Kualitas Cukup keseluruhan,
2,1
untuk masuk maupun keluar dari Taman Fasilitas Efektif kualitas falisilitas
cukup baik
Berlabuh. Sedangkan skor rata-rata yang terendah
Taman Berlabuh
adalah penanda dengan skor 2,09. memiliki lahan
Analisis ketersediaan fasilitas dilakukan yang cukup luas
Daya
dengan menilai 10 sarana dan prasarana yang Tampung 2,54 Efektif
dan mampu
ditemukan di lokasi Taman Berlabuh, yaitu menampung
Taman
pengunjung yang
saluran drainase, tempat sampah, vegetasi, tempat
berkunjung ke
duduk, lampu taman, toilet umum, papan Taman Berlabuh.
informasi, fasilitas bermain, ketersediaan fasilitas
pendukung, kualitas fasilitas, dan daya tampung Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa indikator
taman. Tabel 3 menunjukkan hasil penilaian yang paling efektif dalam analisis ketersediaan
terhadap ketersediaan fasilitas di Taman Berlabuh. fasilitas adalah fasilitas bermain dengan nilai rata-
rata 2,43. Hal ini dikarenakan Taman Berlabuh
Tabel 3. Analisis Ketersediaan Fasilitas Taman memiliki banyak fasilitas bermain anak-anak
Berlabuh
Rata
seperti ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit.
Indikator Penilaian Keterangan Tidak hanya fasilitas bermain gratis yang
-rata
Aliran air tidak disediakan pemerintah tetapi juga fasilitas
Saluran
2,16
Cukup tersumbat tetapi bermain yang disewakan seperti skuter listrik,
Drainase Efektif masih terdapat mobilan listrik, dan motor listrik. Sedangkan skor
sampah rata-rata yang terendah adalah papan informasi
Terdapat tempat
Tempat Cukup (skor 1,75).
2,33 sampah yang
Sampah Efektif Sebagai salah satu ruang terbuka publik,
mudah dijangkau
Terdapat Taman Berlabuh memiliki beragam fungsi. Tabel
Cukup
Vegetasi 2,12 pepohonan dan 4 menunjukkan hasil analisis fungsi Taman
Efektif
bunga hias Berlabuh berdasarkan kecenderungan
Layak untuk penggunanya.
Tempat Cukup digunakan dan
2,32
Duduk Efektif kondisi yang
masih baik Tabel 4. Analisis Fungsi Taman Berlabuh sebagai
Tersebar di Ruang Terbuka Publik
seluruh taman Rata-
Indikator Penilaian Keterangan
Lampu Cukup tetapi tidak dapat rata
2,09 Sebagai Taman Berlabuh
Taman Efektif menerangi
kawasan secara Tempat 2,58 Efektif cocok untuk
keseluruhan Bermain kegiatan bermain
Kotor tetapi Cocok untuk
Toilet Cukup Sebagai
2 masih layak Cukup melakukan
Umum Efektif Tempat 2,1
untuk digunakan Efektif kegiatan
Papan 1,75 Cukup Papan informasi Berolahraga
berolahraga

30 Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space
Analisis Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik: Studi di Taman Berlabuh Kota Tarakan

tetapi kurangnya sebagainya. Gambar 10 mempelihatkan diagram


fasilitas untuk skor masing-masing variabel.
berolahraga
Sangat cocok
Sebagai untuk bersantai
Tempat 2,64 Efektif karena lokasi
Bersantai yang berada di
pinggir laut
Taman Berlabuh
Sebagai
cocok untuk
Tempat Cukup
2,26 kegiatan
Komunikasi Efektif
komunikasi
Sosial
sosial
Sebagai Taman berlabuh
Tempat Cukup cukup baik untuk
2,18
Pusat Efektif melakukan Gambar 10. Diagram Skor Pemanfaatan Taman
Interaksi interaksi sosial Berlabuh sebagai Ruang Terbuka
Taman Berlabuh Publik
Sebagai
cocok untuk
Tempat
2,42 Efektif melakukan Variabel aksesibilitas masuk kedalam kategori
Kegiatan
kegiatan cukup efektif. Hal ini dikarenakan skor akhir yang
Ekonomi
ekonomi didapatkan dalam analisis aksesibilitas adalah
2,30. Nilai rata-rata tersebut dikarenakan skor
Dari analisis di Tabel 4 menunjukkan bahwa indikator penanda yang rendah dan
indikator yang paling efektif terkait dengan fungsi mempengaruhi skor akhir aksesibilitas.
Taman Berlabuh sebagai ruang publik adalah Sedangkan variabel ketersediaan fasilitas masuk
fungsinya sebagai tempat bersantai dengan nilai dalam kategori cukup efektif. Hal ini dikarenakan
rata-rata 2,64 dan disusul oleh fungsinya sebagai hanya terdapat dua indikator yang termasuk dalam
tempat bermain dengan nilai 2.58. Hal ini kategori efektif yaitu fasilitas bermain dan daya
dikarenakan Taman Berlabuh memiliki banyak tampung taman.
fasilitas bermain anak-anak dengan kondisi yang Menurut karakteristik pengunjung, Taman
baik sehingga aman bagi anak-anak untuk Berlabuh banyak dikungjungi oleh pelajar atau
bermain di Taman Berlabuh. Selain itu, Taman mahasiswa dengan rata-rata umur keseluruhan,
Berlabuh yang terletak di tepi laut juga cocok yaitu 25 tahun dapat dinikmati oleh tua dan muda
digunakan sebagai tempat bersantai terutama pada sehingga Taman Berlabuh bisa dikunjungi oleh
sore hari. Sedangkan skor rata-rata yang terendah semua kelompok umur. Taman Berlabuh banyak
adalah sebagai tempat olahraga dengan skor 2,1. dikunjungi disaat waktu sore dan malam hari hal
Hal ini dikarenakan sangat kurangnya fasilitas ini menunjukkan bahwa Taman Berlabuh tidak
pendukung olahraga yang disediakan. cocok untuk dikunjunggi di seluruh kelas waktu,
Berdasarkan kompilasi hasil ketiga variabel, dikarenakan letak Taman Berlabuh yang berada di
Taman Berlabuh sebagai ruang publik pinggir laut sehingga sangat panas jika
dikategorikan cukup efektif dengan skor 2,27. berkunjung di saat matahari sedang terik. Dari
Skor ini didapatkan dari rata-rata ketiga variabel karakteristik pengunjung tersebut cukup dapat
yang dianalisis. Selain itu, kondisi cukup efektif membuktikan bahwa Taman Berlabuh termasuk
juga disebabkan nilai rata-rata per indikator yang kedalam kategori cukup efektif.
didominasi oleh skor cukup efektif (65%) dan
hanya 35% indikator yang tergolong efektif. Hal KESIMPULAN
ini mempengaruhi skor total efektivitas. Variabel Kesimpulan
fungsi ruang publik yang beragam/ multifungsi Sebagai ruang terbuka publik, Taman Berlabuh
berkontribusi terbesar dalam penilaian efektivitas memiliki tingkat pemanfaatan yang cukup efektif
pemanfaatan Taman Berlabuh sebagai ruang sebagai ruang terbuka publik di Kota Tarakan. Hal
publik. Hal ini dikarenakan Taman Berlabuh ini dikarenakan hanya variabel fungsi ruang
mampu menampung berbagai fungsi aktivitas, publik yang multifungsi yang paling menonjol
baik sosial, ekonomi, tempat santai, olahraga, dan bagi Taman Berlabuh. Sedangkan jika dilihat dari

Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021 31
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space
Rahmad Sadli, Annisa Mu’awanah Sukmawati

variabel ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/lw/articl


masih verada pada level cukup efektif atau perlu e/view/1380.
pembenahan. Di sisi lain, pemanfaatan Taman Inskeep, E. (1991) Tourism Planning and
Berlabuh, terutama dilihat dari fungsinya juga Sustainable Development Approach. New
dipengaruhi oleh karakteristik pengunjung taman. York: Van Nostrand Reinbold.
Hal ini dikarenakan Taman Berlabuh cocok untuk Iswara, R., Astuti, W. and Putri, R. A. (2017)
‘Kesesuaian Fungsi Taman Kota dalam
semua kelompok umur.
Mendukung Konsep Kota Layak Huni di
Saran
Surakarta’, Arsitektura, 15(1), pp. 115–123.
Bagi pengunjung, baik pengunjung maupun
doi: 10.20961/arst.v15i1.11406.
para penjual di sekitar Taman Berlabuh perlu Iswari, S. A. and Nurini (2014) "Efektivitas
untuk meningkatkan dan menjaga kebersihan Taman Sriwedari Sebagai Ruang Publik Di
lingkungan Taman Berlabuh dengan tidak Kota Surakarta", Jurnal Teknik PWK, 3(4),
membuang sampah sembarangan, merusak pp. 670–680.
lingkungan maupun fasilitas taman, dan menjaga Kaltara Pos (2016) Resmi! Taman Berlabuh
ketertiban. Sementara itu, bagi pemerintah, dari Ditutup Sementara. Available at: prokal.co:
variabel aksesibilitas menambahkan jalur untuk https://kalpos.prokal.co/read/news/2328-
permainan sepatu roda, motor listrik, skuter resmi-taman-berlabuh-ditutup-
listrik, maupun mobil listrik sehingga pejalan kaki sementara.html.
tidak takut tertabrak, menyediakan jalur Meira, S. (2002) Analisis efektivitas taman kota
pedestrian dan fasilitas pendukung lainnya untuk melalui pendekatan kondisi tapak dan
perilaku pengunjung. IPB University.
disabilitas, serta menambahkan penanda berupa
Novitasari, D. F. and Navastara, A. M. (2017)
penunjuk arah objek-objek yang berada di Taman ‘Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya
Berlabuh. Di sisi lain, juga perlu bekerja sama Ruang Sosial di Taman Keplaksari
dengan Dinas Perhubungan untuk menyediakan Kabupaten Jombang’, Teknik ITS, 6(2), pp.
penjaga parkir sehingga masyarakat bisa parkir 2–6.
dengan rapi. Dilihat dari ketersediaan fasilitas Pratomo, A., Soedwiwahjono, S. and Miladan, N.
perlu menambahkan dan memperbaiki saluran (2019) ‘Kualitas Taman Kota Sebagai
drainase, tempat sampah, vegetasi, tempat duduk, Ruang Publik di Kota Surakarta
lampu taman, toilet umum, dan papan informasi Berdasarkan Persepsi dan Preferensi
yang ada di Taman Berlabuh. Pengguna’, Desa-Kota, 1(1), pp. 84–95. doi:
10.20961/desa-kota.v1i1.12494.84-95.
REFERENSI Siahaan, J. (2010) Ruang Publik: Antara Harapan
Darmawan, E. (2007) Peranan Ruang Publik dan Kenyataan. Jakarta: BPN.
dalam Perancangan Kota. Semarang: Badan Siregar, H. H. and Kusuma, H. E. (2015) ‘Tingkat
Penerbit Universitas Diponegoro. Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang
Febrianti, H. (2018) ‘Perspektif Masyarakat Interaksi- Masyarakat Perkotaan’, in Jurnal
Terhadap Keberadaan Taman Kota Sebagai Temu Ilniah IPLBI 2015. Manado: Jurusan
Ruang Terbuka Hijau Di Kota Jambi (Studi Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi, pp.
Kasus: Pedestrian Jomblo, Taman Perumnas 162–166.
dan Taman Arena Remaja)’, Journal V- Susanti, W. D. (2015) ‘Identifikasi Pemanfaatan
Tech (Vision Technology), 1(2), pp. 37–41. Alun-Alun Malang’, Envirotek : Jurnal
doi: 10.35141/jvt.v1i2.95. Ilmiah Teknik Lingkungan, 7(2), pp. 124–
Hariyono, P. (2010) ‘Konsep Taman Kota Pada 128.
Masyarakat Jawa Masa Kini’, Local
Wisdom, 2(3), pp. 01–03. Available at:

32 Sustainable, Planning and Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.3, No.1, Juni 2021
e-ISSN: 2656-7415 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/space

Anda mungkin juga menyukai