Anda di halaman 1dari 4

Essay : Taman Kota

Tata ruang merupakan wujud struktur dan pola ruang yang disusun dan direncanakan
secara nasional, regional, maupun lokal. Sedangkan strukur ruang merupakan susunan
pemukiman yang terdiri atas sarana serta prasarana umum dengan fungsi sebagai pendukung
seluruh kegiatan masyarakat.
Salah satu bagian dari tata ruang adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang merupakan
wujud pemanfaatan dari suatu kawasan sebagai lahan penghijauan. Menurut UU No. 26
Tahun 2007, sedikitnya harus ada 30% luas wilayah kota yang digunakan untuk ruang
terbuka hijau. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007,
dijelaskan mengenai jenis-jenis RTHKP (Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan) yang
salah satunya adalah taman kota.
Istilah taman kota bukan lagi hal yang asing di telinga masyarakat Indonesia. Taman
kota adalah suatu ruang di dalam kota yang ditata untuk menciptakan keindahan,
kenyamanan dan kesehatan bagi penggunanya serta difungsikan sebagai paru-paru kota,
lahan penyerapan air, sarana pengembangan budaya kota, pendidikan serta pusat kegiatan
kemasyarakatan. Kita dapat menemui bermacam-macam taman kota di berbagai kota di
seluruh dunia.
Ada yang memiliki taman bermain, dipenuhi dengan lahan hijau, dihiasi taman bunga,
atau dilengkapi dengan lapangan untuk berolah raga. Namun, jika taman kota hanya dibuat
hanya untuk mewujudkan salah satu unsurnya, maka taman kota itu tidak akan berfungsi
sebagai mana mestinya. Bahkan, keberadaan taman kota yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat biasanya akan membawa permasalahan-permasalahan baru.
Maka dari itu, pemerintah membuat peraturan mengenai pembangunan taman kota,
sebagai salah satu ruang terbuka hijau kawasan perkotaan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008, taman kota harus dapat melayani minimal 480.000
penduduk. Standar minimal taman kota sendiri yaitu 0,3 m 2 setiap satu orang penduduk,
dengan luas lahan minimal 144.000 m2. Taman kota berbentuk ruang terbuka hijau yang
dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olahraga. Bagian ruang terbuka hijau di taman kota
minimal 80% - 90%. Jadi, pembangunan taman kota dilakukan dengan baik sehingga dapat
mewujudkan fungsi taman kota.
Fasilitas umum yang disediakan biasanya berupa toilet umum, tempat sampah, tempat
berkumpul, serta kios-kios makanan. Sedangkan fasilitas rekreasi dibuat berkaitan dengan
budaya daerah sekitar. Selain untuk memenuhi nilai estetika, pendidikan budaya lokal juga
menjadi pertimbangan dalam membangun taman kota dengan tampilan yang sesuai dengan
budaya lokal. Misalnya, tumbuhan yang ditanam di taman kota dapat berupa tumbuhan khas
daerah itu sendiri. Dengan keberadaan unsur lokal di taman kota, secara tidak langsung
pengunjung juga memperlajari mengenai karakteristik budaya lokal, yang pada tahap
selanjutnya dapat menimbulkan rasa ketertarikan terhadap budaya lokal.
Taman kota juga harus dibangun dengan memperhatikan ruang terbuka hijau,
mengingat salah satu fungsi utama taman kota sebagai ruang terbuka hijau. Mengaplikasikan
ruang terbuka hijau pada taman kota tidak perlu memenuhi taman dengan pohon-pohon
besar. Karena sebagian ruang juga diperlukan untuk membangun fasilitas-fasilitas yang lain.
Taman kota yang hijau dapat diwujudkan dengan membuat padang rumput, taman bunga,
serta menempatkan pohon-pohon di beberapa tempat yang tidak akan mengganggu kegiatan
pengunjung di taman kota. Misalnya saja, berjajar di pinggir taman kota, atau menempatkan
pohon di beberapa titik di tengah padang rumput dengan sebuah pola, atau menempatkannya
di tempat yang dapat digunakan untuk berkumpul.
Sehingga pengunjung bisa mendapatkan pemandangan yang indah dengan suasana
hijau nan sejuk ketika mereka melakukan kegiatan di taman kota, dan taman kota tetap dapat
diandalkan sebagai paru-paru kota yang menyerap CO2 serta penghasil O2. Selain itu, taman
kota juga digunakan sebagai lahan penyerapan, yang berguna untuk mencegah bencana banjir
yang biasanya terjadi di kota-kota besar.
Di akhir pekan, biasanya banyak orang yang menyempatkan diri untuk berolah raga
sejenak. Mulai dari berlatih bela diri, memainkan permainan yang melatih fisik, hingga
sekedar berlari-lari kecil di pinggir jalan. Nah, pada situasi seperti ini, fasilitas olah raga di
taman kota sangat berperan dalam mendukung kegiatan masyarakat. Mereka dapat
berkumpul di taman kota, berolah raga bersama, sekaligus bersosialisasi dengan orang lain di
lingkungan sekitar. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi tubuh masing-masing individu.
Melatih fisik sehingga tidak lemah, serta menghirup udara bersih tanpa polusi di taman kota,
lalu bersantai bersama orang-orang di lingkungan kita.
Kita juga dapat menyegarkan pikiran dengan menatap indahnya pemandangan taman
kota yang asri, sembari menghirup udara segar yang dihasilkan oleh pohon-pohon di sekitar.
Pergi berekreasi saat liburan tidak berarti harus pergi jauh-jauh dari kota tempat tinggal. Jika
di dekat rumah ada sebuah taman kota yang sudah dirancang dengan indah dan asri, kita bisa
saja berpiknik bersama keluarga atau sahabat karib di taman kota.
Selain untuk rekreasi dan berolah raga, taman kota juga dapat berfungsi sebagai area
untuk melaksanakan berbagai kegiatan seperti sosialisasi, acara komunitas, konser, perayaan
tahun baru, atau pameran. Keberadaan taman kota dapat mempermudah penyelenggara acara-
acara itu untuk menemukan lokasi yang luas, strategis dan diketahui oleh penduduk sekitar,
sehingga acaranya dapat diikuti oleh banyak orang.
Salah satu taman kota di Indonesia adalah taman kota di Pangkalan Bun, yaitu
Pangkalan Bun Park. Di sekeliling taman, ada pagar tembok yang membatasi taman dengan
jalan di kedua sisinya. Serta di bagian depan terdapat gerbang masuk yang berupa tembok
yang diberi tiga pagar. Di ujung kanan, di tengah dan di kiri. Di antara gerbang-gerbang
tersebut dapat ditemui dinding yang dihiasi dengan motif batik khas Kalimantan Tengah.
Pangkalan Bun Park juga memiliki sebuah aula yang dibuat dengan gaya modern,
namun tetap menambahkan motif-motif dan bentuk yang melambangkan budaya lokal. Di
depannya terdapat sebuah jalan yang langsung mengarah ke gerbang tengah. Gerbang kiri
dan kanan juga memiliki jalan yang berhubungan dengan jalan tersebut, namun pengunjung
lebih memilih untu melewati jogging track yang disediakan langsung di samping masing-
masing gerbang. Selain jogging track, tersedia juga lapangan yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai macam permainan seperti futsal, dan lain sebagainya.
Di antara jogging track dan lapangan yang disediakan, terdapat lahan berumput dan
beberapa pohon yang sengaja di tanam. Sedangkan di pinggir jogging track disediakan kios
makanan. Di belakang aula ada sejenis area outbound kecil serta pohon-pohon besar yang di
tanam. Di dekat tempat outbound, terdapat sebuah toilet umum. Agak jauh ke belakang,
terdapat beberapa gazebo yang dapat digunakan untuk berkumpul. Tempat sampah juga
ditempatkan di titik-titik tertentu.
Taman kota ini sebenarnya pembuatannya sudah cukup baik, hanya saja terdapat
beberapa kekurangan. Yaitu pagar tembok yang ada di sekeliling taman kota membuat taman
tidak bisa diakses dengan mudah serta orang yang melihatnya menjadi kurang tertarik.
Jumlah pohon-pohon di taman kota ini sudah cukup banyak, namun tidak diimbangi
dengan penanaman rumput serta tanaman-tanaman lain sehingga kurang memiliki nilai
estetika. Ada pun tanaman yang telah hidup di sana tidak ada yang mengurus, sehingga
lambat laun mati dan berkurang jumlahnya. Padahal, fungsi taman kota adalah sebagai paru-
paru kota.
Penggunaan taman kota ini juga tidak di bawah pengawasan dan pengelolaan
sehingga tidak terarah, bahkan cenderung digunakan untuk hal-hal negatif. Pemerintah daerah
cenderung membiarkan saja nasib Pangkalan Bun Park yang sudah tidak berfungsi sebagai
mana mestinya, tidak mengarahkannya untuk kegiatan-kegiatan bermanfaat. Beberapa bagian
juga sudah dirusak, dikarenakan kurangnya pengawasan dari masyarakat sekitar.
Kadang, memang diadakan acara-acara menarik dan bermanfaat di Pangkalan Bun
Park. Namun hal itu sudah jarang sekali terjadi, karena fasilitas yang tersedia sudah rusak
sehingga tidak dapat difungsikan lagi.
Penempatan gazebo juga kurang tepat, yaitu agak jauh di belakang aula. Dengan
demikian, tanpa ada pengawasan, gazebo tersebut digunakan untuk berkumpul melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang negatif dan tidak bermanfaat. Di antara taman dan gazebo, dibatasi
lahan pasir yang dibiarkan saja, tidak dipakai untuk apa pun.
Sebaiknya, lahan hijau di Pangkalan Bun Park lebih dikelola dengan cara menanam
dan merawat taman bunga, serta rumput-rumput di sekeliling pohon dan taman. Jadi,
Pangkalan Bun Park dapat berfungsi dengan baik sebagai paru-paru kota. Fasilitas umum
seperti toilet umum dan gazebo diharapkan diperbanyak dan ditempatkan di lokasi yang
tepat. Sedangkan fasilitas yang sudah rusak seharusnya segera diperbaiki.
Ketika sudah menjadi taman kota yang berfungsi dengan baik, diharapkan
pemerintah, warga sekitar serta pengunjung mengawasi penggunaan taman kota Pangkalan
Bun Park. Menghindarkannya dari kegiatan-kegiatan negatif dan pengrusakan fasilitas.
Pemerintah daerah juga dapat membuat pengelolaan izin penggunaan taman kota atau aula
untuk dijadikan lokasi suatu acara, sehingga acara-acara yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan sukses.
Taman kota merupakan fasilitas yang sangat bermanfaat bagi masyarakat apabila
dapat direncanakan dan difungsikan sesuai dengan tujuan awal. Sebaiknya masyarakat
memiliki kesadaran untuk menjaga dan memelihara taman kota sehingga dapat mendukung
program pemerintah demi mewujudkan kenyamanan masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai