Anda di halaman 1dari 2

Catatan Tambahan dalam Pelaporan Kasus

1. Klasifikasi cedera kepala dapat dilihat berdasarkan hasil GCS dan klinis
pasien, seperti penurunan kesadaran, riwayat pingsan, ada atau tidak defisit
neurologis, ada atau tidak amnesia post trauma tanpa melihat hasil CT scan
kepala.
Tabel Klasifikasi Cedera Kepala sesuai Derajat Keparahan1,4

Klasifikasi GCS Manifestasi Klinis

Tidak ada penurunan kesadaran, tidak


Minimal 15 ada defisit neurologi, dan tidak ada
post traumatic amnesia

Penurunan kesadaran singkat < 5


Mild 13-15 menit, belum ada defisit neurologis,
post traumatic amnesia < 1 jam

Penurunan kesadaran  5 menit dan


<24 jam, ada defisit neurologis focal,
Moderate 9-12
post traumatic amnesia >1 hari dan
<7 hari

Penurunan kesadaran > 24 jam, ada


5-8
Severe defisit neurologis, post traumatic
*critical TBI: 3-4
amnesia > 7 hari

2. Pemeriksaan amnesia anterograde dapat dilakukan dengan meminta pasien


untuk membaca 1 paragraf yang telah disiapkan oleh pemeriksa sebelumnya.
Selanjutnya, pasien diminta untuk membaca terlebih dahulu dan mengingat isi
paragraph tersebut. Setelah itu, minta pasien untuk menceritakan kembali
paragraph tadi tanpa melihat teks. Pemeriksaan terkait dengan amnesia
anterograde tujuannya untuk menilai kemampuan seseorang dalam
mempelajari hal baru.
3. Onset kejadian dibagi menjadi dua yaitu akut (saat kejadian) dan gradual.
Gradual dapat dibagi lagi menjadi dua, antara lain intermitten dan progresif.

1
4. Diagnosis klinis sebaiknya disusun dengan baik dengan tujuan untuk
membantu menentukan diagnosis topis dan diagnosis etiologis dari pasien.
Diagnosis klinis berisi informasi penting yang didapatkan dari hasil anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang mana dalam hal ini juga termasuk pemeriksaan
neurologis.
5. GCS yang dicantumkan dalam diagnosis klinis adalah GCS saat pasien
pertama kali masuk rumah sakit, misal GCS saat pasien berada di IGD RS.
6. Pada kasus cedera kepala, untuk diagnosis etiologis didasarkan pada
klasifikasi cedera kepala, seperti cedera kepala minimal, cedera kepala ringan,
cedera kepala sedang, cedera kepala berat ataupun critical traumatic brain
injury. Tambahan lagi, baiknya ditentukan apakah termasuk commusio
cerebri, contusion cerebri atau difusse axonal injury.
7. Jika ingin menyertakan diagnosis patologis maka sebaiknya sertakan terlebih
dahulu hasil CT scan pasien, misalkan contusion cerebri, epidural hematoma,
subdural hematoma, subarachnoid hemorrhage, dan lain-lain.
8. Pentingnya untuk tahu indikasi-indikasi dari pemberian suatu terapi bagi
pasien.
9. Tatalaksana baiknya dipisahkan tatalaksana TIK, cerebral, dan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai