2. Pindahkan pasien segera ke lingkungan yang teduh, bilas pasien pada permukaan yang
3. Jika tidak ada komplikasi yang mengancam jiwa, segera lakukan pendinginan di tempat
vasokonstriksi. Selama pendinginan proses, suhu kulit harus dijaga 30-34ºC untuk
menghindari vasokonstriksi perifer dan menggigil.5 Tidak ada terapi farmakologis yang
koagulopati.
4. Saat memindahkan pasien, berikan suplementasi oksigen 3-5 L / menit dan pertahankan
saturasi oksigen di atas 90%, nyalakan AC dan buka jendela ambulans, sesuaikan suhu
ruangan hingga 20-24ºC.2, 13,23 Salisilat juga dapat memperburuk hipertermia melalui
5. Pada kasus hipotensi, terapi awal adalah 250-500 ml infus bolus kristaloid. Jika tidak
direspon dilanjutkan dengan pemberian dopamin dengan dosis awal 3-10 µg / kg / menit,
yang dapat ditingkatkan menjadi 20 µg / kg / menit tergantung dari tanda-tanda vital dan
inti tubuh.
6. Antibiotik profilaksis seperti sefalosporin generasi kedua dapat diberikan untuk
mencegah infeksi.
7. Pada kondisi kecemasan, menggigil, dan kejang, obat penenang yang kuat yang bekerja
dengan cepat, efektif, dan efek samping minimal seperti propofol dan benzodiazepin
8. Perawatan awal pasien dengan kejang akibat heatstroke adalah midazolam 0,1-0,2 mg /
kg IV, maksimal 4 mg, onset 1-5 menit, durasi 1-6 jam atau lorazepam 0.1 mg / kg IV,
9. Kortikosteroid hanya diindikasikan pada kondisi demam persisten> 39ºC disertai dengan
beberapa konsolidasi atau bayangan pada rontgen dada yang memburuk dengan cepat dan
memenuhi kriteria diagnostik untuk ARDS. Jenis dan dosis steroid yang dapat diberikan
adalah deksametason
Heat stroke merupakan penyakit yang dapat dicegah dan melalui pengetahuan dari
penyakit dapat membantu menguranngi mortalitas dan morbiditas. Untuk menghindari heat
stroke tersebut, orang dapat mengaklimasi dirinya sendiri terhadap panas, mengatur jadwal
aktifitas diluar ruangan pada saat udara diluar sejuk, mengurangi aktifitas fisik, meminum air
Meskipun seorang atlet profesional sudah dapat mengenali dan tanggap terhadap cedera
panas, mereka lebih suka mencegah cedera panas dengan menggunakan mengamati beberapa
2.Melakukan latihan pada waktu yang paling dingin dari hari latihan (pagi hari atau sore hari).
3.Membatasi atau menunda latihan jika terlihat gejala stress terhadap panas pada zona dengan
resiko tinggi.
4. Mencukupi kebutuan cairan sebelum latihan dan mengganti cairan yang hilang selama latihan.
Memantau berat badan yang berubah dengan teliti setiap hari, karena dapat menggambarkan
5.Menggunakan pakaian yang berwarna terang dan longgar, dengan membiarkan lebih banyak
KIE
Pencegahan heatstroke yang paling penting adalah memberi edukasi kepada masyarakat
yang rentan seperti kalangan militer, atlet, pelatih, dan keluarganya. Edukasi meliputi pentingnya
istirahat yang cukup selama periode pelatihan, hidrasi yang cukup, meminimalisir aktivitas di
lingkungan yang terlalu panas, jadwal latihan atau aktivitas harus menghindari waktu-waktu
yang membahayakan seperti saat terik matahari di siang hari, menggunakan sunblock,
menggunakan pelindung seperti topi dan payung saat keluar ruangan di siang hari. Hal yang
lebih penting semua yang terlibat harus mengetahui kondisi-kondisi yang dapat mempermudah
dan memperparah kejadian heatstroke (kondisi tubuh yang tidak fit, sakit, dehidrasi, dan
melebihi kemampuan fisiknya). Disamping itu juga edukasi harus meliputi kewaspadaan dan
kemampuan dalam terapi atau penanganan awal korban heatstroke dilapangan baik itu oleh staf
PROGNOSIS
Penentu utama prognosis heat stroke adalah kecepatan penurunan suhu tubuh dengan
pendinginan sedini mungkin. Beberapa kondisi dilaporkan dapat memperburuk prognosis, lanjut
usia, riwayat penyakit kardiovaskular atau kanker, Glasgow Coma Scale <12, dan suhu inti tubuh
>40oC. Pasien heat stroke yang memiliki riwayat medikasi diuretik sebelumnya, usia di atas 80
tahun, memiliki riwayat penyakit kardiovaskular atau kanker, suhu inti tubuh >40 oC, GCS <12,
dan tekanan sistolik <100 mmHg memiliki prognosis faktor yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Internal Medicine, University of Mataram, West Nusa Tenggara, Indonesia. Acta Med
2. Saharun Iso, Ade Tobing. 2016. Prinsip Penatalaksanaan Umum Cedera Olahraga
Akibat Heat Stroke. Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga, FKUI Jakarta Jurnal
Care;6:30.
4. Istiqomah, I. N., Abdillah, A., & Azizah, L. 2018. Upaya Peningkatan Pengetahuan
Tentang Pencegahan Heat Stroke Pada Calon Jamaah Haji. Jurnal Pengabdian