Anda di halaman 1dari 10

1

A. JUDUL

PENGARUH PEMBERIAN POC NASA DAN PUPUK NPK TERHADAP


PEMBIBITAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanaman kakao berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di

Amerika Selatan bagian utara. Di Indonesia, tanaman kakao diperkenalkan oleh

orang spanyol pada tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi. Kakao merupakan salah

satu komoditas andalan perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian

Indonesia. Produksi kakao Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah 36.289,78 ton,

dan memiliki luas areal yang tercatat 59.370, 90 ha (Damanik dkk., 2013).

Pengembangan kakao di Indonesia tidak lepas dari berbagai masalah yang

dijumpai dari sektor hulu hingga hilir. Beberapa masalah di sektor hulu antara lain

produktivitas tanaman masih rendah, serta adanya serangan hama dan penyakit.

Sedangkan permasalahan di sektor hilir sebagian besar disebabkan karena

tingginya kandungan biji yang tidak difermentasi sehingga biji kakao Indonesia

dikenakan automatic detention untuk pasar Amerika (Asrar dkk., 2015).

Untuk mendukung pengembangan tanaman kakao agar berhasil dengan

baik, langkah awal usaha budidaya kakao yang baik adalah mempersiapkan bahan

tanam di tempat pembibitan. Karena pembibitan merupakan pertumbuhan awal

suatu tanaman sebagai penentu pertumbuhan selanjutnya maka pemeliharaan

dalam pembibitan harus lebih intensif dan diperhatikan. Selain pemupukan,

pertumbuhan bibit kakao juga dipengaruhi jenis tanah yang digunakan sebagai

media (Sidabutar dkk., 2013).


2

Salah satu jenis pupuk organik cair yang dikembangkan untuk pembibitan

tanaman kakao adalah POC Nasa. POC Nasa diproduksi PT. Natural Nusantara

(Nasa) dengan formula yang dirancang secara khusus terutama untuk mencukupi

kebutuhan nutrisi lengkap pada tanaman, peternakan dan perikanan yang dibuat

murni dari bahan-bahan organik dengan fungsi multiguna. POC Nasa memiliki

kandungan unsur hara makro dan mikro, lemak, protein, asam-asam organik dan

zat perangsang tumbuhan seperti auksin, Gibberelin dan Sitokinin

(Neli dkk., 2016).

Pupuk NPK yang dibutuhkan pada tanaman kakao yaitu pupuk NPK

dengan kandungan 16% N, 16% P, 16% K (16:16:16). Pemberian pupuk yang

baik diberikan pada saat usia tanaman kakao di pembibitan berusia 4 minggu.

Pada masa vegetatif tanaman membentuk tubuhnya agar menjadi tanaman yang

sehat dan kuat sehingga ia menyerap nutrien atau makanan sebanyak-banyaknya

(Sitompul dkk., 2014).

2. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh pemberian POC Nasa dan pupuk NPK terhadap

pembibitan tanaman kakao (Theobroma cacao L.).

3. Hipotesis

1. Ada pengaruh pemberian POC Nasa terhadap pembibitan tanaman kakao

(Theobroma cacao L.).

2. Ada pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap pembibitan tanaman

kakao (Theobroma cacao L.).

3. Ada interaksi pengaruh pemberian POC Nasa dan pupuk NPK terhadap

pembibitan tanaman kakao (Theobroma cacao L.).


3

4. Kegunaan Praktikum

1. Sebagai syarat masuk untuk mengikuti Praktikum Budidaya Tanaman

Kakao, Kelapa dan Tebu di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat masuk untuk mengikuti Praktikal Test Praktikum

Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu di Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.


4

C. TINJAUAN PUSTAKA

1. Botani Tanaman Kakao

2. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao

a. Iklim

b. Tanah

3. Peranan POC Nasa

4. Peranan Pupuk NPK

D. BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu dilaksanakan di

lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

di Jl. Dwikora Pasar VI, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Deli Serdang dengan ketinggian tempat ± 27 mdpl.

Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu dilaksanakan pada

setiap hari Jumat pada pukul 16.00 WIB s/d selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji kakao varietas

criollo, forastero, trinitario, abu cuci piring, polybag, paranet, bambu, tali plastik,

kawat, pupuk POC Nasa dan pupuk NPK.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, meteran,

gergaji, gembor, parang, oven, plang, gunting dan alat tulis.

Metode Pelaksanaan

Rancangan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Rancangan Acak

Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan :
5

1. Faktor Pemberian POC Nasa (P) dengan 3 taraf :

P0 : Kontrol

P1 : 5 ml POC/ 1 L air = 50 ml/tanaman = 200 ml/plot

P2 : 10 ml POC/ 1 L air = 100 ml/tanaman = 400 ml/plot

2. Faktor Pemberian Pupuk NPK (N) dengan 3 taraf :

N0 : Kontrol

N1 : 10 g/tanaman

N2 : 20 g/tanaman

Jumlah kombinasi perlakuan 3 x 3 = 9 kombinasi

P0N0 P1N0 P2N0

P0N1 P1N1 P2N1

P0N2 P1N2 P2N2

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah polybag penelitian : 27 polybag

Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 81 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 108 tanaman

Jarak antar polybag : 15 cm

Lebar naungan :5m

Panjang naungan : 10 m

Tinggi naungan :2m


6

Metode Analisis Data RAK

Data hasil praktikum ini dianalisi dengan metode Analisis of Varians

(ANOVA) dan di lanjutkan dengan menurut uji beda rataan menurut Duncan

(DMRT). Model linear untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

adalah :

Yijk = µ + αi +Pj + Nk + (PN)jk + εijk

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan karena pengaruh faktor P ke-i pada taraf ke-j dan faktor N

pada taraf ke-k

µ = Efek nilai tengah

αi = Efek dari blok ke-i

Pj = Efek dari faktor P pada taraf ke-j

Nk = Efek dari faktor N pada taraf ke-k

(PN)jk = Efek interaksi dari faktor P pada taraf ke-j dan faktor N pada taraf ke-k

εijk = pengaruh galat karena blok ke-i perlakuan P pada taraf ke-j dan perlakuan N

pada taraf ke-k

E. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Persiapan Lahan

2. Pembuatan Naungan

3. Persiapan Media Tanam

4. Pengisian Polybag

5. Penyediaan Benih

6. Persemaian Benih

7. Pemindahan Bibit ke Polybag


7

8. Aplikasi Pupuk POC Nasa

9. Aplikasi Pupuk NPK

10. Pemeliharaan

a. Penyiraman

b. Penyiangan

c. Penyisipan

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

F. PARAMETER PENGAMATAN

1. Tinggi Tanaman (cm)

2. Jumlah Daun (helai)

3. Diameter Batang (mm)

4. Luas Daun

5. Berat Basah Tanaman (g)

6. Berat Kering Tanaman (g)


8

DAFTAR PUSTAKA

Asrar, I., Saharia. K dan Rustam. A. R. 2015. Analisis Produksi Usahatani Kakao
di Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong.
Jurnal Agrotekbis. Vol. 3, No. 6. Hal 765-778. ISSN : 2338-3011.

Damanik, H. F., Jonis. G dan Irsal. 2013. Respons Pertumbuhan Bibit Kakao
(Theobroma cacao L.) terhadap beberapa Komposisi Kompos Kulit Buah
Kakao dengan Subsoil Ultisol dan Pupuk Daun. Jurnal Online
Agroekoteknologi. Vol. 2, No. 1. Hal 162-171. ISSN : 2337- 6597.

Neli, S., Noor. J dan Abdul. R. 2016. Pengaruh Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat
Pengatur Tumbuh Ratu Biogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Terung (Solanum melongena L.) Varietas Antaboga-1. Jurnal Agrifor. Vol.
15, No. 2. ISSN : 2503-4960.

Sidabutar, S. V., Balonggu. S dan Meiriani. 2013. Respons Pertumbuhan Bibit


Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Pemberian Abu Janjang Kelapa
Sawit dan Pupuk Urea pada Media Pembibitan. Jurnal Online
Agroekoteknologi. Vol. 1, No. 4. ISSN : 2337- 6597.

Sitompul, H. F., Toga. S dan Lisa. M. 2014. Respons Pertumbuhan Bibit Kakao
(Theobroma cacao L.) terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kelinci dan
Pupuk NPK (16:16:16). Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol. 2, No. 3. Hal
1064 – 1071. ISSN : 2337- 6597.
9

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Penelitian

Ulangan II Ulangan III Ulangan I


a
P0N0 P2N0 P1N2

b
P1N1 P2N2 P0N0

P2N2 P1N0 P2N1

P1N0 P2N1 P1N0

P0N1 P0N2 P2N2

P2N0 P1N2 P0N1

P1N2 P0N1 P2N0

P2N1 P1N1 P0N2

P0N2 P0N0 P1N1

Keterangan :

a : Jarak antar ulangan (100 cm)

b : Jarak antar plot (50 cm)


10

Lampiran 2. Bagan Plot

Keterangan :

: Tanaman sampel

: Tanaman bukan sampel

Anda mungkin juga menyukai