Anda di halaman 1dari 4

Laporan Hasil Survey

1. Latar Belakang Kawasan/Koridor Kota


a. Fungsi Jalan (Jl. Garuda Mas, Nilasari, Gonilan, Kec. Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah 57169)

Merupakan jalan lingkungan atau jalan yang menghubungkan antar pusat


kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan
perdesaan. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 15 km per jam
dengan lebar badan jalan minimal 6,5 meter untuk jalan yang diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor roda 3 atau lebih. Sedangkan jalan yang tidak diperuntukkan bagi
kendaraan bermotor roda 3 atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan minimal 3,5
meter.

b. Fungsi kawasan dalam tata ruang (RT/RW)

Fungsi kawasan tersebut merupakan kawasan ruko yang berada di daerah


UMS yang merupakan daerah aktif dan padat karena merupakan salah satu jalan yang
menghubungkan antara kawasan kos mahasiswa dan kampus .Membujur dari arah
Barat ke Timur, sebagai jalur alternatif memasuki kawasan kampus II UMS yaitu
gerbang Utara, jalur jalan yang berada disisi Utara kampus II UMS ini berbatasan
langsung dengan komplek Pondok Pesantren Assalam dan jalur penghubung dengan
fasilitas pubik lainnya yaitu pasar tradisional Gonilan. Sebagai jalur lintasan Jalan
Menco Raya terdiri dari 2 jalur berlawanan arah dengan lebar ruang jalan sekitar 4
meter sangat sempit bagi kendaraan yang bersisihan. Dampak dari keberadaan
kampus UMS membawa pengaruh perubahan dalam segala tatanan aspek kehidupan
masyarakat disekitar kampus, baik dampak bersifat positif maupun dampak negatif.
Diantaranya adalah dampak semakin padatnya hunian dan terus bertambahnya jumlah
penduduk di sekitar kampus.

Referensi : Wardani, D. E., & Roychansyah, M. S. (2018). INKLUSIVITAS JALUR


PEDESTRIAN DI SEKITAR KAMPUS UMS. SPACE, 5(1).

2. Teori Penataan Ruang


Penataan Pedagang kaki lima, Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 41 tahun
2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, dijelaskan bahwa
Penataan pedagang kaki lima adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui
penetapan lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan, penertiban dan
penghapusan lokasi pedagang kaki lima dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial,
estetika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai
dengan peraturan perundang- undangan.

Tata ruang harus dipandang sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya ruang agar
sesuai dengan tujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 5/1960 Pasal 2
ayat 3). Dengan demikian Perencanaan Tata Ruang adalah bagian yang tak terpisahkan
dari tujuan pembangunan secara keseluruhan. Dalam kenyataannya banyak kritik yang
memandang bahwa penyusunan rencana tata ruang sering berpijak dari asumsi bahwa
“ruang”yang direncanakan seolah-olah adalah ruang “tanpa penghuni”, sehingga dapat
dengan mudah dibuat garis-garis batas berupa zoning yang menetapkan suatu kawasan
sebagai kawasan tertentu yang berketetapan hukum. Diatas kertas, penetapan tata ruang
dipandang seringkali hanya mempertimbangkan aspek fisik wilayah (land suitability dan
land capability) dan aspek-aspek kelestarian lingkungan.

Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
(UU No. 26/2007 Pasal 1). Fenomena Pedagang Kaki Lima (PKL) di kota-kota di Asia
sama halnya seperti di Indonesia. Untuk mengetahui keadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di
kota- kota di Asia, Deguchi (2005) telah melakukan penelitian mengenai penggunaan
sementara (temporary setting) dari ruang publik yang digunakan oleh Pedagang Kaki
Lima (PKL).

Referensi (Haeruddin, H. (2020). Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima


(Pkl) Di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Administrasi Publik dan
Pembangunan, 1(1).)

(Tuliskan referensi (jurnal) tentang penataan PKL di Kota) emg kita suru pake referensi juga?
Atau di cantum di bawah?

3. Metode Laporan
Pengamatan dilakukan dengan cara survey lapangan dan melakukan wawancara
kepada pemilik usaha (Penjual Bakpao Mega Jaya)

4. Profil Kawasan
a. Gambaran Umum Kawasan

 Fungsi kawasan makro

Analisis makro merupakan analisis dalam skala kawasan yaitu analisa


kawasan
 Fungsi kawasan mikro,

Analisa mikro merupakan analisis terhadap tapak perencanaan, meliputi

 analisis tapak,
 analisis fungsi,
 analisis pelaku,
 analisis aktifitas,
 analisis ruang,
 analisis bentuk dan tampilan serta analisis struktur dan utilitas.

b. Batasan Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap satu PKL yaitu Penjual Bakpao Mega Jaya (jenis
produk makanan) dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengamatan agar
mendapatkan hasil pengamatan yang baik.

 Pengamatan dilakukan secara cermat, jujur, dan objektif serta terfokus pada objek
yang diteliti,
 Mengingat bahwa semakin banyak objek yang diamati, maka semakin sulit juga
pengamatan dilakukan (semakin tidak teliti hasilnya),
 Menentukan cara dan prosedur pengamatan sebelum pelaksanaan, dan
 Memahami apa yang hendak dicatat dan membuat catatan dari hasil pengamatan
yang terkumpul.

https://www.psikologimultitalent.com/2015/09/definisi-dan-batasan-dalam-
observasi.html
(berikan batasan pengamatan cukup beberapa/satu kelompok PKL)

c. Sarana dan Prasarana Lingkungan

 Tidak terdapat drainase


 Penerangan, hanya terdapat cahaya bantuan yang berasal dari kios atau ruko di
bagian belakang
 Belum terdapat tempat sampah

(air bersih, drainase, penerangan, dll)

d. Potensi dan Permasalahan Kawasan


 Potensi Kawasan
- Kawasan selalu ramai oleh lalu lalang mahasiswa UMS maupun orang umum
(target pembeli besar)
- Jenis produk yang ditawarkan pada ruko-ruko bervariasi
- Berpotensi meningkatkan perekonomian kawasan
 Permasakahan Kawasan
- Pembangunan ruko yang terlalu mepet dengan jalan,
- Jalan yang terlalu sempit dan pengguna jalan yang terlalu ramai seringkali
menimbulkan kemacetan,
- Kurangnya drainase sehingga air hujan menggenang

Referensi: https://ejurnalunsam.id/index.php/jseb/article/download/3043/2364
(sajikan potensi yang baik dan permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi)

e. Isu Strategis Lokasi, Kawasan dan Perkotaan.


 Lokasi merupakan tempat lalu lalang mahasiswa UMS dan masyarakat di
lingkungan sekitar
 Mudah ditemukan karena lokasi sudah menjadi tempat yang umum untuk
bersosialisasi
 Merupakan bagian dari wilayah kota yang cukup maju dan modern

(Adakah isu strategis lokasi terhadap kegiatan kota)

Anda mungkin juga menyukai