DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................................... 1
Daftar Gambar............................................................................................................ 3
Daftar tabel................................................................................................................. 3
Pengantar................................................................................................................... 5
Bab I: Pendahuluan....................................................................................................6
1.1.
Latar Belakang................................................................................ 6
1.2.
Pernyataan Masalah........................................................................7
1.3.
Pernyataan Penelitian.....................................................................8
1.4.
Tujuan Penelitian............................................................................. 8
1.5.
Manfaat Penelitian..........................................................................8
1.6.
Sistimatika Penulisan......................................................................8
Kerangka Studi.............................................................................. 10
2.2.
2.3.
Pengelolaan Pedestrian.................................................................19
2.4.
2.5.
2.6.
Kesimpulan................................................................................... 29
3.2.
Ciputra Hospital............................................................................ 34
|1
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
3.3.
Kesimpulan................................................................................... 35
Pendekatan................................................................................... 36
4.1.1.
Pendekatan Sejenis................................................................36
4.1.2.
Kesimpulan............................................................................. 37
4.2.
Lokasi Penelitian........................................................................... 38
4.3.
Instrumen Penelitian.....................................................................39
4.4.
4.5.
4.1.3.
Populasi.................................................................................. 41
4.1.4.
Sampel................................................................................... 42
4.6.
Waktu Penelitian...........................................................................43
4.7.
4.7.1.
4.7.2.
4.7.3.
Pengkodean (Coding)..............................................................44
4.7.4.
Pengukuran Variabel...............................................................45
4.7.5.
Uji Validitas............................................................................. 45
4.7.6.
Uji Reliabilitas.........................................................................46
Daftar Pustaka..........................................................................................................48
|2
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
DAFTAR GAMBAR
|3
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
DAFTAR TABEL
|4
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
PENGANTAR
|5
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
BAB I: PENDAHULUAN
|6
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Banyak faktor yang mendorong terjadinya perubahan fungsi jalur pejalan kaki
menjadi jalur dengan multi fungsi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tidak
adanya studi yang memadai sebelum tahap perencanaan kota yang meliputi aspekaspek sosial, politik, budaya dan ekonomi, faktor peraturan yang tidak jelas baik dari
sisi penerapannya maupun dari sisi pemberian sanksi pada pelanggarannya. Faktorfaktor tersebut tentu juga harus ditelaah melalui pendekatan terhadap aspek-aspek
sosial, politik, budaya dan ekonomi yang melatarbelakangi kehidupan masyarakat di
Indonesia ini.
Berdasarkan data yang diperoleh dari survey tahun 2010 dari situs The Walkability
Index (http://walkabilityasia.org/2012/07/23/1286/) ternyata kondisi pedestrian di
Jakarta masuk dalam kategori merah yaitu not walkable atau tidak layak untuk
dilewati. Jakarta pun mendapatkan rating 48/100 dibawah Ho Chi Minh City (59/100),
Metro Manila (67/100) yang sudah masuk dalam kategori waiting to walk, dan Hong
Kong
(71/100)
yang
sudah
highly walkable
atau
sudah
layak
untuk
di
|7
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
|8
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian yang diambil diantaranya gambaran umum
tentang kampung Lengkong Ulama, sejarah kampung dan perkembangannya.
BAB IV: METODE
Bab ini berisikan penjelasan pendekatan metode yang mengambil dalam beberapa
penelitian sebelumnya yang sejenis, serta penjelasan metode pengumpulan dan
pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bab ini berisikan daftar referensi yang digunakan dalam penelitian.
|9
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos
yang berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagi pejalan kaki atau
orang yang berjalankaki, sedangkan jalan merupakan media diatas bumi yang
memudahkan manusia dalam tujuan berjalan, Maka pedestrian dalam hal ini
memiliki arti pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari satu tempat
sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuan dengan menggunakan moda
jalan kaki. jalur pedestrian dalam konteks perkotaan biasanya dimaksudkan
sebagai ruang khusus untuk pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana
pencapaian yang dapat melindungi pejalan kaki dari bahaya yang datang dari
kendaraan bermotor. Di Indonesia lebih dikenal sebagai Pedestrian, yang berarti
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 10
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
jalur jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter atau lebih memanjang sepanjang
jalan umum.
Mauliani (2015) dalam penelitiannya berpendapat Ketika sebuah jalur
pedestrian tidak lagi dapat memenuhi fungsi sosialnya maka manusia pengguna
jalur pedestrian tersebut akan berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkungannya. Tidak beda halnya dengan pendapat Adityawati (2012)
dan Benlin (2013) keberadaan area pedestrian telah mempengaruhi kemudahan
akses dalam hal mewadahi sebuah aktivitas, kualitas zoning area pedestrian ini
belum dapat menghadirkan kemudahan akses bagi pengunjung. Selain
keberadaan tempat duduk yang belum mengarahkan pengunjung untuk
membentuk interaksi sosial, kontrol akan zoning juga masih belum dapat
memberikan pemahaman bagi pengunjung untuk meningkatkan aktivitas di zona
tertentu (respon mengenai peningkatan aktivitas). Adanya kesinambungan dan
transisi yang jelas berhasil dihadirkan oleh pemilihan material lantai. Dari sekian
banyaknya elemen-elemen pembentuk jalan ini, pedestrian-lah yang memegang
peranan penting dan membutuhkan perhatian khusus, berkenaan dengan hal-hal
yang berdampak pada pedestrian seperti kendaraan bermotor, peneduh di
pedestrian itu sendiri, aktivitas yang terjadi, jembatan penyebrangan, fasilitasfasilitas pendukung, dan kriminalitas. Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa akar
masalahnya adalahpenambahan kendaraan bermotor, serta ruang pedestrian
yang tidak memadai. Kiswari (2014) menyimpulkan hal yang sama yaitu kurang
baiknya keadaan pedestrian di Indonesia, dan juga sangat tidak bersahabat
dengan penyandang disabelita yang tentunya akan memmberi ketidaknyamanan
pada mereka. Prijadi (2014) mewancarai dan mengklasifikasikan tingkat
kepuasan pengguna pedestrian di suatu kota, dilihat dari segi lebar, warna
finishing dan tekstur. Hasilnya banyak sekali pengguna yang tidak puas akan
pedestrian yang sudah terbangun tersebut.
Dalam penelitina Muchtar (2010), menemukan kasus yang kebanyakan
kota besar di Indonesia memilik masalah yang sama dalam proses penelitian dia
temui di sepanjang Pedestrian lokasi studi adalahadanya penggunaan sepeda
motor dan pelaku komersial. Pattisinai (2013) melakukan analisa yaitu Jumlah
arus pejalan kaki yang melintas sangat berbeda intensitasnya pada saat pagi dan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 11
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
malam hari, sehingga kualitas yang ada masih dipertanyakan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas dan penggunanya. Makin ramai pengguna pedestrian maka
semakin besar pula terjadi interaksi secara sosial dan ekonomi yang berputar.
Semaik berkembangnya Urban Desain makin banyak kebijakan standar dalam
pembuatan Pedestrian seperti menggunakan pendekatan PEQI (Pedestrian
Environmental Quality Index) muncul sebagai pioner penilaian kualitas jalur
pejalan kaki di berbagai kota-kota dunia seperti San Fransisco, Spanyol, Meksiko
dan China. Dalam penelitian Heriyanto dan Surya (2013) membenarkan bahwa
kurangnya jalur-jalur pedestrian di kota-kota besar di indonesia, perlu
dikembangkan kembali.
Bukan hanya tentang desain saja yang di pentingkan untuk kenyamanan
pengguna Parliana (2014) meneliti tentang perkembangan arsitektur urban dan
penerapannya pada pedestrian, Perkembangan arsitektur sejalan dengan
perkembangan masyarakat, budaya dan teknologi. Dalam pembangunan pada
saat ini belum memperhatikan aspek lingkungan, dimana buruknya kondisi iklim
yang mengakibatkan global warming. Sehingga muncul isu konsep sustainable
yang sangat memperhatikan kehidupan masa mendatang dan mengedepankan 3
aspek, yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Penerapannya di bidang arsitektur,
yaitu pada site, desain, material dan struktur. Dimana setiap komponennya
memiliki syarat-syarat sustainable yang dinilai dalam Greenship. Salah satunya
adalahsite, dimana terdapat syarat menyediakan fasilitas pedestrian yang aman,
nyaman dan bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor untuk
menghubungkan minimal 3 fasilitas umum di atas, dan atau dengan stasiun
transportasi massal. Sustainable Architecture yang berdampak dari isu
pemanasan global global warming, dan Urban Design, yaitu munculnya
kesadaran manusia akan kebutuhan sumber daya alam yang ada di bumi secara
berkelanjutan, hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan daya dukung bumi
termasuk dampak pemanasan global berusaha dikurangi dengan melakukan
upaya dan tindakan yang lebih ramah lingkungan. Sedangkan hasil dari urban
design, yaitu proses merancang dan membentuk kota, dan desa untuk membuat
daerah perkotaan fungsional, menarik, dan berkelanjutan sustainable.
| 12
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Tanan (2015) meneliti bahwa berjalan kaki merupakan metode yang baik
untuk mengurangi efek emisi dari bahan bakar yang kita gunakan pada
kendaraan bermotor, maka dengan menambah infrastruktur terutama pedestrian
akan sangat memberi nilai positif untuk menekan Pemanasan global. Pratama
(2014) menganalisa beberapa kampus di Indonesia sudah banyak yang
mengutamakan jalur pedestrian pada kawasan kampus, dampaknya yaitu
mengurangi polusi di kawasan kampus. Mosey (2015) berpendapat bahwa
berjalan kaki merupakan tindakan yang sederhana akan tetapi memiliki peran
penting dalam system transportasi setiap kota karena hampir setiap aktivitas
pergerakan diawalidan diakhiri dengan berjalan kaki. Pada dasarnya kinerja lalu
lintas pejalan kaki diekspresikan dengan cara yang mirip dengan ekspresi kinerja
lalu lintas kendaraan yaitu dengan arus, kecepatan, dan kepadatan yang saling
berhubungan.
Dari beragam pengelompokan problem statement dan tujuan yang didapat
dari pengumpulan litelatur jurnal, memunculkan beberapa kata kunci yang
dominan yaitu Pedestrian dan di Kualitas Visual Pedestrian, Pengelolaan
Pedestrian. Dari beberapa kata kunci tersebut disimpulkan bahwa Pedestrian
merupakan elemen penting dalam perkembangan suatu kota.
| 13
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
e. Ruang yang dapat dimanfaatkan oleh individu maupun kelompok lebih baik
dari pada hanya dapat dimanfaatkan oleh individu. Sebab hal tersebut
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 14
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Menurut Gehl (1971) Corak aktivitas manusia pada ruang luar (out doors
activities) dapat dibagimenjadi tiga jenis kegiatan utama, yang terdiri dari:
a. Streets for pigs: Penjajahan jalan oleh kendaraan bermotor pada masa
kini dipraraelkan dengan penjajahan jalan oleh binatang pada masa
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 15
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
lampau. Dengan usaha putus asa untuk membawa mereka keluar dari
jalan, para hakim menetapkan suatu jasa tow-away (menggandengkan
dan mem-bawa pergi). Rudofsky mungkin mengungkap-kannya dengan
rasa antagonis terhadap perkembang-an kendaraan bermotor. Namun,
perbandingan Rudofsky di satu sisi menyebabkan bahwa masa ini berarti
lebih bodoh ketimbang masa lalu. Setidaknya, zaman dahulu orang masih
berpikir untuk me-nyingkirkan binatang-binatang ini. Di masa ini, justru
pengendara kendaraan bermotor yang adalahmayoritas-lah yang ingin
mengusir pejalan kaki. Di dalam buku yang sama, ia menawarkan kriteria
desain yang memicu pelayakan dan pemakaian pedestrian bagi pejalan
kaki: Safety, Covenience, dan Pleasure. Pertama, Safety atau keamanan
dari kendaraan bermotor yang berada di jalan raya. Angka kecelakaan di
Surabaya yang tinggi menunjukkan bahwa ini bukan barang baru.
minimalis.
Pejalan
kaki
membutuhkan
sesuatu
untuk
| 16
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
e. The street where the action is: Bernard Tschumi, dalam Manhattan
Transcrip, menyatakan bahwa keberanekaragaman definisi arsitektur
ruang (space), aksi (action), dan pergerakan (movement) menghasilkan
arsitektur tersebut sebuah event, sebuah tempat penuh kejutan, sebuah
tempat penemuan diri sendiri. Tak dapat dipungkiri bahwa pedestrian yang
merupakan sebuah karya arsitektur tak lepas dari konsep ini. Sebuah
pedestrian di zaman sekarang ini hanya dian*ggap sebagai pergerakan
(movement) saja, dimana orang berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain. Di poin sebelumnya telah dibahas sebuah pedestrian, lengkap
dengan peneduhannya, akan menciptakan sebuah ruang (space) yang
harus dapat menampung bukan hanya manusia tetapi juga personal
space masing-masing. The street where the action is menambahkan
sebuah elemen lagi di dalam pedestrian, yakni sebuah aksi (action) yang
terjadi di dalamnya.
f.
| 17
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Kiswari (2014) dalam kutipan yang di kemukakan oleh Mozer, kriteria yang
diberikan untuk fasilitas pedestrian adalahsebagai berikut:
c. Dengan
mempertimbangkan
fungsi
dan
lalu
lintas
pejalan
kaki,
| 18
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
a. Pada
hakekatnya
pejalan
kaki
untuk
mencapai
tujuannya
ingin
e. Jalur pejalan kaki harus diperkeras dan dibuat sedemikian rupa sehingga
apabila hujan permukaannya tidak licin, tidak terjadi genangan air, serta
disarankan untuk dilengkapi dengan peneduh;
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 19
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
f.
g. Pertemuan antara jenis jalur pejalan kaki yang menjadi satu kesatuan
harus dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi pejalan kaki
| 20
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
keberadaan dan kuantitas RTH semata. Konsep ini dapat dimaknai sebagai
upaya untuk melestarikan lingkungan dengan cara mengembangkan sebagian
lingkungan suatu kota menjadi lahan-lahan hijau yang alami agar menciptakan
kekompakan antara kehidupan alami lingkungan itu sendiri dengan manusia dan
lingkungan buatan. Tujuannya adalahmenyeimbangkan dan membuat nyaman
manusia yang menghuni suatu lingkungan. Definisi tersebut dibuat operasional
melalui penyusunan Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH) dengan 8
(delapan)
atribut
dan
24
indikator.
Delapan
atribut
pembangunan
mengindikasikan lingkup intervensi yang cukup luas terkait konsep ini, yang
dikembangkan dari atribut menurut United Nations Urban Environmental Accords
(UNUEA), yang meliputi perencanaan dan perancangan kota yang ramah
lingkungan (green planning and design), peningkatan peran masyarakat sebagai
komunitas hijau (green community), konsumsi energi yang efisien (green
energy), pengelolaan limbah dengan prinsip 3R (green waste), bangunan hemat
energi dan bangunan hijau (green building), dan penerapan sistem transportasi
yang berkelanjutan (green transportation).
Prijadi (2014) mengutip dari Pedoman Teknis Petunjuk Perencanaan
Pedestrian No. 007/N/BNKT/1990 oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, lebar
Pedestrian harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada. Pedestrian yang
sudah ada perlu ditinjau kapasitas (lebar), keadaan dan penggunaannya apabila
terdapat pejalan kaki yang menggunakan jalur lalu lintas kendaraan. Selain itu,
dalam perencanaan Pedestrian yang perlu diperhatikan adalahkebebasan
kecepatan berjalan untuk mendahului pejalan kaki lainnya dan juga kebebasan
waktu berpapasan dengan pejalan kaki lainnya tanpa bersinggungan. Lebar
efektif minimum jaringan pejalan kaki berdasarkan kebutuhan orang adalah60
centimeter ditambah 15 centimeter untuk bergoyang tanpa membawa barang,
sehingga kebutuhan total minimal untuk 2 (dua) orang pejalan kaki berpapasan
menjadi 150 centimeter. Untuk arcade dan promenade yang berada di daerah
pariwisata dan komersial harus tersedia area untuk window shopping atau fungsi
sekunder minimal 2 meter. Adapun standar lebar trotoir menurut Keputusan
Menteri Perhubungan no.KM.65 tahun 1993, Pedestrian secara fisik adalahsuatu
wujud arsitektur yang memiliki bentuk tertentu dan memberi manfaat sebagai
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 21
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
ruang. Dari teori bentuk, ruang dan susunan arsitektur yang dikemukakan oleh
Ching (1979), bentuk (arsitektur bangunan) tersusun dari ciri-ciri visual bentuknya
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
b. Dimensi, mengenai lebar, panjang dan tinggi, dimana dimensi ini juga
menentukan proporsi.
f.
| 22
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
i.
Irama atau ritme yaitu merupakan polapola yang berulang dari suatu
pergerakan atau perubahan.
2.4.
(2010)
mengutip
dari
Menteri
Pekerjaan
Umum
dilakukan
dengan
Surat
Instuksi
Wakil
Gubernur
KDKI
Bidang
Pemerintahan No. 149 tahun 1990 tentang penertiban Kendaraan yang parkir di
atas Pedestrian, Taman/jalur hijau dan tempattempat yang terhalang lainya di
Wilayah DKI Jakarta, dan undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Semua Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengembalikan
fungsi Pedestrian yang sebenarnya, sehingga diharapkan akan terciptanya
suasana aman, nyaman dan menyenangkan bagi pemakai prasarana tersebut,
perlu adanya jalur pedestrian yang memadai baik kualitas maupun kuntitas yang
sesuai dengan standar dan kriteria tertentu. Kondisi umum Pedestrian di kotakota besar, umumnya belum memenuhi syarat standar yang layak untuk
kenyamanan berlalu-lintas pejalan kaki. Kondisi tersebut menimbulkan kesan
fasilitas pejalan kaki dibuat hanya sebagai prasyarat kelengkapan stuktur jalan
dan masih jauh dari ideal. Dari hasil pengamatan ditemui kendala atau
permasalahan yang mempersulit pejalan kaki pada beberapa kriteria, antara lain:
a. Penempatan Pedestrian
Penempatan Pedestrian disepanjang Jalan Kedoya Raya sampai dengan
Jalan Arjuna Selatan yaitu zona A dan B pada lokasi studi penempatan
Pedestrian umunya sudah dilengkapi dengan Pedestrian, sehingga tidak
ditemui kesalahan dalam aspek ini. Penempatan Pedestrian dilokasi studi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 23
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
b. Dimensi Pedestrian
Masalah utama yang ditemui dalam aspek ini adalahterjadinya
penyempitan ruang gerak bagi pejalan kaki pada Pedestrian. Hal tersebut
terutamadi sebabkan oleh 2 hal yaitu:
c. Lapisan Permukaan
Masalah yang ditemui dalam aspek ini adalahkerusakan pada
lapisan permukaan Pedestrian, yaitu permukaan yang bergelombang dan
pecah, ditemui di sepanjang jalan kedoya raya, di bawah jembatan fly
over jalan panjang, dijalan Arjuna Utara di depan kelinik Nusantara, Graha
Matapel, Kantor Pajak Kecamatan Kembangan pada zona A. sedangkan
di zona B hampir semua lapisan permukaan bergelombang dan pecah.
Hal ini disebabkan beratnya beban yang diterima Pedestrian akibat
tingginya intensitas pengunaan Pedestrian oleh pejalan kaki selain itu
terbukanya penutup saluran air pembuangan dari jalan kendaraan
bermotor. Maka kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya genangan air
di beberapa tempat.
| 24
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
digunakan
adalahpaving
blok
sehingga
tidak
memerlukan
adalahfasilitas
penyeberangan.
Fungsi
utama
dari
fasilitas
f. Stuktur drainase
Permasalahan yang ditemui pada struktur drainase adalahpenutup
saluran drainase yang sudah rusak (berlubang) dan menonjol keluar.
Kondisi tersebut dapat ditemui di depan Universitas indonusa esa unggul,
depan perumahan Tanjung Duren. Kondisi ini mereduksi kualitas
Pedestrian dalam faktor kenyamanan, keselamatan dan kenikmatan
berjalan. Kedua masalah tersebut disebabkan karena kondisi yang sudah
rapuh akibat tidak ada perbaikan. Hal ini terjadi karena tidak adanya
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 25
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Kondisi
tersebut
mengurangi
kualitas
Pedestrian
dalam
faktor
h. Rambu-rambu (Signage)
Masalah yag ditemui adalahtidak memadainya rambu-rambu untuk
pejalan
kaki
termasuk
pejalan
kaki
dengan
keterbatasan
fisik
| 26
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
i.
Jalur taman
tersedia. Untuk
j.
Kebersihan
| 27
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Kutipan dari Ditjen Bina Marga (1992) yang menyatakan bahwa jalur pejalan kaki
dan perlengkapannya harus direncanakan sesuai ketentuan. Pada hakekatnya
pejalan kaki untuk mencapai tujuannya ingin menggunakan lintasan sedekat
mungkin, dengan nyaman, lancar dan aman dari gangguan. Adanya kontinuitas Jalur
Pejalan Kaki, yang menghubungkan antara tempat asal ke tempat tujuan, dan begitu
juga sebaliknya.
Jalur Pejalan Kaki harus dilengkapi dengan fisilitas-fasilitasnya seperti: ramburambu, penerangan, marka, dan perlengkapan jalan lainnya, sehinga pejalan kaki
lebih mendapat kepastian dalam berjalan, terutama bagi pejalan kaki penyandang
cacat. Fasilitas Pejalan Kaki tidak dikaitkan dengan fungsi jalan. Jalur Pejalan Kaki
harus diperkeras dan dibuat sedemikian rupa sehingga apabila hujan permukaannya
tidak licin, tidak terjadi genangan air, serta disarankan untuk dilengkapi dengan
peneduh.
Untuk menjaga kesalamatan dan keleluasaan pejalan kaki, sebaiknya dipisahkan
secara fisik dari jalur lalu lintas kendaraan. Pertemuan antara jenis Jalur Pejalan Kaki
yang menjadi satu kesatuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan
keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.
| 28
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
2.5.
proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan
indera selain dari itu ada juga yang berpendapat bahwa presepsi merupakan
kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta
mengenai sesuatu (Chaplin, 2006). Shaleh (2009) turut memaparkan definisi
mengenai persepsi yang sejatinya cenderung lebih bersifat psikologis daripada
hanya merupakan proses penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, seperti:
a. perhatian yang selektif, individu memusatkan perhatiannya pada rangsangrangsang tertentu saja;
b. ciri-ciri rangsang, rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam
akan lebih menarik perhatian;
c. nilai dan kebutuhan individu;
d. pengalaman dahulu, pengalaman
terdahulu
sangat
mempengaruhi
| 29
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Prasilika,
Tiara
H.
(2007:12-13)
menggambarkan
proses
Opini atau pendapat adalah ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan
atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak
objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula
merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan
kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya
menurut pembuktian melalui induksi.
2.6. Kesimpulan
Berdasarkan kajian ini bisa diketahui bahwa fasilitas pejalan kaki di
Indonesia, khususnya di Jakarta masih banyak sekali kekurangan. Pentingnya area
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 30
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
pedestrian pada sebuah area fasilitas publik dapat menjadi suatu hal yang
signifikan yang harus dipikirkan oleh para perencana kota maupun arsitek.
Sebuah
fasilitas
publik
merupakan
area
yang
padat
dengan
sirkulasi
memperhatikan
kepentingan
pejalan
kaki.
Pedestrian
sering
dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti tempat jualan, bengkel sepeda motor,
tempat bahan bangunan sehingga mengganggu pengguna Pembangunan
Pedestrian sering menimbulkan masalah baru seperti banjir, kesulitan parkir
kendaraan. Pedestrian dibangun tidak rata sehingga kurang nyaman bagi
pemakai terutama bagi mereka yang berusia lanjut, cacat mata aatau kaki,
pemakai kursi roda dan kereta bayi dan rawan kecelakaan. Pedestrian sering
terputus tanpa tanda atau peringatan sehingga kurang nyaman bagi pemakai dan
dapat menyebabkan kecelakaan. Pembangunan Pedestrian kurang sinkrun
dengan pembangunan got, jalan, listrik, telepon, air minum dan penanaman
pohon penghijauan.
Terbukti bahwa sebuah area pedestrian yang berkualitas berperan untuk
memudahkan pengunjung bangunan komersial dalam hal kemudahan akses
berjalan kaki. Dengan didukung kemudahan akses pengunjung yang diciptakan
dari kesinambungan area pedestrian di luar dan dalam bangunan dapat
menghidupkan sebuah segmen dalam linkage kawasan. Apabila setiap
bangunan yang berdekatan berinteraksi satu sama lain, maka kualitas sebuah
kawasan jalan maupun boulevard dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
kualitas area pedestriannya. Hal tersebut terutama dapat diterapkan pada areaProgram Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 31
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
area komersial untuk meningkatkan aktivitas yang sehat, bukan hanya terus
meningkatkan sisi komersial yang hanya menguntungkan sejumlah kalangan.
| 32
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
| 33
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Berbekal lebih dari 24 tahun pengalaman di sektor properti dan dengan tingkat dedikasi
dan integrasi yang tinggi, Ciputra Residence memiliki Iandasan yang kuat untuk menjadi
pengembang berkualitas dalam menggarap pasar properti di Indonesia.
untuk
memberi
nilai
tambah,
menerapkan
tata
kelola,
dan
| 34
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
| 35
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
| 36
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Ciputra Hospital
Perencanaan Ciputra Hospital ini dibangun pada pertengahan 2013, dan itu
baru perencanaan awal, pematangan lahan, pengurusan izin, dan proyek ini
rampung pada akhir 2015 dan launching pada awal 2016 dan diresmikan oleh
gubernur DKI Jakarta. Ciputra Hospital ini dibanguna di atas tanah seluas 1,2 hektar
dengan luas bangunan tahap pertama yaitu 2500m2 dan masih akan di kembangkan
kembali. Setelah di resmikan, tidak berarti bangunan ini selesai secara utuh, ternyata
masihbanyak yang belum selesai sepenuhnya seperti yang akan penulis teliti kali ini
yaitu ruang pejalan kakinya. Ruang pejalan kaki di sini sangat berperan penting
untuk lingkungan dan terutama para pejalan kaki.
3.3. Kesimpulan
Dari gambaran lokasi diatas, bisa di simpulkan bahwa Ciputra Hospital
sangat direkomendasikan sekali untuk dijadikan bahan lokasi studi penelitian
| 37
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
dikarenakan dari kondisi aktual dan memiliki peranan penting pada lingkungan di
sekitarnya, Kondisi aktual yang masih dikelilingi oleh masyarakat asli penduduk
jakarta daerah Kalideres dan para penghuni kawasan Perumahan Citra Garden City.
Maka Ciputra Hospital sangat direkomendasikan untuk diteliti lebih lanjut. Terlebih
kawasan ini merupakan kawasan yang di kembangkan oleh Ciputra Group, dan
dalam bisnis Rumah Sakit Ciputra masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut.
Selain dari itu kemungkinan besar kawasan ini belum ada yang meneliti sebelumnya,
karena dilihat dari awal opening-nya saja masih baru dan cukup memasuki kriteria
untuk di teliti lebih lanjut.
| 38
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
4.1. Pendekatan
4.3.1. Pendekatan Sejenis
Dari penelitian sejenis sebelumnya banyak yang menggunakan metode
penelitian yang bervariasi, seperti Kiswari (2014) menggunakan metode observasi,
studi komparasi, dan pendekatan penelitian pada pengguna jalan. Kiswari (2014)
mengidentifikasi fasilitas pedestrian di area Pasar Semawis, dengan mengkaji
kuantitas dan kualitas yang meliputi bentuk dan dimensi fasilitas pedestrian yang
ada. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberi masukan
untuk eksistensi Pasar Semawis sebagai tempat tujuan wisata budaya dan kuliner di
kawasan Pecinan Semarang. Kenyamanan dan keamanan para pengunjung (pejalan
kaki) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan pariwisata di
kawasan tersebut.
Dalam Penelitiannya, Parliana (2014) menggunakan metode observasi
kelapangan dan melakukan wawancara pada pengguna Ruang pejalan kaki di
Cihampelas Walk. Dia Kajian beberapa fasilitas yang ada di Cihampelas Walk seperti
pedestrian, open space dan ruang di antara bangunan pada kawasan Cihampelas
Walk bertujuan untuk mengetahui syarat sustainable pada suatu kawasan. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Kajian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat pembelajaran kepada masyarakat tentang teori sustainable.
Tidak jauh berbeda dengan Parliana (2014), Tanan (2015) juga menggunakan
metode penelitian yang sama yaitu menggunakan metode observasi kelapangan dan
melakukan wawancara pada pengguna. Dia membahas tentang kajian pedestrian
secara umum yaitu mengidentifikasi terhadap karakteristik permintaan dan
penawaran fasilitas pejalan kaki memperlihatkan bahwa potensi pengembangan
fasilitas pejalan kaki tergolong besar. Dengan kondisi fasilitas yang ada masih
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 39
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
menunjukkan adanya kesenjangan antara kondisi saat ini dan yang dipersepsikan
oleh pengguna, terkait dengan pemenuhan mobilitas pejalan kaki.
Lain halnya dengan Pratama (2014), dia menggunakan metode penelitian
dengan menggunakan observasi ke lapangan dan mengkaji data-data yang ada
sebelumnya. Dia membahas untuk mengetahui moda angkutan di dalam Kampus
Inderalaya. Untuk mengetahui waktu tempuh dan kebutuhan fasilitas pendukung
pejalan kaki di Kampus Inderalaya. Untuk mengetahui keinginan dari pengguna
mengenai pengembangan pejalan kaki di kawasanKampus Inderalaya.
Untuk
mengetahui rute pejalan kaki eksisting dan transit bus transmusi di Kampus
Inderalaya. Untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur pejalan kaki di Kampus
Inderalaya.
Selain dari itu Benin (2013) juga menggunakan metode penelitian dengan
menggunakan observasi ke lapangan dan mengkaji data-data yang sudah ada. Dia
melakukan suatu peninjauan ulang terhadap Jalan Tunjungan di Kota Surabaya pada
abad 20 dan 21 berkenaan dengan hal-hal yang berdampak pada pedestrian seperti
kendaraan bermotor, peneduh di pedestrian itu sendiri, aktivitas yang terjadi,
jembatan penyebrangan, fasilitas-fasilitas pendukung, dan kriminalitas. Kesimpulan
akhir menunjukkan bahwa akar masalahnya adalah penambahan kendaraan
bermotor, serta ruang pedestrian yang tidak memadai.
Pattisinai (2013) dalam penelitiannya menggunakan metode observasi ke
lapangan dan mengkaji beberapa peneliatian yang sudah di teliti sebelumnya. Dalam
penelitiannya
dia
ingin
mengetahui
kualitas
jalur
pejalan
kaki
dengan
4.3.2. Kesimpulan
Dalam penelitian yang akan saya analisa itu tentang Presepsi dan pendapat
pengguna terhadap ruang pejalan kaki Ciputra Hospitaal. Metode yang saya
gunakan akan samahalnya dengan metode yang digunakan oleh Kiswari (2014) dan
Parliana (2014). Maka dari itu saya akan menggunakan metode penelitian dengan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 40
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
| 41
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
teliti
c. Kamera Untuk Dokumentasi
Kamrea di sini digunakan sebagai dokumentasi dalam surfey ke lapangan
langsung
| 42
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Gambar 7 Kamera
d. Lembar Kuisioner
Lembar kuesioner yang akan dibagikan kepada responden di lokasi
penelitian.
Gambar 8 Quisioner
| 43
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
| 44
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
4.3.4. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probability sampling (penarikan sampel secara acak) dengan metode yang
digunakan adalah random sampling yaitu setiap populasi mempunyai peluang yang
sama untuk ditarik sebagai sampel (Sumarsono, 2004).
Untuk mengetahui jumlah responden yang akan dijadikan sampel digunakan rumus
Slovin, yaitu sebagai berikut:
N
1 e2
Keterangan:
n = Ukuran sampel.
N = Ukuran populasi.
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolelir atau diinginkan (e = 5%)
Maka untuk menghitung banyaknya jumlah sampel yang akan diambil sebagai
n
responden adalah:
55
48orang
1 55(0,12 )
| 45
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Hasil Kuesioner
kuesioner.
Dilakukan uji reliabilitas. Untuk mengetahui konsistensi pernyataan pada
kuesioner, sehingga dapat diketahui kestabilan pernyataan tersebut dapat
dipercaya.
| 46
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Hasil penelitian
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis terhadap
hasil-hasil yang di peroleh.
| 47
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Item dinyatakan valid, jika r-hitung > r-tabel (dengan sig. 0,05), maka item
| 48
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Contoh hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel diatas yang menyatakan bahwa 13
pernyataan dalam kuesioner tergolong valid. Dari jumlah contoh responden 80
orangdengan signifikansi 5%, maka r tabelnya adalah =0.220. Hal ini menunjukkan
bahwa instrument alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya dengan baik.
| 49
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Contoh hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel diatas yang menyatakan bahwa
nilai cronbach alpha >0.6 seperti yang disyaratkan. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat kestabilan suatu alat ukur dan hasil pengukuranya dapat dipercaya.
| 50
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Muliani, Lily (2015) Kajian Jalur Pedestrian Sebagai Ruang Terbuka Pada Area
Kampus
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 51
Proposal Penelitian
Presepsi Pengguna Terhadap Ruang Pejalan Kaki Di Ciputra Hospital
Citra Garden City Jakarta
Pattisinai, Amanda Ristriana (2013). Kajian Kualitas Jalan Pahlawan sebagai Jalur
Pejalan Kaki di Kota Semarang
Parliana, Dewi (2014) Kajian Fasilitas Pedestrian, Open Space, dan Ruang Di Antara
Bangunan pada Kawasan Cihampelas Walk
Pratama, Novalino (2014). Studi Perencanaan Trotoar Di Dalam Lingkungan Kampus
Universitas Sriwijaya Inderalaya. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 2,
No. 2, Juni 2014. SSN: 2355-374X
Prijadi. Rachmat (2014). Pengaruh Permukaan Jalur Pedestrian Terhadap Kepuasan
& Kenyamanan Pejalan Kaki Di Pusat Kota Manado. MEDIA MATRASAIN
ISSN 1858 1137.
Qarinah, Arsy (2013), Lingkungan Visual Koridor Jalan Agus Salim Jalan Kauman
Malang Berdasarkan Persepsi Pengguna Jalan
Surya, Geggy Gamal (2013). Perbandingan Antara Jalan Protokol Gatot Subroto Dan
Mega Kuningan Di Dki Jakarta
Tanan, Natalia (2015). Fasilitas Pejalan Kaki Dalam Mendukung Program
Pengembangan Kota Hijau. Jurnal HPJI Vol. 1 No. 1 Januari 2015: 17-28
Utami, Tin Budi. (2007). Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana:
Perencanaan dan Perancangan Tapak 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Mercu Buana, Jakarta.
| 52