Anda di halaman 1dari 7

“ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PEJALAN KAKI

TERHADAP KEGIATAN INFORMAL DI JALUR


PEDESTRIAN JALAN BULUNGAN BLOK M”

MUHAMMAD FAHRI PRATAMA

20170202009

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian yang berkaitan dengan
penelitian. Penelitian ini berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Pejalan Kaki
Terhadap Kegiatan Informal Di Jalur Pedestrian Jalan Bulungan Blok M”

1.1 Latar Belakang

Jalur pedestrian merupakan suatu fasilitas umum yang berfungsi sebagai


jalur khusus yang diperuntukkan untuk ruang sirkulasi bagi pejalan kaki. Sarana
jalur pedestarian bagi pejalan kaki semakin dibutuhkan untuk mengatisipasi
pergerakan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Jalur pedestrian dapat
menampung aktifitas masyarakat disekitarnya, menurut Budiharjo (1997)
disamping mempunyai fungsi utama sebagai tempat sirkulasi pejalan kaki juga
mempunyai fungsi lain yaitu sebagai wadah yang mampu mewadahi aktifitas yang
ada perkotaan itu sendiri, yaitu ruang terbuka untuk melakukan kontak sosial,
rekreasi bahkan perdagangan di ruang terbuka. Salah satu contohnya yaitu jalur
pedestrian Jalan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan yang merupakan kawasan
pusat bisnis dan pusat perbelanjaan, tingginya intesitas masyarakat yang
berkegiatan di jalur pedestrian membuat munculnya beragam kegiatan sektor
informal yang terdapat pada jalur pedestrian di kawasan jalan Bulungan Blok M,
mulai dari pedagang yang menggunakan sepeda, gerobak, hingga mendirikan
tenda untuk menjajakan jualannya.

Ruang publik memberikan akses untuk pengguna dalam kegiatan di suatu


kawasan. Oleh karena itu perlu perhatian khusus dalam penyediaan ruang publik,
terutama pada Jalan Bulungan yang merupakan jalan kolektor dan terdapat jalur
pedestrian yang bukan hanya sebagai sirkulasi untuk pejalan kaki, juga di jalur
pedestrian tersebut terdapat berbagai kegiatan sektor informal. Kelengkapan
fasilitas pendukung jalur pedestrian dan area pedestrian yang luas sering kali
menjadi faktor utama dalam kenyamanan pengguna jalan. Rappoport dan Mouden
(1987) menjelaskan bahwa semua aktivitas termasuk aktivitas pedestrian
mengandung empat hal yaitu : (a) Aktivitas yang sebenarnya yaitu: berjalan,
makan, dan lain-lain, (b) Cara melakukan yaitu: berjalan di jalur pedestrian,
makan di rumah, dan lain-lain, c) Aktivitas tambahan terkait dalam satu kesatuan
sistem aktivitas seperti: berjalan sambil melihat etalase toko (window shopping),
(d) Makna dari aktivitas yaitu menghayati lingkungan. Kegiatan di dalam jalur
pedestrian sangat didukung oleh fasilitas fisiknya. Harris dan Dines (1988)
menyatakan bahwa fasilitas pendukung jalur pedestrian adalah semua elemen
yang ditempatkan secara kolektif pada suatu lansekap jalan untuk kenyamanan,
kesenangan, informasi, kontrol sirkulasi, dan perlindungan pengguna jalan.
Elemen ini harus merefleksikan karakter dari lingkungan setempat dan menyatu
dengan sekitar. Kriteria elemen yang digunakan meliputi: bahan yang mudah
didapat, kuat terhadap cuaca, mudah dalam perawatan, mudah dalam perbaikan,
kuat dan aman bagi pengguna jalan maupun lingkungan sekitarnnya.

Kawasan Blok M sebagai pusat kegiatan sekunder dengan fungsi


pengembangan stasiun terpadu dan titik perpindahan beberapa moda
transportasi, merupakan kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi dengan tata
guna lahan campuran (mixe-used). Kawasan mixed-use adalah keberadaan
variasi kegiatan yang berbeda seperti tinggal, bekerja, belanja, dan bermain
yang jaraknya berdekatan dan dapat dicapai melalui berjalan kaki. Tetapi menurut
penelitian Gota et al (2010) berjudul “Walkability Surveys in Asian Cities”,
Jakarta sebagai ibu kota dan kota terbesar di Indonesia termasuk dalam kategori
tidak walkable atau tidak ramah berjalan kaki. Di Indonesia pada umumnya, dan
di Jakarta pada khususnya, masalah pejalan kaki belum sepenuhnya terselesaikan.
Hal ini dikarenakan perencanaan pejalan kaki sebagai bagian dari elemen kota
tidak dilakukan secara menyeluruh, dalam arti tidak terkait dengan elemen kota
lainnya. Ruang kota Jakarta tidak cocok untuk pergerakan pejalan kaki, karena
pejalan kaki terpaksa berebut jalur dengan kendaraan dan PKL, serta pengendara
sepeda motor yang suka mengambil alih jalur pedestrian dan menggunakannya
sebagai tempat parkir. Jalur pedestrian merupakan komponen terpenting dalam
meningkatkan mobilitas pejalan kaki untuk mencapai tujuannya. Sesuai Perda
Provinsi DKI No 1 Tahun 2030 mengenai RTRW 2030 Pasal 147, menyatakan
bahwa kawasan Blok M perlu dilakukan perbaikan lingkungan fasilitas komersial
melalui penataan sarana dan prasarana pejalan kaki dan tempat parkir.

Salah satu permasalahan pada jalur pedestrian di kawasan Jalan Bulungan


Blok M yaitu keberadaan kegiatan sektor informal seperti pedagang kaki lima
pada area jalur pedestrian. Pada area ini intensitas kegiatan sektor informal lebih
tinggi pada saat waktu pulang kerja sekitar jam 17.00-21.00 WIB. Pada siang hari
kegiatan sektor informal cenderung lebih sedikit dikarenakan kegiatan pada jam
tersebut lebih terfokus di dalam bangunan. Munculnya permasalahan pada jalur
pejalan kaki di kawasan tersebut salah satunya adalah keberadaan pedagang kaki
lima pada area jalur pejalan kaki, sehingga mengurangi kualitas jalur pejalan kaki
yang seharusnya aman dan nyaman bagi pengguna jalur pejalan kaki. Sehingga
penting untuk mengetahui pengaruh keberadaan pedagang kaki lima terhadap
kualitas jalur pedestrian Jalan Bulungan, mengidentifikasi kegiatan informal yang
terjadi dan perspektif pejalan kaki terhadap fenomena tersebut. Penelitian ini
diharapkan dapat mengembangkan dan memberikan usulan terhadap fenomena
yang terjadi pada area jalur pedestrian, dan mengetahui parameter kenyamanan
yang diinginkan pejalan kaki saat melintas di jalur pedestrian Jalan Bulungan
Blok M, sekaligus mengetahui apakah kegiatan pejalan kaki dan kegiatan sektor
informal dapat berlangsung secara bersamaan di dalam Jalur pedestrian Jalan
Bulungan Blok M.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dipilihnya kawasan Jalan Bulungan


Blok M dikarenakan memiliki masalah serta potensi dari sisi letak, kondisi fisik
dan aksesibilitas, serta penggunaan jalur pedestrian yang belum efektif
dikarenakan munculnya kegiatan sektor informal yang memengaruhi tingkat
kepuasan pejalan kaki dalam menggunakan fasilitas tersebut. Adapun rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi fisik jalur pedestrian di kawasan Jalan Bulungan Blok


M?
2. Apa saja kegiatan informal yang terdapat di jalur pedestrian Jalan
Bulungan Blok M?
3. Bagaimana kepuasan pejalan kaki terhadap kegiatan informal yang
terdapat di jalur pedestrian Jalan Bulungan Blok M?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hasil dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dijelaskan di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kondisi fisik jalur pedestrian pada ruas Jalan Bulungan


Blok M
2. Mengidentifikasi kegiatan informal yang tedapat di jalur pedestrian Jalan
Bulungan Blok M
3. Menganalisis tingkat kepuasan pejalan kaki terhadap kegiatan informal
yang terdapat di jalur pedestrian Jalan Bulungan Blok M

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat.


Manfaat penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu manfaat akademis, manfaat
praktis dan manfaat bagi peneliti. Manfaat penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran


dan kajian sistematis mengenai persepsi pejalan kaki terhadap kualitas
jalur pedestrian serta kegiatan di dalamnya, yang nantinya dapat
digunakan sebagai referensi dalam upaya perencanaan dan pengembangan
jalur pedestrian di Jalan Bulungan, Blok M dimasa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan


mengenai standar dan kualitas jalur pedestrian, potensi kegiatan yang
terjadi pada jalur pedestrian, hingga perspektif pejalan kaki dalam
pengembangan jalur pedestrian di Jalan Bulungan, Blok M, Jakarta
Selatan.

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena


peneliti dapat mengetahui bagaimana kualitas jalur pedestrian yang baik
menurut perspektif pengguna jalan dengan melakukan observasi lapangan,
melakukan analisis dan pengolahan data, penyajian data sebagai bagian
dari proses penelitian. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan peneliti
dapat berpikir secara sistematis dan memberikan pemahaman terhadap
konsep-konsep baru mengenai jalur pedestrian, sektor informal, dan
pejalan kaki.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian akan membahas ruang lingkup wilayah,


materi dan substansi yang akan dilakukan untuk penelitian ini, sebagai berikut
ruang lingkup penelitian

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini meliputi ruang
lingkup wilayah yang menjelaskan batasan-batasan wilayah yang dipilih sebagai
objek penelitian, serta ruang lingkup materi yang menjabarkan batasan materi
yang akan dianalisis. Jalan Bulungan merupakan salah satu ruas jalan yang berada
di Kelurahan Keramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Administrasi
Jakarta Selatan. Jalan Bulungan memiliki panjang 750 meter, yang berbatasan
dengan:

 Sebelah Timur : Jalan Iskandarsyah


 Sebelah Barat : Jalan Sampit
 Sebelah Utara : Jalan Falatehan
 Sebelah Selatan : Jalan Melawai

Lokasi penelitian didasarkan oleh pengamatan peneliti yang menemukan


bahwa di lokasi tersebut banyak terdapat kegiatan informal, terutama kegiatan
perdagangan dan penyalahgunaan jalur pedestrian sebagai tempat parkir yang
menghambat arus pejalan kaki saat melintasi ruas jalan tersebut.

Untuk mengetahui letak lebih jelasnya mengenai orientasi wilayah


penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Studi.

1.5.1 Ruang Lingkup Substansi

Dalam penelitian ini dibatasi dengan batasan materi sehingga


permasalahan yang dibahas akan lebih ke fokus masalahnya. Pembahasan
berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan yang dijabarkan dalam ruang
lingkup substansi. Berikut ini batasan substansi pada penelitian yaitu:
1. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu
 Mengidentifikasi kondisi fisik jalur pedestrian pada ruas Jalan
Bulungan Blok M
 Mengidentifikasi kegiatan informal yang tedapat di jalur
pedestrian Jalan Bulungan Blok M
 Menganalisis tingkat kepuasan pejalan kaki terhadap kegiatan
informal yang terdapat di jalur pedestrian Jalan Bulungan Blok
M
2. Wilayah studi penelitian yaitu Jalan Bulungan yang berada di
Kelurahan Keramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota
Administrasi Jakarta Selatan
3. Penelitian ini difokuskan terhadap kondisi fisik jalur pedestrian dan
kegiatan informal di dalamnya, serta korelasi antara tingkat kepuasan
pejalan kaki terhadap kegiatan informal yang terjadi di jalur
pedestrian Jalan Bulungan, Blok M.
Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Studi Jalan Bulungan, Blok M Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai