Anda di halaman 1dari 5

KENYAMANAN SIRKULASI PEDESTRIAN PADA KAWASAN

LAMNYONG

DISUSUN OLEH:

PUTRI SHANDA MAULIDZA

1904104010033

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, M.T.

Dr. Abdul Munir, S.T,. M.T.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat
Nyalah Peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan proposal penelitian ini yang akan di ajukan
guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah metodologi
penelitian jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala dengan judul KENYAMANAN
SIRKULASI PEDESTRIAN PADA KAWASAN LAMNYONG
Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis menyadari masih banyak
kemungkinan kesalahan dan kekurangan sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang dari seluruh pembaca.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Terutama kepada Ibu Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, M.T. Sebagai Pembimbing I, dan Bapak Dr.
Abdul Munir, S.T,. M.T. Sebagai Pembimbing II, pada mata kuliah Metodologi Penelitian
yang telah memberikan tugas Penelitian ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Harapan penulis adalah semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.Terima Kasih.

Banda Aceh, 22 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................


DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki,
sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki, sedangkan
jalan merupakan media di atas bumi yang memudahkan manusia dalam tujuan berjalan. Maka
pedestrian dalam hal ini memiliki arti pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari suatu
tempat sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuan dengan menggunakan moda jalan kaki

Pesatnya perkembangan Kota Banda Aceh yang sangat cepat yang didorong oleh kegiatan
ekonomi, sehingga menyebabkan penataan dan pengelolaan ruang terbuka semakin sulit. Dengan
meningkatnya kebutuhan ruang terbuka pada pusat kegiatan yang tidak diimbangi dengan
penataan ruang terbuka yang baik sehingga menghasilkan ruang kota yang tidak layak, karena
penataan yang mengesampingkan aspek lingkungan yang sehat, nyaman serta aman bagi
pengguna terutama bagi pejalan kaki.

Kawasan Lamnyong merupakan kawasan sentra bisnis, pusat perdagangan dan jasa. Potensi
ini dapat meningkatkan taraf perekonomian warga setempat dengan dukungan sarana dan
prasarana yang memadai, salah satunya adalah pedestrian.

Keramaian pada pedestrian dan di sekitar area pertokoaan sangat berpengaruh terhadap
kenyamanan, keamanan, dan keindahan bagi pejalan kaki maupun yang berkendara untuk
melakukan aktivitas di kawasan tersebut, salah satu jalan yang memiliki aktivitas keramaian
sangat padat yaitu jalan utama pada pasar Lamnyong. Jalur pedestrian kenyataannya kerap kali
disalahgunakan menjadi tempat berdagang dan parkir. Penyalahgunaan jalur pejalan berakibat
pada terhalang dan tertutupnya jalur pejalan, dan seakan mamaksa pejalan kaki berjalan di badan
jalan. Dampaknya terjadi konflik dengan kendaraan yang membahayakan keselamatan pejalan
kaki. Keadaan pedestrian yang tidak rata, rusak dan memiliki lebar yang kecil sering menjadi
masalah, ditambah dengan keadaan yang tidak terawat membuat pedestrian terlihat kumuh dan
kotor serta tidak ketersediaan fasilitas yang memudahkan orang berkebutuhan khusus
(penyandang cacat) atau tidak ramah difabel. Dari uraian permasalahan di atas, hal tersebut
menjadi latar belakang untuk dilakukan kajian terhadap upaya pembenahan pedestrian dan
fasilitas pendukung bagi pedestrian sehingga dapat mengembalikan fungsi pedestrian tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Secara umum, permasalahan pada penataan fasilitas pedestrian muncul dari beberapa
permasalahan sebagai berikut:

• Aspek teknis yakni kondisi fisik pedestrian yang tidak terawat, dan tidak memenuhi
standar perancangan pedestrian.
• Fasilitas Pedestrian tidak memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan, keselamatan dan
keindahan yang menunjang pelayanan bagi pejalan kaki.
• Tidak tersedianya fasilitas yang memudahkan orang berkebutuhan khusus (penyandang
cacat).
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan Penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan jalur pedestrian di kawasan


Lamnyong di Jalan Utama Rukoh, dan Jalan Teuku Nyak Arief Kota Banda Aceh sebagai upaya
penataan kembali tingkat kenyamanan, keamanan dan keindahan jalur pedestrian di beberapa ruas
jalan yang dibutuhkan warga lokal dan wisatawan Kota Banda Aceh di kawasan lamnyong.

1.4 Rumusan Masalah

Maka dapat dibuat pertanyaan penelitian berdasarkan masalah tersebut yakni:

• Bagaimana penataan fasilitas pedestrian dilihat dari aspek fisik dan memenuhi kriteria
kenyamanan, keamanan, keselamatan dan keindahan ?
• Bagaimana fasilitas yang dapat memudahkan orang berkebutuhan khusus ?

1.5 Tujuan
1.5.1 Mengetahui kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas pedestrian yang
diamati di kawasan Lamnyong.
1.5.2 Menghasilkan strategi penataan jalur pedestrian dan mengkaji aspek
kenyamanan pada jalur pedestrian di kawasan Peunayong

1.6 Manfaat

Adapun manfaat dari Penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kenyamanan dan keamanan pada jalur pedestrian dan sebagai masukan dan saran
untuk perencanaan jalur pedestrian kawasan agar mampu memaksimalkan potensi Kawasan
Lamnyong.

Anda mungkin juga menyukai