Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

IDENTIFIKASI OBJEK INFRASTRUKTUR JALAN TOL BALI


MANDARA

OLEH:

1. Ni Made Dwijayani Wintari (1805222010055)


2. Ni Nyoman Muliani (1805222010056)
3. Ni Putu Atika Hanny Vidary (1805222010057)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucakan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Karena
berkat rahmat-nya Laporan Kerja Praktek ini dapat penulis selesaikan dengan judul
“Identifikasi Objek Infrastruktur Jalan Tol Bali Mandara”. Penulis menyadari bahwa
laporan ini tidak dapat tersusun tanpa mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. I Nengah Subagia, MT. selaku Dosen Pembimbing


2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, yang telah membantu penyelesaian laporan ini.

Akhir kata, penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, karena itu keritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan penulis guna penyempurnaan laporan ini, dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Denpasar, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................6
2.1 Pengertian Manajemen.....................................................................................6
2.2 Manajemen Menurut Para Ahli........................................................................6
2.3 Pengertian Infrastruktur....................................................................................7
2.5 Pengertian Jalan Tol.........................................................................................9
2.6 Fungsi jalan Tol................................................................................................9
2.7 Syarat-Syarat Jalan Tol...................................................................................10
2.8 Tol Bali Mandara............................................................................................11
BAB 3 PEMBAHASAN.............................................................................................14
3.1 Identifikasi Objek Infrastruktur.....................................................................14
3.2 Investasi.........................................................................................................15
3.3 Organisasi Pengelola.....................................................................................15
3.4 Pengelolaan Infrastruktur..............................................................................15
3.4.1 Sebelum Pelaksanaan Fisik.........................................................................15
3.4.2 Saat Pelaksanaan Fisik................................................................................16
3.4.3 Setelah Pelaksanaan Fisik............................................................................17
3.5 Manajemen Pemeliharaan Objek Infrastruktur.............................................17
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan tol dapat diartikan sebagai suatu jalan alternatif bebas hambatan, yang
berbayar sesuai dengan tarif yang telah ditentukan , untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Tercatat di
Badan Pusat Statistik Nasional, panjang jalan nasional di Indonesia yang mencapai
38.570 km dan panjang jalan secara keseluruhan di Indonesia adalah 496.607 km
pada tahun 2010 bukan merupakan suatu pencapaian yang dapat dibanggakan
melainkan seharusnya menjadi suatu koreksi bagi bangsa ini. Mengingat luas daratan
Indonesia adalah 1.922.570 km2 yang mana merupakan negara terluas di Asia
Tenggara justru memiliki jalan terpendek di ASEAN. Terwujudnya salah satu mega
proyek jalan tol Bali Mandara di pulau Bali tidak terlepas karena usaha dan kerja
keras pemerintah daerah dan pusat yang telah bekerja sama dengan baik dalam
rangka merealisasikan MP3EI di sektor pariwisata.

Bali merupakan daerah tujuan pariwisata di Indonesia yang terkenal dengan


destinasi kekayaan alamnya dan adat budaya. Yang secara langsung mempengaruhi
perekonomian di sekitarnya, namun berdasarkan penunjang atau infrastruktur hal itu
sudah melebihi kapasitas. Pada kawasan segitiga emas, Sanur-Ngurahrai-Benoa,
akses penghubung jalan darat telah mengalami kepadatan yang sangat parah. Akses
satu satunya melalui by pass Ngurah Rai, waktu yang diperlukan awalnya kurang dari
1 jam, kini ditempuh 1 hingga 2 jam bahkan lebih. Seiring dengan perkembangan
ekonomi yang melaju pesat dari sektor pariwisata, sementara kebutuhan akan bahan
pokok juga harus tersalurkan.

Secara umum tujuan pembangunan jalan tol Bali Mandara adalah sebagai
alternatif solusi untuk mengurangi kemacetan di daerah Bali Selatan. Mengingat Bali
bagian selatan memiliki pusat-pusat fasilitas seperti bandara, perguruan tinggi, dan
pusat perhotelan bintang lima yang mengakibatkan lalu lintas daerah ini sangat tinggi

3
4

dan padat. Terlebih lagi dihari libur, jumlah wisatawan baik domestik maupun
mancanegara meningkat sehingga menambah beban lalu lintas di daerah ini.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dicetuskan salah satu solusi untuk mengatasi
kemacetan tersebut yaitu dengan pembangunan jalan bebas hambatan. Pembangunan
jalan bebas hambatan diyakini dapat memberikan banyak manfaat seperti
memperkuat peran Bandara Ngurah Rai sebagai pintu gerbang utama Bali,
memperkuat peran dan menunjang operasional dari Pelabuhan Benoa, memperkuat
keterkaitan antara Kota Denpasar dengan perkotaan lainnya, mendorong
perekonomian Bali khususnya di sektor pariwisata dan mengurangi beban lalu lintas
di Bali bagian selatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah identifikasi obyek infrastruktur Jalan Tol Bali Mandara secara


umum?
2. Berapa jumlah dan bagaimana system investasi infrastruktur Jalan Tol Bali
Mandara?
3. Bagaiamanakah organisasi pengelola infrastruktur Jalan Tol Bali Mandara?
4. Bagaimanakah pengelolaan sebelum pelaksaaan fisik infrastruktur Jalan Tol
Bali Mandara?
5. Bagaimanakah pengelolaan saat pelaksanaan fisik infrastruktur Jalan Tol Bali
Mandara?
6. Bagaimanakah pengelolaan setelah fisik atau operasi infrastruktur Jalan Tol
Bali Mandara?
7. Bagaimanakah manajemen pemeliharaan infrastruktur Jalan Tol Bali Mandara?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mampu mengidentifikasi obyek infrastruktur Jalan Tol Bali Mandara.


2. Mengetahui jumlah dan system investasi pada infrastruktur Jalan Tol Bali
Mandara.
5

3. Mengetahui organisasi pengelola pada sebuah infrastruktur, sesuai dengan studi


kasus yaitu infrastruktur Jalan Tol Bali Mandara.
4. Mengetahui pengelolaan sebelum pelaksaaan fisik pada infrastruktur Jalan Tol
Bali Mandara.
5. Mengetahui pengelolaan saat pelaksanaan fisik pada infrastruktur Jalan Tol
Bali Mandara.
6. Mengetahui pengelolaan setelah fisik atau operasi pada infrastruktur Jalan Tol
Bali Mandara.
7. Mengetahui sistem manajemen pemeliharaan pada infrastruktur Jalan Tol Bali
Mandara.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Manajemen adalah suatu ilmu juga seni untuk membuat orang lain
mau dan bersedia berkerja untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama
oleh sebab itu manajemen memerlukan konsep dasar pengetahuan, kemampuan untuk
menganalisis situasi, kondisi, sumber daya manusia yang ada dan memikirkan cara
yang tepat untuk melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah mengatur
(managing) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain
memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen adalah suatu
rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka memberdayakan
seluruh sumber daya organisasi/ perusahaan, baik sumberdaya manusia (human
resource capital), modal (financial capital), material (land, natural resources or raw
materials), maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi/
perusahaan.

2.2 Manajemen Menurut Para Ahli

1. Manajemen menurut G.R. Terry adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya (Hasibuan, 2001: 3).
2. Menurut Handoko, manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-

6
7

tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsifungsi perencanaan (planning),


pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling) (Handoko, 1999: 8).
3. Johnson, sebagaimana dikutip oleh Pidarta mengemukakan bahwa manajemen
adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan
menjadi sistem total untuk menyalesaikan suatu tujuan. (Abdul Choliq, 2011:
2)
4. Stoner sebagaimana dikutip oleh Handoko, menyebutkan bahwa “manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
(Abdul Choliq, 2011:3)

2.3 Pengertian Infrastruktur

Berdasarkan pengertian,infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan


untu memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup social, budaya dan
ekonomi.Secara Teknik Infrastruktur dijelaskan sebagai aset fisik yang dirancang
dalam sistem sehingga memberikan pelayanan public. Oleh karena itu, infrastruktur
merupakan bagian – bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) didefinisikan yang
tidak terpisahkan satu sama lain dalam suatu sistem.Secara definisi Infrastruktur
merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
dalam lingkup sosial dan ekonomi.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 38/ 2015 mendefinisikan infrastruktur
sebagai salah satu teknis, fisik, sistem, perangkat keras dan lunak yang diperlukan
untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat serta mendukung jaringan kepada
masyarakat dan mendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan sosial
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Selain itu, infrastruktur juga memiliki
keterkaitan dalam perkembangan wilayah karena ini ciri dari laju pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Jika suatu daerah memiliki kelengkapan
8

sistem infrastruktur yang lebih baik maka akan memiliki tingkat laju pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga akan lebih baik dan sebaliknya. Hal ini
dapat diartikan bahwa infrastruktur sangatlah penting dalam suatu negara karena
infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi.

2.4 Jenis Infrastruktur


1. Infrastruktur Keras
Infrastruktur yang berhubungan dengan pembangunan fasilitas umum
berwujud fisik. Beberapa termasuk dalam infrastruktur keras diantaranya
yaitu:
a. Jalan Raya
b. Bandar Udara
c. Jalur Kereta Api
d. Pelabuhan dan saluran Irigasi
2. Infratruktur Keras Non Fisik
Infrastruktur yang berhubungan dengan fungsi utilitas public, beberapa yang
termasuk dalam infrastruktur keras non fisik diantaranya yaitu :
a. Pengadaan Air Bersih;
b. Penyediaan Pasokan Listrik;
c. Penyediaan Jaringan Telekomunikasi;
d. Penyediaan Pasokan Energi, dll
3. Infrastruktur Lunak
Infrastruktur yang berhubungan dengan sistem, nilai, norma, peraturan dan
pelayanan publik yang disediakan oleh berbagai pihak, khususnya pemerintah.
Beberapa yang termasuk infrastruktur lunak diantaranya yaitu :
a. Etika Kerja
b. Peraturan Lalu Lintas
c. Pelayanan Publik Yang Berkualitas
d. Undang – Undang Hukum (Pernikahan, Perdagangan, dll)
9

2.5 Pengertian Jalan Tol

Menurut PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, pengertian jalan tol adalah
jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional
yang penggunanya diwajibkan membayar. Jalan tol sebagai bagian dari sistem
jaringan jalan umum merupakan lintas alternatif, namun dalam keadaan tertentu jalan
tol dapat tidak merupakan lintas alternatif.

2.6 Fungsi jalan Tol

Penyelenggaraan jalan tol memiliki fungsi atau tujuan untuk meningkatkan


efisiensi pelayanan jasa distribusi yang pada akhirnya mampu menunjang
peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Berdasarkan Undang-undang
No.38/2004 tentang Jalan, dinyatakan bahwa wewenang penyelenggaraan jalan tol
berada pada pemerintah yang meliputi pengaturan, pembinaan, pengusahaan, dan
pengawasan. alan tol memiliki peran yang sangat signifikan bagi perkembangan suatu
daerah. Disamping itu, jalan tol merupakan jalan bebas hambatan dan jalan nasional
yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian.
Pengadaan Jalan Tol sendiri dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah. Pengusahaan jalan
tol dilaksanakan dengan maksud untuk mempercepat perwujudan jaringan jalan bebas
hambatan sebagai bagian dari jaringan jalan nasional dan dilakukan oleh Badan
Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah dan/atau Badan Usaha
Milik Swasta. Pemerintah melaksanakan pengadaan lahan untuk pembangunan jalan
tol bagi kepentingan umum dengan menggunakan dana yang berasal dari pemerintah
dan/atau badan usaha.
Investasi dengan pembangunan jalan tol baru akan menyediakan transportasi
yang lebih efisien dan memacu investasi sektor lain yang akan mempercepat
pertumbuhan ekonomidan meningkatkan kesejahteraan.
Adapun tujuan dan manfaat strategis pembangunan jalan tol diantaranya
adalah sebagai berikut:
10

1. Membuka lapangan kerja dalam skala besar.

2. Peningkatan penggunaan sumber daya dalam negeri, seperti industri


semen, baja dan jasa konstruksi.

3. Mendorong kembalinya fungsi intermediasi perbankan ke sektor investasi


produktif demi terciptanya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
berkesinambungan.

4. Meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah yang dilalui jalan tol sebagai


pendorong meningkatnya Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
dan memperlancar kegiatan ekspor.

5. Memacu kebangkitan sektor riil dengan menciptakan multiplier effect bagi


perekonomian nasional.

2.7 Syarat-Syarat Jalan Tol

Persyaratan jalan tol secara umum menyatakan bahwa jalan tol sebagai jalan
lintas alternatif dari ruas jalan umum yang ada (sekurang-kurangnya mempunyai
fungsi arteri atau kolektor). Namun jalan tol dapat tidak merupakan lintas alternatif
jika pada kawasan yang bersangkutan belum ada jalan umum dan diperlukan untuk
mengembangkan kawasan tertentu. Selain itu diperlukan adanya persyaratan teknis
sebagai berikut sebagaimana diatur dalam PP No. 15 Tahun 2005:
1. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang
lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu-lintas
jarak jauh dengan mobilitas tinggi.
2. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antar kota didesain berdasarkan
kecepatan rencana minimum 80 km/jam dan untuk jalan tol di wilayah
perkotaan didesain dengan kecepatan rencana minimum 60 km/jam.
3. Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu terberat (MST)
paling rendah 8 ton.
11

4. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran dan dilengkapi dengan
fasilitas penyeberangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan.
5. Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol, harus
diberi bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan struktur yang
dapat menyerap energi benturan kendaraan.
6. Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan yang
dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan dan atau alat pemberi isyarat
lalu lintas.
7. Pada setiap jalan tol harus tersedia sarana komunikasi, sarana deteksi
pengamanan lain.
8. Pada jalan tol antar kota harus tersedia tempat istirahat dan pelayanan untuk
kepentingan pengguna jalan tol. Disediakan paling sedikit satu untuk setiap
jarak 50 km pada setiap jurusan.

2.8 Tol Bali Mandara

Jalan Tol Bali Mandara sepanjang 12,7 Km yang dibangun di Pulau Bali telah
diresmikan dan beroperasi sejak tahun 2013 lalu. Arti nama Mandara sendiri berasal
dari singkatan "Maju, Aman, Damai dan Sejahtera" dan mengusung konsep green,
strong, dan beauty. Jalan tol ini dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas
yang selama ini terpusat di Bali Selatan yang menghubungkan segitiga emas antara
Ngurah Rai, Benoa, dan Nusa Dua. Jalan tol ini sekaligus menjadi pelengkap akses
jaringan jalan di Pulau Bali sehingga mempermudah akses ke pelabuhan maupun
kawasan wisata lainnya. Jalan Tol Atas Laut pertama di Indonesia ini di desain
dengan menjaga estetika, keindahan arsitektur, dan tetap mengusung budaya khas
Bali menghubungkan wilayah Ngurah Rai, Benoa, dan Nusa Dua. Jalan Tol Bali
Mandara sendiri manjadi satu-satunya jalan tol di Indonesia yang memiliki jalur
sepeda motor. Jalan Tol Bali Mandara yang dikelola oleh PT Jasa Marga Bali Tol,
Tbk, melintasi Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dan merupakan jalan tol
pertama di Pulau Bali.Dalam mendukung kelancaran dan keamanan berkendara, telah
12

dipasanglah alat pengukur kecepatan angin di setiap gerbang tol (Nusa Dua, Ngurah
Rai, dan Benoa). Jika kecepatan angin mencapai 40 km atau lebih, jalan tol ditutup
sementara guna menghindari resiko kecelakaan. 

Menjadi jalan bebas hambatan pertama di pulau Bali, tol Bali Mandara sudah
direncanakan sejak tahun 2009. Berbagai pernyataan dan pertanyaan bermunculan
meragukan pembangunan jalan tol ini. Beberapa diantaranya adalah pertanyaan
mengenai penting atau tidaknya jalan tol dibangun di Bali, sistem pendaan yang
terlalu membebani APBD, hingga teknologi yang akan digunakan terkait adanya
permasalahan mengenai adat istiadat masyarkat setempat. Kondisi ragam adat dan
budaya masyarakat Bali yang sangat konservatif menjadi isu yang sangat menjadi
pertimbangan pemilihan jenis konstruksi bangunan jalan tol yang harus dipilih oleh
pemerintah dan kontraktor. Keterbatasan dana APBD juga turut menunda realisasi
pelaksanaannya pada saat itu. Salah satu kesepakatan APEC ke-24 di Rusia pada
bulan September 2012 lalu adalah akselerasi investasi infrastuktur adalah strategi
pentinguntuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik. Namun
seperti kesepakatan itu tidak berlaku secara langsung pada pembangunan jalan tol
Bali Mandara ini. Tidak adanya minat investor dalam pembangunan infrastruktur ini
sebagai pendukung pariwisata mendorong adanya konsorsium BUMN, mengingat
tidak dimungkinkannya penggunaan APBN dalam pembangunan jalan tol ini.
Jasa Marga sebagai BUMN yang bergerak di bidang jalan tol tentunya punya
porsi kepemilikan yang lebih dibanding BUMN lain sebagai kontraktor yang
ikut andil dalam sinergi BUMN ini. Proyek yang menelan dana sebesar 2.5 Triliun
Rupiah ini pun memiliki susunan kepemilikan sebagai berikut, Jasa Marga sebesar
55%, PT Pelindo III sebesar 17,58%, PT Angkasa Pura I sebesar 8%, PT Wijaya
Karya Tbk (Wika) sebesar 0,4%, PT Adhi Karya Tbk sebesar 1%, PT Hutama Karya
Tbk sebesar 1%, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali sebesar 1% dan bergabung
pemegang saham yaitu Pemerintah Kabupaten Badung sebesar 8,01%, Pemerintah
Provinsi Bali 8,01%. Dengan tarif tol sebesar Rp.10.000 untuk golongan I (sedan, jip,
pickup/truk kecil dan minibus) dan Rp.4.000 untuk golongan VI (kendaraan bermotor
roda dua) dirasa sedikit lebih mahal jika dibandingkan beberapa jalan tol di pulau
13

jawa yang memiliki panjang lebih dari 12.7 km ini. Menelan total biaya 2.5 triliun
rupiah, mega proyek jalan Bali Mandara ini mampu diselesaikan dalam jangka waktu
14 bulan dan dinyatakan resmi digunakan pada tanggal 23 September 2013 oleh
Presiden Indonesiake-5, Susilo Bambang Yudhoyono.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Objek Infrastruktur

a. Nama
Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (Tol Bali Mandara).
b. Fisik
Jalan tol yang memiliki total panjang jalan 12,7 km merupakan jalan tol
pertama yang melintas di atas permukaan laut.
c. Waktu pembangunan
Waktu konstruksi selama 14 bulan lebih cepat dari rencana awal yaitu 18
bulan dan pembuatan studi kelayakan serta amdal selama 2 bulan.
d. Lokasi
Terletak di atas permukaan air laut di Teluk Benoa yang menghubungkan
wilayah selatan Pulau Bali (kawasan Nusa Dua) dengan wilayah Kecamatan
Denpasar Selatan, tepatnya kawasan Pelabuhan Benoa. Selain kedua wilayah
ini, jalan tol ini juga diberikan akses menuju ke Bandara Internasional Ngurah
Rai.

Gambar 3.1 Lokasi Jalan Tol Bali Mandara

14
15

(Sumber: Google, 2021)


3.2 Investasi

3.3 Organisasi Pengelola

3.4 Pengelolaan Infrastruktur


Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen pada umumnya sering
dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas dalam organisasi berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, dan pengawasan. Pengelolaan pada
infrastruktur Tol Bali Mandara meliputi pengelolaan sebelum pelaksanaan fisik, saat
pelaksanaan fisik dan setelah pelaksanaan fisik yang dijabarkan sebagai berikut:

3.4.1 Sebelum Pelaksanaan Fisik

Pengelolaan sebelum pelaksanaan fisik pada Tol Bali Mandara meliputi


persiapan produksi, inventori, transportasi, lokasi. Persiapan produksi meliputi
rincian jenis, spesifikasi dan rencana produksi. Persiapan inventori meliputi
rincian jenis, jumlah, jadwal kebutuhan dan stock. Persiapan transportasi
meliputi bagaimana dan kapan pengiriman produk dilakukan. Persiapan lokasi
meliputi dimana kegiatan sebaiknya dilaksanakan. Dalam pengelolaan sebelum
pelaksanaan fisik pada Tol Bali Mandara dibentuk 2 tim untuk pemantauan yaitu
Tim Pemantauan Pengadaan dan Tim Pemantauan Kinerja Alat Pancang.
Proses pembangunan Tol Bali Mandara dilaksanakan dengan sistem
Design and Build atau Rancang Bangun. Proses pembangunan dengan sistem
simultan untuk memperpendek waktu. Pelaksanaan tahap pengerjaan proyek
dilakukan dalam waktu hampir bersamaan. Termasuk desain dan konstruksi.
Pengelolaan sebelum pelaksanaan fisik atau bisa disebut Pra-Konstruksi
(proses dilakukan dengan waktu bersamaan).
Proses Pra-Konstruksi meliputi :
1. Penyiapan lahan
16

2. Mobilisasi alat
3. Detail desain
4. Menentukan titik koordinat
5. Pemesanan tiang pancang
6. Penyiapan Pre-cast plan
3.4.2 Saat Pelaksanaan Fisik
Pengelolaan saat pelaksanaan fisik atau pelaksanaan konstruksi Tol Bali
Mandara dikerjakan dengan membagi 4 layout paket, diantaranya :
1. Layout Paket 1
Lingkup pekerjaan yaitu KM 0 + 000 – 2 + 970 (MAIN ROAD) dan
persimpangan sebidang dengan Jalan Ngurah Rai.
 Progres Konstruksi-100%
 Titik Pancang-3.108 titik
 Tiang Pancang-7.150 tiang pancang
 Besi (steel rebar)-5.300 ton
 Beton (concrete)-49.934 M3
 Precast Slab-4.635 panel
 Pile Cap-1.553 unit/panel
 Railing-2.970 Ḿ
 Asphalt-11.186 ton
 GerbangTol-selesai 100%
Layout Paket 1 dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Dengan
Konsultan Perencana dari PT Lapi Ganeshatama Consulting, Quality
Control Management dari internal PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Dan
Konsultan Quality Assurance dari PT Cipta Strada.

2. Layout Paket 2
Lingkup pekerjaan yaitu KM 2+970 – 5+308 (MAIN ROAD)
Bundaran Ngurah Rai, Simpang Susun Ngurah Rai.
17

 Progres Konstruksi-100%
 Titik Pancang-3.328 titik
 Tiang Pancang-8.750 tiang pancang
 Besi (steel rebar)-2.634 ton
 Beton (concrete)-23.111 M3
 Precast Slab-3.661 panel
 Pile Cap (in situe)-576 unit/panel
 Railing-2.358 Ḿ
 Asphalt-9.357 ton
Layout Paket 1 dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero). Dengan
Konsultan Perencana dari PT Multi Phi Betta, Quality Control
Management dari Lab Teknik Universitas Indonesia. Dan Konsultan
Quality Assurance dari PT Cipta Strada.

3.4.3 Setelah Pelaksanaan Fisik

3.5 Manajemen Pemeliharaan Objek Infrastruktur


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai