Disusun Oleh:
Raihan Auliza
170802017
Puji syukur kepada Allah SWT yang mana telah memberikan kesehatan,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul, “Strategi Pengelolaan Destinasi Wisata Waduk Pusong Pada Dinas
Pariwisata Kota Lhokseumawe”. Adapun proposal skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program S-1 di Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintah, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
iii
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut. Aamiin.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2. Indentifikasi dan Perumusan Masalah ..................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 3
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aceh adalah salah satu daerah provinsi yang bersifat istimewa dan diberi
kewenangan khusus oleh pemerintah pusat untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan UUD
RI 19451. Salah satunya adalah urusan pengelolaan pariwisata. Dalam pengelolaan
pariwisata, pemerintah Aceh akan berupaya dalam mengatur, memfasilitasi dan
merancang induk pembangunan kepariwisataan sesuai dengan kearifan lokal.
Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki destinasi wisata di
Indonesia yang menjadi tujuan wisatawan. Hal itu karena Aceh memiliki potensi
wisata yang menarik serta nilai syariat islam yang menjadi ciri khas destinasi
wisata itu sendiri. Adapun destinasi wisata yang tersedia berupa keindahan alam,
kebudayaan dan kuliner.
Salah satu daerah pada Kabupaten/Kota di Aceh yang memiliki potensi
wisata adalah Kota Lhokseumawe. Kota Lhokseumawe memiliki beranekaragam
wisata, diantaranya wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya/spiritual.2
Adapun wisata alam meliputi pegunungan, pantai, hutan, wisata buatan meliputi
taman dan waduk (reservoir) serta kebudayaan meliputi museum, makam, dan
tugu.3 Dari ketiga destinasi wisata tersebut, para wisatawan menyukai objek
wisata alam daripada budaya. Hal tersebut dinamakan jenis wisata massal, yang
mana para wisatawan berkunjung sebagai ajang refreshing keluarga.4
Menurut data tahun 2010-2012, kunjungan wisatawan Kota Lhokseumawe
baik lokal maupun mancanegara mengalami penurunan, yakni 49.620 menjadi
10.3735, Dari data sementara tersebut menunjukkan bahwa turunnya angka jumlah
wisatawan kota Lhokseumawe disebabkan produktivitas pengelolaannya masih
belum maksimal sehingga potensi-potensi yang ada menjadi kurang di mata
1
Qanun Aceh No. 8 Tahun 2013
2
RPJP Kota Lhokseumawe 2005-2025 (BAB II). Hal: 118
3
Ibid, Hal: 119
4
Ibid
5
Ibid, Hal: 118-119
1
2
6
Bahri, Saiful. (16 September 2019). Waduk Pusong Lhokseumawe, Lokasi Wisata yang Kini
Penuh Tumpukan Sampah. Di akses 02 Desember 2020 dari
https://aceh.tribunnews.com/2019/09/16/waduk-pusong-lhokseumawe-lokasi-wisata-yang-kini-
penuh-tumpukan-sampah
7
RKPK Lhokseumawe (BAB II). Hal: 132
8
Observasi awal peneliti, tanggal 05 Desember 2020
3
4
5
9
M.R Khairul, Muluk. (2007). Model Peran Pemerintah Daerah, Desentralisasi dan
Pemerintahan Daerah. Malang: Bayumedia Publishing. Hal: 24-25
6
4. Unsur individu atau daerah lebih menonjol karena dalam ruang lingkup
yang sempit seseorang dapat lebih mempergunakan pengaruhnya
daripada dalam masyarakat yang lebih luas.
5. Masyarakat setempat dapat kesempatan ikut serta dalam
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga ia tidak akan merasa sebagai
obyek saja.10
10
Muhammad Fauzan. (2006). Hukum Pemerintahan Daerah, Kajian Tentang Hubungan
Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Yogyakarta: UII Press. Hal: 59
8
11
Bratakusumah, Deddy Supriady. 2004. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal: 169
9
12
Prasiasa, dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Salemba. Hal: 2
13
Abdullah, Rozali. ( 2005). Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah
Secara Langsung. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal: 143
10
14
Sulastri, Lilis. 2014. Manajemen Sebuah Pengantar. Bandung: La Good’s Publishing. Hal: 14.
11
15
UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pasal 6
16
Ibid, pasal 18
12
17
UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pasal 19
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif deskriptif. Kualitatif adalah analisis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.18
3.2.Fokus Penelitian
a. Strategi pemerintah Kota Lhokseumawe dalam mengelola Waduk
(reservoir) Pusong sebagai destinasi wisata Kota Lhokseumawe.
Tabel 3.1
Dimensi dan Indikator Strategi Pemerintah Lhokseumawe
No Dimensi Indikator
a. Pemerintah
1. Pengelolaan destinasi wisata b. Fasilitas Pendukung
c. Promosi wisata
2 a. Visi
Visi dan misi
b. Misi
Sumber: Permendagri 86 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Renstra
18
Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka
Ilmu Group. Hal: 162
16
3.3.Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata yang beralamat di Jl. Panglateh No. 3 Keude Aceh, Lhokseumawe,
dan Waduk Pusong di Gp. Mon Geudong.
3.5.Informan Penelitian
Tabel 3.3
Informan Penelitian
NO Informan Jumlah
1. Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata 1 Orang
2. Kabid Kepariwisataan 1 Orang
3. Kabid Promosi Wisata 1 Orang
4. Pengunjung Wisata 2 Orang
Jumlah 5 Orang
Sumber: Data diolah tahun 2021
19
Harnovinsah. Modul 3 Metodologi Penelitian. Universitas Mercu Buana. Hal: 1
(https://mercubuana.ac.id/files/MetodeLogiPenelitian/Met%20Pen%20UMB%203-ok.pdf)
20
Ibid
17
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan dengan menggunakan pancaindera untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.
Hasil nya berupa kejadian, peristiwa, aktivitas, kondisi atau suasana tertentu,
objek dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh
gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
c. Dokumen
Dokumen merupaka data penelitian yang diperoleh lewat fakta
tersimpan dalam bentuk surat, catatan, arsip, foto, jurnal, dan sebagainya. Data
berupa dokumen dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam
22
ibid
23
Ibid
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rozali. ( 2005). Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan
Kepala Daerah Secara Langsung. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
http://repository.unpas.ac.id/40068/5/BAB%20III.pdf
Prasiasa, dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat. Jakarta:
Penerbit Salemba.
19
Sulastri, Lilis. 2014. Manajemen Sebuah Pengantar. Bandung: La Good’s
Publishing.
20