Penyusun :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI 2022
i
ABSTRAK
Kota ataupun kabupaten terbentuk dari berbagai macam elemen yang saling melengkapi
satu sama lain dan membentuk suatu sistem yang dijalankan oleh penduduknya. Ruang
terbuka, sebagai salah satu elemen pembentuk kota menjadi ruang publik yang digunakan
masyarakatnya untuk berkumpul dan beraktivitas. Melihat potensi tersebut menjadi alasan
kuat mengapa waterfront city ingin terus dikembangkan oleh pemerintah agar mendatangkan
wisatawan domestik maupun dari mancangera. Taman Air Mancur Sri Baduga di Purwakrata
ini menjadi nilai dalam persepektif keberlanjutan suatu kota sebagai waterfront city yang
memiliki elemen - elemen yang terdapat pada waterfront city seperti tata massa bangunan,
orientasi bagunan, akses/sirkulasi menuju area tersebut.
Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif yang dilakukan dengan cara menganalisis
menggunakan data sekunder serta observasi kajian secara virtual yang sistematis dan
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Taman Air Mancur Sri Baduga Purwakarta merupakan taman dengan konsep waterfront city
dimana taman ini berada berbatasan dengan sumber air berupa danau buatan yang disebut
Situ Buleud. Dari system penataan massa sekitar area taman yang berupa bangunan
pemerintahan, pendidikan, bahkan permukiman, taman ini merupakan sumber utama dalam
perkembangan masyarakat dalam beraktivitas maupun melakukan kegiatan perniagaan.
Taman menerapkan jenis waterfront city Konservasi dimana penataan waterfront
terbilang kuno atau dari zaman lama dan masih ada sampai pada saat ini dan tetap
menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat. Berdasarkan fungsinya, Taman Air Mancur Sri
Baduga merupakan mixed used waterfront dan recreational waterfront dimana area sekitar
taman dimanfaatkan sebagai area transaksi perniagaan, kebudayaan, permukiman,
perkantoran/pemerintahan, sekolah, rumah sakit. Sedangkan tamannya sendiri beralih fungsi
sebagai area rekreasi, taman, arena bermain (open space).
Kata Kunci : Taman Air Mancur Sri Baduga Purwakarta, Taman, Waterfront City
ii
ABSTRACK
A city or district is formed from various elements that complement each other and
form a system that is run by its residents. Open space, as one of the elements that make up
the city, becomes a public space that is used by the community to gather and carry out
activities. Seeing this potential is a strong reason why the waterfront city wants to be
developed by the government to bring in domestic and foreign tourists. The Sri Baduga
Fountain Park in Purwakarta is a value in the perspective of a city's sustainability as a
waterfront city which has elements found in a waterfront city such as building mass
planning, building orientation, access/circulation to the area.
This study uses a qualitative method which is carried out by analyzing using
secondary data and systematic virtual observations of the study and utilizing existing
theories as explanatory material. The results showed that the Sri Baduga Purwakarta
Fountain Park is a park with a waterfront city concept where this park is bordered by a
water source in the form of an artificial lake called Situ Buleud. From the mass arrangement
system around the parking area in the form of government buildings, education, and even
settlements, this park is a major source of community development in activities and
conducting commercial activities.
The park applies a type of waterfront city Conservation where the waterfront
arrangement is ancient or from an old era and still exists today and still keeps it enjoyed by
the community. Based on its function, Sri Baduga Fountain Park is a mixed-used waterfront
and recreational waterfront where the area around the park is used as an area for
commercial transactions, culture, settlements, offices/government, schools, hospitals.
Meanwhile, the park itself has changed its function as a recreation area, park, and
playground (open space).
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
Kesempatannya-Nya kami dapat menyusun laporan Penelitian ini dengan baik. Penelitian ini
disusun berdasarkan hasil analisis kami terhadap Konsep Waterfront City pada Penataan
Massa Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus ditempuh dalam Program
Studi Teknik Arsitektur. Selain untuk menuntaskan program studi yang penyusun tempuh,
Penelitian juga memberikan penyusun manfaat baik dari segi memperdalam topik bahasan
yang penyusun minati dan kuasai.
Penyusun juga menyadari bahwa penulisan Penelitian ini masih jauh dari sempurna
karena pengalaman dan pengetahuan penyusun yang masih terbatas, namun penyusun
berusaha untuk menyelesaikan Penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Untuk itu kritik dan
saran sangat penyusun perlukan agar dapat menyempurnakan Penelitian ini.
Semoga Laporan Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada penyusun khususnya
dan kepada yang membaca pada umumnya.
Bekasi,
Penyusun
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan terselesaikan
tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak baik secara moral dan spiritual. Karena itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, selaku Tuhan saya yang telah memberikan kekuatan-Nya serta rahmat-
Nya selama proses penyusunan laporan ini.
2. Ibu bapak dan keluarga besar saya yang tidak berhenti memberikan dukungan dan doa
untuk dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan laporan ini.
3. Ibu Retno Fitri Astuti, S.T., M.T., selaku Ketua Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Pelita Bangsa, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, dan Dosen
Pengampu mata kuliah Metode Penelitian.
4. Semua pihak dan rekan-rekan di lokasi penelitian atas bimbingan dan ilmu selama
dilapangan dan atas keramahannya.
5. Keluarga besar Arsitektur Universitas Pelita Bangsa, khusus nya Ars.19 D yang saling
memotivasi dan bertukar pikiran dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan Penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
khususnya mahasiswa Universitas Pelita Bangsa Jurusan Teknik Arsitektur dan menjadi
tambahan ilmu bagi kita semua.
Bekasi,
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL PENELITIAN.............................................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................................ii
ABSTRACK..............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
UCAPAN TERIMAKASIH.....................................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Permasalahan........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
1.4 Lingkup Studi.......................................................................................................................2
1.5 Studi Kepustakaan................................................................................................................2
1.6 Metodologi Studi..................................................................................................................3
1.6.1 Pendekatan Studi......................................................................................................3
1.6.2 Metoda Penelitian....................................................................................................3
1.6.3 Penetapan Studi Kasus.............................................................................................3
1.6.4 Penetapa Unit Variabel............................................................................................3
1.7 Prosedur Studi......................................................................................................................4
1.7.1 Tahap Persiapan.......................................................................................................4
1.7.2 Tahap Pendahuluan..................................................................................................4
1.7.3 Tahap Pengumpulan Data........................................................................................4
1.7.4 Tahap Pengolahan Data...........................................................................................4
1.7.5 Tahap Analisis.........................................................................................................4
1.7.6 Tahap Kesimpulan...................................................................................................4
1.8 Skema Pemikiran..................................................................................................................5
1.9 Sistematika Pembahasan......................................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................8
2.1 WaterFront City....................................................................................................................8
vi
2.1.1 Jenis Jenis Water Front City Berdasarkan Pembangunannya..................................8
2.1.2 Jenis Jenis Water Front City Berdasarkan Fungsi.................................................10
2.1.3 Kriteria Water Front City.......................................................................................10
2.1.4 Aspek-Aspek Yang Menjadi Dasar Perancangan Konsep Waterfront City..........10
2.1.5 Struktur Pengembangan Kawasan Waterfront City...............................................11
2.1.6 Komponen Penataan Kawasan Waterfront City....................................................14
2.2 Tatanan Massa....................................................................................................................14
2.2.1 Konfigurasi Massa..........................................................................................................14
2.2.2 Ruang Luar............................................................................................................17
2.2.2.1 Ruang Berdasarkan Kegiatan......................................................................18
2.2.2.2 Ruang Berdasarkan Fungsi.........................................................................18
2.2.2.3 Pembentukan Ruang Luar...........................................................................18
2.2.2.4 Pembentukan Tatanan Ruang Luar.............................................................18
2.3 Orientasi.............................................................................................................................19
2.4 Sirkulasi..............................................................................................................................20
2.5 Frontage..............................................................................................................................20
2.6 Contoh WaterFront City.....................................................................................................21
BAB III TINJAUAN TAMAN..............................................................................................23
3.1 Lokasi Kawasan Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta.......................23
3.1.1 Data Tapak.............................................................................................................23
3.2 Sejarah Perkembangan Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud................................25
3.3 Data Fungsi Tatanan Massa Area Taman...........................................................................26
3.5.1 Land Use.........................................................................................................................32
3.5.2 Bentuk dan Massa Bangunan Sekitar....................................................................32
3.5.3 Sirkulasi dan Parkir................................................................................................33
3.5. 4 Ruang Terbuka Hijau..........................................................................................36
3.5.5 Pedestrian dan Jalan...............................................................................................36
3.5.6 Fungsi Penggerak Kegiatan...................................................................................39
3.5.7 Activity Support......................................................................................................42
BAB IV ANALISIS TAMAN................................................................................................49
4.1 Waterfront..........................................................................................................................49
4.1.1 Jenis..........................................................................................................................49
4.1.2 Kriteria......................................................................................................................51
4.1.3 Aspek Perancangan...................................................................................................51
4.1.4 Struktur Pengembangan............................................................................................52
4.1.5 Komponen Penataan.................................................................................................54
4.2 Tata Massa.........................................................................................................................54
4.2.1 Konfigurasi...............................................................................................................55
4.2.2 Kegiatan....................................................................................................................56
4.2.3 Ruang Pasif...............................................................................................................57
4.2.4 Fungsi........................................................................................................................57
4.3 Orientasi Taman.................................................................................................................58
4.4 Sirkulasi..............................................................................................................................60
4.5 Frontage..............................................................................................................................61
BAB V SIMPULAN...............................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................66
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Venice Waterfront yanng di kembangkan dengan adanya potensi konservasi...9
Gambar 2. 2 Riverfront Redevelopment, Memphis-Tennessee………………………..…….9
Gambar 2. 3 Portland waterfront Development……………………………………..……….9
Gambar 2. 4 Bentuk Terpusat……………………………………………………………….17
Gambar 2. 5 Bentuk Linear…………………………………………………………………18
Gambar 2. 6 Bentuk Radial………………………………………………………………....18
Gambar 2. 7 Bentuk Cluster………………………………………………………………...19
Gambar 2. 8 Bentuk Grid……………………………………………………………………19
Gambar 2. 9 Taman Kanal
Gambar 2. 10 Waterfront City Pontianak
Gambar 2. 11 Taman Sungai Kanal
Gambar 3. 1 Lokasi Taman Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta..........................................23
Gambar 3. 2 Peta Batas Penelitian dan Site Plan...................................................................24
Gambar 3. 3 Peta Batas Penelitian dan Site Plan...................................................................25
Gambar 3. 4 Peta Data Fungsi Tatanan Massa Area Taman..................................................27
Gambar 3. 5 Data 1 Area Taman............................................................................................27
Gambar 3. 6 Data 2 Area Taman............................................................................................28
Gambar 3. 7 Data 3 Area Taman............................................................................................28
Gambar 3. 8 Data 4 Area Taman............................................................................................28
Gambar 3. 9 Data 5 Area Taman............................................................................................29
Gambar 3. 10 Data 6 Area Taman.........................................................................................29
Gambar 3. 11 Data 7 Area Taman..........................................................................................29
Gambar 3. 12 Data 7 Area Taman..........................................................................................30
Gambar 3. 13 Data 9 Area Taman..........................................................................................30
Gambar 3. 14 Konsep Tata Ruang Kawasan Taman.............................................................30
Gambar 3. 15 Land Use..........................................................................................................32
Gambar 3. 16 Bentuk dan Massa Bangunan Sekitar..............................................................33
Gambar 3. 17 Data Sirkulasi Lalu Lintas dan Parkir..............................................................34
Gambar 3. 18 Lokasi Transportasi.........................................................................................35
Gambar 3. 19 Angkutan Kota.................................................................................................35
Gambar 3. 20 Peta Data Area Ruang Terbuka Hijau.............................................................36
Gambar 3. 21 Pedestrian.........................................................................................................37
Gambar 3. 22 Potongan Jalan Main Entrance Taman............................................................37
Gambar 3. 23 Potongan Jl. Siliwangi.....................................................................................38
Gambar 3. 24 Potongan Jl. Laks. Martadinata.......................................................................38
Gambar 3. 25 Peta Lokasi Perniagaan....................................................................................39
Gambar 3. 26 Pasar Rebo.......................................................................................................40
Gambar 3. 27 Area Pedagang Kaki Lima...............................................................................40
Gambar 3. 28 Peta Aktivitas Pemerintahan............................................................................41
Gambar 3. 29 Gedung Pemerintahan......................................................................................41
Gambar 3. 30 Peta Lokasi Rekreasi dan Wisata......................................................................42
Gambar 3. 31 Aktivitas di Alun - Alun..................................................................................43
Gambar 3. 32 Wisata Kuliner dan Pertunjukan Air Mancur..................................................43
Gambar 3. 33 Peta Lokasi Transportasi..................................................................................43
Gambar 3. 34 Stasiun Kereta Api Purwakarta.......................................................................44
Gambar 3. 35 Peta Aktivitas Olahraga...................................................................................44
Gambar 3. 36 Aktivitas Olahraga...........................................................................................45
Gambar 3. 37 Peta Lokasi Pendidikan....................................................................................45
Gambar 3. 38 SMAN 1 Purwakarta........................................................................................46
Gambar 3. 39 Peta Lokasi Puskesmas....................................................................................46
Gambar 3. 40 UPTD Puskesmas Purwakarta.........................................................................47
Gambar 3. 41 Peta Lokasi Bangunan Bersejarah...................................................................47
Gambar 3. 42 Gedung Kembar pada tahun 1854...................................................................48
Gambar 3. 43 Gedung Kembar pada tahun 2021...................................................................48
Gambar 4. 1 Elemen Hardscape.............................................................................................52
Gambar 4. 2 Elemen Softscape...............................................................................................52
Gambar 4. 3 Pencahayaan......................................................................................................53
Gambar 4. 4 Handrail.............................................................................................................53
Gambar 4. 5 Fasilitas Penunjang............................................................................................54
Gambar 4. 6 Pedestrian Utama...............................................................................................56
Gambar 4. 7 Venue................................................................................................................56
Gambar 4. 8 Kegiatan............................................................................................................57
Gambar 4. 9 Ruang Pasif........................................................................................................57
Gambar 4. 10 Orientasi Taman...............................................................................................58
Gambar 4. 11 Area Batas Taman dengan Situ Buleud...........................................................58
Gambar 4. 12 Sirkulasi...........................................................................................................60
Gambar 4. 13 Frontage...........................................................................................................62
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4. 1 Tabel Analisa Jenis Taman Terkait Waterfront....................................................49
Tabel 4. 2 Tabel Analisa Jenis Taman Terkait Tata Massa....................................................54
Tabel 4. 3 Tabel Analisa Orientasi Taman.............................................................................59
Tabel 4. 4 Tabel Analisa Sirkulasi Taman.............................................................................61
Tabel 4. 5 Tabel Analisa Frontage.........................................................................................61
Tabel 5. 1 Tabel Analisa Taman Air Mancur sri Baduga Terhadap Teori Terkait................64
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tentunya memiliki pola tatanan massa bangunan disekitarnya,akses sirkulasi dan juga
frontage pada kawasan tersebut. Berdasarkan hal tersebut muncullah penelitian ini akan
mempelajari bagaimana Konsep Waterfront City pada Penataan Massa Taman Air Mancur
Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana penataan massa bangunan di kawasan Taman Air Mancur Sri Baduga Situ
Buleud Purwakarta?
2. Bagaimana penerapan penataan massa bangunan di kawasan Waterfront City terkait tata
massa bangunan, orientasi, sirkulasi dan frontage pada area tersebut?
Judul :
Konsep Waterfront City pada Penataan Massa Taman Air Mancur Sri
Baduga Situ Buleud Purwakarta
Latar Belakang :
Purwakarta memiliki area ruang publik Taman Air Mancur Sri
Baduga yang merupakan tempat pertunjukan air mancur terbesar di
Indonesia. Melihat potensi tersebut menjadi alasan kuat mengapa waterfront
city ingin terus dikembangkan oleh pemerintah agar mendatangkan
wisatawan domestik maupun dari mancangera. Taman Air Mancur Sri
Baduga di Purwakrata ini menjadi nilai dalam persepektif keberlanjutan
suatu kota sebagai waterfront city yang memiliki elemen elemen yang
terdapat pada waterfront city seperti tata massa bangunan, orientasi bagunan,
akses/sirkulasi menuju area tersebut dan frontage pada kawasan Taman Air
Permasalahan :
1. Bagaimana penataan massa bangunan di kawasan Taman Air Mancur
Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta?
2. Bagaimana penerapan penataan massa bangunan di kawasan
Waterfront City terkait tata massa bangunan, orientasi, sirkulasi dan
frontage pada area tersebut?
Lingkup Studi :
1. Tata massa bangunan sekitar
2. Orientasi
3. Sirkulasi
4. Frontage
Tema :
UrbanTujuan :
Development
Mengetahui penataan massa bangunan di kawasan Taman Air Mancur Sri
Baduga Situ Buleud Purwakarta
Mengetahui penerapan penataan massa bangunan di kawasan Waterfront
City terkait tata massa bangunan, orientasi, sirkulasi dan frontage pada area
tersebut.
Data:
Waterfront City
Bahasan : Bahasan :
Bahasan :
Land Use pemanfaatan lahan Tatanan Massa Bangunan,
Waterfront city pada lahan
terbuka hijau menjadi taman orientasi, sirkulasi, dan
terbuka di kota Purwakarta
dan Air Mancur Sri Baduga frontage disekitar Taman Air
di kota Purwakarta Mancur Sri Baduga
Pengumpulan Data :
Pengolahan Data
1.9 Sistematika Pembahasan Kesimpulan
BAB I Pendahuluan
Pada Bab I. ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, lingkup studi, studi kepustakaan, metodologi studi, prosedur studi dan
sistematika pembahasan.
BAB IV Analisis
Bab ini membahas mengenai ulasan dan analisis pokok bahasan yang ditinjau dengan
metode yang digunakan.
BAB V Kesimpulan
Pada Bab V ini berisi simpulan dari pembahasan masalah yang telah dibahas pada
Bab sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Kawasan yang dinamis dan unik dari suatu kota (dengan segala ukuran) di mana daratan
dan air (sungai, danau, laut. Teluk) beretemu (kawasan tepian air) dan harus ipertahankan
keunikannya.
2. Kawasan yang dapat meliputi bangunan atau aktivitas yang tidak harus secara langsung
berada di atas air, akan tetapi terikat secara visual atau historis atau fisik atau terkait
dengan air sebagai bagian dari “scheme” yang lebih luas
1. Konservasi
Konservasi mengacu pada usaha untuk memanfaatkan kawasan tua yang berada di
tepi air dimana pada kondisi sekarang masih terdapat potensi yang dapat di kembangkan
secara maksimal. Contoh Venice waterfront.
8
Gambar 2. 1 Venice Waterfront yang di kembangkan dengan adanya potensi konservasi
(Sumber: www.vegapark.ve.it/vega/acms/vega/parco/Venice_waterfront/ diakses 18 Nopember 2021)
2. Redevelopment
Istilah pembangunan kembali atau redevelopment di sini, merujuk pada upaya untuk
meningkatkan nilai dan fungsi sebuah kawasan yang sudah ada sebelumnya. Dengan
adanya redevelopment, diharapkan tidak hanya kondisi fisik suatu kawasan saja yang
membaik, tetapi diharapkan juga ada perubahan positif dari segi ekonomi dan budaya
masyarakat. Contoh : Riverfront Redevelopment, Memphis-Tennessee.
(sumber:http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/11/Kajian-tatanan-massa-bentuk-bangunan-thdp-
konsep-ekologi-Griyo-Tawang1.pdf)
1. Bentuk Terpusat
Bentuk-bentuk terpusat menuntut adanaya dominasi secara visual dalam keteratuan
geometris, bentuk yang harus ditempatkan terpusat, misalnya seperti bola, kerucut,
ataupun silinder. Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuk tersebut sangat ideal
sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi oleh lingkunganya, mendominasi sebuah
titik didalam ruang, atau menempati pusat suatu bidang tertentu.
Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat-tempat yang suci atau penuh penghormatan, atau
untuk mengenang kebesaran seseorang atau suatu peristiwa
2. Bentuk Linear
Urutan ruang yang berada dalam satu garis dan berulang. Organisasi linier pada
dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara
langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan
terpisah.
Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa dalam ukuran,
bentuk,danfungsi.Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting
4. Bentuk Cluster
Organisasi dalam bentuk kelompok atau “cluster” mempertimbangkan pendekatan
fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali organisasi ini
terdiri dart ruang-ruang yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki
sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasinya.
Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk organisasi ini
bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa
mempengaruhi karakternya.
Gambar 2.7 Bentuk Cluster
5. Bentuk Grid
Grid adalah suatu system perpotongan dua garis-garis sejajar atau lebih yang berjarak
teratur. Grid membentuk suatu pola geometric dari titik-titik yang berjarak teratur pada
perpotongan garis-garis grid dan bidang-bidang beraturan yang dibentuk oleh garis-garis
grid itu sendiri.
Grid yang paling umum adalah yang berdasarkan bentuk geometri bujur sangkar.
Karena kesamaan demensi dan sifat semetris dua arah, grid bujur sangkar pada
prinsipnya, tak berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar dapat digunakan sebagai
skala yang membagi suatu permukaan menjadi unit-unit yang dapat dihitung dan
memberikannya suatu tekstur tertentu.
Menurut Setyo Soetiadji (Soetiadji S, 1986) orientasi adalah “suatu posisi relatif suatu
bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin, atau terhadap pandangan seseorang yang
melihatnya. Dengan berorientasi dan kemudian mengadaptasikan situasi dan kondisi
setempat, bangunan kita akan menjadi milik lingkungan.
a. Orientasi terhadap garis edar matahari yang merupakan suatu bagian yang elemen
penerangan alami. Namun pada daerah beriklim tropis penyinaran dalam jumlah yang
berlebihan akan menimbulkan suatu masalah, sehingga diusahakan adanya elemen-
elemen yang dapat mengurangi efek terik matahari.
b. Orientasi pada potensi-potensi terdekat, merupakan suatu orientasi yang lebih bernilai
pada sesuatu, bangunan dapat mengarah pada suatu tempat atau bangunan tertentu atau
cukup dengan suatu nilai orientasi positif yang cukup membuat hubungan filosofisnya
saja.
c. Orientasi pada arah pandang tertentu, yang biasanya mengarah pada potensipotensi yang
relatih jauh, misalnya arah laut, atau pemandangan alam.
Akibat dari adanya pengaruh orientasi terhadap sesuatu, menyebabkan bangunan harus
dapat mengantisipasi hal-hal negatif yang berkaitan dengan masalah fisika bangunan
antara lain masalah thermal, tampias air hujan, silau dan lain sebagainya.
Akibat dari adanya pengaruh orientasi terhadap sesuatu, menyebabkan bangunan harus
dapat mengantisipasi hal-hal negatif yang berkaitan dengan masalah fisika bangunan antara
lain masalah thermal, tampias air hujan, silau dan lain sebagainya.
2.4 Sirkulasi
Elemen sirkulasi perancangan kota merupakan salah satu peralatan yang bermanfaat
dalam menyusun lingkungan kota, karena dapat membentuk mengarahkan dan mengontrol
pola-pola aktivitas dan pengembangan suatu kota. aktivitas komersial dan pengaruh visual
pada struktur dan bentuk fisik kota.
Jalur pedestrian atau jalan bagi para pejalan kaki merupakan elemen yang penting dalam
perancangan kota, yang diwuiudkan sebagai elemen kenyamanan dan elemen pendukung
bagi para penjual eceran serta kehidupan ruang-ruang kota. Sistem jalur pedestrian dapat
mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan dalam suatu kota, memperindah lingkungan
dengan skala manusia, membentuk aktivitas pedagang eceran dan memperbaiki kualitas
udara. Dalam perancangan jalur pedestrian perlu diperhitungkan keseimbangan antara jumlah
pejalan kaki dan pemakai jalan serta keseimbangan antara penggunaan jalur pedestrian guna
mendukung ruangruang umum yang ada. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah
keselamatan dan ketersediaan ruang yang cukup bagi para pejalan kaki tersebut. Sedangkan
kriteria sebagai bahan pertimbangan dalam perancangan jalur pedestrian adalah kesesuaian,
skala, material, perlengkapan perabot jalan dan pedagang eceran.
2.5 Frontage
Frontage adalah jalan lokal yang paralel dengan jalan akses terbatas berkecepatan tinggi.
Frontage sering digunakan untuk menyediakan akses ke jalan masuk pribadi, toko, rumah,
industri atau pertanian. Dimana jalan paralel berkecapatan tinggi disediakan sebagai bagian
dari jalan raya utama, juga di kenal debagai jalur ekspres lokal.
Frontage adalah konsep pengembangan jalan dengan basis jalur cepat dan jalur lambat.
Setiap jalur nantinya akan dipisahkan dengan pemisah jalan dan diberikan sela untuk
berpindah jalur di setiap beberapa meter. Frontage sangat membantu untuk mengurai
kemacetan. Karena sistem jalan Frontage akan mencegah orang yang berpindah jalur secara
mendadak dan menyebabkan jam di tengah-tengah. Dengan adanya batas antar jalur, maka
Sepeda Motor dan Angkutan Umum wajib berjalan di jalur lambat mengingat kedua
kendaraan ini lebih sering berhenti dan berjalan dengan kecepatan yang relatif rendah.
Sedangkan jalur cepat akan diisi Mobil Pribadi maupun Taksi. Sepeda Motor dan Angkutan
Umum boleh pindah ke jalur cepat jika ingin melakukan U-Turn atau putar balik arah
maupun berbelok ke arah kanan.
Zona frontage merupakan zona transisi antara area pedestrian dan garis bangunan, untuk
memberikan jarak kenyamanan bagi pejalan kaki terhadap frontage dari bangunan. Pada zona
ini ditempatkan elem-elemen seperti kursi, telpon umum, tiang petunjuk serta tiang utilitas.
Rangkaian frontage zone yang ditata baik akan mengundang pejalan kaki bergerak masuk ke
dalam fungsi bangunan. Terdapat akses langsung dari frontage zone menuju fungsi bangunan
yang memberi kontinuitas gerak dari jalur pedestrian ke dalam bangunan.
(Sumber: https://www.celebes.co/borneo/waterfront-city-pontianak)
3.1 Lokasi Kawasan Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta
3.1.1 Data Tapak
Taman Air Mancur sri Baduga Situ Buleud Purwakarta terletak di Indonesia di bagian
pulau Jawa Barat, dan berlokasi di kota Purwakarta. Taman ini merupakan Landmark kota
Purwakarta yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau, sarana rekreasi, olahraga,
pertunjukan seni dan air mancur. Lokasi taman tidak tepat di tengah kota, tetapi berada 1 s.d
2 KM kearah selatan titik pusat kota.
Objek penelitian adalah Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta yang
terletak di Jl. K.K Singawinata No.73, Nagri Kidul, Kec. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta,
Jawa Barat. Dengan koordinat lokasi 6° 33' 27" S, 107° 26' 45" E. Taman ini berfungsi
sebagai sumber air pemerintahan dan peribadatan, serta area rekreasi pariwisata. Karena
merupakan Landmark kota Purwakarta.
Taman ini memiliki luasan sekitar 4 Ha dengan GSJ (Garis Sempadan Jalan) 12,5 m,
KDH (Koefisien Dasar Hijau) 40%, dan tidak berkontur. Taman ini mulai direncanakan pada
tahun 1830 – 1831 dan kembali mendapat pembaharuan konstruksi pada tahun 2013 – 2016
sampai sekarang. Taman memiliki satu area main entrance yang berada di arah barat dengan
gerbang tinggi disertai gapura dengan Arsitektur Sunda yang menjadi ciri khas kota
Purwakarta. Berikut site plan dari data yang telah dikumpulkan:
Dalam penelitian, kami memutuskan untuk membuat garis batas penelitian di Kawasan
Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta sehingga tidak terlalu luas area yang
kami teliti secara rinci. Pada dasarnya taman ini terletak di area selatan pusat kota. Area
taman dikelilingi banyak bangunan dengan funngsi yang beragam. Diantaranya sekolah,
museum, bangunan pemerintahan, Alun-Alun, rumah sakit, sarana prasarana perniagaan, dan
jalur transportasi. Dari titik objek penilitian, kami mengambil ; Utara Jl. Singawinata;
Selatan, Jl. Kapten Halim; Barat, Jl. Laks. Martadinata; dan Timur jalan terusan Jl. Habib
Muhamad ke Jl. Cendrawasih. Berikut peta p Venelitian yang telah di buat:
Gambar 3. 3 Peta Batas Penelitian dan Site Plan
(Sumber: Penulis)
3.2 Sejarah Perkembangan Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud
3.3 Data Fungsi Tatanan Massa Area Taman
Kawasan Taman berada di area selatan tengah kota Purwakarta. Dikelilingi permukiman
warga dan berbagai macam fungsi bangunan lainnya. Taman Sebagian besar merupakan
ruang terbuka hijau dengan pagar tinggi besar yang mengelilingi area Situ Buleud. Berikut
data Eksisting area Taman Air Mancur Situ Buleud Purwakarta dengan batas penelitian
diataranya; Utara,Jl. Singawinata; Selatan, Jl. Kapten Halim; Timur, Jl. Cendrawasih; dan
Barat, Jl. Laks. Martadinata.
Area sekitar Taman Air Mancur Situ Buleud Purwakarta dikelilingi pagar tinggi besar
yang melindungi area dalam yang di penuhi berbagai macam jenis tanaman serta pohon, dan
area Air Mancur Situ Buleud. Ditaman ini tidak ada bangunan permanen yang dibangun,
sehingga Sebagian besar dipenuhi dengan Ruang Terbuka Hijau dan ornament – ornament
Arsitektur Sunda, tidak luput disertai patung yang memiliki nilai kesejarahannya masing –
masing.
Gambar 3. 4 Peta Data Fungsi Tatanan Massa Area Taman
(Sumber: Penulis)
Pada area nomor 1 terdapat sebuah taman yang diberi nama Taman Anak Surawiseka.
Taman ini merupakan taman pendukung dari tatanan massa pada Taman Sri Baduga. Taman
anak Surawiseka memiliki Venue terbuka dan di fasilitasi area kursi penonton dimana venue
ini sering di manfaatkan sebagai sarana kegiatan kesenian dan acara music yang terkadang
diadakan.
Pada area nomor 2 pada data tatanan massa merupakan area gerbang timur taman dimana
gerbang ini sebagai koridor penghubung antara area Taman Anak Surawiseka dan Taman Sri
Baduga.
Gambar 3. 6 Data 2 Area Taman
(Sumber: Penulis)
Pada area lokasi ke 3 merupakan lokasi gerbang masuk utama akses ke dalam Taman
Anak Surawiseka. Gerbang ini berada di tengah koridor gerbang timur dan gerbang barat atau
titik lokasi nomor 2 dan nomor 8.
Pada area lokasi nomor 4 berupa gerbang masuk sekunder. Gerbang masuk tambahan
yang disediakan di beberapa sisi Taman sebagai area masuk dan area keluar tambahan saat
terlalu sesak pengunjung. Juga sebagai akses service saat area Taman harus di tutup karena
ada perbaikan atau renovasi.
Pada area lokasi nomor 5, area barat daya, area ini sering dimanfaatkan sebagai area
pedagang kaki lima yang berjualan setiap harinya. Area ini tetap dimanfaatkan sebagai area
transaksi perniagaan oleh para pedagang kaki lima setiap hari dengan maupun tanpa adanya
acara yang dilaksanakan di area Taman sri Baduga, para pedagang kaki lima tetap berjualan.
Kecuali pada saat masa Pandemi atau Covid-19, para pedagang dibubarkan untuk
mengosongkan area sampai masa Pandemi berakhir.
Pada area lokasi titik nomor 6 berupa titik lokasi gerbang utama atau Main Entrance ke
dalam Taman Air Mancur Sri Baduga. Gerbang ini di desain tinggi menjulang dengan pagar
besi dan gapura Sunda yang merupakan ciri khas kota Purwakarta.
Pada lokasi nomor 7 adalah Patung Badak bercula satu dan patung penunggang kuda.
Kedua patung ini merupakan ciri Khas atau Landmark dari Taman Air Mancur sri Baduga.
Patung Badak Bercula Satu sebagai tanda pengingat asal usul Taman yang dulu dikenal
sebagai Situ Buleud yang sering di datangi Badak bercula satu sebagai area mandi mereka.
Lokasi 8 merupakan gerbang barat berupa koridor penghubung antara Taman Air
Mancur Sri Baduga dan Taman Anak.
Gambar 3. 12 Data 7 Area Taman
(Sumber: Penulis)
Area lokasi nomor 9 adalah area dalam taman tersedia pedestrian, kursi taman dan pagar
pembatas dengan Situ. Area tengah Situ Buleud terdapat 1 buah patung Landmark utama situ
Buleud dan empat buah patung yang merupakan area pertunjukan air mancur.
(Sumber: Penulis)
(Sumber: Penulis)
Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta dapat diakses dari jalur Kereta
Api. Di area batas penelitian terdapat satu yang merupakan pusat transportasi Stasiun Kereta
Api dengan berbagai jurusan (rute). Stasiun ini terletak di area utara dari taman, lebih
tepatnya di Jl. K.K Singawinata, di apit oleh dua gedung kembar yang memiliki nilai
kesejarahan pada masa colonial bahkan dari awal terbentuknya Kota Purwakarta.
Taman dapat dicapai dengan berbagai jenis transportasi umum maupun pribadi.
Diantaranya angkutan umum, mobil pribadi maupun sewa, sepeda, sepeda motor, bus. Untuk
jalur lain, terdapat dua jalur tol berbeda yang bisa diakses agar dapat menuju area titik Taman
Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta. Yaitu wilayah bagian selatan merupakan
akses menuju Kota Purwakarta dari arah rute Bandung, baik melalui jalan arteri maupun jalan
tol Cipularang gerbang Jatiluhur.
(Sumber: Penulis)
Selain dari jalur kereta api, taman bisa di akses semua transportasi umum beperti
angkutan umum, mobil sewa, mobil pribadi, bus, gojek maupun grab, dan lain sebagainya.
Untuk angkutan kota, di Purwakarta cukup beragam. Angkutan kota dibedakan berdasarkan
warna dan angka. Warna kuning, merah, hijau, dan warna biru. Akan tetapi angkutan umum
yang bisa mengakses ke area Taman Air Mancur Situ Buleud Purwakarta adalah angkutan
umum berwarna merah. Dari warna merah angkutan umum, di bedakan lagi dengan angka 01,
02, 03, dan 05. Akan tertapi hanya angkutan kota berwarna merah dengan nomor 01 dan 02
untuk bertani.
Gambar 3. 20 Peta Data Area Ruang Terbuka Hijau
(Sumber: Penulis)
Gambar 3. 21 Pedestrian
(Sumber: Penulis)
Berikut perbandingan area pedestrian area taman Jl. Siliwangi dengan salah satu batas
jalan utama yaitu Jl. Laks. Martadinata. Perbandingan digambarkan berupa potongan Garis
Sempadan Jalan:
(Sumber: Penulis)
Pada Jl. Laks. Martadinata dengan lebar jalan 12 meter, kedua batas jalan digunakan
sebagai pedestrian dengan lebar 1,2 meter, Pada jalan ini bisa dilalui dua jalur dengan masing
– masing dua baris mobil disetiap jalurnya..
(Sumber: Penulis)
Terdapat satu pasar induk yang diberi nama Pasar Rebo. Pasar ini merupakan
pusat perniagaan jual beli berbagai macam barang. Akan tetapi pasar ini berada diluar
batas area penelitian Taman, dan terletak di Jl. Kapten Halim.
Gambar 3. 26 Pasar Rebo
(Sumber: Penulis)
Area luar Taman sri Baduga di manfaatkan sebagai area kuliner dimana
terjadinya jual beli makanan pinggir jalan maupun dari sebuah Café.
2. Pemerintahan
(Sumber: Penulis)
Untuk di area alun – alun para pengunjung maupun warga sekitar melakukan
aktivitas rekreasi untuk sekadar berfoto, jogging pagi atau sore, bertemu teman atau
kerabat. Hanya saja area Alun – Alun berada diluar wilayah penelitian yang telah
ditetapkan.
(Sumber: Penulis)
2. Transportasi
Selain memakai kendaraan roda empat dan roda dua, terdapat satu stasiun kereta api
sebagai sarana transportasi keluar masuk wilayah.
(Sumber: Penulis)
Satu – satunya stasiun kereta api yang ada di Kota Purwakarta. Jalur kereta api
sebagai akses antar kota terhadap kota Purwakarta. Terdapat di Jl. K. K. Singawinata,
area utara Kawasan penelitian.
(Sumber: Penulis)
3. Olahraga
Taman sri
baduga
menjadi
sarana
olahraga
masyarakat. Olahraga yg biasanya dilakukan disini berupa olahraga ringan, senam,
dan jalan santai. Aktivitas olahraga sebenarnya bisa juga dilakukan di area dalam
Taman, hanya saja bisa untuk jalan santai dan jogging saja.
(Sumber: Penulis)
5. Kesehatan
Terdapat beberapa area puskesmas yang tersedia di kawasan sehingga kecukupan
fungsi kawasan terpenuhi. Diantaranya
ada UPTD Puskesmas Purwakarta.
(Sumber: Penulis)
3.5. 8 Konservasi
Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang
dikandungnya terpelihara dengan baik. Konservasi juga didefinisikan sebagai pemeliharaan
dan perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan
dan kemusnahan dengan cara pengawetan. Bisa dikatakan kota Purwakarta sangat
menjunjung tinggi nilai budaya Sunda dan tetap melestarikan nilai sejarah yang terkandung di
setiap sisi kota. Tidak dipungkiri lagi, karena taman berada di area pusat kota, maka
memiliki banyak tempat bersejarah yang tetap dilestarikan bahkan ada yang di alih fungsikan
sebagai museum, gedung pemerintahan, dan Pendidikan. Berikut data peta lokasi setiap
gedung:
(Sumber: Penulis)
Dapat di katakana pada gedung kembar. Gedung ini dibangun semenjak zaman VOC dan
penjajahan Belanda. Masih termasuk ke dalam zaman peralihan Karawang, Kesederhanaan
gedung bergaya arsitektur Eropa ini tetap akan memesona siapa pun yang melihatnya,
termasuk Anda.Dalam nuansanya yang megah sekaligus anggung, Gedung Kembar
digunakan sebagai markas BKR (Barisan Keamanan Rakyat) pada masa revolusi
kemerdekaan.
Gambar 3. 42 Gedung Kembar pada tahun 1854
Gedung kembar ini masih dilestarikan arsitektur aslinya dan dikombinasikan dengan
arsitektur sunda sehingga masih memiliki nilai sejarah paling dalam. Pada saat ini, gedung
digunakan sebagai Museum.
4.1 Waterfront
Taman Sri Baduga dapat di katakana sebagai waterfront city karena desainnya yang
mengelilingi sebuah danau buatan yaitu Situ Buleud dan berada di pusat kota yang berada
berbatasan dengan permukiman maupun ruang aktivitas masyarakat. Dari data dan observasi
yang telah kami lakukan, maka berikut analisis yang kami dapat mengenai Taman sebagai
waterfront city:
4.1.1 Jenis
Berdasarkan tipe proyeknya, Taman Air Mancur Sri Baduga termasuk kedalam jenis
Konservasi dimana penataan waterfront terbilang kuno atau lama dan masih ada sampai pada
saat ini dan tetap menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat.
Berdasarkan fungsinya, Taman Air Mancur Sri Baduga merupakan mixed used
waterfront dan recreational waterfront dimana area sekitar taman dimanfaatkan sebagai area
transaksi perniagaan, kebudayaan, permukiman, perkantoran/pemerintahan, sekolah, rumah
sakit. Sedangkan tamannya sendiri beralih fungsi sebagai area rekreasi, taman, arena bermain
(open space).
Tabel 4. 1 Tabel Analisa Jenis Taman Terkait Waterfront
Teori Data Analisa
Waterfrontcity Berdasarkan Taman Air Mancur Sribaduga didirikan sejak Berdasarkan teori dan data yang
Pembangunannya tahun 1830 telah ada, Taman Air Mancur Sri
Konservasi Awalnya taman ini hanya berupa danau dan Baduga termasuk kedalam jenis
Memanfaatkan kawasan tua situ Konservasi dikarenakan Taman Air
yang berada di tepi air Taman Air Mancur Sri Baduga digarap Mancur Sribaduga merupaka salah
dimana pada kondisi menjadi danau buatan oleh R.A Suriawinata satu kawasan tua yang telah
sekarang masih terdapat tahun 1830. dibangun sejak tahun 1830 dan
potensi yang dapat di hingga sekarang masih menjadi
Tahun Tahun
kembangkan 1830- 1926: 2000-an: potensi yang baik bagi kegunanaya
Dibuatnya situ Pembangunan area untuk masyarakat dan tetap
Development dan danau buatan hardscpae dan berkembang.
Perencanaan yang sengaja yang digagas oleh sofscape seperti
R.A Suriawinata gazebo, patung badak Selain itu, Taman ini termasukk
dibentuk dengan
dengan tujuan bercula satu serta dalam jenis Development karena
menciptakan sebuah
untuk sumber air taman lainnya. Taman ini sengaja dibuat oleh orang
kawasan tepi air dengan bagi masyarakat
orang terdahulu untuk dijadikan
melihat kebutuhan dan tempat
rekreasi. Tahun 2013- sumber air, dan juga tempat
masyarakat.
sekarang : rekreasi. Dan taman ini pun
Redevelopment Dibangun kembali
Tahun 2009 : termasuk dalam jenis
Pembangunan kembali untuk Direnovasi dan oleh Bupati Dedi
Mulyani dengan Redevelopment dikarenakan
meningkatkan nilai dan Taman Situ
Buleud menjadi membangun Patung Taman ini melkaukan peningkatan
fungsi sebuah kawasan yang Sri Baduga, 1000
Landmark Kota fungsi dengan membangun beberapa
sudah ada sebelumnya. selang air mancur,
Purwakarta. area hardscape dan softscape dan
perubahan nama
mnejadi Taman Air juga mengubah nama taman yang
Mancur Sri Baduga. awalnya Taman Situ Buleud
menjadi Taman Air Mancur
Sribaduga.
50
Waterfrontcity Berdasarkan
Fungsi Kawasan area taman pada dasarnya dipenuhi dengan Berdasarkan data dan juga teori
Mixed Use Waterfront City: bangunan pemerintahan dan permukiman. Ada yang terkait, dapat disimpulkan
Jenis waterfront kombinasi beberapa gedung sekolah yang terletak di area bahwa Taman Air Mancur Sri
yang memadukan kawasan, satu puskesmas, dan area perniagaan yang Baduga termasuk kedalam jenis Mix
perumahan, perkantoran, berada di sekeliling area Taman Air Mancur Sri Used Waterfront city karena
restoran, pasar, rumah sakit, Baduga. Di area kawasan tidak tersedia gedung tinggi. menurut data yan telah ada taman
dan atau tempat-tempat Gedung – gedung yang tersedia hanya memiliki elevasi ini berada dikawasan perumaha,
kebudayaan. sampai tiga lantai bangunan, lebih banyak permukiman perkantoran dan gedung lainnya.
warga, dan bangunan lain yang relative hanya memiliki Selain itu, Tamna ini jug atermausk
satu lantai. Selain itu Taman Air mancur sri baduga kedalam jeins Recreational
Recreatioal Waterfront:
dibangu memiliki tujuan untuk dijadikan tempat Waterfront karena taman ini
Menyediakan semua sarana-
rekereasi sebagai penunjang hiburan masyarakat. menyediakan semua saran prasana
sarana dan prasarana yang
dan fasilitas yang menunjang
menunjang kegiatan hiburan
hiburan bagi masyarakat.
dan rekreasi. Oleh sebab itu,
tersedia fasilitas taman,
arena bermain, tempat
pemancingan.
2. Vegetasi (Softscape)
Sebagian besar taman merupakan area terbuka hijau. Terdapat bebrbagai jenis elemen
softscape yang sengaja di tanam maupun sudah ada di area site sejak awal. Sebagian
besar tanaman yang ada merupakan pohon tinggi besar dengan tinggi mencapai 12 meter.
Gambar 4. 3 Pencahayaan
(Sumber: Penulis)
4. Handrail
Area yang disediakan handrail dapat di temukan di area dalam taman sebagai batas
sisi Situ Buleud dengan taman sehingga tidak membahayakan pengunjung. Selebihnya
tidak tersedia handrail karena lahan taman yang tidak berkontur sehingga minim adanya
sebuah tangga.
Gambar 4. 4 Handrail
(Sumber: Penulis
5. Fasilitas Penunjang
Bangku taman, tempat sampah, papan informasi, serta fasilitas keamanan, prasarana
berupa bangunan pendukung seperti toilet, mushola, bangunan operasional taman, dan
sarang burung.
Gambar 4. 5 Fasilitas Penunjang
(Sumber: Penulis
4.2.1 Konfigurasi
Wujud dan bentuk yang merujuk kepada bentuk, wujud untuk menggambarkan rancangan
taman berupa pengolahan area lanskap dengan pengaturannya antara elemen softscape dan
hardscape. Area pedestrian dengan jogging track lebar 3 meter di desain menggunakan
paving dan batu alam mengelilingin setiap sisi Situ Buleud dimana pada sisi kanan berupa
kursi taman dan sisi kiri berupa gapura setinggi 1,5 m sebagai pagar pembatas dengan area
kursi menonton pertunjukan air mancur.
Gambar 4. 6 Pedestrian Utama
(Sumber: Penulis)
Penyediaan sebuah venue yang dimanfaatkan untuk pertunjukan seni maupun musik
disediakan di tiga titik tempat, yaitu di tengah Situ yang merupakan area pertunjukan air
mancur, dipinggir area taman, dan dibagian utara taman yang disertai dengan layer lebar dan
kursi penonton pertunjukan.
(Sumber: Penulis)
4.2.2 Kegiatan
Dari aktivitas
yang terjadi diluar
taman yang berupa
aktivitas
pemerintahan,
Gambar 4. 7 Venue
wisata pariwisata, sekolah, dan permukiman warga. Area taman dirancang sehingga aktivitas
yang terjadi di taman berupa aktivitas sosialisasi, tempat peralihan, olahraga, dan temat
bermain anak – anak.
Gambar 4. 8 Kegiatan
(Sumber: Penulis)
Namun di dalam taman air mancur ini terdapat patung prabu siliwangi yang disimpan di
tengah danau tersebut yang berorientasi kearah pintu masuk taman di mana pintu masuk ini
berada di pintu masuk utama.
4.4 Sirkulasi
Sirkulasi taman berpengaruh pada tingkat kenyamanan fungsional penggunanya. Selain
itu, perencanaan dan perancangan taman sangat berpengaruh pada tipologi ruang dan
sirkulasi yang terjadi di dalam taman. Selain dari sirkulasi pedestrian, sirkulasi udara maupun
drainase di area taman penting siperhatikan. Berikut analisis kami terkait sirkulasi yang
terjadi di area taman.
(a) Merupakan sebuah venue dilengkapi dengan kursi penonton di khususkan untuk
pertunjukan seni maupun lainnya, (b) merupakan area parkir taman dengan luasan 100m 2
dapat dipakai kendaraan roda dua maupun roda empat, (c) main entrance ke dalam area
taman, (d) area Situ Buleud, (e) pusat utilitas pertunjukan air Mancur, (f) area pedestrian di
dalam area taman yang dilengkapi
dengan jogging track, (g) sirkulasi
pejalan kaki dan jogging track diluar
sisi taman bersinggungan
dengan sirkulasi kendaraan, (h)
sirkulasi kendaraan satu arah.
Gambar 4. 12 Sirkulasi
(Sumber: Penulis)
Tabel 4. 4 Tabel Analisa Sirkulasi Taman
(Sumber: Penulis)
4.5 Frontage
Frontage zona transisi antara area pedestrian dan garis bangunan, untuk memberikan
jarak kenyamanan bagi pejalan kaki terhadap frontage dari bangunan. Pada zona ini
ditempatkan elem-elemen seperti kursi, telpon umum, tiang petunjuk.
Tabel 4. 5 Tabel Analisa Frontage
Teori Data Analisa
Frontage adalah konsep Pada kawasan Taman Air Mncur Sri Baduga Pada Area taman Air Mancur
pengembangan jalan dengan telah disediakan area transisi antara jalan Sribaduga ini telah dilengkapi
umum dan area masuk kedalam Taman Air dengan zona transisi yang baik,
basis jalur cepat dan jalur Mancur, terdapat 1 Gerbang keluar dan pada taman ini dibatasi dengan
lambat. Setiap jalur nantinya masuk, beberapa pintu masuk khusus untuk pagar untuk batas antara jalan
akan dipisahkan dengan penyandang disabilitas, dan juga zona umum dan area masuk kedalam
pemisah jalan dan diberikan pedestrian untuk bersantai. Taman Air mancur ini. Selain
itu, rangkaian frontage pada
sela untuk berpindah jalur di
area kawasan taman telah di
setiap beberapa meter. Zona tata dengan baik karena
frontage merupakan zona ditempatkannya elemen seperti
transisi antara area pedestrian tiang petunjuk, kursi taman,
dan garis bangunan, untuk utilitas, fasilitas penunjang, dll.
memberikan jarak
kenyamanan bagi pejalan
kaki terhadap frontage dari
bangunan.
Frontage ini ditempatkan
elem-elemen seperti kursi,
Gambar diatas yaitu gerbang utama untuk
telpon umum, tiang petunjuk masuk kedalam area taman dan sekaligus
serta tiang utilitas. Rangkaian pemisah antara jalan umum dan area Taman
frontage zone yang ditata Air Mancur Sribaduga.
baik akan mengundang
pejalan kaki bergerak masuk
ke dalam fungsi bangunan.
Terdapat akses langsung dari
frontage zone menuju fungsi
bangunan yang memberi
kontinuitas gerak dari jalur
pedestrian ke dalam Gambar diatas yaitu area pejalan kaki dan
bangunan jalan umum
Gambar 4. 13 Frontage
Sumber: Penulis
BAB V
SIMPULAN
Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta merupakan taman dengan konsep
waterfront city dimana taman ini berada berbatasan dengan sumber air berupa danau buatan
yang disebut Situ Buleud. Dari system penataan massa sekitar area taman yang berupa
bangunan pemerintahan, pendidikan, bahkan permukiman, taman ini merupakan sumber
utama dalam perkembangan masyarakat dalam beraktivitas maupun melakukan kegiatan
perniagaan.
Taman menerapkan jenis waterfront city Konservasi dengan pengembangan
Development dan Redevelopment dimana penataan waterfront terbilang kuno atau dari
zaman lama dan masih ada sampai pada saat ini dan tetap menjaganya agar tetap dinikmati
masyarakat. Berdasarkan fungsinya, Taman Air Mancur Sri Baduga merupakan mixed used
waterfront dan recreational waterfront dimana area sekitar taman dimanfaatkan sebagai area
transaksi perniagaan, kebudayaan, permukiman, perkantoran/pemerintahan , sekolah, rumah
sakit. Sedangkan tamannya sendiri beralih fungsi sebagai area rekreasi, taman, arena bermain
(open space).
Taman Air Mancur sri Baduga di katakan memakai konsep waterfront city juga di
dukung oleh kriteria taman yang memenuhi konsep waterfront city. Kriteria tersebut
diantaranya:
a. Taman berlokasi dan berada di tepi danau buatan dimana taman mengelilingi Situ Buleud.
b. Taman di alih fungsikan sebagai area rekreasi pariwisata, dan wilayah sekitarnya di
manfaatkan sebagai area perniagaan, permukiman, pemerintaha, sekolah, dan Kesehatan
(rumah sakit).
c. Fungsi utama taman sebagai area rekreasi pariwisata yang menyuguhkan pertunjukan Air
Mancur terbesar se-Asia.
d. Taman yang mengelilingi Situ Buleud sehingga dominan menyuguhkan pemandangan
dan orientasi kea rah perairan (Situ atau danau).
e. Perancangan dilakukan kea rah vertical horizontal atau lebih tepatnya sama rata terhadap
area wilayah.
Hal ini juga di dukung dengan fungsi taman yang dimanfaatkan masyarakat sekitar
sebagai:
a. Penghijauan kota sebagai upaya pelestarian lingkungan ekosistem
b. Sebagai penjaga kualitas lingkungan kota
c. Sarana rekreasi pariwisata
d. Menghasilkan oksigen dan peredam kebisingan dari aktivitas kota
e. Sebagai area hijau penyerap karbondioksida dan hasil udara kotor dari kendaraan
f. Area terbesar untuk menyerap air hujan
g. Sebagai tempat pertunjukan Air Mancur terbesar se Asia
h. Sarana area wisata kuliner
i. Sebagai sarana olahraga
j. Area sarana perniagaan
65
Dari teori yang telah kami bahas dan pelajari, kami menganalisis kembali dan
menyimpulkan keterkaitan taman terhadap teori teori waterfront city. Sehingga didapatkan
seperti berikut:
Tabel 5. 1 Tabel Analisa Taman Air Mancur sri Baduga Terhadap Teori Terkait
SIRKULASI Keterangan
Elemen Parkir Jalur Pedestrian Taman memiliki sirkulasi yang
memenuhi kriteria kebutuhan
masyarakat berdasarkan
ketersediaan area parkir dan
pedestrian.
FRONTAGE Keterangan
Zona Transisi Antara Area Pedestrian dan Garis Bangunan Area taman sudah dilengkapi
dengan zona transisi yang baik,
pada taman ini dibatasi dengan
pagar untuk batas antara jalan
umum dan area masuk kedalam
Taman Air mancur ini. Selain
itu, rangkaian frontage pada
area kawasan taman telah di tata
dengan baik karena
ditempatkannya elemen seperti
tiang petunjuk, kursi taman,
utilitas, fasilitas penunjang, dll.
(Sumber: Penulis)
k.
DAFTAR PUSTAKA
68