Anda di halaman 1dari 31

Strategi Komunikasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota

Lhoksemawe dalam Meningkatkan Minat Pengunjung Di Objek Wisata Goa


Jepang

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tourism and Hospitality Management

Oleh:
Bela Safitri Silaen 200240013
Cut Tara Aurelia Maydiva 200240028
Mona Octaviany Nst 200240038
Rafika Turrahmi 200240005

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT., berkat hidayah dan rahmat-Nya serta petunjuk kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Strategi Pengelolaan Destinasi

Wisata Goa Jepang Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota

Lhokseumawe”. Shalawat serta salam penulis persembahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. yang telah memberikan contoh yang baik kepada umatnya.

Skripsi ini berjudul “Strategi Pengelolaan Destinasi Wisata Goa Jepang

Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Lhokseumawe” skripsi ini

disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 dan untuk memperoleh gelar

Sarjana pada program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Malikussaleh.

Dalam menyusun skripsi ini tentunya memiliki kesulitan yang begitu

panjang, namun berkat doa, usaha, dorongan maupun dukungan dari berbagai

pihak sehingga skripsi ini mampu diselesaikan. Oleh karena itu, skripsi ini penulis

persembahkan untuk orang-orang yang telah memberikan doa, dukungan, dan

bantuan dengan sepenuh hati, terimakasih sebanyak-banyaknya penulis ucapkan

kepada orangtua tercinta Ayahanda dan Ibunda yang telah merawat dan

membesarkan, memberi dukungan baik moril maupun materiil, serta mendidik

penulis dengan penuh kasih sayang. Dan juga terima kasih banyak kepada

saudara-saudara kandung penulis yang telah membantu penulis dalam proses

pembuatan skripsi ini.


Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN. Eng

selaku Rektor Universitas Malikussaleh.

2. Bapak Dr. M. Nazaruddin, S.S,. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh.

3. Bapak Bobby Rahman, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik

dan Ilmu Komunikasi.

4. Ibu Harinawati, S.Sos., M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Malikussaleh.

5. Ibu Cut Andyna S.Ikom., M.Ikom selaku Dosen Pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama masa

penyusunan dan penulisan skripsi ini.

6. Seluru Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi untuk segala ilmu

pengetahuan dan wawasan yang telah bayak diberikan.

7. Teman-teman Angkatan-21 yang selalu menjadi wadah untuk mencari

hiburan dan melepas penat, teman-teman mencari angin segar, Aespi.

8. Secara khusus teruntuk teman bercerita setiap malam sebelum tidur,

terimakasih selalu menjadi pendengar setia tanpa pernah menghakimi,

menjadi salah satu sosok yang ikut bertepuk tangan ketika aku

menggapai sesuatu yang baru dalam hidup sekaligus sebagai

penyokong tanpa ada niat menjatuhkan.


9. Kepada segenap pihak yang telah berperan secara secara langsung

maupun tidak langsung dalam membantu penulis menyusun skripsi ini.

Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh

dari dari kesempurnaan, akan tetapi harapan penulis agar skripsi ini nantinya

dapat berguna dan bermanfaat, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

pembaca terutama bagi Mahasiswa/I Program Studi Ilmu Komunikasi.

Lhokseumawe, 02 Oktober 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Fokus Penelitian.............................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................4
1.5.1 Manfaat Teoritis..........................................................................................5
1.5.2 Manfaat Praktis...........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu......................................................................................5
2.2 Landasan Teori...............................................................................................7
2.2.1 Teori AIDA..............................................................................................7
2.3 Landasan Konseptual.....................................................................................9
2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi..............................................................9
2.3.2 Pengertian Parawisata............................................................................11
2.3.3 Peran Pengelolaan Pemerintah dalam Pariwisata.................................13
2.3.4 Pengertian Destinasi Wisata..................................................................13
2.3.5 Goa Jepang............................................................................................14
2.3.6 Kerangka Pemikiran..............................................................................15
BAB III.................................................................................................................16
METODE PENELITIAN....................................................................................16
3.1 Lokasi Penelitian............................................................................................7
3.2 Pendekatan Penelitian..................................................................................18
3.3 Informan Penelitian......................................................................................18
3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................19
3.5 Teknik Analisis Data....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
DAFTAR TABEL

Table 1 Penel
itian Terdahulu 3

Table 2 Informan Penelitian...................................................................................19


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Lhokseumawe merupakan salah satu daerah yang terletak di Provinsi

Aceh dan merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara. Kota

Lhokseumawe terletak diantara kota dua besar, yakni kota Banda Aceh dan Kota

Medan sehingga menjadi wilayah distribusi perdagangan jalur darat. dan memiliki

keunggulan dari segi pertambangannya. Meskipun kota Lhokseumawe memiliki

keunggulan dari segi hasil tambang, namun terdapat berbagai keindahan alam dan

keberagamaan budaya sehingga dapat memunculkan potensipotensi wisata.

Dengan diberi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tentunya membuat

masyarakat luar daerah tertarik untuk mengunjungi Kota Lhokseumawe, maka

dari itu munculah keinginan dari masyarakat sekitar untuk menciptakan objek

wisata sekaligus menjadi sumber mata pencaharian warga bidang pariwisata.

Membangun suatu objek wisata tentu harus memperhatikan aktraksi dan

wahana wisata untuk mendapat daya Tarik pengunjung, sehingga dapat

menaikkan produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bagi suatu daerah. Adapun

kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Lhokseumawe cenderung

berfluktuatif, yaitu pada tahun 2015 kontribusi pariwisata terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa migas sebesar 1,05% turun menjadi

1,01% pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2017 mengalami kenaikan

mencapai 1,09%.
Dengan demikian perlu diperhatikan bahwa pariwisata di Kota Lhokseumawe

harus ditingkatkan lagi agar kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB naik.

Kemudian upaya promosi wisata juga memiliki andil yang besar dalam

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Wisata goa jepang merupakan objek wisata sejarah yang berada di tengah kota

Lhokseumawe. Seiring dengan keilmuan yang terus berkembang, keistimewaan

dari destinasi wisata Goa Jepang telah diakui sebagai bangunan sejarah wisata

peninggalan penjajahan Jepang saat menjajah Indonesia khususnya di Aceh.

Kehadiran para wisatawan ke Goa Jepang dinilai dapat mengembangkan destinasi

wisata lokal tersebut, namun kenyataannya banyak faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pengunjung dikarenakan masih

banyaknya fasilitas-fasilitas dan sarana maupun prasarana penunjang yang kurang

memadai, seperti sanitasi, penyediaan tong sampah, kesadaran masyarakat tentang

menjaga lingkunga, minusnya promosi tentang wisata lokal Goa Jepang dan

kurangnya kepedulian Dinas Pariwisata dalam mengatasi permasalahan yang

terjadi pada objek sejarah wisata Goa Jepang.

Dikarenakan permasalahan yang timbul dari objek wisata bersejarah

tersebutlah, tentu kehadiran dan integritas dari Dinas Pariwisata Kota

Lhokseumawe diharapkan dapat mencari jawaban atas permasalahan tersebut.

Mengingat dinas Pariwisata merupakan unsur pelaksanaan teknis pemerintah

daerah yang memiliki tugas pokok membantu Walikota dibidang pengembangan

pariwisata daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang bertanggung jawab

untuk “mengkontribusi dan mengatur penyelenggaraan keparawisataan,

memvasilitasi dan melakukan promosi destinasi wisata, menyelenggarakan


pelatihan dan penelitian keparawisataan dalam lingkup kabupaten atau kota serta

mengalokasikan anggaran keparawisataan.” Menurut Kanun Aceh Nomor 8 Tahun

2013.

Dengan beberapa permasalahan di atas, tentunya pemerintah kota

Lhokseumawe harus memiliki strategi-strategi agar dapat mengatasi permasalah-

permasalahan yang terjadi di objek wisata kota Lhokseumawe. Hal ini, dapat

mempengaruhi pada pendapatan daerah maupun masyarakat lokal yang berada

disekitar wisata. Keindahan dan pengelolaan yang baik, juga dapat

menguntungkan lokasi tempat wisata tersebut dengan banyaknya keinginan para

investor untuk berinvestasi disekitar objek wisata.

Berdasarkan latar belakang yang ingin penulis teliti, maka penulis tertarik

meneliti penelitian ini dengan judul “Strategi Komunikasi Dinas Pemuda dan

Pariwisata Dalam Meningkatkan Minat Pengunjung Di Objek Wisata Goa

Jepang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah ”Bagaimana strategi Komunikasi

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam meningkatkan minat pengunjung

goa jepang?

1.3 Fokus Penelitian

Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan penelitian

ini difokuskan untuk meganalisis strategi komunikasi olah Dinas Pemuda


Olahraga dan Pariwisata Kota Lhoksemawe dalam meningkatkan minat

pengunjung wisata Goa Jepang.

1.4 Tujuan Penelitian

Bersadarkan dari permasalahan yang ditemukan diatas, adapun tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mendeskripsikan strategi

komunikasi yang dilaukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota

Lhoksemawe dalam meningkatkan minat pengunjung objek wisata Goa Jepang”.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

suatu ilmu. Berkaitan dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini terbagi

menjadi manfaat secara teoritis dan menfaat secara praktis, yang secara umum

diharapkan mampu mendatangkan manfaat bagi pengembangan Ilmu Komunikasi.

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam hal pendidikan dalam

rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi data bagi kepustakaan

Universitas Malikussaleh untuk penelitian yang akan datang.


1.5.2 Manfaat Praktis

1. Dapat menjadi pendorong untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan

variabel yang berbeda.

2. Dapat menjadi masukan bagi pihak terkait dan semoga penelitian ini

membawa manfaat bagi peneliti dan seluruh pihak terkait.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Jurnal Kadek Ariek Dwijaya, I Made Arya Utama dan Ni Gusti Ayu Dyah

Satyawati yang berjudul: Kewenangan Pengelolaan Wisata Bahari Oleh

Pemerintah Desa Di Kabupaten Badung (Suatu Studi Pengelolaan Wisata Bahari

Di Desa Pecatu). Pada artikel tersebut penelitian menggunakan metode yuridis

empiris. Hasil penelitiannya peneliti membahas tentang kewenangan daerah

kabupaten yang diserahkan ke pihak desa. Desa sendiri yang bertanggung jawab

mengelola Wisata Bahari tersebut, mulai dari Pengelolaan Obyek wisata dalam

desa diluar rencana induk pariwisata, pengelolaan tempat rekreasi dan hiburan

umum dalam desa, rekomendasi pemberian ijin pendirian pondok wisata pada

kawasan wisata di desa. Pelaksanaan pengelolaan wisata bahari di desa Pecatu

terdapat factor pendukung baik dari dalam mau pun luar, dan terdapat juga faktor-

faktor penghambat pelaksanaannya.

Dalam skripsi Muhammad Haqqir Ridho 2018, yang berjudul “Strategi

Komunikasi Duta Wisata dalam Mempromosikan Pariwisata diKabupaten Gersik”

dalam penelitiannya peneliti menjelaskan tentang Duta wisata ingin mewujudkan

apa yang telah direncanakan sebelumnya agar Kabupaten Gresik dapat dikenal

oleh masyarakat, baik orang Gresik sendiri maupun luar Gresik kemudian Duta

Wisata sebagai Tourism Information Center, dapat mempermudah wisatawan


untuk memperoleh informasi mengenai tempat wisata, kuliner, oleholeh dan

kebudayaan

yang ada di Kabupaten Gresik. Selanjutnya peneliti juga membahas Duta wisata

itu sendiri sebagai media penghubung kepada masyarakat diluar, baik berupa aksi

kegiatan maupun melalui perantara sosial media, seperti: Melalui Pameran, Media

sosial dan penyuluhan atau kegiatan sosial.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Lokasi Fokus Temuan
1 Kadek Ariek Kewenangan Penelitian Hasil penelitian ini
Dwijaya, I Made Pengelolaan berfokus pada membahas tentang
Arya Utama dan Wisata Bahari Desa itu kewenangan daerah
Ni Gusti Ayu Oleh Pemerintah sendiri yang kabupaten yang di
Dyah Satyawati Desa di bertanggung serahkan ke pihak
Kabupaten jawab dalam desa.
Bandung (Studi mengelola
Pengelolaan wisata bahari,
Wisata Bahari di mulai dari
Desa Pecatu) pengelolaan
obyek wisata
dalam desa,
rekomendasi
pemberian ijin
pendirian
pondok wisata
pada kawasan
wisata di desa.
2 Muhammad Strategi Penelitian ini Hasil pada
Haqqir Ridho Komunikasi Duta berfokus Duta penelitian ini Duta
(2018) Wisata Dalam wisata itu wisata ingin
Mempromosikan sendiri sebagai mewujudkan apa
Pariwisata di media yang telah
Kabupaten penghubung direncanakan
Gersik kepada sebelumnya agar
masyarakat Kabupaten Gresik
diluar, baik dapat dikenal oleh
berupa aksi masyarakat, baik
kegiatan orang Gresik sendiri
maupun maupun luar Gresik
melalui kemudian Duta
perantara Wisata sebagai
sosial media, Tourism
seperti: Information Center,
Melalui dapat
Pameran, mempermudah
Media sosial wisatawan untuk
dan memperoleh
penyuluhan informasi mengenai
atau kegiatan tempat wisata,
sosial. kuliner, oleh-oleh
dan kebudayaan
yang ada di
Kabupaten Gresik.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori AIDA

Konsep teori komunikasi attention (Perhatian), inters (minat), desire (hasrat),

decision (keputusan) dan action (kegiatan) atau sering disingkat yakni AIIDA

atau sering disebut A-A Prosedure yang memiliki makna dengan terjadinya action

atau aksi pada komunikan, terlebih dahulu harus dibangkitkan attention (Effendy,

2007:51).

1. Attention (Perhatian)
Perhatian yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari

tahu tentang sesuatu yang dilihatnya. Masyarakat yang sedang mencari tahu

mengenai tempat wisata akan menaruh perhatian dengan beragam tempat atau

daerah tujuan wisata. Dalam hal ini penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang

keterlibatan dinas Pemuda Olahraga dan Parawisata Kota Lhokseumawe

dalam menaikkan minat pengunjung pada objek wisata Goa Jepang.

2. Interst (Minat)

Pada fase ini, komunikator yakni Dinas terkait berusaha untuk

membangkitkan minat para calon wisatawan untuk dapat mengunjungi dan

mengupayakan pendekakan secara persuasive maupun berkelompok dengan

berbagai cara.

3. Disire (Hasrat)

Hasrat adalah keinginan atau minat yang sudah timbul untuk para calon

wisatawan bertanya atau mencari tahu tentang daerah wisata yang ditawarkan

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata di kota Lhokseumawe pada

destinasi Goa Jepang.

4. Decision (Keputusan)

Keputusan adalah fase dimana calon wisatawan sudah merasa yakin akan

keputusannya untuk mengunjungi objek wisata atau tidak.

5. Action (Tindakan)

Fase ini akan menandakan calon wisatawan secara nyata menerima atau akan

berkunjung ke daerah objek wisata Goa Jepang atau tidak. Fase ini adalah fase

akhir dimana calon wisatawan akan melakukan kunjungan wisata.


2.3 Landasan Konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan atau keterkaitan

antara konsep satu dengan konsep yang lainya dari suatu masalah yang akan

diteliti. Kerangka konseptual berguna untuk menjelaskan secara lengkap dan

detail tentang suatu topik yang akan menjadi pembahasan.

Sugiyono, (2017) menyatakan bahwa kerangka konseptual secara teoritis akan

menghubungkan berbagai variabel penelitian, yaitu variabel terikat atau dependen

dengan variabel bebas atau independen yang akan diukur serta diamati melalui

proses penelitian.

2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategis, artinya umum. Dunia ini

mengacu pada apa yang menciptakan perhatian arah utama organisasi. Strategi

adalah pendekatan holistik yang berhubungan dengan ide, rencana, dan melakukan

suatu aktivitas selama periode tertentu. Strategi merupakan alat untuk mencapai

suatu organisasi untuk jangka waktu yang lama dalam menentukan program atau

perencanaan program alokasi sumber daya.

Onong Uchjana Efendy mengatakan bahwa strategi pada dasarnya adalah

perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu. Namun, untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi harus mampu menunjukkan taktik

operasionalnya. sedangkan John Fiske menyatakan bahwa meskipun semua orang

tahu bahwa komunikasi adalah bagian dari aktivitas manusia, hanya sedikit yang

dapat menjelaskan dengan baik. Komunikasi memiliki banyak definisi, seperti

saling berbicara satu sama lain, menonton televisi, dan banyak lagi.
Dari pengertian komunikasi di atas tampak adanya sejumlah unsur yang di

cakup yang merupakan terjadinya proses komunikasi.

1. Proses Komunikasi Tatap Muka—Disebut sebagai proses komunikasi tatap

muka karena komunikator dan komunikan berhadapan satu sama lain dan

dapat melihat satu sama lain. Jenis komunikasi ini disebut sebagai komunikasi

tatap muka.

2. Proses Komunikasi Bermedia: Jenis komunikasi ini disebut "komunikasi

secara langsung" ketika orang berbicara satu sama lain dengan cara yang jauh

atau banyak.

Strategi komunikasi adalah kombinasi dari manajemen komunikasi dan

perencanaan komunikasi untuk mencapai tujuan. Strategi komunikasi ini harus

mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis dilakukan, karena

pendekatan atau pendekatan dapat berubah-ubah tergantung pada situasi dan

kondisi. Strategi komunikasi sangat penting untuk keberhasilan kegiatan

komunikasi.

Jadi dapat disimpulkan strategi komunikasi adalah seluruh proses perencanaan

dan taktik yang akan digunakan untuk memulai komunikasi dengan

memperhatikan semua aspek yang ada dalam proses komunikasi untuk mencapai

tujuan.

2.3.2 Pengertian Parawisata

Pariwisata adalah perjalanan dari rumah ke suatu tempat tertentu untuk

mendapatkan pengalaman di luar aktivitas sehari-hari selama waktu yang


singkat. Ketika kita memahami perjalanan wisata, kita dapat melihat beberapa

komponen penting yang membentuk prosesnya. Tempat tinggal, perjalanan,

pelaku perjalanan wisata, dan tempat tujuan wisata adalah komponennya. Oleh

karena itu, kegiatan wisata dilakukan tidak di rumah atau di tempat tinggal si

pelaku kegiatan, melainkan di tempat tujuan tertentu, yang memerlukan proses

perjalanan melalui berbagai sarana transportasi, apakah itu darat, laut, atau

udara. karena wisata dan perjalanan terkait.

Kemudian Murphy mengatakan bahwa parawisata adalah semua hal yang

berkaitan dengan wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-

lainnya yang muncul sebagai hasil dari perjalanan wisata ke daerah tujuan

wisata, meskipun perjalanan tersebut tidak berlangsung lama dan bersifat

sementara.

Ada beberapa hal yang penting dalam pariwisata, antara lain:

1. Konsep Pariwisata: Istilah "pariwisataan" terdiri dari beberapa istilah,

seperti "wisata", "pariwisata", dan "kepariwisataan." Kepariwisataan ini

mencakup semua aktivitas wisata yang dilakukan oleh pengunjung dengan

bantuan infrastuktur dan fasilitas yang disediakan oleh pihak berwenang

pariwisata. Daya tarik wisata tetap merupakan komponen yang paling

penting dalam pengembangan kepariwisataan. Hadiwijoyo menggambarkan

Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) sebagai kumpulan bangunan dan

fasilitas yang saling berhubungan yang menarik wisatawan untuk

mengunjungi suatu tempat. Wisata alam atau lingkungan, wisata sosial

budaya, dan wisata minat khusus adalah tiga kategori daya tarik wisata.
2. Pengembangan Pariwisata: Menurut UU nomor 10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan, daerah tujuan wisata, juga disebut destinasi pariwisata,

adalah area geografis yang terletak dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang digunakan untuk kegiatan kepariwisataan dan memiliki

daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, dan

masyarakat yang saling terkait. Menurut Cooper dkk. dalam Sunaryo,

kerangka pengembangan destinasi pariwisata terdiri dari empat elemen

utama:

1. Obyek daya tarik wisata (Attraction)—yang mencakup daya tarik dan

keunikan yang berasal dari alam, budaya, atau buatan/artificial.

2. Aksesibilitas (Accessibility)—yang mencakup kemudahan sarana dan

sistem transportasi.

3. Amenitas (Amenities)—yang mencakup fasilitas penunjang dan

pendukung wisata.

4. Fasilitas umum (Ancillary Sightseeing)—yang mencakup

5. Kelembagaan (Institutions) yang memiliki kewenangan, tanggung jawab

dan peran dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata.

2.3.3 Peran Pengelolaan Pemerintah dalam Pariwisata

Menurut Norval, pariwisata adalah semua hal yang berkaitan dengan orang

asing masuk, tinggal, dan bergerak di dalam atau di luar suatu negara, kota, atau

wilayah tertentu. Pariwisata didefinisikan oleh Kodhyat sebagai suatu perjalanan

sementara dari satu tempat ke tempat lain, dilakukan oleh individu atau kelompok,

sebagai usaha mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Sementara itu, Musanef
mengartikan pariwisata sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu, yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain.

2.3.4 Pengertian Destinasi Wisata

Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah

kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang

di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,

aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan.

Pada umumnya, daya tarik suatu objek wisata berdasarkan atas:

1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan

bersih.

2. Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

3. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.

4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang

hadir.

5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi, karena keindahan alam

pegunungan, pasir, sungai pantai, hutan dan sebagainya.


6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus

dalam bentuk upacara – upacara adat, nilai luhur dalam suatu objek buah karya

manusia, dan atraksi kesenian.

2.3.5 Goa Jepang

Goa Jepang merupakan bangunan yang di bangun oleh tentara Jepang pada

tahun 1942. Pada jaman dahulu goa tersebut di fungsikan oleh tentara Jepang

sebagai banteng pertahanan sekaligus melihat musuh yang dating dari arah laut.

Goa Jepang terletak di desa Blang Panyang, Kec. Muara Satu, Kota

Lhokseumawe. Panjang Gua Jepang ini hanya sekitar 50 m saja dengan lebar

sekitar 2-3 m. Setelah berlalu masa penjajahan goa jepang dijadikan sebagai objek

wisata yang bersejarah karena melestarikan situs sejarah serta sekaligus

menjadikan objek wisata, Khadijah, (2023).

Goa jepang merupakan objek wisata yang berada di Kota Lhokseumawe,

Aceh. Berada pada ketinggian kurang lebih 100 m diatas permukaan laut. Goa

Jepang menyajikan pemandangan alam yang sangat indah. Laut lepas yang

berhadapan dengan PT Arun LNG menjadi pemandangan ikonik dari Goa Jepang

yang sangat indah ketika melihat pemandangan ikonik dari Goa Jepang.

Menjelajahinya tak butuh waktu lama. Tak jauh dari Gua Jepang, masih di

komplek yang sama, terdapat Taman Ngieng Jioh (Taman Memandang Jauh).

Disini terdapat beberapa bangunan kecil yang bisa kamu manfaatkan untuk duduk

beristirahat atau sekedar berlindung dari terik matahari, Zul Afrizal, (2023).
2.3.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir yaitu penjelasan sementara dari gejala-gejala yang

menjadi obyek permasalahan dalam sebuah penelitian. Selain itu, kerangka

berpikir juga dapat digunakan untuk memberikan jawaban pendekatan terhadap

masalah yang ingin diteliti oleh si peneliti.

Pemaparan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat melalui

bagan berikut:

Kerangka Berpikir

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Lhokseumawe

Strategi Komunikasi

AIIDA

Attention Disire

Interst Decision
Action

Dalam Meningkat Pengunjung Wisata Goa Jepang

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah dalam mendapat

pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk

menyusun ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk

melaksanakan metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada

bentuk-bentuk penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif memiliki karakteristik alami

(Natural serfing) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih

dipentingkan dari pada hasil. Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung


dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal yang esensial.

(Lexy Moleong, 2006: 04).

Penelitian kualitatif menggunakan objek alami, atau lingkungan alami,

sehingga penelitian ini sering disebut sebagai penelitian naturalistik. sehingga

keadaan saat peneliti masuk ke objek dan setelah berada di sana dan keluar dari

objek relatif tidak berubah. Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh

peneliti, menjadi alat, sehingga dalam penelitian kualitatif alatnya adalah individu

atau alat manusia. Peneliti biasanya menjadi instrument dan harus memiliki

pengetahuan teori dan wawasan yang luas sehingga dapat mengajukan

pertanyaan, menganalisis, mengambil gambar, dan membuat objek yang diteliti

Menjadi jelas dan bermakna. Dalam penelitian kualitatif, kriteria data adalah data

yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana

adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung

makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut ( Sugiyono, 2008: 02).

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian ini dilakukan. Dalam

penentuan lokasi penelitian ini harus benar-benar dipertimbangkan sehingga dapat

diperoleh data yang dibutuhkan serta tercapainya tujuan penelitian ini. Lokasi

penelitian ini adalah di objek Wisata Goa Jepang Kota Lhokseumawe, Provinsi

Aceh. Dengan fokus penelitiannya yakni untuk mengetahui dan menganalisis

strategi pengelolaan wisata Goa Jepang oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan

Pariwisata Kota Lhokseumawe.


3.2 Pendekatan Penelitian

Penilitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif guna untuk

mengetahui dan memahami fenomena yang terjadi oleh subjek penelitia.

Pemilihan penelitian Kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya; perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah (Moleong 2005:6).

Tujuan penelitian kualitatif deskriptif adalah sebuah metode penelitian

yang mana hasil data yang didapat dijabarkan secara rinci untuk menganalisis

kejadian, fenomena, dan keadaan sosial. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk menghasilkan penelitian yang akurat, memberikan gambaran

lengkap baik dalam bentuk verbal maupun numerical, dan mengklasifikasikan

subjek penelitian.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah orang-orang yang memberikan informasi

terkait dengan masalah peneliti yang sedang dikaji. Informan adalah subjek yang

memahami informasi terkait objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain

yang memahami objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan

informasi sebanyak-banyaknya melalui informan dalam penelitian ini adalah

sejumlah masyarakat kota Lhokseumawe yang pernah mengunjungi wisata Goa

Jepang dan pegawai Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Lhokseumawe
dan kepala dinas serta pegawai yang berkerja di bawah Instansi Dinas Pemuda

Olahraga dan Kebudayaan kota Lhokseumawe.

Table 2.3
Informan Penelitian
No Nama Informan Jabatan
1 Ramli, S. Sos Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata
2 Diana Rosa, ST Kepala bidang Pariwisata
3 Zul Afrizal, S.Pd.I, MA Seksi Promosi Kepariwisataan
4 Salman, S.Pd.I, M.Tesol Seksi Pengembangan Sumber Daya Dan
Peran Serta Masyarakat
5 Taruna Putra Satya, S. IP, MAP Camat Kecamatan Muara Satu
6 Sabirin Pengelola Objek Wisata Goa Jepang
7 Masyitah Masyarakat atau Pengunjung
3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara bersamama narasumber

untuk mendapatkan data penelitian. Wawancara adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan secara langsung antara peneliti dan narasumber.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengamati dan meninjau secara langsung pada lokasi penelitian. Hasil dari

observasi sendiri dapat berupa kejadian, peristiwa, ativitas, kondisi maupun

suasana tertentu, objek serta perasaan emosi seseorang. Kegiatan observasi

dilakukan untuk meneliti lebih lanjut sebuah kebenaran dengan maksud untuk

merasakan dan kemudian memahami situasi dari fenomena berdasarkan informasi


yang telah didapat sebelumnya. Pada penelitian ini peneliti melakukan obsevasi

pada objek wisata Goa Jepang yang terletak di kota Lhoksemawe untuk melihat

kondisi sebenarnya, meliput bagaimana pengelolaan objek wisata di Joa jepang

tersebut, dan lainnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh lewat bentuk

foto, vidio maupun audio dan sebagainya. Data tersebut digunakan sebagai bukti

berlangsungnya penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengelola dan menyusun data secara

sistematis dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dokumentasi dan

lain-lain, yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil dari analisis data tersebut

kemudian diorganisir dan dijabarkan berdasrkan sub-sub yang telah ditentukan,

disusun kedalam pola, menganalisis data yang penting dan dipelajari dalam

penelitian ini untuk mudah dipahami oleh peneliti dan orang lain.

Analisis data kualitatif menurut bogdan dan biklen (dalam lexy J,

moleong, 013 : 248), merupakan upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan

data, mengorganisir data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang didapat dari narasumber.

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini diantaranya

sebagai berikut:
1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyaring dan merangkum data yang

berfokus pada hal hal yang diperlukan dalam penelitian. Data yang

dihasilkan pada proses wawancara, obsevasi dan dokumentasi yang

bersifat kompleks yang kemudian data tersebut disederhanakan untuk di

tindak lanjuti ke tahap berikutnya. Pada tahap ini peneliti memilah-milah

data dari hasil yang yang telah didapat dari hasil wawancara, observasi

dan dokumentasi yang belum terstruktur berkaitan dengan strategi

pengelolaan objek wisata Goa Jepang oleh disporapor kota lhoksemawe.

Dengan demikian data tersebut akan memberi gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah peneliti untuk melakukan tahap pengumpulan data

selanjutnya.

2. Penyajian Data

Penyajian data atau Display data merupakan proses laporan singkat yang

yang disusun dan dilengkapi dengan bagan , tabel dan atau foto sesui

dengan penelitian yang dilakukan. Peyajian data yang dilakukan dengan

melihat keseluruhan data yang telah diperoleh pada saat penelitian.

Informasi terbut kemudian digabungkan menjadi satu pola yang padu dan

mudah untuk dimengerti apa yang sedang terjadi dan menyusunnya

berdasarkan rumusan masalah kedalam bentuk teks naratif. Hasil

Penyajian data nantinya mengacu pada pola hubungan sehingga lebih

mudah untuk dianalisis dan diambil kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan data yang diperoleh oleh peneliti

melalui langkah-langkah secara berurutan sebagai upaya untuk

mendapatkan kesimpulan. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan

dialakukan dengan metode induktif. Metode induktif merupakan penerikan

kesimpulan yang diambil berdasarkan hal-hal fakta atau peristiwa yang

menjadi jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, M. S. (2022). Bukit Goa Jepang Destinasi Wisata Bersejarah di Kota Lhokseumawe.
(diakses pada 28 September 2023).

Auliza, R. (2021). Strategi Pengelolaan Destinasi Wisata oleh Dinas Pariwisata Kota
Lhokseumawe. 87.

Dwijaya, K. A. (2014). Kewenangan Pengelolaan Wisata Bahari oleh Pemerintah Desa di


Kabupaten Badung (Suatu Studi Pengelolaan Wisata Bahari di Desa Pecatu).
Jurnal Ilmu Hukum. (diakses pada 28 September 2023).

Ridho, M. H. (2018). Strategi Komunikasi Duta Wisata dalam Mempromosikan Pariwisata


di Kabupaten Gresik.

Sinuhaji, V. V. (2019). Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan


Kabupaten Karo Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif
Kualitatif Wisata Bukit Gundaling Brastagi). 61.

Syafira Ryialita Primadani, d. (2019). Analisis Strategi Pengembangan Daerah . Jurnal


Publik. (diakses pada 28 September 2023).

Uchjana, U. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Zulfadli, M. (2021). Strategi Komunikasi Dinas Parawisata Lombok Barat dalam
Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Pasca Gempa. 108.

Anda mungkin juga menyukai