Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENERAPAN MATA KULIAH PUBLIC SPEAKING DALAM

KEGIATAN “FESTIVAL DOLANAN ANAK” SEBAGAI SARANA

PENINGKATAN MENGENALKAN WARISAN BUDAYA DI MUSEUM

JAWA TENGAH RANGGAWARSITA

Disusun oleh:

NAMA : EGO PRABOWO

NIM : 2211416045

PRODI : SASTRA INGGRIS

JURUSAN : BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh pihak Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita dan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang.

hari :
tanggal : Juli 2021

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Mohamad Ikhwan Rosyidi, S.S, M.A. Supriyatin, S.E.


NIP. 19801206 200912 1 001 NIP. 19680607 198903 2 007

Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Kepala Museum Jawa
Tengah Ranggawarsita

Widhiyanto, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dra. Asih Widhiastuti. M


NIP. 19730905 200501 1 001 NIP. 19620920 1988032001

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :


Nama : Ego Prabowo
NIM : 2211416045
Fak/Jurusan/Prodi : Fakultas Bahasa dan Seni/Bahasa dan Sastra
Inggris/Sastra Inggris
Lokasi PKL : Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Jl. Abdul Rahman
Saleh No.1, Kalibanteng Kidul, Semarang Barat, Kota
Semarang, Jawa Tengah, Kode Pos 50149.
Dengan ini menyatakan bahwa laporan yang saya buat dalam rangka pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan Tahun 2019 sesuai dengan yang saya kerjakan di lokasi
PKL. Bila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan sebenarnya.

Semarang, Juli 2021


Yang menyatakan, ,

Ego Prabowo
NIM. 2211416045
Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan, Kepala Museum Ranggawarsita

Mohamad Ikhwan Rosyidi, S.S, M.A. Dra. Asih Widhiastuti, M.Si.


NIP. 19801206 200912 1 001 NIP. 19620920 1988032001

iii
ABSTRAK

Prabowo, Ego. 2019. Penerapan Mata Kuliah Public Speaking Dalam Kegiatan

“Festival Dolanan Anak” Sebagai Sarana Peningkatan Mengenalkan Warisan

Budaya Di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Laporan PKL, Bahasa dan

Sastra Inggris, Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:

Mohamad Ikhwan Rosyidi, S.S, M.A.

Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib dipenuhi

oleh mahasiswa dalam program studi non kependidikan di Universitas Negeri

Semarang. Kegiatan PKL diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan

dan pengalaman mahasiswa terhadap dunia kerja serta dapat menerapkan ilmu

yang diperoleh di bangku perkuliahan untuk dapat diimplementasikan di

lingkungan kerja. Manfaat penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui

bagaimana persiapan yang dilakukan oleh penulis dalam menyiapkan kegiatan

Belajar Bersama Museum yang diselenggarakan oleh Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Dimana kegiatan ini

bertujuan untuk menggalakan program dolan museum atau ajakan untuk lebih

sering mengunjungi museum kepada masyarakat khususnya para pelajar untuk

meningkatkan pengetahuan mereka mengenai budaya Indonesia. Dalam

menyusun laporan ini, penulis mendapatkan data-data yang berasal dari hasil

observasi langsung di lapangan serta kajian pustaka. Laporan ini berisi tentang

proses persiapan dan administrasi Museum Ranggawarsita. Hasil penulisan ini

menunjukan bagaimana penulis melaksanakan kegiatan ini dari mempersiapkan

sampai melaporkan kegiatan ini.

iv
Kata kunci: praktik kerja lapangan, public speaking, festival dolanan anak,

warisan budaya, museum ranggawarsita.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan dengan

Judul “Penerapan Mata Kuliah Public Speaking Dalam Kegiatan “Festival

Dolanan Anak” Sebagai Sarana Peningkatan Mengenalkan Warisan Budaya Di

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita”. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini

ditulis berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan kegiatan praktik

kerja lapangan dan disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan mata

kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Atas dukungan moral

dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Widhiyanto, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan

Sastra Inggris, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan rekomendasi

dan pembekalan untuk melaksanakan kegiatan PKL.

2. Bapak Mohamad Ikhwan Rosyidi, S.S, M.A., selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis sejak

pelaksanaan kegiatan PKL sampai penulisan laporan PKL.

3. Ibu Dra. Asih Widhiastuti, M.Si selaku Kepala Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Museum Jawa Tengah

v
Ranggawarsita, kepada pembimbing lapangan Bapak Nur Iman, SH., MSi selaku

kepala seksi pelayanan yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

melaksanakan kegiatan PKL, kepada Bapak Giyanto Selaku staf pelayanan yang

senantiasa memberikan arahan pada penulis dalam hal administrasi pelayanan. Ibu

Supriyatin selaku staf pelayan yang senantiasa memberikan penulis pengarahan

dalam bidang kearsipan pelayanan, Ibu Kustiyah selaku staf pelayanan yang

banyak memberikan arahan pada penulis tentang hal-hal yang menyangkut

ticketing di Museum Ranggawarsita. Pak Agung, Mbak Rosyita, Mbak Tata,

Mbak Ria, Mas Zaky dan Mas Nonda selaku para staff pelayanan bagian

pemanduan turist domestik maupun mancanegara, yang telah senantiasa

memberikan arahan, pelajaran serta masukan kepada penulis menyangkut tata cara

menjadi pemandu yang baik dan benar, sehingga mampu menularkan ilmu yang

bermanfaat serta tambahan wawasan tidak hanya dalam bidang pemanduan namun

juga wawasan tentang perbendaharan bahasa serta wawasan tentang kekayaan

sejarah yang ada di Indonesia.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini belumlah

sempurna. Oleh karena itu, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dalam

hal memperbaiki kualitas penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Penulis

Ego Prabowo

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN LAORAN.................................................... iii

ABSTRAK....................................................................................................... iv

PRAKATA....................................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Tujuan dan Manfaat.................................................................................... 3

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL........................................................ 4

1.4 Metode Pengumpulan Data......................................................................... 11

1.5 Sistematika Laporan................................................................................... 12

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Museum Jawa Tengah Ranggawarsita........................................................14

2.2 Arti Makna Logo Instansi...........................................................................15

2.3 Visi dan Misi...............................................................................................16

vii
2.4 Deskripsi Departemen Tempat Pelaksanaan PKL......................................17

2.5 Struktur Organisasi………………………………………………...28

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tinjauan pustaka.........................................................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan Kegiatan........................................................ 31

BAB V PENUUP

5.1 Simpulan............................................................................................ 38

5.2 Saran.................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 39

LAMPIRAN.................................................................................................. 40

viii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Logo Museum Jawa tengah Rangawarsita


2. Gambar 2.2 Struktur Organisasi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
3. Gambar 2.3Museum Goes To School
4. Gambar 2.4 Pameran Tematik
5. Gambar 2.5 Belajar Bersama Museum
6. Gambar 2.6 Lomba Cerdas Cermat
7. Gambar 2.7 Pameran Keliling
8. Gambar 2.8 Pemilihan Duta Museum
9. Gambar 2.9 Pameran Bersama
10. Gambar 2.10 Dolan Museum

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto-Foto Kegiatan

2. Daftar Hadir dan Kegiatan PKL

3. Surat Permohonan PKL

4. Surat Penerjunan PKL

5. Surat Penarikan PKL

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum

Ketika kita mendengar kata “museum”, yang sering terlintas dalam pikiran

kita adalah suatu tempat untuk menyimpan benda-benda kuno. Anggapan tersebut

tidak sepenuhnya disalahkan. Hal ini terjadi karena masih banyak orang yang

tidak mengetahui dengan benar tentang museum. Maka perlu adanya penjelasan

singkat dan jelas tentang museum. Museum dapat diartikan sebagai tempat

penyimpanan benda-benda bernilai sejarah, benda seni budaya, atau bahkan

sebagai tempat dokumen historis yang didalamnya kita bisa mengetahui berbagai

macam benda. Dengan kata lain, museum terdiri dari benda-benda sejarah berupa

tulisan maupun alat-alat kehidupan manusia, misalnya gua atau rumah dengan

segala perlengkapannya.

Sedangkan menurut ICOM (International Council of Museum) museum

adalah: sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani

masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh,

merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi atau

pendidikan, dan kesenangan terhadap barang-barang pembuktian manusia.

Dengan kata lain museum tidak hanya berfungsi menyimpan benda-benda

antik saja melainkan juga sebagai sarana pengembangan pendidikan, kebudayaan,

pusat informasi dan pengukuhan berbagai nilai budaya yang berwujud konkrit

berupa benda-benda yang berada di museum tersebut.

1
Seiring dengan perkembangan jaman, paradigma museum sedikit mulai

bergeser menuju kearah perkembangan yang lebih luas. Museum dimanfaatkan

sebagai tempat untuk kumpulan ilmu pengetahuan baik dalam bentuk karya tulis

maupun barang-barang temuan teknologi modern pada saat ini.

Pada mulanya museum hanya bertujuan mengumpulkan dan merawat benda-

benda bersejarah, kemudian fungsinya berkembang kearah pendidikan, dan

rekreasi yang berbasis kepada kebudayaan. Museum dibutuhkan dunia pendidikan

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, oleh masyarakat museum

dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi yang mendidik.

Oleh karenaitu perlu penjelasan dan publikasi di media yang ada. Dengan

demikian masyarakat pada umumnya dan pihak-pihak sekolah pada khususnya

akan tertarik dan akan semakin mengenal museum untuk dijadikan tempat proses

belajar mengajar secara langsung keada siswa-siswanya.

Tradisi museum pada mulanya terbatas pada bentuk penikmatan seni, budaya

dan pengetahuan. Selain itu juga digunakan sebagai aset kebanggaan. Tetapi di

dalam perkembangannya, museum menjadi sarana studi ilmiah, tempat

pembelajaran siswa, dan rekreasi budaya seni.

Pemanfaatan museum sebagai media belajar dapat dilakukan dengam cara

mengunjungi, memanfaatkan, materi isi museum sebagai sumber belajar,

mengkaji museum dengan berbagai isinya. Pemanfaatan museum dapat dilakukan

melalui tulisan, diskusi, karya tulis dan lain-lain.

Meskipun museum sebagai sumber belajar mempunyai banyak manfaat bagi

masyarakat, khususnya pelajar baik dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga ke

Perguruan Tinggi, namun pada kenyataannya, pelajar bahkan guru-guru sebagai

2
penggerak pendidikan belum memanfaatkan museum sebagai media belajar untuk

menunjang proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.

Adanya kenyataan yang menggambarkan bahwa museum masih kurang dekat

dengan masyarakat memunculkan berbagai tantangan yang harus dijawab oleh

insan permuseuman agar dapat lebih berperan. Museum lebih ditantang untuk

menjadi pusat kebudayaan yang pada gilirannya akan dapat dijadikan peletak

dasar nilai-nilai budaya dan etika bagi bangsa Indonesia.

Karena tantangan yang dihadapi oleh museum itulah maka sebaiknya dari

dalam lembaga itu sendiri maupun tuntutan akan peran berat, sehingga dalam

laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini penulis mengangkat judul; “Penerapan

Mata Kuliah Public Speaking Dalam Kegiatan “Festival Dolanan Anak” Sebagai

Sarana Peningkatan Mengenalkan Warisan Budaya Di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita”.

Sejarah Museum

Museum adalah lembaga yang diperuntukan bagi masyarakat umum. Museum

berfungsi mengumpulkan, merawat, mengkomunikasikan dan menyajikan serta

melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan

kesenangan atau hiburan. Sedang menururt International Council of Museum

( ICOM): dalam pedoman Museum Indonesia, 2008. Museum adalah sebuah

lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan

perkembangannya terbuka untuk umum, memperoleh,merawat,menghubungkan

dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya

untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Fungsi dari museum itu sendiri

adalah menyimpan,merawat mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum

3
berupa benda cagar budaya. Pengertian ini berasal dari Peraturan Pemerintah

Nomor 19 tahun 1995.

Pendirian museum pertama kali dirintis oleh proyek rehabilitasi dan

permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan diresmikan pada tangggal 5 juli

1989 oleh Prof Dr Fuad Hasan, menjadikan Museum Ranggawarsita menjadi

Museum terbesar dan terlengkap di Jawa Tengah yang memiliki koleksi sejarah,

alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunan dan wawasan nusantara. Dengan

desain bangunan bergaya klasik (joglo) Post-modernisme dan luas kurang lebih

1,8 hektare menambah kemegahan bangunan Museum.

Sebagai rumah Ilmu, Universitas Negeri Semarang mencanangkan beberapa

program untuk mencetak mahasiswa kader konservasi di masa depan yang

berwawasan konservasi. Salah satu programnya adalah pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk

berpartisipasi dalam dunia kerja. Diharapkan dengan melakukan praktik lapangan

secara nyata, mahasiswa dapat belajar untuk mengaplikasikan apa yang sudah ia

pelajari dalam kelas. Selain itu mata kuliah ini juga bertujuan untuk melatih

mental kerja mahasiswa untuk disiplin, efisien, tepat waktu, dan tanggap.

Sejalan dengan latar belakang program studi yang dimiliki oleh penulis,

laporan Praktik Kerja Lapangan ini berfokus pada proses penerapan kemampuan

Bahasa Inggris dalam kegiatan pemanduan dan khususnya dalam ilmu

penerjemahan selama proses surat-menyurat untuk persyaratan administrasi dalam

proses persiapan program Belajar Bersama Museum yang telah dilakukan penulis

di tempat pelaksanaan PKL, yaitu di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

4
1.2 Tujuan dan Manfaat

Dalam bagian ini akan diterangkan (1) Tujuan dari kegiatan Praktik Kerja

Lapangan, dan (2) Manfaat dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Tujuan Praktik Kerja Lapangan pada dasarnya ada dua yaitu secara khusus

dan umum. Secara khusus, Praktik Kerja Lapangan harus dilakukan setiap

mahasiswa guna memenuhi syarat menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi.

Sedangkan secara umum yaitu:

1. Memberikan wawasan tambahan kepada mahasiswa untuk lebih

memahami teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan dunia

kerja.

2. Mengaplikasikan teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan dunia

kerja, serta kendala-kendala yang dihadapi di dunia kerja itu sendiri.

3. Memberikan pengetahuan dan kondisi nyata dunia kerja serta

tantangan-tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya dari satu lembaga, dalam hal ini adalah Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita.

4. Menjalin hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan

sebuah lembaga kerja, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah antara

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dengan Universitas Negeri

Semarang.

1.2.2 Manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh penulis dalam Praktik Kerja

Lapangan (PKL) di Museum Ranggawarsita yaitu:

5
1. Dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan

dunia kerja yang sebenarnya.

2. Mahasiswa memperoleh tambahan bekal pengalaman di dunia kerja yang

akan sangat bermanfaat dalam menghadapi persaingan merebut peluang

kerja.

3. Dapat menegtahui problematika yang dihadapi di dunia kerja dalam usaha

menjalankan tugas dan fungsinya.

4. Dapat terjalinnya hubungan yang erat antara dunia kampus dengan

lembaga kerja dalam hal ini antara Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

dengan Universitas Negeri Semarang.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 19

September 2019 sampai dengan 03 November 2019. Waktu pelaksanaan Praktik

Kerja Lapangan adalah setiap hari Senin sampai dengan Jumat dimulai pukul

07.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB. Sedangkan untuk hari Sabtu dan

Minggu adalah hari libur.

Lokasi pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah di Museum

Ranggawarsita Jl. Abdul Rahman Saleh No.1, Kalibanteng Kidul, Semarang

Barat, Kota Semarang, jawa Tengah, Kode Pos 50149.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan tiga metode

pengumpulan data, yaitu:

1.4.1 Metode Observasi

6
Pelaksanaan metode ini dilakukan secara langsung, yaitu penulis ikut

langsung terlibat dalam dunia kerja layaknya karyawan lain.

Tujuan dari metode ini adalah agar peserta dapat merasakan secara

langsung dan melaksanakan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh karyawan lain.

1.4.2 Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung terhadap

karyawan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita pada umumnya dan seksi edukasi

pada khususnya dimana penulis ditempatkan.

Wawancara ini dilakukan guna mendapatkan pengertian yang tepat dan

tata cara kerja yang baik dan memperoleh keterangan-keterangan yang berkaitan

dengan masalah yang dikaji.

1.4.3 Metode Kajian Pustaka

Metode ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami

kondisi nyata dari tempat kerja dengan mengambil sumber-sumber dari beberapa

buku, laporan atau data-data pendukung lain yang ada di perpustakaan Museum

Jawa Tengah Ranggawarsita.

1.5 Sistematika Laporan

Untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap isi laporan, penulis

menggunakan sistematika laporan sebagai berikut: (a) Bab I: Penduhulan yang

memuat Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Metode Pengumpulan Data, dan

Sistematika Laporan; (b) Bab II: Paparan Laporam yang memuat tentang Museum

7
Ranggawarsita Jawa Tengah secara menyeluruh dan penggambaran secara

deskriptif tentang Sejarah, struktur organisasi dan bidang kerja serta program-

program yang terdapat dimuseum Ranggawarsita sebagai tempat melaksanakan

Praktik Kerja Lapangan (PKL); (c) Bab III: Tinjauan Pustaka, bab ini menjelaskan

dasar teori yang digunakan untuk menyusun laporan; (d) Bab IV: Hasil dan

Uraian Kegiatan, pada bab ini memuat tentang pelaksanaan kegiatan secara

menyeluruh dan pembahasan antara pelaksanaan kegiatan dengan kesesuain teori

yang digunakan; (e) Bab V: Penutup, dalam bab ini memuat tentang kesimpulan

dari Laporan Praktik Kerja Lapangan dan saran penulis terhadap pelaksanaan

kegiatan Praktik Kerja Lapangan

8
BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

Dalam pemaparan ini penulis akan menerangkan (1) Profil lengkap

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita (2) Departemen dimana penulis

melaksanakan PKL (3) Program Tahunan yang dijalankan oleh Museum

ranggawarsita dan (4) Struktur Organisasi Museum Ranggawarsita.

2.1 Sejarah Museum Ranggawarsita

Pembangunan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dirintis sejak tahun 1975

secara bertahap oleh Proyek Rehabilitas dan Permuseuman Jawa Tengah, Kabid

Permuseuman dan Kepurbakalaan, Perwakilan Departemen P dan K Provinsi

Jawa Tengah.

Karena salah satu bangunan ruang pameran telah selesai maka pada tahun

1983 museum difungsikan secara umum oleh Gubernur Jawa Tengah (pada waktu

itu Soepardjo Roestam).

Selanjutnya pada tanggal 5 Juli 1989 museum Jawa Tengah Ranggawarsita

telah diresmikan sebagai UPT Kanwil Departemen Dikbud Provinsi Jawa Tengah

oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan dengan SK

tanggal 2 Desember 1987 No. 0754/0/1987 berdasarkan SK Mendikbud tanggal 4

April 1990 No. 0223/0/1990.

Selanjutnya untuk nama Ranggawarsita diambil dari nama besar pujangga

terakhir keraton Surakarta Hadiningrat yaitu Raden Ngabehi (R.Ng)

Ranggawarsita (1802-1870) yang terkenal dengan karya-karya sastranya.

2.2 Arti Logo Museum Ranggawarsita

9
Logo Ranggawarsita sendiri tersusun dari beberapa komponen, mulai dari

susunan warna yang serasi dan bangunan yang kaya akan filosofi. Berikut ini

penulis akan menyebutkan arti dari tiap komponen yang terdapat didalam logo

Museum Ranggawarsita:

a.) Warna Kuning : Melambangkan perdamaian dan keceriaan juga

kenyamanan pada apapun.

b.) Warna Hijau : Melambangkan Kesuburan dan Kesegaran.

c.) Warna Merah : Melambangkan keberanian, kekuatan energi,

semangat dan adrenalin.

d.) Rumah Joglo : Merupakan rumah tradisional Jawa Tengah.

Penempatan Rumah Joglo di Logo museum memeberikan informasi

tentang ciri khas museum Jawa Tengah.

Jadi dapat disimpulkan Bahwa Logo Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

memiliki arti sebuah bangunan tradisonal yang mampu melindungi nilai

sejarah didlamnya serta menumbuhkan semangat bagi para pengunjungnya

namun senantiasa segar,ceria serta nyaman untuk dikunjungi.

10
Sumber: https://pbs.twimg.com/profile_images/733110419691200512/59-

zpO9d.jpg

Gambar 2.1 Logo Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

2.3 Motto, Visi dan Misi Museum Ranggawarsita

Sebagai lembaga pemerintah yang berfokus pada pelestarian budaya di Jawa

tengah museum Ranggawarsita memiliki Motto serta visi dan misi. Diantaranya

adalah sebagai berikut:

2.3.1 Motto

Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar memiliki wawasab

budaya yang berjatidiri menuju masyarakat berbudaya maju.

2.3.2 Visi

Membangun manusia dan lingkungan alam Jawa Tengah yang maju dan

berwawasan budaya tinggi.

2.3.3 Misi

Melestarikan dan mengkomunikasikan kekayaan warisan budaya dan

membangun proses pebelajaran generasi penerus bangsa.

2.4 Deskripsi Departemen Tempat Pelaksanaan PKL

Melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita yang dilaksanakan selama 30 hari hari kerja, penulis mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan baru mengenai dunia pemanduan wisata bagi turis

domestik maupun mancanegara serta mengurus administrasi sebuah acara dalam

lembaga pemerintahan. Pengetahuan dan pengalaman ini dapat penulis jadikan

11
sebagai bekal untuk terjun di dunia kerja nantinya. Selama PKL di Museum

Ranggawarsita, penulis mendapatkan tugas yang terbagi menjadi dua, yaitu tugas

lapangan dan tugas administrasi kantor.

2.4.1 Administrasi, Fasilitas Utama dan Fasilitas Penunjang Museum

2.4.1.1 Alur Pelayanan Museum

Permohonan kunjungan -> Jawaban permohonan kunjungan -> Administrasi

tanda masuk -> Menerima kunjungan -> Panduan ke lokasi -> Pesan dan kesan.

2.4.1.2 Jadwal Kunjungan Museum

a.) Ruang Pameran Museum Ranggawarsita dibuka setiap hari pukul 08.00 –

15.30.

b.) Pelayanan Kunjungan Kantor dapat diakses setiap Senin hingga Jumat

pukul 08.00 – 15.30.

c.) Pelayanan Kunjungan Perpustakaan dapat diakses seiap Senin hingga

Jumat pukul 08.00 – 15.30.

2.4.1.3 Koleksi Museum Ranggawarsita

Museum Ranggawarsita mempunyai koleksi yang berjumlah 59.802 buah

yang terbagi dalam 10 jenis, yaitu geologi, biologi, arkeologi, historika, filologi,

numismatic, heraldika, kramologika, teknologika, ethnografika dan seni rupa.

Koleksi ini terbagi dalam jumlah sebagai berikut :

a.) Geologika : 203 koleksi

b.) Biologika : 618 koleksi

c.) Arkeologika : 5.211 koleksi

d.) Historika : 18 koleksi

e.) Filologika : 37 koleksi

12
f.) Numismatika : 44.966 koleksi

g.) Keramologika : 1.200 koleksi

h.) Ethografika : 6.808 koleksi

i.) Teknologika : 42 koleksi

j.) Seni Rupa : 397 koleksi

2.4.1.4 Tata Ruang Pamer

Ruang Pamer di Museum Ranggawarsita dibagi menjadi 4 gedung (2 lantai),

1 ruang emas dan ruang audiovisual 3D yang terbagi menjadi :

- Gedung A1

- Gedung A2

- Gedung B1

- Gedung B2

- Gedung C1

- Gedung C2

- Gedung D1

- Gedung D2

- Ruang Emas

- Ruang Audiovisual 3D

Keterangan :

(Angka 1 = lantai 1, 2 = lantai 2)

2.4.1.5 Fasilitas Penunjang Museum

13
a.) Perpustakaan : Berfungsi untuk menyimpan koleksi buku tentang sejarah,

budaya dan ilmu pengetahuan.

b.) Ruang Audiovisual 3D : Bioskop mini dengan kapasitas 40 orang dengan

didukung film-film dokumentasi dan film 3 dimensi.

c.) Gedung Apresiasi : Difungsikan untuk rapat, pagelaran budaya, diskusi

dll.

d.) Penginapan : Tersedia penginapan 8 kamar dengan fasilitas AC, Tv,

Kamar mandi dll.

e.) Gedung Graha Amarthapura : gedung dengan kapasitas besar yabg dapat

digunakan untuk pameran bersama,rapat,seminar,resepsi pernikahan dll.

f.) Laboratorium : Berfungsi untuk merawat koleksi Museum Ranggawarsita.

g.) Perkantoran : Pelayanan surat menyurat tamu dll.

h.) Toilet : Tersedia toilet di Beberapa titik sebagai fasilitas pengunjung.

i.) Parkir Area : Lahan parkir luas dan bebas biaya parkir yang bisa

menampung mobil dan bus.

j.) Kantin dan Pusat Oleh-oleh : Tersedia kantin, souvenir shop dan pusat

oleh-oleh.

k.) WIFI : Tersedia fasilitas Wifi gratis di lingkungan Museum

Ranggawarsita.

2.4.2 Program-Program Museum Ranggawarsita yang Berbasis Sosial,

Budaya, dan Pendidikan

Museum Ranggawarsita memiliki agenda kegiatan yang dilaksanakan tiap

tahunnya sebagai program rutin untuk mengenalkan dan mengembangkan potensi

Museum Ranggawarsita kepada masyarakat luas, program-program yag

14
dilaksanakan mencakup sekala nasional dan internasional. Program-program

tersebut berbasis pada sosial, budaya dan pendidikan. Program-program ini

terbagi menjadi Museum Goes to School, Pameran Tematik, Belajar Bersama

Museum, Lomba Cerdas Cermat, Pameran Keliling, Pemilihan Duta Museum,

Pameran Bersama dan Dolan Museum.

2.4.2.1 Museum Goes to School

Gambar 2.3 Museum Goes to School

Museum Goes to School merupakan program Museum Ranggawarsita

yang ditujukan untuk pelajar Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah

Atas/Kejuruan(SMA/SMK) dimana museum akan melaksanakan kunjungan ke

sekolah yang sudah disetujui olehg kedua belah pihak. Para staf museum akan

mengunjungi sekolah terpilih untuk melakukan sosialisais tentang pengertian

museum dan konten atau isi dari museum itu sendiri. Kegiatan ini berlangsung

selama 1 hari. Para staf juga melakukan interaksi edukatif dengan para siswa

15
sekolah tersebut dengan mengadakan game Tanya jawab menyangkut hal-hal

yang telah dijelaskan oleh staf museum sebelumnya dan setelahnya kegiatan ini

ditutup dengan pemberian award atau hadiah kenang-kenangan untuk siswa yang

berhasil menjawab pertanyaan tersebut.

2.4.2.2 Pameran Tematik

Gambar 2.4 Pameran Tematik

Pameran Tematik merupakan kegiatan tahunan rutin Museum

Ranggawarsita dimana kegiatan ini akan dilangsungkan selama 3 hari sampai

dengan 1 minggu mengusung salah satu tema dari koleksi yang ada di Museum

Ranggawarsita seperti Kepahlawanan, Budaya, manik-manik dsb. Dalam kegiatan

ini Museum akan memamerkan koleksi dari tema yang telah dipilih sebelumnya.

Kegiatan ini dilangsungkan di Gedung Amartha. Kegiatan ini biasanya dimulai

dengan pentas seni, kesenian daerah yang ada di Jawa Tengah, seperti pementasan

tarian tradisional. Contohnya adalah pementasan tari Gambang Semarangan

sebagai tanda dimulainya pameran ini. Acara ini juga di ramaikan dengan

mengundang semua elemen masyarakat, mulai dari turis domestik sampai turis

16
mancanegara. Museum Ranggawarsita juga mengundang staf dari Museum-

museum lain yang ada di Indonesia untuk meramaikan pameran ini.

2.4.2.3 Belajar Bersama Museum

Gambar 2.5 Belajar Bersama Museum

Belajar Bersama Museum juga merupakan agenda tahunan rutin Museum

Ranggawarsita. Kegiatan ini memiliki sasaran pada anak anak usia sekolah

dengan tujuan agar mereka menjadi lebih tertarik untuk mengunjungi museum dan

mau lebih dalam mengenal isi dari museum itu sendiri, yang kaya akan nilai

sejarah dan nilai nudaya Indonesia. Kegiatan ini akan diawali dengan pembukaan

acara yang meliputi sambutan dari kepala museum dan kepala tiap seksi yang ada

di Museum Ranggawarsita. Selanjutnya acara akan dilanjutkan dengan pentas seni

berupa menyanyikan lagu nasional, tarian tradisional dan pidato dari duta

museum. Kegiatan ini tak lepas dari tujuannya yaitu mengenalkan museum pada

generasi muda. Oleh kare itu pihak museum menghadirkan pembicara dalam acara

ini. Pembicaranya biasanyamerupakan sosok berpengaruh yang ada di Jawa

Tengah. Untuk tahun ini pembicaranya adalah bapak Gubernur Jawa Tengah

17
yaitu bapak Ganjar Pranowo. Pak gubernur akan menyamppaikan materi yang

sudahdipersiapkan sebelumnya dan ditutup dengan dengan doa bersama. Setelah

itu acara dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama bagi seluruh peserta

kegiatan dan acara diakhiri dengan tour keliling kota Semarang menggunakan bus

wisata yang disediakan dinas pariwisata kota Semarang.

2.4.2.4 Lomba Cerdas Cermat

Gambar 2.6 Lomba Cerdas Cermat Museum

Museum Ranggawarsirta juga mengadakan kompetisi tahunan berupa lomba

cerdas cermat museum, bagi pelajar se Jawa Tengah yang terbagi dalam 3 tingkat

yaitu Perlombaan Tingkat SD, SMP dan SMA/SMK. Soal soal yang diujikan

dalam perlombaan ini tentunya mengenai sejauh mana mereka mengenal museum

Ranggawarsita beserta koleksi dan konten-konten yangada didalamnya. Kegiatan

ini ditutup dengan pengumunan juara lomba cerdas cermat dan pemberian hadiah

berupa piala, piagam dan uang pembinaan oleh kepala Museum Ranggawarsita.

2.4.2.5 Pameran Keliling

18
Gambar 2.7 Pameran Keliling

Pameran Keliling ini merupakan salah satu program tahunan dimana

agendanya adalah kunjungan sekaligus mengikuti pameran antar museum di

museum yang mengadakan acara tersebut. Acara ini biasanya akan dilangsungkan

selama 3 hari berturut-turut dan di temoat yang berbeda tiap tahunnya. Pada 2

tahun terakhir acara dilangsungkan di Museum Jakarta dan Museum Kalimantan.

Acara ini juga di adakan di tempat wisata daerah seperti Kota Lama dan Lawang

Sewu. Untuk acara pameran keliling di Museum dari luar daerah biasanya akan

ditutup dengan pengumuman pemenang dari tema yang diusung oleh tiap museum

yang dipamerkan pada acara tersebut. Pemenang akan menerima sertifikat serta

piala sesuai dengan tema atau bidang yang dimenangkan.

19
2.4.2.6 Pemilihan Duta Museum

Gambar 2.8 Pemilihan Duta Museum

Pemilihan duta museum juga merupakan agenda tahunan wajib yang

diadakan oleh pihak Museum Ranggawarsita. Pemilihan Duta Museum sendiri

bertujuan untuk membangun semangat generasi muda untuk mempelajari lebih

dalam tentang budaya Indonesia, khususnya yang berada di Jawa Tengah. Dengan

cara mengadakan kompetisi untuk memperebutkan gelar Duta Museum Jawa

Tengah yang pesertanya merupakan Pemuda dan Pemudi Jawa tengah yang

memiliki wawasan yang luas serta memiliki visis misi yang dapat memajukan

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita untuk kedepannya. Duta Museum yang

telah terpilih nantinya mengemban tugas untuk mengenalkan Museum

Ranggawarsita kepada masyarakat luas, dan harus aktif untuk ikut serta jika

sewaktu waktu Museum memiliki agenda atau event yang akan diselenggarakan

seperti yang penulis sebutkan di atas.

20
2.4.2.7 Pameran Bersama

Gambar 2.9 Pameran Bersama

Pemeran Bersama merupakan agenda pameran tahunan lainnya yang wajib

diselenggarakan oleh pihak museum setiap tahunnya. Seperti halnya pameran-

pameran serupa yang telah diselenggarakan oleh Museum Ranggawarsita,

Pameran ini juga merupakan pameran yang konsep/ temanya harus mengusung

salah satu Budaya atau Tema sejarah yang dimiliki oleh Museum Ranggawarsita.

Namun pameran yang satu ini memiliki perbedaan dari pameran yang lain,

Penulis telah menyebutkan sebelumnya Bahwa Museum Ranggawarsita memiliki

agenda Pameran keliling dan Pameran Tematik. Jika Pameran Keliling merupkan

agenda Museum Ranggawarsita untuk megunjungi tempat lain lalu memamerkan

koleksinya di tempat tersebut dan pada Pameran Tematik Museum Ranggawarsita

menggelar Pameran sendiri mengusung tema oleh 1 lembaga museumnya sendiri,

maka lain halnya dengan pameran Bersama. Disini pihak Museum Ranggawarsita

akan mengundang museum-museum lain untuk mengikuti pameran secara

bersama di areal Museum Ranggawarsita dan Peserta pameran ini dibebaskan

untuk memilih tema yang akan mereka pamerkan. Pameran ini dilaksanakan

21
selama 3 hari berturut turut dan diakhir acra pihak Museum akan mengumumkan

museum dengan pengunjung dan penyajian pameran yang paling menarik dan

diberikan hadiah sebagai museum terbaik.

2.4.2.8 Dolan Museum

Gambar 2.10 Dolan Museum

Dolan Museum merupakan acara tiap tahun yang juga wajib diadakan di

Museum Ranggawarsita. Dalam acara ini pigak museum akan menggratiskan tiket

masuk museum untuk semua pengunjung dalam 1 hari. Acara ini biasanya

dilaksanak satu bulan setelah terlaksananya acara Belajar Bersama Museum.

Rangkain acaranya adalah pemberian jasa pemanduan secara gratis pada peserta

acara yang telah mendaftar sebelumnya. Peserta akan diajak berkeliling museum

untuk mengenal segala macam koleksi yang ada di dalamnya. Setelah itu acar

dilanjutkan dengan workshop pembuatan kerajinan tangan dan workshop dari

komunitas-komunitas di Semarang yang akan menampilkan kebolehan komunitas

mereka, contohnya adalah menampilkan pentas seni atau sarah sehan atau bisa

juga workshop dan pelatihan yang menyangkut komunitas. Komunitas yang ikut

serta dalam acara ini antara lain adalah : Komunitas Pranatacara, Pecinta Alam,

Kuda Lumping, Komunitas Tari Tradisional dan masih banyak lainnya. Acara

22
ditutup dengan pementasan wayang kulit dan pembagian bingkisan berupa

souvenir bagi seluruh peserta acara.

2.5 Struktur Organisasi Museum Ranggawarsita

Menurut konstitusi, Museum Ranggawarsita tersusun atas Kepala Museum,

Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pelayan dan Seksi Pelestarian. Karena Merupakan

Lembaga Pemerintah maka biaya operasionalnya berasal dari pemerintah yang

nantinya segala pendapatan yang diperoleh oleh museum mulai dari penjualan

ticket sampai jasa persewaan gedung pertemuan akan dimasukan sebagai

pendapatan daerah.

Berikut adalah bagan struktur organisasi Museum Ranggawarsita:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

23
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu tujuan dari melaksanakan PKL yaitu untuk mengaplikasikan

mata kuliah yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan terhadap dunia kerja.

Ketika penulis melaksanakan PKL di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, mata

kuliah Public Speaking dapat penulis terapkan untuk bekerja dalam Seksi atau

Bidang Pelayanan. Selanjutnya di bawah merupakan tinjauan pustaka yang

berkaitan dengan mata kuliah Public Speaking:

Public Speaking sebagai seni berbicara di depan umum lebih banyak

dikenal secara teknis. Keterampilan tersebut sering ditemukan dalam praktik-

praktik komunikasi seperti pidato. Pada masa Yunani dan Roma kuno, Public

Speaking memainkan peran penting dalam bidang pendidikan dan kehidupan sipil.

Public Speaking bahkan telah dipelajari secara keilmuan jauh sebelum pada masa

Aristoteles (tahun ke-3 SM) dan masa kepemimpinan Roma— Cicero.

Dalam bukunya, Lucas (2015:4, 5) menyajikan Public Speaking sebagai:

“Public Speaking, as its name implies, is a way of making your ideas public−of

sharing them with other people and of influencing other people. Public Speaking

is a vital means of civic engagement. It is a way to express your ideas and to have

an impact on issues that matter in society. As a form of empowerment, it can—

and often does—make a difference. Public speaking offers you an opportunity to

make a difference in something you care about very much”. Yang artinya adalah,

Public Speaking adalah cara untuk membuat ide di depan umum sekaligus

membagikannya dengan orang lain. Public Speaking adalah sarana vital

24
keterlibatan masyarakat. Ini adalah cara untuk mengekspresikan ide-ide dan

memiliki dampak pada isu yang penting di masyarakat. Berbicara di depan umum

menawarkan kesempatan kepada pembicara untuk membuat perbedaan dalam

sesuatu yang sangat pembicara pedulikan.

Public Speaking dapat diartikan sebagai proses seseorang

pembicara/speaker menyampaikan sesuatu informasi kepada sekelompok orang

dengan tujuan dan cara-cara tertentu. Karena materi situasinya sangat banyak

maka Public Speaking ini bisa beragam juga di tengah masyarakat. Contoh, ketika

seorang pejabat menyampaikan pidato di dalam suatu acara maka itu bisa disebut

sebagai suatu Public Speaking. Seorang penceramah yang menyampaikan

tausyiah di hadapan jamaahnya, itu juga busa disebut dengan Public Speaking.

Demikian juga dengan seorang dosen menyampaikan materi perkuliahan kepada

mahasiswa, seorang narasumber menyampaikan materi presentasi dalam suatu

seminar dan lain-lain.

Devito (2015) mengatakan bahwa: “In Public Speaking, a speaker

presents a relatively continuous message to a relatively audience in a unique

context”. Dalam bukunya yang berjudul “The Essential Elements Of Public

Speaking” ini, Devito menekankan bahwa Public Speaking berkaitan dengan

penyampaian pesan/informasi yang dilakukan secara langsung kepada sejumlah

orang dengan konteks tertentu. Lebih lanjut, Watzalwick, 1978; Watzalwick,

Beavin, and Jackson, 1967 dalam Devito (2015) menjelaskan: “Public Speaking

is a transactional process; a process whose elements are independent; each

element in the Public Speaking process depends on and interact with all other

elements” yang artinya bahwa Public Speaking adalah sebuah proses

25
transaksional, sebuah proses dimana elemen-elemennya saling ketergantungan.

Setiap elemen dalam proses Public Speaking tergantung pada dan berinteraksi

dengan elemen yang lain.

Dalam berbagai kesempatan, kegiatan public speaking sangat dibutuhkan,

hal ini karena hampir setiap kegiatan, identik dengan aktivitas yang mensyaratkan

pembicara utama atau pembawa acara. Dalam hal ini, keterampilan untuk dapat

berbicara di depan forum sangatlah penting. Untuk dapat terampil berbicara di

depan umum, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kemampuan ini

dapat dimiliki seseorang dengan jalan berlatih dan terus mempraktikkan dalam

setiap kegiatan.

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENERAPAN MATA KULIAH

PUBLIC SPEAKING DALAM KEGIATAN “FESTIVAL

DOLANAN ANAK” SEBAGAI SARANA PENINGKATAN

MENGENALKAN WARISAN BUDAYA DI MUSEUM JAWA

TENGAH RANGGAWARSITA

4.1 Hasil Kegiatan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Selama praktik kerja lapangan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

ada beberapa kegiatan yang penulis lakukan yang terbagi menjadi dua, yakni

kegiatan atau pekerjaan secara umum yang di laksanakan di Museum

Ranggawarsita dan secara khusus yang dilaksanan di Bagian Seksi Pelayanan

Permuseuman di Museum Ranggawarsita.

Selanjutnya, berikut ini adalah rincian hasil kegiatan PKL yang telah

dilaksanakan penulis di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita adalah sebagai

berikut:

Minggu I

Pada minggu pertama kegiatan pratik kerja lapangan diawali dengan perkenalan.

Perkenalan dilakukan di hari pertama kegiatan praktek kerja lapangan. Perkenalan

tersebut dilakukan oleh seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktek kerja

lapangan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Tak hanya mahasiswa yang

melakukan perkenalan, tetapi juga seluruh staff Museum Jawa Tengah

27
Ranggawarsita. Perkelanan tersebut dilaksanakan di ruang bundar Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita. Tujuan dari kegiatan perkenalan tersebut tentunya untuk

membuat mahasiswa yang melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan lebih

saling mengenal satu sama lain dengan para staff yang ada di Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita. Setelah itu kemudian mahasiswa di bagi dalam beberapa

kelompok di beberapa bagian ataupun sub divisi yang ada di Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita untuk dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya

semala kegiatan praktik kerja lapangan. Penulis mendapatkan kesempatan untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bagian pelayanan, yang mana di

bagian ini penulis mendapatkan kesepatan untuk melayani dan memandu

pengunjung baik pengunjung lokal maupun asing yang ada di Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita. Setelah penulis mengetahui tugas dan tanggung jawabnya

selama kegiatan praktik kerja lapangan kemudian penulis diajak berkeliling

seputar museum oleh Kepala Bagian Pelayanan yaitu Bapak Nur Iman. Beliau

menemani sekaligus memandu penulis untuk berkeliling seputar Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita untuk melihat koleksi-koleksi yang ada di museum. Tak

hanya itu beliau juga mengajari kami tata cara memandu pengunjung yang baik

dan benar selama kegiatan praktik kerja lapangan. Dimulai dengan pembelian

tiket masuk, kemudan menawarkan apakah pengunjung membutuhkan jasa

memandu keliling museum dan lain sebagainya. Setelah kegiatan pengelanan

seputar lingkungan museum dirasa cukup, kemudian penulis diajak oleh bapak

Nur Iman untuk mengikuti setiap kegiatan memandu dari bagian staff pelayanan,

tujuannya yaitu agar penulis bisa belajar tata cara menjadi pemandu yang baik

sekaligus kedepannya bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya menjadi

28
pemandu yang mandiri jika pemandu bagian staff pelayanan kekurangan tenaga

pemandu. Selain kegiatan dan tugas tersebut, bapak Nur Iman yang mana selaku

Kepala Bagian Pelayan sekaligus dosen pembimbing lapangan penulis selama

kegiatan praktik kerja lapangan berpesan agar penulis banyak membaca tentang

informasi dan serta sejarah-sejarah tentang Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

berserta koleksi yang ada di dalamnya. Tujuannya untuk menambah wawasan

serta bekal agar berguna selama kegiatan menjadi pemandu pengunjung museum.

Minggu II

Pada minggu kedua penulis mendapatkan tugas yang berbeda dibandingkan

dengan minggu pertama. Yang mana pada minggu pertama kebanyakan kegiatan

penulis masih seputar pengenalan seputar lingkungan museum, tata cara melayani

pengunjung museum, dan lain sebagainya. Di minggu kedua ini penulis

mendapatkan kesempatan untuk memandu secara mandiri pengunjung museum

tanpa didampingi oleh pemandu asli staff pelayanan. Hal ini dilakukan karena

pada minggu pertama sudah dirasa cukup untuk bekal penulis mempelajari,

mengamati, dan belajar bagaimana penulis nantinya melaksanakan tugas dan

kewajibannya menjadi pemandu pengunjung museum, yang mana di minggu

pertama penulis di beri tugas untuk mempelajari serta menggali infromasi tentang

Museum Jawa Tengah beserta koleksi yang ada di dalamnya yang mana bersisi

banyak sekali informasi sejarah yang luar biasa. Pada minggu kedua penulis

mendapatkan kesempatan menjadi pemandu rombongan siswa-siswi TK sekitar

kota Semarang. Tentunya memandu siswa-siswi TK ada tata caranya tersendiri

dibandingkan dengan memandu siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK, mahasiswa

maupun orang dewasa serta turis asing. Dalam memandu siswa-siswi TK, penulis

29
telah mempelajari dari mengamati kegiatan pemandu staff pelayanan yaitu siswa-

siswi TK dijelaskan tidak terlalu detail mengenai informasi koleksi yang ada di

museum serta tidak sepenuhnya mengelilingi gedung yang ada di museum.

Kegiatan memandu siswa-siswi TK dilakukan dengan cara bagaimana membuat

mereka senang dan tidak bosan, biasanya kegiatan banyak lakukan dengan

kegiatan yang menghibur, seperti menyanyi selama memandu, dan diselingi

permainan yang membuat mereka bahagia seperti permainan kereta api yang

mana siswa-siswi TK saling berpegangan dengan pundak temannya di depan dan

membentuk mengular panjang seperti kereta. Tidak hanya menjadi pemandu

pengunjung. Di minggu kedua ini penulis mendapatkan kesempatan dan tugas

untuk menerjemahkan informasi koleksi yang ada di musem yang mana

menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Tujuannya yaitu agar

pengunjung asing dari luar negeri yang mengunjungi museum bisa lebih mengerti

tentang informasi koleksi yang ada di museum. Untuk menunjang kegiatan

menerjemahkan tersebut, penulis melaksanakan tahapan kegiatanya, dimulai

dengan keliling museum dan menuliskan informasi sejarah koleksi kedalam

bahasa Indonesia kemudian informasi tersebut dikumpulkan dala satu file dan

kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris yang baik dan benar,

setelah itu terjemahan tersebut kemuadian di serahkan ke bagian pelayanan untuk

diproses kedepannya.

Minggu III

Pada minggu ini penulis mendapatkan tugas yang hampir sama seperti pada

minggu pertama dan kedua, seperti memandu pengunjung museum,

menerjemahkan infromasi kedalamm bahasa Inggris. Tetapi ada yang berbeda

30
pada minggu ketiga. Penulis diberi kesempatan dan tugas untuk menerjemahkan

brosur-brosur serta pamflet informasi seputar koleksi dan budaya yang ada di

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Penulis diberi kesempatan untuk

menerjemahkannya kedalam bahasa Inggris, yang mana tugas tersebut sangat

sesuai dengan latar belakang jurusan yang diambil penulis selama menjadi

mahasiswa yaitu bahasa Inggris. Tidak hanya menerjemahkan saja, penulis juga

diberi kesempatan untuk mengoreksi tata bahasanya juga, yang mana penulis

diberi terjemahan informasi bahasa Inggris dari pamflet dan brosur tahun lalu, dan

penulis diberi tugas untuk mengkoreksi terjamahan tersebut apakah dalam tata

bahasa dan susunannya sudah tepat atau belum. Selain mengoreksi, penulis juga

diberi kesempatan untuk memperbarui informasi tentang koleksi budaya yang ada

di museum tentunya hal itu dengan pertimbangan serta musyawarah dengan

instansi Musuem Jawa Tengah Ranggawarsita barangkali ada tambahan informasi

yang mesti diperbarui maupun tidak.

Minggu IV

Pada minggu keempat ini penulis mendapatkan tugas dan keseharian yang sama

seperti pada minggu kedua dan ketiga yaitu memandu pengunjung baik turis lokal

maupun asing untuk mengelilingi dan melihat koleksi yang ada di Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita. Tidak hanya mendapatkan tugas pemanduan, penulis juga

melakukain kegiatan lain diluar pemanduan seperti bersih-bersih koleksi yang ada

di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, kegiatan ini tentunya dilakukan setiap

pagi setelah penulis melaksanakan apel pagi dan sarapan, kemudian dilanjutkan

dengan keliling museum sembari membawa alat kebersihan seperti pembersih

kaca, sapu, pel dan kanebo untuk membersihkan kaca pelindung koleksi agar tidak

31
berdebu. Kegiatan ini telah dilakukan secara rutin setiap hari sejak minggu

pertama. Dan di minggu keempat ini kebanyakan kegiatan penulis membantu

memandu pengunjung juga didampingi oleh pemandu bagian staff pelayanan. Jika

pemandu bagian staff pelayanan sedang sibuk maka penulislah yang diberi

kesempatan untuk menggantikannya. Pada minggu keempat kebanyakan

pengunjung berasal dari turis dalam negeri seperti dari daerah Solo, Jogjakarta

yang mana kebanyakan mereka adalah siswa-siswi SMA/SMK yang sedang

melaksanakan kegiatan study tour wisata dari sekolah mereka. Tentunya kegiatan

memandu siswa-siswi SMA/SMK perlu adanya perlakuan khusus dimana diusia

mereka cenderung banyak bertanya dan tentunya kegiatan menjelaskan informasi

kepada mereka harus detail dan lengkap agar tidak terjadi kesalahpahaman

informasi dan ahrus sesuai dengan sejarah dan budaya yang ada di Indonesia dan

koleksi yang ada.

Minggu V

Pada minggu kelima kegiatan penulis selama melaksanakan kegiatan praktik kerja

lapangan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sedikit berbeda dikarena

instansi dan pihak museum sedang sibuk mempersiapkan kegiatan tahuan

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, sehingga setelah apel pagi pukul 7

kegiatan dilanjutkan dengan rapat koordinasi antara semua mahasiswa PKL

dengan beberapa pegawai museum yang terlibat dalam mempersipakan acara

tahunan yaitu “Festival Dolanan Anak”. Setelah kegiatan rapat koordinasi dirasa

cukup, kemudian penulis kembali ke loket pembelian tiket untuk melayani

pengunjung museum barangkali ada yang membutuhkan jasa memandu. Pada

minggu kelima ini rata-rata pengunjung museum adalah rombongan dari siswa-

32
siswi SD yang mana dalam sehari bisa mncapai dua hingga 5 rombongan dari SD

yang berbeda-beda. Dan biasanya pemandu dari staff pelayanan membutuhkan

tenaga lebih terutama untuk mengawasi anak-anak kecil yang merupakan siswa-

siswi SD tersebut, dan dimana penulis mendapatkan kesempatan untuk memandu

secara langsung dan dibantu oleh rekan mahasiswa Sastra Inggris lain dalam

mengawasi anak-anak tersebut.

Minggu VI

Pada minggu keenam, dimana jarang penulis bersama dengan teman-teman

mahasiswa lain serta bersama dengan beberapa pegawai museum masih sibuk-

sibuknya mempersiapkan kegiatan tahunan yaitu “Festival Dolanan Anak”.

Sehingga kegiatan penulis dalam minggu ini sedikit berbeda dengan biasanya,

seperti membantu seksi perlengkapan mempersiapkan alat-alat, menata barang-

barang yang akan di gunakan, menyapu, menata kursi, memasang banner, dan lain

sebagainya. Setelah acaranya selesai penulis juga ikut membantu beres-beres

barang-barang dan membantu merapikannya seperti semula. Diminggu terkahir

selama kegiatan praktik kerja lapangan penulis tak lupa mengikuti kegiatan senam

pagi yang mana senam pagi selalu dilaksanakan dua minggu sekali selama hari

Jum’at, yang mana kegiatan sena pag diikuti oleh seluruh staff dan instansi serta

pegawai Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, senam pagi dilaksanakan setelah

apel pagi. Setelah melaksanakan kegiatan apel pagi, penulis beserta teman

rombongan mahasiswa Sastra Inggris yang melaksanakan kegiatan praktek kerja

lapangan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita kemudian melaksanakan

upacara pamitan bahwa waktu kegaitan praktik kerja lapangan, serta

mengucapkan ucapan terima kasih kepada seluruh staff, instansi, serta pegawai

33
musem yang mana telah menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan di musem serta telah

memberikan ilmu yang begitu bermanfaat bagi penulis.

4.2 Pelaksanaan Kegiatan “Festival Dolanan Anak”

Dalam rangka mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan “Festival

Doalanan Anak” penulis berperan dalam mempersiapkan kegiatan sebelum acara,

ketika pelaksanaan dan sampai acara selesai. Serta penulis menggunakan teori

Event Management (Goldblatt, 2013) dari Goldblatt dengan menggunakan prinsip

(5W+1H) untuk mempermudah dalam proses persiapan dan pelaksanaan kegiatan

tersebut. Berikut adalah penjelasan prinsip dalam membuat kegiatan (5W+1H):

1. Why: alasan kegiatan itu dibuat

2. What: apa bentuk kegiatan itu

3. Where: dimana kegiatan tersebut dilaksanakan

4. When: kapan dan berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan

5. Who: siapa saja yang terlibat dalam kegiatan tersebut

6. How: bagaimana kegiatan itu dapat berjalan

4.2.1 Proses Persiapan

Pada saat proses ini, penulis melakukan banyak hal. Penulis akan

menjelaskan proses persiapan kegiatan “Festival Dolanan Anak” menurut teori

GoldBlatt seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan prinsip

(5W+1H) terdapat enam poin penejelasan dalam proses persiapan kegiatan

tersebut. Poin pertama (Why) adalah alasan mengapa kegiatan ini diadakan,

seperti yang sudah dijelaskan di bagian Pemaparan Laporan mengenai Program

34
tahunan Museum Ranggawarsita, kegiatan “Festival Dolanan Anak” selain

diadakan dalam rangka Hari Museum Nasional pada tanggal 23 Oktober, juga

bertujuan agar masyarakat khususnya pelajar dapat mengenal semua hal yang

terdapat dalam Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Hal ini menunjukan bahwa

alasan mengapa kegiatan ini diadakan adalah untuk mengenalkan dan

mendekatkan budaya-budaya Indonesia khususnya yang ada di Jawa Tengah pada

masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini. Selanjutnya, poin kedua (What)

mengenai apa bentuk kegiatan ini. “Festival Dolanan Anak” merupakan kegiatan

yang diadakan oleh peserta PKL yang ada di Museum Ranggawarsita. Kegiatan

ini berupa membuat sebuah pertunjukan serta beberapa permainan tradisional

yang ada di Jawa Tengah seperti penampilan Wayang Mini yang di dalangi oleh

para mahasiswa PKL, dan juga ada beberapa permainan tradisional, seperti

Dakon, Ular Naga, lompat karet, dan engklek. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1

hari yang diikuti oleh beberapa rombongan Siswa Sekolah Dasar yang berkunjung

pada hari pelaksanaan tersebut. Para Siswa Sekolah Dasar tersebut diajak untuk

memainkan permainan tradsional secara bergantian, dan yang menang akan

mendapatkan hadiah dari pantia. Lalu, poin ke tiga adalah (Where) di mana

kegiatan tersebut berlangsung. Kegiatan “Festival Dolanan Anak” berlangsung di

Pendopo Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang beralamat di Jl. Abdul

Rahaman Saleh No. 1 Kalibanteng Kidul, Semarang Barat, Kota Semarang,

Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Untuk poin ke empat (When) terkait kapan dan

berapa lama kegiatan tersebut dilaksanakan, “Festival Dolanan Anak”

dilaksanakan selama 1 hari pada pada tanggal 23 Oktober 2019. Selanjutnya,

untuk poin ke lima adalah (Who) siapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

35
Yang terlibat dalam kegiatan “Festival Dolanan Anak” ini adalah seluruh element

yang ada di Museum Ranggawarsita, khususnya para mahasiswa PKL Bidang

Pelayanan. Untuk poin terakhir terkait bagaimana proses kegiatan ini

dilaksanakan akan dijelaskan pada Proses Pelaksanaan 4.2.2.

4.2.2 Proses Pelaksanaan

Pada proses ini penulis melaksanakan apa yang sudah direncanakan pada

proses sebelumnya, sehingga tidak ada kendala yang berarti dalam melaksanakan

proses ini. Selama kegiatan ini berlangsung penulis melaksanakan kegiatan sesuai

rundown kegiatan yang sudah dibuat pada proses persiapan. Berikut akan penulis

jabarkan terkait rundown salah satu Kegiatan “Festival Dolanan Anak”:

1. 08.00 - 08.15 Briefing Panitia (seluruh mahasiswa PKL)

2. 08.15 - 09.00 Penempatan Jobdesc

3. 09.00 Peserta tiba di museum

4. 09.00 – 10.00 Pengondisian peserta oleh

panitia

5. 10.00 – 11.00 Pelaksanaan permainan tradisional

6. 11.00 – 12.00 Pertunjukkan wayang mini

7. 12.00 – 13.00 ISOMA (istirahat, sholat,

makan)

8. 13.00 – 14.00 Keliling museum bersama

9. 14.00 – selesai Pengondisian peserta dan penutupan

Seperti yang terlihat pada beberapa rundown kegiatan diatas, para mahasiswa

PKL bertanggung jawab atas masing-masing jobdesc atau tugas yang telah

ditentukan. Mulai dari mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan dan membuat

36
berbagai perlengkapan yang akan digunakan. Ketika ada pengunjung yang datang

terutama rombongan Siswa Sekolah Dasar atau sederajat langsung diarahkan

untuk bermain permainan yang telah disediakan dan juga menyaksikan

penampilan wayang yang dibawakan oleh peserta PKL, lalu berkeliling museum

bersama. Pada saat pelaksanaan ada dua rombongan Siswa Sekolah Dasar yang

berkunjung ke Museum Ranggawarsita. Seluruh peserta mengikuti serangkaian

kegiatan yang telah di atur oleh panitia, seluruhnya melaksanakan beberapa pos

permainan secara bergantian. Ke dua peserta juga sangat menikamati dan

melaksanakan sesuai aturan dengan tertib. Diakhir permainan ada pos Belajar

Berbahasa Asing, yang terakhir para peserta berkumpul untuk belajar Bahasa

Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Para peserta

diajarkan bahasa dasar, seperti cara menyapa dan cara berkenalan dan dialog

singkat. Diakhir permainan juga para mahasiswa PKL membagikan beberapa

hadiah dan doorprize untuk peserta yang telah mengikuti serangkaian kegiatan

“Festival Dolanan Anak” tersebut.

4.3 Peranan Mata Kuliah Public Speaking dalam Kegiatan PKL

Museum merupakan salah satu sarana yang sangat bermanfaat dalam

mendukung kemajuan pariwisata di Jawa Tengah. Selain itu, museum juga bisa

menambah devisa daerah, sehingga daerah bisa lebih maju. Museum juga

merupakan tempat untuk menyimpan dan memamerkan berbagai warisan budaya

dan benda budaya Jawa Tengah yang berlokasi di Kota Semarang, Indonesia. Dan

ada beberapa acara yang sudah menjadi acara rutin di Ranggawarsita, seperti

Seminar, acara hari museum, acara ulang tahun museum Ranggawarsita dan

masih banyak lagi. Dari semua kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum

37
Ranggawarsita, salah satunya adalah kegiatan “Festival Dolanan Anak” yang

mana dalam kegiatan tersebut, penulis menjadi ketua pelaksana “Festival Dolanan

Anak”. Tentunya peran ketua pelaksana sangat membutuhkan keterampilan

Public Speaking yang bagus. Oleh karena itu, penulis menerapkan ilmu mata

kuliah Public Speaking dalam pelaksanaan kegiatan “Festival Dolanan Anak” agar

dapat berkomunikasi secara efektif kepada seluruh elemen dalam kegiatan

tersebut.

Selama menjadi ketua pelaksana dalam kegiatan tersebut, penulis

menyadari bahwa menerapkan ilmu Public Speaking yang diajarkan di bangku

perkuliahan sangat berguna ketika berada dalam lingkungan kerja. Dalam

bukunya, Faridi (2017) menjelaskan bahwa siapa saja dapat menjadi public

speaker asal memperhatikan hal hal berikut; 1) dapat berbicara dengan jelas dan

lancar, 2) berpengetahuan cukup, 3) mampu menghadapi publik, 4) menguasai

Bahasa Asing , 5) berpenampilan menarik.

Selanjutnya, penulis menerapkan 5 hal tersebut selama kegiatan

berlangsung, dan menyimpulkan bahwa Public Speaking bukanlah sesuatu yang

sudah ada dalam diri seseorang (bawaan), namun merupakan keahlian, sehingga

diperlukan latihan yang konsisten untuk dapat menguasai keterampilan tersebut

hingga berani untuk berbicara di depan umum. Dalam penerapannya, penulis

melakukan simulasi serta pemetaan kegiatan dengan matang hingga dapat

menguasai seluruh konsepan acara serta mengenal seluruh elemen yang terlibat

dalam kegiatan tersebut agar dapat menjadi public speaker dengan tanpa kendala

atau hambatan di kegiatan “Festival Dolanan Anak”.

38
Dari kegiatan tersebut, penulis menyadari bahwa Public Speaking menjadi

salah satu keahlian yang sangat penting untuk dikuasai dalam era ini, dimana

keahlian dijadikan tolak ukur seberapa nilai jual di setiap individu tersebut. Public

Speaking harus diajarkan sedari dini mulai dari bangku sekolah hingga

lingkungan.

39
BAB V

PENUTUP

5.1 Keimpulan

Keberadaan museum sesuai dengan arti, tugas, dan fungsi merupakan

pijakan untuk mewujudkan museum sebagai tempat studi atau pendidikan,

pelestarian warisan budaya, penelitian dan rekreasi. Dengan demikian maka

museum harus mampu memberikan informasi ilmiah dan mengembangkannya

melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan kalangan masyarakat dan pelajar

dalam dunia pendidikan dan kebudayaan pada khususnya, sehingga akan

mendukung fungsi dan tujuan museum itu sendiri yaitu sebagai salah satu media

belajar dan pusat ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu yang semuanya

berorientasi pada pendidikan.

Untuk mewujudkan arti, tugas, dan fungsi museum pada khususnya

sebagai lembaga atau sarana pelestarian warisan budaya dan yang setelah

disebutkan di atas, maka Museum Jawa Tengah Ranggawatsita mempunyai

kegiatan-kegiatan “keluar” yaitu kegiatan yang disusun dan diselenggarakan oleh

bagian Seksi Pelayanan dan Tata Pameran Museum Ranggawarsita dibantu oleh

seluruh staf museum dengan melibatkan para peserta yang terdiri dari peserta

didik, pengajar, pecinta seni, dan masyarakat umum serta instansi terkait lainnya

yang sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut.

Demikian kegiatan-kegiatan tersebut pada hakekatnya adalah usaha

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita untuk mewujudkan arti, tugas, dan fungsi

museum sebagai lembaga pelestarian budaya, tempat pendidikan, penelitian dan

40
rekreasi, serta untuk mempertahankan keberadaan museum supaya tetap eksis di

tengah masyarakat modern saat ini dan yang tidak kalah penting adalah untuk

bekal renungan generasi muda terhadap perjuangan para pelopor dan pendiri

bangsa ini agar meneruskan perjuangan mereka dalam mempertahankan

kebudayaan dan kesatuan bangsa Negara Republik Indonesia.

5.2. Saran

1. Agar kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Museum Jawan Tengah

Ranggawarsita dapat diperluas ruang lingkupnya serta mengadakan

peningkatan kualitas dari kegiatan-kegiatan tersebut demi tercapainya hasil

yang lebih baik lagi, sehingga masyarakat luas bisa lebih terkesan dan

kunjungan museum menjadi lebih meningkat.

2. Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebaiknya meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) atau man power serta meningkatkan

kualitas sarana, prasarana dan fasilitas sejalan dengan perkembangan

kemajuan teknologi. Salah satunya dengan penyediaan dan peningkatan

kualitas website dan email untuk menyediakan informasi melalui jaringan

internet.

3. Agar jumlah pengunjung wisatawan asing meningkat, maka alangkah

lebih baiknya jika Museum Jawa Tengah Ranggawarsita mengadakan

kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata yang ada di Kota Semarang agar

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dijadikan salah satu destinasi wisata

dalam paket wisata yang ditawarkan.

41
4. Peningkatan mutu pelayanan kunjungan di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita adalah salah satu cara untuk memikat lebih banyak

pengunjung dengan didukung oleh publikasi museum yang seluas-luasnya.

5. Pengadaan Praktik Kerja Lapangan sangat diperlukan dan banyak

manfaatnya bagi mahasiswa sebagai sarana belajar. Praktik Kerja

Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa juga dapat membantu museum

dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar berjalan dengan lebih baik.

42
Daftar Pustaka

2019.Buku Pandua Museum Ranggawarsita. Semarang: Museum Jawa Tengah


Ranggawarsita.
Tim Gugus Praktik Kerja Lapangan Dan Karir. 2016. Panduan Pelaksanaan
Praktk Kerja Lapangan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang Tahun 2019. Semarang: CV. Rizquna.
Biologi.lipi.go.id. (2017, 4 Juni). Hari Museum Internasional 2017. Diakses
dari http://www.biologi.lipi.go.id/index.php/laboratorium-
zoologi/ekologi-hewan/9-yt-sample-data/category1/467-hari-museum-
internasional-2017/, diakses pada 9 Oktober 2019
Peraturan Pemerintah. 1995. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 1995
tentang Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Di
Museum.
Pelajaran.co.id. (2019, 3 Mei). Pengertian Manajemen Event, Jenis, Tahap
Pelaksanaan dan Karakteristik Manajemen Event (Event Management)
Lengkap. Diakses dari
https://www.pelajaran.co.id/2019/03/pengertian-manajemen-event-
jenis-tahap-pelaksanaan-dan-karakteristik-manajemen-event-event-
management.html/ pada 9 Oktober 2019.

43
Daftar Lampiran

Foto Bersama Dosen Pembimbing Lapangan

Foto Kegiatan Pemanduan Siswa-Siswi TK Sekitar Semarang

44
45
Foto Kegiatan Pemanduan Siswa-Siswi SD sekitar Semarang

46
Foto Bersama Seluruh Mahasiswa PKL di Mueum Jawa Tengah Ranggawrsita

47
Foto Kegiatan “Festival Dolanan Anak”

48
49

Anda mungkin juga menyukai