SKRIPSI
oleh
2016
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Jangan pernah berhenti berusaha, yakinlah tidak ada perjuangan yang sia-sia”.
“Bahagia adalah ketika kita lebih sering tersenyum, lebih berani bermimpi, lebih
Persembahan :
Dosen Pembimbing.
Dinbudparpora Purbalingga.
v
KATA PENGANTAR
baik.
dari dukungan, bantuan, dan bimbingan dari pihak yang terkait. Pada kesempatan
Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
vi
7. Sri Pamekas, S.Pd, selaku Kasi Pembinaan Kesenian dan Kebudayaan
8. Rahayu Puji Utami, S.S, selaku pembina Kesenian Dames Desa Bumisari
10. Teman-teman Pendidikan Seni Tari angkatan 2011 yang selama ini membantu
11. Sahabat-sahabatku, Giska, Bunder, Wiwit, Ela, Niken yang selalu mendukung
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya
Penulis
vii
SARI
Fatichach, Eka Nur. 2015. Upaya Pelestarian Kesenian Dames Group Laras
Budaya di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing: Drs.
Bintang Hanggoro Putra, M. Hum.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
PERNYATAAN...................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
ix
2.2 Landasan Teoritis. ..................................................................... 11
x
4.3.2 Gerak. ........................................................................................ 50
BAB 5 PENUTUP
LAMPIRAN. ........................................................................................... 86
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berpikir. ............................................................. 27
xii
DAFTAR FOTO
Foto Halaman
4.2 Penari Kesenian Dames Pada Acara Peresmian Gedung Baru. ..... 49
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
banyak sekali hal-hal yang dianggap kuno atau ketinggalan jaman yang
dibidang politik, dan ada pula terjadi karena tidak mampu bersaing dengan
sistem sosial secara keseluruhan. Begitu juga dengan tarian yang selalu
1
2
baik dari sajiannya maupun dari gerakannya (Hadi 2005:37). Begitu pula
yang ada.
Dames, di Bumisari sendiri waktu itu ada tiga group Kesenian Dames
Kesenian Dames. Hal ini menandakan bahwa Kesenian Dames pada era
mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua. Para penonton banyak
3
kuno atau tidak patut lagi, dan sengaja dihindari karena asosiasinya dengan
sistem kepercayaan lama yang dianggap tidak cocok lagi dengan tata
berikut:
untuk:
Purbalingga.
1.4.2.2 Bagi Pelaku seni, dapat memberikan dorongan untuk lebih kreatif
dan berkualitas
Bab I: Pendahuluan,
Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Berfikir.
antara lain :
orang lain. Oleh karena itu perlu digarap dan dikemas dengan
8
9
dan pariwisata yang ada di sekitar Desa Sraya ikut andil penyebab
perkembangan tersebut.
salah satu sektor yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
dan sosialisasi Tari Daeng yang merupakan salah satu faktor dari
11
punah.
2.2.1 Kesenian
merupakan kesatuan yang satu sama lain saling terikat dan berkaitan.
seni yang tertentu pula sesuai dengan bentuk masyarakat yang ada saat itu
(Caturwati dalam Maizarti 2013: 37). Oleh karena itu tumbuh dan
meningkat maka kesenian akan hidup (Idris dalam Maizarti 2013: 37).
model kognisi, sistem simbolik atau pemberian makna yang terjalin secara
12
Model kognisi atau sistem simbol ini digunakan secara selektif oleh
yang bersangkutan.
mengetahui secara pasti kapan orang mulai menari, tetapi data arkeologis
Indonesia menjadi tari klasik dan tari rakyat. Tari klasik yaitu tari yang
berasal dari keraton, sedangkan tari rakyat berasal dari kalangan rakyat
biasa. Tari kreasi baru adalah tari garapan baru yang berkembang dan
disajikan penonton.
perayaan hari besar atau acara-acara tertentu. Tari sebagai hiburan pribadi,
170-171).
1999: 171).
tari agar bermakna dan dapat meyakinkan penghayatan harus tumbuh dari
benih ide itu. Pengertian ini menghadirkan adanya dua macam bentuk
15
dalam kesenian, yaitu bentuk gagasan dan ide yang melahirkan sebuah
tema, kemudian isi serta bentuk luar yang dikenal sebagai bentuk saja
meliputi pelaku, gerak, iringan, kostum/ tata busana dan tata rias,
pemanggungan, tata lampu, dan tata suara (Murgiyanto dalam Budy 2014:
15).
meliputi pelaku, tema, lakon, iringan, kostum/ tata busana, tata rias,
2.4.1 Pelaku
adalah orang yang melakukan suatu perbuatan. Pelaku pada suatu tarian
2.4.2 Tema
Tema adalah pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Tema
Dari semua unsur karya seni itu, tema merupakan hal yang paling sulit
ditemukan karena berakar dari penyajian hal-hal yang khusus dalam karya
tersebut. Sumber tema dapat berasal dari apa yang kita lihat, dengar,
pikirkan dan rasakan. Pada dasarnya sumber tema tidak terlepas dari
28).
keseluruhan suatu tarian yang diungkapkan dalam bentuk gerak dari awal
hingga akhir. Pengungkapan tema dalam suatu penyajian tari dapat terlihat
dari penggunaan tata rias wajah dan busana penari. Tema dapat mengerti
berbagai pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar, bisa merupakan
Meskipun demikian tema dapat memberikan nama pada motif, subjek atau
topik. Tema juga dapat dimengerti sebagai sesuatu yang menonjol dalam
alur cerita.
2.4.3 Lakon
berasal dari kata laku yang berarti mengacu pada kisah yang disajikan
dalam sebuah pertunjukan dan juga mengacu pada pada tokoh atau peran
utama.
Menurut Jazuli (1994: 5) gerak tari adalah gerak yang berasal dari
atau pengubahan. Hasil dari pengolahan tersebut adalah gerak murni dan
penunjang yang paling besar perannya dalam seni tari. Dengan gerak
atau sebagian dari tubuh. Semua gerak melibatkan ruang dan waktu.
Dalam ruang sesuatu yang bergerak menempuh jarak tertentu, dan dalam
satu dengan yang lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu
dorongan atau naluri ritmis. Seperti yang diuraikan Nia Dewi Maya Kania
pengiring sebuah tarian, maka akan terasa betapa kosong dan sepinya jika
sebuah tarian tidak diiringi dengan musik. Oleh karenanya, antara tari dan
bahwa fungsi musik dalam tari adalah: (1) Memberi irama (membantu
kadang-kadang mengilhami.
sedemikian rupa, sehingga tari dalam hal ini sangat mendominir musiknya.
rupa, sehingga mengikat tarinya. Dalam hal ini tari selalu menyesuaikan
penompang suasana tari. Dalam hal ini tidak ada saling ikat mengikat atau
penting dalam suatu tarian. Iringan yang keras, ramai dan dinamik
biasanya lebih disukai oleh penari, karena penari lebih mudah untuk
masuk dalam musik tersebut. Biasanya alat musik yang berpengaruh dalam
Tata rias dan busana sangat penting dalam sebuah pertunjukan tari.
Busana pertunjukan adalah jenis pakaian yang khusus dibuat untuk tujuan
pertunjukan. Ide dari jenis busana ini berasal dari pakaian sehari-hari dan
pakaian khusus atau juga hasil imajinasi dari seniman pertunjukan yang
(Caturwati dalam Maizarti 2013: 54). Tata rias dan busana untuk tari tidak
panggung/ pentas biasa (tertutup) dan tata rias panggung arena (terbuka).
Untuk penataan rias panggung tertutup dianjurkan agar lebih tegas dan
pertunjukan dalam jarak yang cukup jauh, sedangkan untuk tata rias arena
sehingga rias tidak perlu terlalu tebal dan yang lebih utama harus Nampak
lebih halus dan rapi. Ketetapan dan kerapian dalam pemakaian alat rias
dapat dibedakan menjadi dua yaitu warna primer dan warna sekunder.
Dalam seni rupa, selain kedua warna tersebut juga dikenal warna tertier
yakni perpaduan antara warna primer dan warna sekunder. Warna primer
disebut pula warna utama, seperti merah, putih, hitam. Warna primer
Dalam tari bisa kita jumpai pada jenis-jenis tari yang bertema
jiwa. Biasanya dipakai oleh tokoh raja yang agung dan bijak,
up), rias karakter (character make-up), dan rias fantasi (fantasy make-up).
karakter tokoh tertentu. Rias fantasi adalah rias dasar fantasi seseorang.
22
sangat penting dalam sebuah tarian walaupun elemen pokok dari seni tari
adalah gerak, namun tata rias juga sangat berperan dalam mempertegas
watak sebuah tokoh dalam tarian. Tata rias juga membantu memperkuat
ekspresi penari dan untuk menambahkan daya tarik penari. Tata rias dalam
pertunjukan tari tidak hanya tata rias wajah, tetapi juga tata rias rambut.
hanya dapat melihat dari sisi depan saja, bentuk tapal kuda yaitu pentas
yang bentuknya menyerupai tapal kuda, penonton dapat melihat dari tiga
menyaksikannya.
atau efek dramatik dan member daya hidup pada sebuah pertunjukan tari,
terhadap warna kostum atau busana tari yang dipakai dalam pertunjukan
tari, apabila seorang penata lampu kurang menguasai akan berakibat fatal
bagi pertunjukannya.
jelas iringan dan isi yang mau dipertunjukan. Dalam tata suara yang perlu
2.4.10 Properti
gada, dan tongkat (Abdurachman dan Rusliana dalam Mutiara 2015: 14-
15).
adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes dan selektif.
menjaga keaslian sesuatu supaya tetap utuh dan menjadi lebih baik dengan
2.5.1 Perlindungan
perilaku dan atau benda budaya akibat perbuatan manusia ataupun proses
kesenian lainnya.
2.5.2 Pengembangan
kesenian (tari) sebagai objek yang dialih, dirobah atau digeser serta
jumlah pengguna, jumlah kegunaan dan fungsi serta jumlah daerah yang
tidak lari dari etika, norma, logika, adat istiadat serta falsafah atau dasar
2.5.3 Pemanfaatan
yang telah ada sehingga tidak ada lagi kasus kekayaan budaya Indonesia
yang dapat dimiliki hak ciptanya oleh orang asing (Sedyawati 2007: 13).
27
1) Pelaku 1) Perlindungan
2) Gerak
- ------- 2) Pengembangan
3) Lakon 3) Pemanfaatan
4) Musik
5) Tema
6) Tata Busana
7) Tata Rias
8) Tempat/ Panggung
9) Tata Lampu
11) Properti
meliputi beberapa aspek yaitu : (1) pelaku adalah orang yang melakukan
disampaikan oleh penata tari kepada penonton dan penikmat, (3) musik
adalah pengiring sebuah tarian, dan biasanya setiap musik memiliki ciri
pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar, (5) tata busana adalah
sebuah sajian tari menjadi estetis, (7) tempat atau panggung adalah tempat
bagi manfaat dan keutuhan sistem gagasan, sistem perilaku dan atau benda
PENUTUP
5.1 Simpulan
bentuk pertunjukan yang meliputi gerak, kostum atau busana, musik atau
iringan, tema, tata panggung, tata lampu dan tata suara. Upaya pelestarian
5.2 Saran
83
84
. 2003. Paparan Mata Kuliah Musik Tari II. Diktat Jurusan Seni
Drama Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas
Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.
85
86
Nuraini, Intan Eka. 2014. Skripsi Perkembangan Tari Opak Abang pada
tahun 1990 sampai tahun 2014 sebagai Tari Khas Kabupaten
Kendal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.