Anda di halaman 1dari 36

FUNGSI TARI BIGAL DALAM UPACARA ADAT NGENSUDAH DAYAK

MELAHUI DI KECAMATAN ELLA HILIR


KABUPATEN MELAWI

RENCANA PENELITIAN

Diajukan untuk Diseminarkan dalam Rangka Penyusunan Skripsi


Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

OLEH

ANGGELA DHEA NATASIA

F1111191032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023

i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................3
A. Judul Penelitian........................................................................................................5
B. Latar Belakang.........................................................................................................5
C. Rumusan Masalah....................................................................................................8
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................................8
E. Manfaat Penelitian...................................................................................................9
1. Manfaat Teoretis..................................................................................................9
2. Manfaat Praktis....................................................................................................9
F. Penjelasan Istilah...................................................................................................10
G. Landasan Teori...................................................................................................11
1. Tari Tradisional..................................................................................................11
2. Fungsi Tari..........................................................................................................12
3. Kebudayaan........................................................................................................14
4. Upacara Adat......................................................................................................15
H. Penelitian Relevan..............................................................................................16
I. Metodologi Penelitian............................................................................................17
1. Metode Penelitian...............................................................................................17
2. Bentuk Penelitian................................................................................................18
3. Pendekatan Penelitian........................................................................................19
J. Lokasi Penelitian....................................................................................................21
K. Sumber Data dan Penelitian..............................................................................21
L. Teknik dan Alat Pengumpulan Data....................................................................22
1. Teknik Pengumpulan Data................................................................................22
2. Alat Pengumpulan Data.....................................................................................24
M. Teknik Menguji Keabsahan Data.....................................................................26
N. Teknik Analisis Data..............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................31
Lampiran 1.....................................................................................................................33

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan rencana penelitian yang berjudul

“FUNGSI TARI BIGAL DALAM UPACARA ADAT NGENSUDAH DAYAK

MELAHUI DI KECAMATAN ELLA HILIR KABUPATEN MELAWI”. Pada

kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga rencana penulisan ini

dapat selesai. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada:

1. Dr.Imam Ghaozali,M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Seni

Pertunjukan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Tanjungpura yang telah banyak memberikan dukungan

dan saran dalam penyusunan rencana penelitian ini.

2. Regaria Tindarika S.Pd, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah

memberi bimbingan,motivasi dan saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan

rencana peneltian ini.

3. Dwi Oktariani,M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan

motivasi dan saran dalam penulisan rencana penelitian ini.

4. Deplo Supoyo,S.Pd.I.,selaku petugas administrasi Program Studi Pendidikan Seni

Pertunjukan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura

yang telah membantu mahasiswa mengurus kelengkapan dan surat menyurat

untuk penyusunan rencana penelitian ini.

5. Seluruh Dosen Pengampu mata kuliah di Program Studi Pendidikan Seni


Pertunjukan, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura

yang telah memberikan semangat dan motivasi selama perkuliahan.

6. Ngetas sebagai narasumber pertama yang telah memberikan informasi awal

sebagai bahan acuan untuk penulisan proposal ini.

7. Orang tua saya Bapak Sutejo, Almh. Ibu Maria Ose dan Ibu Sambung saya Lusia

Fatmawati yang menjadi penyemangat saya, serta keluarga saya yang telah

memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan penulisan rencana

penelitian ini

8. Personil Jamet Kudasi, Tata, Agus, Andar, Deo, Rama, Sindy, Titha, Dolly yang

selalu memberikan semangat dan dukungan dalam proses penulisan rencana

penelitian ini.

9. Kepada teman-teman IKANMAS (Ikatan Mahasiswa Seni) FKIP UNTAN

konsentrasi tari dan musik angkatan 2019 yang telah memberikan dukungan dan

bantuan secara langsung maupun tidak langsung serta bertukar pikiran kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan ini baik dari

segi Bahasa dan tata penulisan. Semoga rencana penelitian ini bermanfaat bagi

pembaca. masukan, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi

kesempurnaan dalam rencana penelitian ini.


Pontianak,06 Maret 2023

Penulis

Anggela Dhea Natasia


F1111191032
RENCANA PENELITIAN

A. Judul Penelitian

“Fungsi Tari Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah Dayak Melahui di

Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi ”

B. Latar Belakang

Kabupaten Melawi merupakan satu diantara kabupaten yang ada di Provinsi

Kalimantan Barat. Terdapat 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Melawi. Hal ini

berdasarkan hasil statistik pengolahan data yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten

Melawi pada tahun 2020 secara administaratif. Satu diantaranya yaitu Kecamatan Ella

Hilir. Masyarakat Kecamatan Ella Hilir mayoritas bersuku Dayak. Satu diantara suku

Dayak tersebut adalah suku Dayak Melahui.

Dayak Melahui sebagian besar tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan

Kalimantan Tengah dan masih termasuk sub suku dalam rumpun Dayak Ot Danum

Ngsaju. Dayak Melahui memiliki berbagai macam tradisi adat dan budaya yang

berhubungan dengan aktivitas serta kegiatan masyarakat sehari-hari yang masih diatur

dalam adat istiadat setempat. Adat kehidupan dan adat kematian merupakan adat yang

mengikat masyarakat yang ada di Kecamatan Ella Hilir. Ada beberapa upacara adat

yang terdapat disuku Dayak Melahui satu diantaranya upacara adat Ngensudah.

Upacara Adat Ngensudah merupakan Upacara Adat Kematian yang bertujuan

untuk melepaskan pantangan atau larangan dan menghormati kerabat yang sudah

meninggal. Hal ini sejalan dengan makna dari kata Ngensudah yaitu “selesai”.

Masyarakat Dayak Melahui percaya melalui upacara ini, Ngensudah menjadi media
penghantaran jiwa orang yang sudah meninggal agar dapat beristirahat dengan tenang

sehingga harus dilaksanakan setiap ada anggota keluarga yang meninggal. Upacara ini

dilaksanakan setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah pemakaman. Beberapa

prosesi yang dilaksanakan sebelum memasuki prosesi upacara adat Ngensudah satu

diantaranya adalah pihak keluarga merenovasi makam. Hal ini dijadikan syarat

pemula sebelum memasuki Upacara Adat Ngensudah dan dilakukan setelah 40

hari pemakaman atau biasanya menunggu pihak keluarga sudah siap dalam keadaan

finansialnya. Syarat khusus ini harus dilakukan terlebih dahulu dari pihak keluarga.

Pihak keluarga mempercayai bahwa renovasi makam sebagai bentuk atau bakti terakhir

kepada orang yang telah meninggal dunia, selain renovasi makam adapun bentuk

lainnya sebagai penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Hal tersebut

menggambarkan tentang pemujaan dan mengiring perjalanan menuju surga yaitu Tari

Bigal.

Tari Bigal merupakan bagian inti dalam upacara adat Ngensudah yang

menggambarkan penghormatan terakhir kepada kerabat yang sudah meninggal dan

wajib dilakukan bersama keluarga besar. Tari Bigal dilaksanakan dipertengahan ritual

upacara adat Ngensudah sesudah renovasi makam. Sebelum dilaksanakannya Tari

Bigal ada persembahan pengorbanan yang perlu dilakukan terlebih dahulu, yaitu berupa

hewan seperti kerbau, babi atau sapi (tergantung ekonomi keluarga). Hewan tersebut

diikat pada patung temaduk dengan maksud keluarga sudah siap untuk melaksanakan

upacara tersebut.
Menurut Ngetas (narasumber) hal ini bertujuan untuk menyelesaikan pantangan

dari kerabat yang sudah meninggal agar tidak menjadi bala bagi keluarga besar lainnya.

Tarian ini menggunakan properti patung temaduk, toras, selendang, mandau,

sangkeraiak, nyube (kapur sirih, buah pinang, rokok). Jumlah orang yang terlibat dalam

tarian ini tidak ditentukan dan tidak memandang usia. Tarian ini boleh ditarikan oleh

perempuan maupun laki-laki. Tari Bigal termasuk pada ritual inti upacara adat

Ngensudah yang dilakukan dipertengahan upacara dan biasanya dilakukan setelah 2-3

hari setelah renovasi makam. Tarian ini diiringi musik pengiring yang disebut Tabuh

Bigal. Tari ini dilaksanakan di halaman pekarangan rumah kerabat yang meninggal.

Tarian ini memiliki kesakralan yang tidak dapat ditarikan dalam Upacara Adat

lainnya. hal ini saling berkaitan dengan aturan dan kepercayaan yang ada pada

masyarakat Dayak Melahui.

Berdasarkan uraian di atas, alasan penulis mengambil judul “Fungsi Tari

Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah Dayak Melahui di Kecamatan Ella Hilir”

karena Tari Bigal memiliki bagian penting yang mana pada gerak tarinya tidak

boleh diubah dan satu diantara penari lainnya ada yang membawa nyube (kapur

sirih, buah pinang, dan rokok) untuk dioleskan pada penari lainnya. Tari Bigal

merupakan rangkaian kegiatan upacara yang harus dilakukan agar syarat dalam upacara

dapat terpenuhi. Tari Bigal pasti memiliki perannya tersendiri dalam Upacara

Adat Ngensudah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mendalami mengenai fungsi

yang terdapat pada tari Bigal dalam upacara adat Ngensudah.


Fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa penting peran Tari Bigal

dalam Upacara Adat Ngensudah. Penulis akan mencari tahu serta memaparkan

struktur adat dari Upacara Adat Ngensudah, kemudian fungsi Tari Bigal dalam

Upacara tersebut. Harapannya penelitian ini dapat menambah wawasan terhadap

kesenian yang ada di Kabupaten Melawi khususnya masyarakat Dayak Melahui

sehingga kesenian yang ada tetap dilestarikan dan terjaga keberadaannya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas

penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Struktur Penyajian Tari Bigal dalam upacara adat Ngensudah di

Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi ?

2. Apa Fungsi Tari Bigal Dalam upacara adat Ngensudah di Kecamatan Ella

Hilir Kabupaten Melawi ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang dan pertanyaan penelitian di atas maka terdapat

tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mendeskripsian Struktur penyajian Tari Bigal dalam upacara adat

Ngensudah Dayak Melahui di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi.

2. Mendeskripsian Fungsi Penyajian Tari Bigal dalam upacara adat

Ngensudah Dayak Melahui Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi.


E. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini terdapat dua aspek manfaat yaitu manfaat secara teoretis dan

praktis. Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai satu diantara literasi

pengetahuan tentang kebudayaan yang ada di Indonesia, terutama di daerah pedalaman

Kalimantan Barat yang masih sulit terjangkau oleh wisatawan dari luar pulau

Kalimantan Barat.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi, wawasan serta pengalaman

bagi penulis dalam menerapkan metode penulisan terhadap masalah yang dihadapi

secara nyata juga dalam rangka meningkatkan kebudayaan dalam mendalami Tari Bigal

dalam Upacara Adat Ngensudah Dayak Melahui di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten

Melawi.

2) Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi data secara langsung

mengenai Tari Bigal serta dapat menjadi acuan utama khususnya bagi masyarakat

Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat yang dijadikan sebagai identitas daerah

tersebut.

3) Bagi guru seni budaya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambahan bahan ajar bagi guru
seni budaya dan juga dapat menambah wawasan pengetahuan bagi siswa berkaitan

dengan tari tradisi daerah setempat yaitu, Tari Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah

Dayak Melahui di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi.

4) Bagi mahasiswa FKIP Program seni pertunjukan

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai tari

tradisonal yang ada di provinsi Kalimantan Barat, dan mejadi referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

5) Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan diharapkan

masyarakat dapat melestarikan budaya ini agar tidak adanya kepudaran pada nilai-nilai

adat istiadat Suku Dayak Melahui Kabupaten Melawi.

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah

antara penulis dan pembaca dalam penelitian ini maka penulis memberikan penjelasan

istilah dalam rancangan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Fungsi Tari

Fungsi tari dalam suatu masyarakat sifatnya dapat sebagai hiburan,

pertunjukan dan ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta melalui upacara adat.

Fungsi merupakan hubungan yang terjadi antara kegunaan suatu hal dengan yang lain

dalam suatu system yang terintegrasi.

Tari Bigal berfungsi sebagai tari ritual dalam upacara adat Ngensudah Dayak

Melahui di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi yang memiliki beberapa prosesi
dan bersikap sakral dalam upacara tersebut.

2. Tari Bigal

Tari Bigal adalah tari tradisi yang berasal dari suku Dayak Melahui di

Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi. Tarian ini hanya dapat disaksikan dalam

Upacara Adat Ngensudah yang dilaksanakan ketika ada perayaan pesta kematian.

3. Upacara Adat Ngensudah

Ngensudah merupakan upacara yang bertujuan untuk melepaskan pantangan

atau larangan dan menghormati kerabat yang sudah meninggal. Upacara ini biasanya

diadakan setelah syarat utama telah dilaksanakan yaitu renovasi makam. Upacara ini

biasanya berlangsung selama paling lama satu minggu atau sekitar 3-4 hari tergantung

ekonomi yang disiapkan dari keluarga.

G. Landasan Teori

1. Tari Tradisional

Menurut Najamuddin (1983, hal.9) “Tari tradisional merupakan suatu bentuk

tarian yang mengandung nilai murni bermutu tinggi, yang dibentuk pola-pola tertentu

dan terikat, mengandung nilai filosofis yang dalam simbolis religius dan tradisi yang

tetap”. Oleh karena itu, dapat didefinisikan bahwa tari tradisional adalah suatu bentuk

tari yang mengandung unsur serta nilai kristalisasi yang tinggi. Sedangkan menurut

Sumartono (2006, h.53) menuturkan “tari tradisi dalam perbincangan umum, seringkali

diartikan sebagai sebuah kebiasaan yang telah secara turun-temurun dan berulang dari

satu generasi ke generasi lainnya dalam rentan waktu yang cukup panjang”. Suatu

tradisi terkandung nilai atau norma yang mengikat bagi masyarakat. Tari tradisi tidak
hanya hidup dan berkembang di lingkungan dan budaya saja, melainkan banyak juga

yang berkembang di kota besar seperti Jakarta, tetapi dimana pun suatu tari tradisi

hidup, tarian tersebut dapat dikenal dari ciri yang khas, dan diakui berasal dari suatu

wilayah asalnya. Ciri tersebut meliputi unsur gerak, tata rias dan busana, spirit, serta

musik iringannya.

Berdasarkan pendapat di atas maka Tari Bigal termasuk dalam tari tradisional

karena mempunyai karakter tersendiri yang menjadi ciri khas suatu daerah dan gerak

pada tari Bigal menggambarkan nilai-nilai filosofis dan simbol religius yang

terkandung didalamnya.

2. Fungsi Tari

Menurut Wahyudiyanto (2008, hal.11) “fungsi tari adalah sebagai sarana

upacara Agama dan adat istiadat yang banyak terdapat di daerah-daerah yang masih

bertradisi kuat, fungsi tari pada upacara (ritual) merupakan tari tertua dalam sejarah

kehidupan manusia yaitu sebagai upacara peribadatan yang pada umumnya disebut tari

ritual”. Menurut Jazuli (1994, hal.43-46) “Terdapat beberapa macam jenis dan fungsi

dari seni tari dalam kehidupan masyarakat di Indonesia sebagai berikut:

a) Sebagai Sarana Upacara.

Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedakan menjadi 3 antara

lain, pertama Upacara Keagamaan, jenis tarian merupakan tarian sesaji yang

bersifat religious bisa dilihat di pulau Bali pusat perkembangan agama Hindu

pada saat acara keagamaan di Pura-pura. Kedua yaitu Upacara Adat, upacara ini

berkaitan dengan kegiatan masyarakat yang masih menganut kepercayaan adat


selama ada tersebut masih digunakan. Ketiga, yaitu Upacara adat yang berkaitan

dengan peristiwa kehidupan manusia seperti kelahiran, perkawinan, penobatan,

dan kematian.

b) Tari Sebagai Hiburan.

Jenis tarian ungkapan perasaan tanpa memiliki maksud lebih dalam

seperti hanya untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari apa yang

dilihatnya, tarian ini dapat dikatakan sebagai tari yang memiliki bobot nilai

ringan. Bagi penari tarian yang diperagakan hanya sekedar untuk

mengungkapkan perasaan, kegemaran seni. Tarian ini digunakan pada saat acara

pesta atau perayaan hari besar dan ulang tahun.

c) Tari Sebagai Pertunjukan atau Tontonan

Jenis tarian yang terdapat bobot nilai seni yang berat, karena untuk

mempertunjukan karya seni tarinya dapat menarik perhatian dan memberikan

kepuasan bagi penikmat seni tari yang melibatkan aspek jiwa di dalam

pertunjukan tersebut. Karya seni tari ini di pertunjukan karena memiliki nilai,

kesan dan makna yang dapat tersampaikan kepada penikmat tari, sehingga

menumbuhkan wawasan baru dan adanya perubahan yang baik”.

Berdasarkan uraian di atas, tari Bigal termasuk dalam tari ritual karena

masuk ke dalam kriteria ciri-ciri seni pertunjukan ritual sebagai sarana upacara.

Tari Bigal hanya boleh ditarikan pada upacara adat Ngensudah saja, dan adat

tradisi pada upacara Ngensudah masih kuat di masyarakat Dayak Melahui.


3. Kebudayaan

Menurut Sulasman (2013, h.17) “Kebudayaan adalah kompleks yang

mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan

serta kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu

pengetahuan serta keseluruhan faktor sosial, religius dan lain-lain. Budaya difungsikan

secara luas oleh manusia sebagai sarana untuk mengatasi masalah-masalah yang

dihadapi sebagai upaya penyesuaiannya dengan alam dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidup. Contoh budaya fungsional ini banyak sekali dalam masyarakat kita

dan bisa kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Satu diantara tangkai budaya

adalah seni tari. Kebudayaan itu sendiri merupakan hasil karya manusia yang

mengandung ide dan gagasan dari masyarakat yang berwujud dalam aktivitas sebagai

upaya untuk menyampaikan pengalaman batinnya”. “Menurut ilmu antropologi

kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”

(Koentjaningrat,2009, h.144). Hal tersebut berarti seluruh tindakan manusia adalah

kebudayaan.

Kebudayaan sangat luas sehingga disebut memiliki nilai-nilai universal.

Koentjaningrat (Ratna, 2010, h.157) “membedakannya menjadi tujuh jenis yaitu: a.

mata pencaharian (pertanian, perternakan, sistem produksi; b. peralatan (pakaian,

rumah, senjata, alat-alat produksi); c. sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan,

organisasi politik); d. bahasa (lisan dan tulisan); e. kesenian (seni lukis,seni suara, seni
sastra, seni tari); f. sistem pengetahuan (kealaman, sosial, humoniora); g. religi (agama,

kepercayaan, mitos). Selanjutnya ketujuh unsur kebudayaan tersebut terumuskan ke

dalam tiga kebudayaan yaitu:

a. Wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas dari ide-ide, gagasan,

nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola

dari manusia dalam masyarakat.

c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia”.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas, kebudayaan suku dayak Melahui satu

diantaranya adalah upacara adat Ngensudah sesuai dengan definisi yang pertama yaitu

kebudayaan sebagai keseluruhan hidup manusia yang kompleks, meliputi hukum,

seni,moral,adat istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia sebagai

anggota masyarakat. Hal ini disebabkan karena suku dayak Melahui memiliki hukum

adat yang mengatur, serta adat istiadat yang masih dipertahankan hingga sekarang.

4. Upacara Adat

Menurut Sunjata (1997, hal.1) “upacara adalah serangkaian tindakan atau

perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan

kepercayaan, jenis upacara dalama kehidupan masyarakat antara lain: upacara

kehidupan dan upacara kematian”. Sunjata (1997, hal.2) mengungkapkan “pelaksanaan

upacara adat termasuk dalam golongan adat yang tidak mempunyai akibat hukum,

hanya saja apabila tidak dilakukan oleh masyarakat maka timbul rasa kekhawatiran

akan terjadi sesuatu yang menimpa dirinya”.


.Keeasing (1992, hal.131) mengungkapkan bahwa “Hubungan antara alam

dengan manusia adalah sebuah keharusan yang tidak dapat ditolak, karena hubungan

tersebut memiliki nilai-nilai sakral yang sangat tinggi”.

Masyarakat Dayak Melahui percaya bahwa Upacara Adat Ngensudah dapat

menyelesaikan pantangan dan menolak bala agar keluarga besar terhindar dari

marabahaya. Upacara Adat Ngensudah termasuk ke dalam upacara kematian bagi

masyarakat Dayak Melahui karena dilaksanakannya pada saat ada orang yang

meninggal saja. Upacara Adat Ngensudah menjadi upacara yang sakral dikarenakan

adanya hubungan antara manusia dan alam.

H. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang terdahulu digunakan

sebagai acuan dan pembandingan penelitian yang di lakukan. Hasil penelitian yang

relevan berkaitan dengan fungsi yaitu sebagai berikut.

1. Penelitian Nadella Apriani, Skripsi,2022, Judul Analisis Fungsi Tari

Bukong Dalam Upacara Adat Kematian Dayak Pesaguan Di Desa Serengkah

Kecamatan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang. Persamaan penelitian Nadella

Apriani dengan yang diteliti penulis yaitu sama-sama membahas mengenai

Fungsi tari, teori yang digunakan sebagai acuan yaitu teori fungsi. Selain

memiliki persamaan penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu objek

penelitiannya, tempat penelitian. Kontribusi penelitian Nadella Apriani bagi

penulis yaitu dapat mengetahui teori yang digunakan dalam penulisan.

2. Penelitian Fernandus Deo Dekapriyo,Skripsi,2023 Judul Fungsi Tari


Besogak Dalam Upacara Adat Tentobus Dayak Pesaguan Di Kecamatan

Tumbang Titi Kabupaten Ketapang. Persamaan penelitian Fernandus Deo

Dekapriyo dengan yang diteliti oleh penulis yaitu sama-sama membahas tentang

fungsi tari. Teori yang digunakan sebagai acuan yaitu teori fungsi, selain

memiliki persamaan juga memiliki perbedaan yaitu objek penelitian, tempat

penelitian. Kontribusi penelitian Fernandus Deo Dekapriyo bagi penulis yaitu

dapat mengetahui teori yang digunakan.

3. Penelitian Marsianus Roji, Skripsi,2019 Judul Analisis Fungsi Tari

Sabak’n Apa’k Pada Suku Dayak Bina’eh Di Kabupaten Bengkayang Kalimantan

Barat. Persamaan penelitian Marsianus Roji dengan yang diteliti oleh penulis

yaitu sama-sama membahas tentang fungsi, teori yang digunakan sebagai acuan

yaitu teori fungsi, selain memiliki persamaan juga memiliki perbedaan yaitu

objek penelitian,tempat penelitian. Kontribusi penelitian Marsianus Roji bagi

penulis yaitu dapat mengetahui teori yang digunakan.

Dari ketiga penelitian tersebut terdapat persamaan dan perbedaan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang diteliti oleh penulis adalah sama-

sama membahas tentang penelitian fungsi.

I. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Sugiyono (2016, hal.7) mengatakan bahwa “metode penelitian deskriptif

adalah data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka. Data yang terkumpul setelah dianalisis selanjutnya

dideskripsikan sehingga mudah dipahami oleh orang lain”.

Alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah agar mengetahui dan

mendeskripsikan struktur penyajian dan fungsi tari Bigal dalam upacara adat

Ngensudah dayak Melahui di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi agar dapat

menafsirkan data sesuai dengan fakta, keadaan, dan fenomena pada saat penelitian

berlangsung dan menyajikan apa adanya.

2. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang akan digunakan dalam rencana penelitian ini adalah

bentuk penelitian kualitatif. Rencana penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif

karena data yang dihasilkan dalam penulisan ini berupa kalimat bukan berupa angka,

data yang dihasilkan berupa paparan berbentuk kata-kata tertulis kalimat atau kata-

kata tersebut didapat dari hasil wawancara dan pengamatan secara langsung.

Sugiyono (2010, hal.1) “penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya

adalah eksperimen) dimana penulis adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi”. Menurut Carmines dan Zeller (2006, hal.26) “penelitian kualitatif

adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa

menggunakan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah

studi kasus dan historikal”. Zuldarial (2012, hal.2) mengemukakan bahwa “metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”. Bentuk penelitian

kualitatif digunakan karena penyajian data yang digunakan adalah dalam bentuk

kalimat,uraian atau pernyataan-pernyataan serta lebih menekankan kenyataan-

kenyataan dari data yang diperoleh di lapangan.

Menurut Sugiyono (2016, hal.14-15) “Bentuk penelitian kualitatif sering

disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

yang alamiah dan pada objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti

tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut”.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan bentuk kualitatif karena ingin

menggambarkan secara objektif, mengumpulkan data-data kemudian dianalisis dan

dideskripsikan mengenai struktur penyajian dan Fungsi tari Bigal dalam upacara

adat Ngensudah di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi.

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi dan sosiologi . Hal ini

bertujuan agar penulisan ini dapat menjawab dengan jelas rumusan masalah

penulisan yang telah ditetapkan. Pendekatan antropologi yang digunakan dalam

penulisan ini adalah pendekatan antropologi tari.

Menurut Sedyawati (dalam Pramutomo, 2007, hal. 72) antropologi tari berarti

mempelajari tari dalam konteks pengetahuan yang seutuh-utuhnya tentang

kebudayaan bersangkutan. Antropologi tari adalah suatu studi yang mempelajari tari
sebagai produk kebudayaan terkait dengan masyarakat (Sumaryono 2011, hal.10).

Dalam hal ini tari dilihat sebagai sebuah unsur kebudayaan yang utuh. Tari dalam

perjalanan hidup manusia mempunyai peranan yang penting yang telah menjadi

kebiasaan pada masyarakat sebelumnya. Meriam (dalam Widaryanto, 2007, hal.14)

menyimpulkan bahwa tari adalah budaya dan budaya itu tari serta kesatuan tari

seutuhnya tidaklah bisa dipisahkan dari anggitan antropologis tentang kebudayaan.

Menurut Ratna (2010, hal.508) pendekatan sosiologi merupakan pendekatan

yang digunakan karena adanya hubungan bermakna antarmasyarakat dan

mempertimbangkan secara intens unsur-unsur kemasyarakatan. Antiwi (2015,

hal.24) mengungkapkan bahwa “Penelitian sosiologi merupakan proses

pengungkapan kebenaran yang didasarkan pada penggunaan konsep-konsep dasar

yang dikenal dalam sosiologi sebagai ilmu”. Penelitian ini nantinya memerlukan

peran masyarakat sebagai pelaku yang ikut serta dalam Upacara Adat Ngensudah.

Alasan penulis menggunakan pendekatan antropologi tari dan sosiologi adalah

karena tari Bigal merupakan bagian dari kebudayaan serta adat istiadat yang

berkembang dari masyarakat suku Dayak Melahui di Kecamatan Ella Hilir

Kabupaten Melawi , sedangkan penulis menggunakan pendekatan sosiologi karena

penulis akan lebih banyak mendapatkan informasi dari lingkungan masyarakat.

Oleh sebab itu, harus adanya relasi dan sosialisasi yang baik antara penulis dengan

masyarakat. Dengan pendekatan ini penulis bermaksud mengungkapkan bagaimana

fungsi tari Bigal Dayak Melahui dan data yang dihasilkan akan diungkapkan atau

digambarkan secara deskriptif.


J. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan tepatnya di Desa Akam Kecamatan Ella

Hilir Kabupaten Melawi, di kediaman bapak Sutomo. Narasumber (Ngetas) merupakan

seorang Temenggung (kepala adat) di Desa Akam yang mengetahui segala adat istiadat

dan tentunya mengetahui tentang tari Bigal serta syarat-syarat yang dibutuhkan ketika

diadakannya suatu upacara adat tersebut dan beliaulah yang akan memimpin

pelaksanaan upacara adat Ngensudah ini.

K. Sumber Data dan Penelitian

a. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini berupa informasi yang

diperoleh dari narasumber disampaikan secara langsung oleh narasumber sesuai

dengan kebutuhan penulis dalam penelitian ini. Berikut beberapa narasumber yang

akan membantu dalam memperoleh data dalam penulisan ini :

1. Ngetas (71) Sebagai informan pertama, beliau merupakan Temenggung

(ketua adat) di Desa Akam dan juga mengetahui tentang Tari Bigal dalam

Upacara Adat Ngensudah.

2. Udoy Onon (60) sebagai informan kedua, beliau merupakan pemusik Tari

Bigal sekaligus tokoh masyarakat yang sering terlibat dalam Upacara Adat

Ngensudah.

3. Aleksius Tondan (26) sebagai informan ketiga, beliau merupakan penari

Tari Bigal.
b. Data Penelitian

Data yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan data bentuk

deksriptif. Data yang akan diperoleh berkaitan dengan Fungsi Tari Bigal dan

Struktur Penyajian Tari Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah.

L. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang akan digunakan untuk

mengumpulkan informasi atau fakta-fakta yang ada di lapangan. Proses

pengumpulan data pada sebuah penelitian bergantung pada jenis penelitian yang

dipilih. Sugiyono (2017, hal.194) mengatakan “untuk memperoleh data yang dapat

mengungkap suatu masalah penelitian, maka perlu dipilih teknik pengumplan data

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun cara atau teknik pengumpulan data

dapat dilakukan melalui wawancara, observasi, dan gabungan ketiganya”. Pada

penelitian ini, penulis akan menggunakan empat teknik pengumpulan data yaitu,

teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi dan studi dokumentasi.

a) Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati hal-hal yang tampak pada objek penelitian. Menurut

Nopriyanti (2014, hal.44) “teknik observasi merupakan proses yang terdiri dari

proses biologis dan psikologis dan dua di antara yang terpenting adalah proses-

proses pengamatan dan ingatan”. Menurut Ratna (2010, h.220) “observasi

melibatkan tiga objek sekaligus, yaitu:


a) Lokasi tempat penelitian berlangsung

b) Para pelaku dengan peran-peran tertentu

c) Aktivitas para pelaku yang dijadikan objek penelitian”.

Pada rencana penelitian ini, penulis akan melakukan observasi langsung

kelapangan yaitu di Desa Akam Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi.

Mencatat kejadian dan informasi yang berkaitan dengan struktur penyajian dan

fungsi Tari Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah.

b) Teknik Wawancara

Menurut Sugiyono (2012, h.137) “wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari respondennya sedikit/kecil”. Ratna (2010, h.222)

mengungkapkan “wawancara adalah cara-cara memperoleh data dengan

berhadapan langsung. Bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu

maupun individu dengan kelompok”.

Menurut Sugiyono (2017, hal.220) “ wawancara dapat dilakukan secara

terstruktur, melalui tatap muka ataupun telepon.

c) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang jawabannuya

telah disiapkan (misalnya dalam bentuk pilihan ganda)


d) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan”.

Alasan penulis memilih teknik wawancara terstruktur/semi terstruktur ini

agar penulis mudah bertanya mengenai informasi yang berkaitan dengan struktur

penyajian dan fungsi Tari Bigal pada Upacara Adat Ngensudah serta penulis

memberikan ruang kepada narasumber untuk mengungkapkan informasi lainnya

mengenai Upacara tersebut.

e) Teknik Dokumentasi dan Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2012, hal.82) “dokumentasi adalah catatan-catatan

peristiwa yang telah lalu, yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental

seseorang”. “Teknik dokumentasi yang dilakukan oleh penulis dapat dijadikan

bukti bahwa penulis tidak merekayasa data, karena data yang diperoleh benar-

benar ada” (Fadli, 2021, h.4).

Penulis akan melakukan penelitian mengenai struktur penyajian dan

fungsi Tari Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah dengan melihat atau mencari

dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian yang diambil. Dokumen

biasanya peristiwa yang telah lalu berupa foto, video atau tulisan.

2. Alat Pengumpulan Data

Menurut Ibrahim (2015, h.135) “instrumen penelitian dapat dikategorikan


sebagai perangkat keras dan peralatan lunak. Adapun yang dimaksud perangkat keras

yaitu pulpen, buku, dan kamera, sedangkan peralatan lunak seperti pedoman observasi

dan pedoman wawancara”. Sugiyono (2016, hal.28) mengatakan “dalam penelitian

kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Dimana peneliti menjadi instrument pertama yang secara langsung sendiri kelapangan,

melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan”.

Beberapa alat bantu pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian, sebagai

berikut :

1) Buku Catatan Lapangan

Buku catatan lapangan merupakan alat yang digunakan untuk mencatat

hal-hal penting yang diamati serta yang didapat dari narasumber

2) Alat Perekam Camera HP dan Laptop

Camera HP merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengambil

gambar dan video dalam melakukan penelitian, sedangkan laptop dapat

digunakan untuk menyimpan data dan informasi dari hasil penelitian.

3) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi tentang pedoman pertanyaan mengenai

Fungsi Tari Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah di Kecamatan Ella Hilir

Kabupaten Melawi.

4) Pedoman Observasi

Pedoman Observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data melalui pengamatan di lapangan sebagai landasan agar


memudahkan penulis melakukan penelitian tentang Fungsi Tari Bigal dalam

Upacara Adat Ngensudah di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi. Pedoman

observasi ini diajukan untuk lebih fokus ke masalah yang akan diteliti. Bentuk

pedoman observasi berupa lembaran atau catatan berkala, yang berisi tentang

garis besar aspek fokus penelitian yang ada pada lampiran 1.

M. Teknik Menguji Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2013, h.68) “uji kreadibiltas data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negative, dan membercheck”. Teknik dalam uji kredibilitas yang

digunakan peneliti adalah triangulasi dan perpanjangan pengamatan.

1. Triangulasi

Menurut Sugiyono (2017, h.124) “triangulasi sebagai pengecekan

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu”. Sugiyono (2010, h.372) menyatakan “ triangulasi adalah teknik

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”.

Penulis akan melakukan wawancara secara mendalam untuk mendapatkan data

tentang Fungsi Tari Bigal dalam Upacara Adat Ngensudah sehingga mendapatkan

data yang benar-benar akurat.

Wawancara mendalam dilakukan dengan tiga narasumber.

Narasumber pertama Ngetas beliau merupakan ketua adat yang mengetahui

tentang adat dan tradisi suku Dayak Melahui. Narasumber kedua Udoy Onon
yang merupakan pemusik Tari Bigal sekaligus masyarakat yang berperan

langsung dalam Upacara Adat Ngensudah. Narasumber ketiga Aleksius Tondan

merupakan Penari dari Tari Bigal tersebut.

Bagan Triangulasi:

wawancara

Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3

Bagan Triangulasi Sumber (Natasia,2023)

2. Perpanjangan Pengamatan

Menurut Sugiyono (2012, h.270) “perpanjangan pengamatan adalah

penulis ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan informan-

informan atau narasumber yang pernah ditemui maupun baru ditemui”. Tujuan

perpanjangan pengamatan ini agar hubungan peneliti dengan narasumber semakin

akrab, semakin terbuka, dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi

yang disembunyikan.

N. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam rencana penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan

menggunakan metode interaktif. Analisis data model interaktif merupakan teknik


analisis data yang sering digunakan oleh peneliti kualitatif. Menurut Ibrahim (2015,

h.108-109) “analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif yang berdiri dari

kegiatan reduksi data, display data, dan klasifikasi data”. Adapun beberapa langkah-

langkah teknik analisis data yang digunakan, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2009, h.338) “Reduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya

dan membuang data yang tidak digunakan. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya”. Hal tersebut juga senada dengan

pendapat Miles dan Huberman (2007, h.16) yang mengungkapkan bahwa “reduksi

data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan

cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi”.

Dari pernyataan para ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa reduksi

data merupakan sebuah teknik analisis data yang digunakan untuk mengambil data

yang dianggap penting untuk rencana penelitian. Dengan menggunakan teknik

reduksi data maka dari itu, penulis akan tetap terfokus pada data yang ingiin

diperoleh.

2. Klasifikasi Data

Klasifikasi data adalah usaha merangkum inti dari seluruh data, proses dan

pertanyaan-pertanyaan tentang fungsi Tari Bigal kemudian dikelompokkan ke


dalam satuan-satuan atau memilih data tersebut dalam bagian-bagian yang

memiliki persamaan. Pada proses ini penulis memilih dan mengambil poin penting

dari hasil wawancara.

3. Display Data

Display data dalam analisis kualitatif meliputi langkah-langkah

mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan data

yang lain, sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar terlibat dalam satu

kesatuan yang utuh. Menurut Kartiko (2013, h.86) “analisis data adalah proses

penghimpunan atau permodelan dan transformasi data dengan tujuan untuk

memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan dan

mendukung pembuatan keputusan.

Menurut Sugiyono (2013, h.88) “analisis diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan

tentunya dapat mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang

lain”.
O. Alur Prosedur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Muhammad Rijal. 2021. Memahami Desain Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum.Globalisasi.Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Ibrahim. (2015). Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Jakarta: Kompasiana.

Jazuli, Muhammad. 2008. Seni Tari. Semarang: Manajemen Seni Pertunjukan, cet

kedua.

Keesing. M Roger. (1992). Budaya dan Manusia dalam Beberapa Konsep dasar.

Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Pramudita, L., & Fretisari, I. (2015). Fungsi Tari Langkah Bujur Serong Pada

Masyarakat Di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(06).

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan

Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yokyakarta: Pustaka

Pelajar

Roji, Marsianus. 2019 Analisis Fungsi tari Sabak’n Apa’k pada suku dayak Bina’eh di

kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Skripsi. Program Studi Seni

Pertunjukan, Jurusan Bahasa Dan Seni, Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Soedarsono, R.M. (2002),Seni Pertunjukan Indonesia di Era


Soedarsono. (1977). Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta: Lagaligo

Soedarsono. (1977). Tari- tarian di Indonesia I. Jakarta: Direktorat Jendral

Pengembangan Kebudayaan Indonesia.

Soedarsono. (1987). Diktat Pengantar Pengetahuan Tari dan Komposisi Tari.

Subekti. (2008). Seni Tari Pengantar dan Praktek Menyusun Tari Bagi

Guru. Malang: Jurusan Seni dan Desai Fakultas Sastra Universitas

Negeri Malang.

Sumaryono, dan Suanda, 2006. Tari Tradisional. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni

Nusantara

Sumaryono, Suanda, Endo (2006). Tari Tontonan. Jakarta: Lembaga

Sumaryono. 2011. Antropologi Tari. Yokyakarta: Badan Penerbit ISI Yokyakarta

Sunjanta (1997). Upacara Tradisional Jawa. Yogyakarta: Andiofset

Wahyudianto, 2008. Pengetahuan Tari. Solo: ISI Press dan CV . Cendrawasih

Widaryanto, F.X. 2007. Antropologi Tari. Bandung: Sunan Ambu Press STSI

Bandung

Yogi, Y., Ismunandar, I., & Istiandini, W. (2022). BENTUK PENYAJIAN TARI

RADDAT APE NANG DITUMBOK DI KABUPATEN SAMBAS

KALIMANTAN BARAT. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

(JPPK), 11(7), 478-487. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia


Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI
Fokus penelitian Sub fokus Aspek-aspek sub
fokus
Tari Bigal 1. Struktur
Penyajian
Tari Bigal

Anda mungkin juga menyukai