Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP

PERUBAHAN KEBUDAYAAN BANGSA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh,
Siti Nuraisiah
NPM. 102122301

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah penyusun panjatkan kepada Allah SWT, atas

Rahmat dan Hidayah-Nya, Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan makalah

tentang Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Kebudayaan Bangsa untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Bode Riswandi, S.Pd selaku

dosen mata kuliah ini yang telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada

penyusun sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat

waktu.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat

kekurangan, besar harapan bagi penyusun baik saran maupun kritik dari berbagai

pihak untuk dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan dalam penyusunan

makalah berikutnya.

Tasikmalaya, 19 April 2011 Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Makalah ................................................................................ 4

D. Kegunaan Makalah ............................................................................ 4

E. Prosedur Makalah .............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian Teoretis .................................................................................. 6

B. Pembahasan ....................................................................................... 9

1. Kajian Mengenai Kebudayaan .................................................... 10

2. Proses Perubahan Kebudayaan ................................................... 18

3. Proses Globalisasi Kebudayaan .................................................. 20

4. Pengaruh Globalisasi terhadap Kebudayaan ............................... 21

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 24

B. Saran .................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan merupakan ciri khas suatu bangsa yang harus dijaga dan

dilestarikan. Karena apabila kebudayaan hilang maka suatu bangsa tidak

memiliki ciri yang menjadi pembeda dengan bangsa lain. Oleh karena itu

penting sekali mempertahankan dan melestarikan suatu kebudayaan. Dengan

adanya globalisasi, ini memberikan pengaruh terhadap kebudayaan suatu

bangsa.

Globalisasi merupakan proses yang menyeluruh yang mencakup

seluruh aspek kehidupan. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi

komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi sendiri

merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan

mulai begitu populer sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah,

globalisasi begitu mudah diterima dan dikenal masyarakat di seluruh dunia.

Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah

dunia secara mendasar.

Globalisasi ini mempermudah proses akulturasi budaya di berbagai

bangsa. Kebudayaan yang bersifat dinamis dengan kata lain kebudayaan

senantiasa berkembang dan berubah seiring dengan keadaan, ini juga


membuka peluang terhadap kebudayaan untuk mengalami perkembangan dan

perubahan. Namun perkembangan dan perubahan tersebut dengan tidak

menghilangkan kebudayaan aslinya. Perkembangan dan perubahan

kebudayaan yang terjadi dengan begitu cepat khususnya di negara-negara

berkembang seperti halnya Indonesia. Hal ini ditakutkan akan semakin

memudarkan kebudayaan asli Indonesia dan semakin lama kebudayaan asli

musnah dan tergantikan oleh kebudayaan-kebudayaan baru hasil perubahan

dan perkembangan. Ini juga masalah yang timbul sekarang. Misalnya,

kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan

fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita

lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan

eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas

proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi dan teknologi

komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga

alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya

masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional

yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Namun di sisi lain, ada

beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis meskipun telah mengalami

perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan

mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu

dengan kehidupan masyarakat.

Untuk memudahkan penyusun dalam penyusunan makalah ini

penyusun menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptip analisis.


dengan metode ini penyusun mengumpulkan data untuk kemudian dianalisis

untuk dijadikan sebagai bahan kajian.

Jadi, kebudayaan merupakan ciri khas suatu bangsa. Apabila

kebudayaan hilang maka secara otomatis kita tidak memiliki ciri untuk

membedakan kita dengan yang lainnya. Oleh karena itu kita harus menjaga

dan melestarikan kebudayaan kita, karena kebudayaan tidak hilang dengan

sendirinya namun pemilik kebudayaan sendiri yang meninggalkan

kebudayaannya sendiri.

B. Rumusan Masalah

Perkembangan dan perubahan kebudayaan menimbulkan kehawatiran

akan musnahnya kebudayaan asli. Ini merupakan tantangan yang harus dikaji

dan diantisipasi agar hal yang demikian tidak terjadi. Untuk itu penyusun

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja Kajian mengenai Kebudayaan itu?

2. Bagaimana Proses Perubahan Kebudayaan?

3. Bagaimana Proses Globalisasi Kebudayaan?

4. Bagaimana Pengaruh Globalisasi terhadap Kebudayaan?


C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini, adalah :

1. Apa saja Kajian mengenai Kebudayaan itu?

2. Bagaimana Proses Perubahan Kebudayaan?

3. Bagaimana Proses Globalisasi Kebudayaan?

4. Bagaimana Pengaruh Globalisasi terhadap Kebudayaan?

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini memiliki kegunaan, diantaranya :

1. Bagi Pemerintah

Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam upaya melestarikan

kebudayaan Indonesia.

2. Bagi Guru

Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta

didiknya dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa.

3. Bagi Mahasiswa

Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka menjaga

dan melestarikan kebudayaan bangsa.

4. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan pertimbangan dalam rangaka mempertahankan

kebudayaan asli bangsa.


E. Prosedur Makalah

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan pendekatan

kualitatif dan metode deskriptif analisis. Dengan metode ini penyusun

mengumpulkan data dan menggambarkan secara rinci masalah-masalah yang

ada untuk kemudian dianalisis serta dicari solusinya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teoretis

Kebudayaan tercipta adalah sebagai hasil interaksi antara manusia

dengan segala isi alam semesta ini. Kebudayaan juga merupakan suatu jalan

atau arah di dalam bertindak dan berpikir. Mengingat hal tersebut, maka

manusia tidak bisa terlepas dari kebudayaan, karena segala aspek kehidupan

manusia meliputi kebudayaan. Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli

sebagai berikut :

Menurut Taylor yang dikutip Sulaiman (1988:10) menyatakan :

“Kebudayaan atau yang disebut peradaban mengandung pengertian


yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat
(kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota
masyarakat.”

Berbeda halnya dengan Linton yang dikutip Setiadi, dkk. (2005:27)

mengemukakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku yang

dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur pembentuknya didukung dan

diteruskan oleh anggota masyarat tertentu.

Dari kedua pendapat tersebut Kluchohn dan W.H. Kelly yang dikutip

Suhendar dan Pien Supinah (1992:8) menyimpulkan bahwa kebudayaan

adalah pola yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit, implisit, rasional, dan

irrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial

bagi tingkah laku manusia.


Senada dengan Linton, White yang dikutip Suhendar dan Pien Supinah

(1992:8) menyatakan bahwa kebudayaan itu sebagai suatu organisasi dari

gejala, tindakan (tingkah laku), objek (alat-alat) dan lain-lain), ide

(kepercayaan, pengetahuan), dan sentimen (nilai-nilai dan sikap) yang

menggunakan simbol.

Selanjutnya Cuber yang dikutip Suhendar dan Pien Supinah (1992:8)

juga menyatakan bahwa kebudayaan sebagai pola tingkah laku yang selalu

berubah yang menghasilkan sikap, pengetahuan diantara anggota masyarakat.

Sama halnya dengan Cuber, Ali yang dikutip Suhendar dan Pien

Supinah (1992:9) menyatakan :

“Kebudayaan adalah budi daya tingkah laku manusia. Tingkah laku


manusia yang digerakan akal dan perasaannya. Yang mendasari semua ini
adalah ucapan hatinya, dan ucapan batin merupakan keyakinan akan
penghayatannya terhadap suatu yang dianggap benar. Yang dianggap benar itu
besar atau kecil itu agama, sepanjang yang tidak diwahyukan adalah
pemikiran filsafat.”

Lain halnya dengan dengan pendapat-pendapat para ahli tersebut

diatas, Sumarjan dan Soemantri Soelaiman (ahli sosiologi Indonesia) yang

dikutip Suhendar dan Pien Supinah (1992:8) menyatakan bahwa kebudayaan

itu sebagai semua hasil karya, karsa, dan cipta suatu masyarakat.

Sejalan dengan pendapat Sumarjan dan Soemantri Soelaiman,

Koencaraningrat yang dikutip Setiadi, dkk. (2005:28) menyatakan bahwa

kebudayaan itu berarti keseluruhan gagasan, milik diri manusia dengan

belajar.

Sedangkan para ahli ilmu sosial yang dikutip Koentjaraningrat

(1974:1), mengartikan konsep kebudayaan dalam arti yang amat luas yaitu
seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar

kepada nalurinya, dan hanya bisa dicetuskan setelah proses belajar.

Jika ditinjau secara harpiah menurut Koencaraningrat yang dikutip

Sulaiman (1988:12) menyatakan bahwa kebudayaan berasal dari bahasa

Sanskerta yaitu budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti akal

sedangkan budaya berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa.

Jadi bisa penyusun tarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil

cipta, karya, dan karsa manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan

manusia seperti kepercayaan, pengetahuan, objek, tingkah laku, sikap, dan

nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Dalam perkembangan dan perubahannya kebudayaan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah globalisasi. Di mana globalisasi adalah

proses menyeluruh yang tidak mengenal batas wilayah. Hal ini juga senada

dengan pendapat-pendapat para ahli sebagai berikut :

a. Malcom Waters dalam http://www.scribd.com menyatakan :

“Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa

pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting,

yang terjelma di dalam kesadaran orang.”

b. Emanuel Ritcher dalam http://www.scribd.com menyatakan :

“Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan

menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi

kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.”


c. Thomas L. Friedman dalam http://www.scribd.com menyatakan :

“Globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknlogi. Dimensi

teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi

adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.”

d. Princenton N. Lyman dalam http://www.scribd.com menyatakan :

“Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling

ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal

perdagangan dan keuangan.”

e. Leonor Briones dalam http://www.scribd.com

“Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi

namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis,

pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita”

B. Pembahasan

Sebagaimana telah diketahui bahwa kebudayaan ada diciptakan oleh

manusia. Kebudayaan juga merupakan cara bagaimana manusia harus

berperilaku dan bertindak. Namun, dalam perkembangannya kebudayaan

mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri.

Walaupun terkadang perubahan tersebut menjadi bumerang bagi kehidupan

manusia sendiri.
1. Kajian mengenai Kebudayaan

Dalam kajian mengenai kebudayaan ini, banyak sekali yang akan

dibahas diantaranya : substansi utama kebudayaan, wujud kebudayaan, sifat

kebudayaan, aspek kebudayaan, dan fungsi kebudayaan.

a. Substansi Utama Kebudayaan

Menurut Setiadi, dkk (2005:30) mengemukakan :

“Substansi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari


segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam
masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam
bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi dan etos kebudayaan.”

1) Sistem Pengetahuan

Dalam menjalani hidupnya, manusia berusaha memahami

segala sesuatu yang ada disekitarnya yang meliputi alam sekitar,

hewan dan tumbuhan, benda-benda yang ada di lingkungannya, tubuh

manusia, serta sifat-sifat dan tingkah laku yang dimiliki manusia itu

sendiri. Proses pemahaman tersebut dinamakan sebagai sistem

pengetahuan.

Menurut Setiadi, dkk (2005:30) untuk memperoleh

pengetahuan tersebut, manusia melakukan tiga cara, yaitu :

a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan


melalui pengamalan langsung ini akan membentuk kerangka
pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan
aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan
formal atau resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-
formal (tidak resmi), seperti kursus-kursus, penetaran-
penataran, dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering
disebut sebagai komusikasi simboliks.
2) Nilai

Nilai merupakan hal yang dianggap penting oleh manusia

sebagai mahluk sosial yang bermasyarakat. Nilai juga merupakan

sesuatu yang baik yang selalu diinginkan dan dicita-citakan manusia.

Oleh karena itu sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berharga dan

berguna (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau

estetis), religius (nilai agama).

Menurut Kluchohn yang dikutip olah Setiadi, dkk. (2005:31)

mengemukakan bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya

manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu :

a) hakikat hidup manusia (MH),


b) hakikat karya manusia (MK),
c) hakikat waktu manusia (MW),
d) hakikat alam manusia (MA), dan
e) hakikat hubungan antamanusia (MM).

3) Pandangan Hidup

Pandangan hidup merupakan pedoman hidup bagi manusia

dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dimana didalamnya

terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu

masyarakat. Oleh karena itu pandangan hidup mengandung nilai-nilai

yang dipilih oleh suatu individu, kelompok, masyarakat, atau yang

kemudian dianut dan dijadikan sebagai pedoman hidupnya.

4) Kepercayaan

Kepercayaan mengandung arti yang lebih luas dari agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan juga


merupakan sesuatu yang tidak dapat dipikirkan, namun hanya bisa

diyakini oleh hati manusia.

Pada dasarnya, manusia memiliki naluri untuk menghambakan

dirinya kepada yang Maha Tinggi, yaitu dimensi yang menciptakan

dirinya dan mampu mengendalikan kehidupannya. Hal ini sebagai

akibat dari ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi tantangan-

tantangan hidup dan hanya Maha Tinggi yang mampu memberikan

kekuatan dan mencari jalan keluar dari permasalahan hidup yang

dihadapinya.

5) Persepsi

Persepsi atau sudut pandang ialah titik tolak pemikiran yang

tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami

kejadian atau gejala dalam kehidupan.

Menurut Setiadi, dkk (2005:32) persepsi terdiri atas :

a) persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa


menggunakan salah satu indra manusia.
b) persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan
mental individu lain.
c) persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau
kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang
bersangkutan.

6) Etos Kebudayaan

Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari

bahasa inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya

perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga


masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka dilihat

oleh orang asing.

b. Wujud Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat (1974:5) mengemukakan bahwa

kebudayaan itu mempunyai tiga wujud, yaitu :

1) Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide,


gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya;
2) Kebudayaan sebagai suatu yang kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat; dan
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

c. Sifat Kebudayaan

Kebudayaan tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Tentu saja

setiap negara di dunia ini memiliki kebudayaan, meskipun berbeda-beda.

Walaupun kebudayaan dari negara-negara tersebut berbeda-beda, namun

setiap kebudayaan pasti memiliki sifat yang berlaku bagi semua

kebudayaan manapun.

Menurut Setiadi, dkk. (2005:33) menyatakan bahwa kebudayaan

itu memiliki sifat-sifat, di antraranya :

1) budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia;


2) budaya itu ada sebelum generasi itu lahir dan kebudayaan itu tidak
hilang setelah generasi itu tidak ada;
3) budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah
lakunya; dan
4) budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-
tindakan yang dilarang dan diizinkan.

Sifat kebudayaan selain yang telah diuraikan diatas, menurut

Linton yang dikutip Suhendar dan Pien Supinah (1992:37) dalam

penelitiannya menemukan :
“Sifat-sifat kebudayaan tertentu merupakan hal yang penting bagi
semua anggota kebudayaan itu. Sedangkan unsur lainnya hanya penting
bagi beberapa anggota saja. Sifat-sifat kebudayaan itu diantaranya:
etnosentris, universal, akulturasai, dinamis, adaptif, integratif.”

d. Aspek Kebudayaan

Setelah kita mengetahui sifat-sifat kebudayaan, maka kiranya kita

perlu juga untuk mengetahui aspek-aspek kebudayaan. Menurut Suhendar

dan Pien Supinah (1992:38) aspek-aspek kebudayan terdiri dari kesenian,

bahasa, adat istiadat, kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.

1) Kesenian

Dalam sejarah kehidupan, rohani meliputi segenap pikiran,

perasaan, dan kemauan. Manusia dengan jalan berfilsafat telah

menayakan apakah untuk menciptakan dan mengahargai serta

merasakan keindahan itu merupakan kodrat manusia, ataukah

keindahan sendiri timbul dari konsepsi tentang apa yang dianggap

indah, atau keindahan objektif.

Bentuk-bentuk keindahan yang sangat beraneka ragam itu

timbul dari permainan imajinasi yang kreatif dan memberikan

kepuasan batin yang sedalam-dalamnya bagi manusia. Di dalam

kesenian berpancarlah suatu kegairahan kreasi yang spontan,

ketegangan dari jiwa yang mambawa seniman ke luar dari kehidupan

sehari-hari dan masuk ke dalam satu dunia yang ajaib yang penuh

dengan keindahan dan kebesaran, atau dunia yang penuh kesedihan.

Kepuasan batin dan kegairahan jiwalah yang menghayati hasil karya

seninya. Akan tetapi rasa seni itu tidak semata-mata milik diri
seniman, karena seni yang sebenarnya menggema pula dalam perasaan

orang lain. Di sinilah letak kesatuan dari seni yang sebenarnya.

Menanggapi hakekat kesenian, Frans Boas yang dikutip

Suhendar dan Pien Supinah (1992:39) mengemukakan :

“Dalam studi klasiknya Primitive arts memberikan postulat


kodrat manusialah yang menyatakan daya kreasinya. Seni bersumber
pada dua hal, pertama peningkatan teknik dan kedua ekspresi emosi
dan pikiran. Pekerjaan seni itu adalah memuat seleksi dari unsur-unsur
pengalaman, dari imajinasi dan dari emosi guna menimbulkan reaksi-
reaksi estetis.”

Tiap-tiap kebudayaan memiliki ukuran tersendiri misalnya

tentang seni tidak sama bagi semua orang. Karya itu dapat

diklasifikasikan berdasarkan materi atau media dan teknik seperti

kesenian plastik dan grafis yang meliputi seni lukis, seni pahat,

arsitektur, keramik, tekstil, dan sebagainya. Kemudian ada seni musik,

seni tari, seni drama, seni foklore atau seni sastra.

Kesenian merupakan unsur-unsur kebudayaan yang ditonjolkan

sifat khas dan mutunya.

Kesenian merupakan kumpulan dari karya-karya seni manusia

yang menimbulkan kegunaan dalam kehidupan. Bila kita tinjau istilah

kesenian yang lebih jauh adalah cipta, karya, dan karsa, untuk

memenuhi keinginannya sebagai mahluk budaya.

2) Bahasa

Bahasa merupakan komponen terpenting dalam berbudaya

sebab dengan bahasa inilah kebudayaan disampaikan oleh generasi ke

generasi. Misalnya kita ambil contoh, bahasa Indonesia berkembang


dari bahasa Melayu yang timbulnya berlangsung perlahan-lahan, tetapi

secara terus-menerus. Bahasa yang dipakai oleh rakyat Indonesia

beraneka ragam, sesuai dengan bahasa daerahnya sendiri. Bahasa

Indonesia sebagai hasil kebudayaan selalu mengalami perubahan, dan

selalu mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa daerah tadi.

Selain itu bahasa juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk

mengembangkan kebudayaan. Bahasa dapat juga dijadikan sebagai

identitas suatu bangsa.

3) Adat Istiadat

Adat istiadat yang terdapat di masyarakat merupakan cermin

masyarakat, baik sederhana atau kecilnya masyarakat itu. Tiap

masyarakat, tiap rakyat, mempunyai kebudayaan sendiri, dengan corak

dan sifatnya sendiri pula.

Adat istiadat merupakan wujud ideal dari kebudayaan yang

berfungsi sebagai tata kelakuan dan perbuatan manusia dalam

masyarakat. Menurut Suhendar dan Pien Supinah (1992:40) adat dapat

dibedakan lebih khusus dalam empat tingkat, yaitu :

a) Tingkat nilai budaya;


b) Tingkat norma budaya;
c) Tingkat hukum; dan
d) Tingkat aturan khusus.

4) Kebudayaan Daerah

Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang dimiliki oleh

setiap daerah yang memiliki ciri khas masing-masing. Atau

kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang timbul dan berkembang


dalam masyarakat, itu untuk membedakan dengan kebudayaan suku

lain, yang diakibatkan oleh faktor adat, kepercayaan, agama dan

lingkungan alam.

Salah satu ciri kebudayaan yang penting adalah unsur tradisi

yang yang berakar pada kehidupan bermasyarakat kesukuan, seperti

tari-tarian yang banyak dijumpai pada kebudayaan daerah.

Seni budaya daerah juga memancarkan potensi ekonomi yaitu

menarik para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain

kebudayaan itu sendiri yang menjadi daya tarik para wisatawan

tersebut hasil kebudayaannya juga menjadi daya tarik tersendiri.

Misalnya, kerajinan tangan, seni ukir, seni wayang, seni bela diri, dan

seni bangunan.

5) Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional adalah sumber inspirasi dan kreativitas

bangsa. Kebudayaan nasional adalah identitas bangsa kita. Karena

begitu besar arti kebudayaan nasional bagi kehidupan bangsa, maka

perlu sekali untuk dilestarikan dan dikembangkan, dengan usaha setiap

anggota masyarakat diharapkan agar mengahayati, menikmati,

membina, memperkaya, memiliki, dan menyebarluaskan hasil karya

kebudayaan nasional.

Kebudayaan nasional merupakan kepribadian yang dalam

wujudnya dapat berupa pandangan hidup, cara berpikir, dan sikap

terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa. Dewasa ini kebudayaan


nasional masih dalam pertumbuhan. Karena kebudayaan Indonesia

pada hakikatnya masih terdiri atas segala bentuk dan jenis kebudayaan

daerah, yang dikembangkan kearah perpaduan dan kesatuan

kebudayaan untuk seluruh rakyat Indonesia.

e. Fungsi Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia.

Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya

bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan

orang lain.

Menurut Suhendar dan Pien Supinah (1992:22) mengemukakan

bahwa kebudayaan memiliki beberapa fungsi, di antaranya :

1) Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompok;


2) Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain;
3) Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia;
4) Pembeda manusia dan binatang;
5) Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku di dalam pergaulan; dan
6) Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.

2. Proses Perubahan Kebudayaan

Kebudayaan senatiasa berkembang dan berubah sejalan dengan

perkembangan manusia sendiri. Menurut Soelaeman (1988:29) menyatakan

bahwa ada dua faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yaitu :

1) Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, misalnya,


perubahan jumlah dan komposisi penduduk; dan
2) Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka
hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-
jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung
untuk berubah secara lebih cepat.

Perubahan ini selain perubahan jumlah dan komposisinya, juga karena adanya

difusi kebudayaan, discovery (penemuan-penemuan baru), dan invention

(penciptaan baru).

Menurut Suhendar dan Pien Supinah (1992:24) menyatakan bahwa

proses difusi kebudayaan adalah proses unsur-unsur kebudayaan dari individu

kepada individu lain.

Sedangkan menurut Soelaeman (1988:30) mengemukakan :

“Discovery dan invention mempunyai definisi yang berbeda. Discovery


adalah merupakan jenis penemuan baru yang mengubah persepsi mengenai
hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua gejala atau lebih. Sedangkan
invention adalah suatu pembuatan bentuk baru yang berupa benda
(pengetahuan) yang dilakukan melalui proses penciptaan dan didasarkan atas
pengombinasian pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda
dan gejala.”

Menurut Setiadi (2005:44) menyatakan beberapa faktor yang

mempengaruhi perubahan kebudayaan, di antaranya :

1) Perubahan lingkungan alam;


2) Perubahan yang disebabkan adanya kontrak dengan suatu kelompok
lain;
3) Perubahan karena adanya penemuan (discovery);
4) Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa
mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah
dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain; dan
5) Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara
hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan
baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya
tentang realitas.

Menurut Soelaeman (1988:31) mengemukakan bahwa diterima atau

tidaknya perubahan kebudayaan atau suatu unsur kebudayaan baru disebabkan

karena faktor-faktor sebagai berikut, di antaranya :


1) Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan
kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut;
2) Jika pendangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu
kebudayaan ditentukan oleh nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat
dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu
mengalami kelambatan dan harus disensor dulun oleh berbagai ukuran
yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku;
3) Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses
penerimaan kebudayaan baru;
4) Suatu unsur kebuadayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur
kebudayaan yang baru tersebut; dan
5) Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan
dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat
yang bersangkutan.

3. Proses Globalisasi Kebudayaan

Globalisasi berpengaruh terhadap hampir semua aspek kehidupan,

tidak terkecuali aspek kebudayaan dan substansi kebudayaan. Aspek dan

substansi kebudayaan yang paling besar mendapatkan pengaruh dari

globalisasi adalah nilai, pandangan hidup, persepsi, bahasa, adat istiadat, dan

kebudayaan daerah.

Menurut Pye, Lucian W. dalam http://www.scribd.com menyatakan

bahwa globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya

tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture)

telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini

dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai

tempat di dunia ini.

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi

pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.

Kontak melalui media seperti televisi dan internet menggantikan kontak fisik
sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Dengan perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi tersebut semakin memudahkan masuknya

pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan.

Dalam http://www.scribd.com ciri berkembangnya globalisasi

kebudayaan di antaranya :

 Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.


 Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan
kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar
kebudayaannya.
 Berkembangnya turisme dan pariwisata.
 Semakin banyaknyaimigr asi dari suatu negara ke negara lain.
 Berkembangnyamode yang berskala global, seperti pakaian, film dan
lain lain.
 Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala dunia.

4. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi

antar masyarakat. Kemampuan kebudayaan untuk berubah merupakan sifat

yang penting dalam kebudayaan. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu

menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang

terjadi saat ini berlangsung begitu cepat terutama di negara-negara

beekembang seperti halnya Indonesia. Perubahan ini tentunya mendapat

pengaruh dari gejala-gejala yang terjadi di dunia ini. Globalisasi merupakan

fenomena yang berpengaruh sekali terhadap kebudayaan. Berikut adalah

pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan, di antaranya :

a. Kesenian tradisional yang semakin ditinggalkan

Dengan adanya globalisasi, kesenian-kesenian yang bersifat ritual

mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Ada juga kesenian yang


mengalami perubahan fungsi dan mampu beradaptasi dengan laju

perkembangan informasi dan komunikasi. Pesatnya laju informasi dan

komunikasi merupakan sarana difusi budaya yang ampuh. Teknologi

informasi dan komunikasi yang semakin akrab dengan masyarakat

menjadikannya sebagai alternatif untuk menikmati hiburan dibandingkan

dengan menonton pertunjukan seni tradisional. Ini membuktikan seni

tradisional tidak lagi memiliki ketertarikan dan semakin ditinggalkan

dibandingkan dengan seni-seni modern meskipun tidak seluruhnya

demikian. Padahal seni-seni tradisional tersebut dapat dijadikan sebagai

modal untuk menarik para wisatawan baik domestik maupun

mancanegara.

b. Nilai-nilai luhur budaya yang semakin luntur

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional,

yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih

terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan

norma social merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi.

Globalisasi ini memberikan pengaruh terhadap tatanan nilai suatu

bangsa. Ini dapat kita buktikan dengan semakin lunturnya nilai-nilai luhur

bangsa pada kalangan remaja. Indonesia yang menganut budaya

ketimuran, kini mulai luntur dan tergantikan oleh budaya kebarat-baratan.

Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup, cara berbicara, dan sikap yang

semakin tidak menunjukan nilai-nilai luhur bangsa yang secara turun-

termurun diwariskan oleh nenek moyang kita. Misalnya para remaja


khususnya wanita lebih suka memakai pakaian yang minim, para remaja-

remaja lebih bangga mengikuti gaya hidup anak funk, cara berbicara

merekapun kasar tanpa mempertimbangkan dengan dan kepada siapa

mereka berbicara, kemudian sikap-sikap mereka yang semakin tidak

peduli terhadap sesama dan semakin tidak memiliki rasa hormat kepada

orang-orang yang lebih tua dari mereka. Mereka berbuat hal demikian

dengan mengatasnamakan “gaul” tanpa mempertimbangkan nilai dan

norma yang ada. Padahal tanpa mereka sadari mereka merupakan korban

modernisasi sebagai buah dari globalisasi kebudayaan.


BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam

seluruh aspek kehidupan manusia, karena globalisasi merupakan proses

internasionalisasi seluruh aspek kehidupan manusia. Globalisasi ini

menimbulkan dampak yang beragam terutama pada aspek sosial. Dampak

positifnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah

manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya di penjuru dunia.

Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai-nilai dan norma-norma

budaya masyarakat yang mengalami perubahan atau bahkan semakin

memudar dan lama-lama hilang. Salah satu contoh dengan hadirnya

modernisasi di segala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan

masyarakat desa yang tadinya lekat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi

individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang

(instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak

yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu

derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan

mesin-mesin berteknologi tinggi.

Selain itu kesenian-kesenian dan adat istiadat tradisional semakin

ditinggalkan. Ini dikhawatirkan akan menghilangkan jati diri kita sebagai

warga negara indonesia. Apabila kita tidak memelihara dan melestarikan kita

kesenian dan adat istiadat, maka kita akan kehilangan identitas kita sebagai
bangsa Indonesia. Kini budaya barat dan timur merupakan dua sisi yang saling

berdekatan yang saling mempengaruhi dan sulit untuk dipisahkan. Dengan

kata lain budaya kita dilebur oleh budaya asing. Coba kita bayangkan apabila

budaya barat dan budaya timur menyatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan

kita? Kita terlalu terlena dengan laju perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi serta kita tidak menyaring pengaruh-pengaruh yang timbul

sehingga perubahan kebudayaan tak terelakan lagi. Oleh karena itu kita harus

mempertahankan dan melestarikan kebudayaan bangsa dengan cara menyaring

kebudayaan yang masuk ke Indonesia dan pelestarian kebudayaan bangsa.

Tapi bukan berarti kebudayaan tersebut kaku, kebudayaan dapat juga

mengalami perubahan dan beradaptasi dengan laju perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi dengan tanpa melebur kebudayaan asli.

B. Saran

Dari pembahasan diatas, sekiranya perlu dilakukan tindakan-tindakan

sebagai berikut :

1. Pemerintah perlu mengkaji peraturan-peraturan yang dapat mempercepat

pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan.

2. Para pelaku media massa perlu mengadakan seleksi terhadap acara-acara

yang dapat mempercepat pengaruh kebudayaan.

3. Masyarakat perlu menyeleksi pengaruh-pengaruh yang timbul akibat

globalisasi terutama memfilterisasi pengaruh negatif.

4. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam pelestarian kebudayaan

bangsa terutama kebudayaan daerah.


DAFTAR PUSTAKA

http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-

kebudayaan-daerah/ [05 April 2011]

http://www.scribd.com [08 April 2011]

Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta :

PT Gramedia

Setiadi, Elly M. dkk. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Prenada

Media Group

Suhendar, M. E. dan Pien Supinah. (1992). Ilmu Budaya Dasar Suatu Studi dan

Aplikasi. Bandung : CV Pionir Jaya

Sulaiman, M. Munandar. (1988). Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung :

PT Eresko

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Penelitian Penelitian Ilmiah

Dasar Metode dan Teknik. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai