PROPOSAL
OLEH :
YUYUN ISNARI
NPM. 191214007
Disetujui oleh:
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah......................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah...................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian....................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian..................................................................... 5
i
2.3 Kerangka Berpikir...................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
perkawinan yang memiliki nilai dan karakter kehidupan yang diperlukan oleh
setiap manusia dalam menjalankan kehidupan dan peran sebagai manusia yang
sosiologi atau sosio- yang berarti masyarakat dan linguistik yang berarti kajian
1
2
kedalam Bahasa kehidupan sehari -hari agar setiap generasi muda memiliki
pengetahuan tentang makna perkawinan yang ada dalam adat perkawinan jawa
yang paling vital, bahasa, ketika digunakan dapat dijadikan media yang paling
tergantung dari situasi dan kondisi penutur. Jika penutur dalam situasi emosi
marah, maka dia akan berujar semaunya dan tidak perduli orang yang dihadapinya
akan berkata apa. Sebaliknya jika penutur berada dalam situasi santai, maka dia
akan berujar dengan sopan dan menyenangkan sehingga orang yang diajak
berbicara senang. Fungsi bahasa secara praktis adalah sebagai alat komunikasi
Fungsi bahasa dalam hal ini tidak dapat dipisahkan dari konteks situasi dan
konteks budaya yang melatarbelakangi bahasa itu. Fungsi bahasa dalam arti
sosial. Sebagaimana halnya dengan kebudayaan jawa yang terkenal banyak dan
masyarakat Jawa yang sangat tradisional patut untuk dikaji dan ditelusuri lebih
3
yang bisa dikaji ialah pernikahan adat, khususnya upacara pernikahan adat
dalam koloni adat. Upacara pernikahan adat Jawa merupakan langkah awal
pernikahan adat Jawa Tengah ini juga merupakan proses pelestarian budaya yang
dijadikan objek material dan dapat di kaji dengan etika sebagai objek formal.
Upacara pernikahan adat Jawa Tengah dengan sudut pandang filsafat nilai atau
etika karena upacara pernikahan adat Jawa Tengah memiliki latar belakang
filsafat yang jika di dipadupadankan antara objek material dan formal akan
saat ini, terutama pergaulan remaja yang hedonis, yang telah lupa akan tanggung
Pernikahan adat jawa terdapat beberapa tahapan atau prosesi yang harus
sakral dan khusus. Di era globalisasi yang semakin moderen ini, ternyata sangat
ini, ternyata banyak sekali suku Jawa yang menggunakan ritual pernikahan adat
Jawa, tetapi mereka tidak mengetahui makna yang terdapat didalamnya. Atau
didalamnya memiliki makna yang sangat bagus dan patut kita tanamkan pada
4
makna yang terdapat pada setiap prosesi yang dijalani pada pernikahan adat jawa
yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah yang berada di Sumatra
Serdang, melalui tulisan karya ilmiah dengan judul penelitian “Analisis Bahasa
pada Upacara Pernikahan Adat Jawa Tengah di desa Keramat Gajah Kecamatan
sebagai berikut.
beragam.
5
maka penelitian ini dibatasi pada analisis bahasa pada upacara pernikahan adat
variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah alat ukur yang sesuai untuk
pada prosesi upacara pernikahan adat Jawa Tengah yang ada di desa Keramat
penggunaan bahasa pada upacara pernikahan adat Jawa Tengah di desa Keramat
sebagai pendukung bahan kajian penelitian dimasa yang akan datang; sebagai
bahan latihan berpikir kritis untuk mencari dan membuktikan kebenaran suatu
Jawa Tengah.
TINJAUAN PUSTAKA
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
“Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-
satuan menjadi sub-sub atau bagian, membedakan antara dua yang sama, memilih
objek yang akan diteliti ataupun diamati oleh peneliti dengan menemukan bukti-
7
8
hakikat bahasa yaitu bahasa adalah suatu sistem, bahasa itu berwujud
lambang, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu bersifat arbitrer, bahasa itu
bahasa itu bersifat universal, bahasa itu bersifat produktif, bahasa itu
bervariasi, bahasa itu bersifat dinamis, dan bahasa itu berfungsi sebagai
alat komunikasi.
yang arbitrer yang digunakan oleh kelompok social untuk menyampaikan ide,
dalam masyarakat.
kalimat:
4. Dalam kasus itu ternyata dan camat tidak mempunyai bahasa yang sama.
7. Kalau dia memberi kuliah bahasanya penuh dengan kata dari pada dan
akhiran kan.
(2) Kata bahasa menunjukkan bahasa pada umumnya. Pada kalimat (3)
Kata berarti sopan santun; pada kalimat (4) Kata bahasa berarti kebijakan
dengan bunga sebagai lambang; pada kalimat (6) Kata bahasa berarti cara;
pada kalimat (7) Kata bahasa berarti ujaran; pada kalimat (8) Kata bahasa
kalimat (1), (2), dan (7) saja kata bahasa itu digunakan secara harfiah,
objek tertentu.
biasa dikendarai dengan kuda dan tidak boleh lain. Jika konvensi itu
pemakaianya tidak terlepas dari yang satu dengan lainnya. Kata-kata itu
dapat menyampaikan segala hal yang berkecamuk dalam pikiran dan hati,
tidak hanya dengan ekspresi dan gerak-gerik tubuh, tetapi juga dengan
dengan mudah.
pasar ketika sedang tawar-menawar, dan ketika menulis surat pribadi atau
buku harian.
1. Peraturan EYD,
1. Tidak dipengaruhi oleh dialek regional, seperti kata, gua, nyapain, dan
dilihatin.
gini.
13
melekat pada manusia. Jika kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur
kebudayaan merupakan dua buah fenomena yang terikat, bagai dua anak
kembar siam atau sekeping mata uang yang pada satu sisi berupa sistem
bahasa dan pada sistem yang lain berupa sistem budaya. Menurut Nababan
14
(2015:21 dalam Syahputra, 2022) ada dua macam hubungan bahasa dan
bahasa, tanpa bahasa tidak akan pernah ada budaya. Meski begitu ternyata
bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa
lain
mengandung nilai ajaran agar orang jangan merasa mampu; yang kira-kira
ora biso rumongso ‘merasa mampu, tetapi tidak mampu merasakan apa
yang dirasakan orang lain’. Dalam bahasa Aceh pun ada ungkapan ubiet
takalon geuhön tatijik ‘kecil kita lihat, (tapi) berat dijinjing. Bahasa-
15
Bahasa yang tidak dapat terlepas dari budaya juga dibuktikan oleh
menggunakan dialek lokal dan ragam regional bokmal (satu dari dua
bentuk tertentu yang digunakan para penutur dari kedua dialek berbeda itu
tersebut.
Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu, Bahasa
Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain
luar Jawa yang didominasi etnis Jawa atau dalam persentase yang cukup
sehingga kerap disebut sebagai Jawa Deli atau Pujakesuma (Putra Jawa
Kelahiran Sumatera), dengan dialek dan beberapa kosa kata Jawa Deli.
Bahasa Jawa bukan satu-satunya bahasa yang mengenal hal ini karena
bahasa Korea dan bahasa Jepang juga mengenal hal semacam ini. Dalam
Terdapat tiga bentuk utama variasi, yaitu ngoko (kasar), madya (biasa),
ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain. Seorang anak yang
Sumatera Utara bahasa Jawa yang digunakan lebih cenderung pada Jawa
digunakan oleh orang dengan status sosial yang lebih tinggi kepada lawan
18
bicara yang memiliki status sosial yang lebih rendah. Meskipun demikian
bahasa ngoko juga memiliki tingkatan, hal tersebut dapat kita lihat dari
Bahasa Indonesia: "Maaf, saya mau tanya, rumah Kak Budi itu, di mana?"
1. Ngoko kasar: “Eh, aku arep takon, omahé Budi kuwi, nèng ndi?’
2. Ngoko alus: “Aku nyuwun pirsa, dalemé mas Budi kuwi, nèng endi?”
3. Ngoko meninggikan diri sendiri: “Aku kersa ndangu, omahé mas Budi
kuwi, nèng ndi?” (ini dianggap salah oleh sebagian besar penutur bahasa
Ngoko adalah salah satu tingkatan bahasa dalam Bahasa Jawa. Bahasa
untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih
berintikan leksikon ngoko. Ciri-ciri katanya terdapat afiks di-,-e dan –ake.
Ragam ngoko dapat digunakan oleh mereka yang sudah akrab dan oleh
mereka yang merasa dirinya lebih tinggi status sosialnya daripada lawan
bicara (mitra wicara). Ragam ngoko mempunyai dua bentuk varian, yaitu
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang
sangat luas dan kuat, mengatur dan mengarahkan tingkah laku setiap
Tindakan dalam bentuk gerak-gerik tubuh pasti memiliki makna tertentu, bukan
pernikahan, hubungan dan hidup bersama secara resmi selaku suami istri
dari segi hukum, agama dan adat. Pada prinsipnya pernikahan terjadi
karena keputusan dua insan yang saling jatuh cinta. Meski ada juga
pernikahan yang terjadi karena dijodohkan orang tua yang terjadi dimasa
Witing tresno jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa.
besar. Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua insan yang
bobot.
keluarga.
(c) Bobot : kedua calon penganten adalah orang yang berkualitas, bermental
1. Pinangan
21
Biasanya yang melamar adalah pihak calon penganten pria. Orang tua
meminang, atau orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua
ditentukan kapan pernikahannya, jam berapa, biasanya dicari hari baik. Dalam
pelaksanaan perkawinan adat Jawa, pihak calon penganten wanita secara resmi
adalah yang punya gawe, pihak pria membantu. Bagaimana pelaksanaan upacara
mengundang banyak tamu dan lengkap dengan hiburan, secara realitas itu tentu
2. Siraman
1. Pasang Blaketepe
22
Ki Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa. Hal itu dilakukan
karena rumah Ki Ageng yang kecil tidak dapat memuat semua tamu,
sehingga tamu yang diluar rumah diteduhi dengan payon daun kelapa itu.
tamu Agung menjadi luas dan menampung seluruh tamu. Kemudian payon
dari daun kelapa itu disebut ’tarub’, berasal dari nama orang yang pertama
Padi ini akan dipasang oleh kedua orang tua Calon Pengantin Wanita pada
terdiri dari :
(a) Pohon pisang raja yang buahnya sudah masak, Maksud dipilih pisang
(b) Tebu wulung berwarna merah tua sebagai gambaran tuk-ing memanis
atau sumber rasa manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang serba
enak. Sedangkan makna wulung (hitam) bagi orang Jawa berarti sepuh
(c) Cengkir Gadhing merupakan Air kelapa muda (banyu degan), adalah
air suci bersih, dengan lambang ini diharapkan cinta mereka tetap suci
Pada acara sungkeman ini menunjukkan tanda bakti seorang anak kepada
24
orang tua dan sekaligus menjadi ajang mencurahkan rasa terima kasih dan
permohonan maaf dan doa restu seorang anak kepada orang tuanya.
Biasanya pada saat sungkeman ini suasana sangat mengharukan. Dan pasti
calon pengantin dan orang tua akan bercucur air mata. Setelah acara
lain adalah:
sebaiknya sudah punya cucu dan punya reputasi kehidupan yang baik
keluarga penganten pria. Air itu disebut air suci perwitosari artinya sari
ditaruh dalam wadah yang bagus, untuk dicampurkan dengan air yang
menyirami calon penganten dangan air dari sebuah kendi. Ketika kendi
25
3. Upacara Ngerik
upacara ini adalah untuk membuang sial, agar calon pengantin sungguh-sungguh
bersih, baik secara lahir maupun batin. Ngerik artinya rambut-rambut kecil
diwajah calon pengantin wanita dengan hati-hati dikerik oleh pemaes (perias
pengantin). Adapun tata cara pelaksanaan prosesi ngerik adalah sebagai berikut:
c. Setelah kering, rambut disisir ke belakang dan diikat dengan tali kuat-kuat
d. Kemudian, juru rias mulai membersihkan wajah dan leher calon pengantin
wanita.
f. Berikutnya, juru rias mengerik rambut dan bulu-bulu halus yang tumbuh di
h. Setelah selesai dirias, calon pengantin wanita mengenakan kain dan kebaya
4. Upacara Midodareni
mempelai pria beserta calon mempelai pria, diantar oleh keluarga dekatnya,
berkunjung kerumah orang tua calon mempelai putri. Calon mempelai putri
setelah dirias dikamar pelaminan, nampak cantik sekali bagai widodari, bidadari,
Malam itu dia harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam enam
sore sampai tengah malam. Selama waktu itu pula, calon pengantin wanita tidak
diperbolehkan keluar dari kamar pengantin dan tidak diperkenankan pula bertemu
dengan calon pengantin pria. Begitu juga sebaliknya, apabila calon pengantin pria
dengan calon pengantin wanita, maka mereka harus masuk ke kamar pengantin.
adalah sebagai upaya diri untuk laku prihatin dan berlatih mengendalikan diri,
27
sekaligus sebagai permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar perkawinan yang
Peningsetan dari kata singset, artinya mengikat erat, dalam hal ini terjadinya
komitmen akan sebuah perkawinan antara putra-putri kedua pihak dan para
orang tua penganten yang akan menjadi besan. Orang tua dan keluarga calon
penganten pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon penganten
wanita. Pemberian itu berupa : Satu set suruh ayu sebagai perlambang harapan
kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan sebuah stagen, ikat pinggang kain
putih yang besar dan panjang, sebagai pertanda kuatnya tekad.Beberapa hasil
bumi antara lain beras, gula, garam, minyak goreng, buah-buahan dan
baru. Sepasang cincin kawin untuk kedua mempelai. Pada kesempatan ini, pihak
untuk pulang. Mereka perlu mempersiapkan diri untuk besok yaitu pelaksanaan
midodareni, selain didampingi orang tua dan pinisepuh, calon pengantin juga
28
didampingi oleh para tamu yang hadir. Biasanya, para tamu yang hadir itu adalah
kerabat atau saudara dekat serta tetangga dekat calon pengantin. Akan tetapi,
para tamu yang hadir tidak ikut mendampingi calon pengantin didalam kamar
5. Upacara Perkawinan
a. Ijab Kabul
Ijab atau akad nikah merupakan syarat yang paling penting dalam
yang tadinya belum terikat perkawinan kini resmi menjadi suami istri.
Pelaksanaan dari Ijab sesuai dengan agama dari pasangan pengantin. Pada
wanita yang disertai dengan penyerahan mas kawin bagi pengantin wanita.
Pada saat ijab ini akan disaksikan oleh Penghulu atau pejabat pemerintah
Setelah ijab kabul sah secara agama dengan dihadiri dan disahkan
oleh para saksi, acara dilanjutkan dengan doa, khutbah nikah, serta
dengan jenis dan jumlah sebagaimana yang telah disebutkan dalam ucapan
sudah sah menjadi suami istri, baik secara agama ataupun negara.
29
b. Panggih
laki-laki yang tampan di depan rumah yang di hias dengan tanaman Tarub.
di antar oleh dua wanita yang dituakan, berjalan keluar dari kamar
wanita mencuci kaki pengantin pria), hingga memecah telur; dan Gending
berjumlah dua pasang dan diletakkan di sebelah kanan dan kiri dekor/rono.
oleh dua putri domas yang mengiringi penganten putri. Saat ritual adat
yang mengiringi pengantin putri. Kedua kembar mayang dari luar tersebut
dan pudak, serta bunga merak. Buah yang biasanya digunakan adalah
c. Balangan Suruh
mendekati satu sama lain, jaraknya sekitar tiga meter. Mereka mulai
buruk. Dengan melempar daun sirih/suruh satu sama lain, itu akan
mencoba bahwa mereka benar-benar orang yang sejati, bukan setan atau
32
perempuan.
Selendang berisi kedua mempelai lalu ditarik oleh ayahanda dan didorong
ibunda mendukung dari belakang. Selain itu, acara ini juga memberikan
sama untuk suaminya. Setelah mereka selesai, mereka minum teh manis.
7. Upacara sungkeman
adat pernikahan Jawa. Prosesi ini berlangsung dua kali yakni sebelum
pengantin lelaki dan perempuan meminta ijin dan restu kepada orang tua
untuk menikah.
dalam prosesi sungkeman akan ada pemandu acara yang akan memandu
dalam setiap acara pernikahan. Para pengantin perempuan dan orang tua
pengantin biasanya akan menangis saat menjalani proses ini karena ini
34
merupakan proses dimana pengantin meminta maaf dan ijin kepada orang
ibu kalian romo. Artinya: Ayah, saya mohon doa restu kepada ayah dan
iya ger, anakku. Semoga kalian diberi keselamatan dan dijauhkan dari
kampung sini.
hormat dari anak kepada orangtua dan mertuanya agar saat membina
yang perlu diingat saat menjalani prosesi sungkeman tersebut. Berikut ini
beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diingat ketika sungkeman saat
pernikahan.
dan kedua pengantin akan selalu bersama baik dalam susah maupun
senang.
(b) Melepas Keris. Setelah prosesi Dahar Kembul selesai, kedua mempelai
sungkeman, keris pengantin pria harus dilepas terlebih dahulu. Keris perlu
dengan orang tua pengantin perempuan atau orang tua pengantin pria,
dan mencium lutut orangtua sambil memohon ijin dan meminta restu.
suatu momen yang sakral betapa pentingnya momen ini, karena mulai saat
36
itu orang tua akan menyerahkan tanggung jawab menjaga dan mengurusi
suasana menjadi sedih, kadang orang lain pun ikut merasakan kesedihan
itu, tapi sebenarnya semua itu awal dari kebahagiaan yang tak pernah hadir
anaknya. Mulai hari itu orang tua percaya bahwa anaknya telah dewasa
mengiringinya dengan do'a, do'a yang tak akan pernah ada habis dan putus
walau air mata harus jatuh saat itu tapi rasa banggapun hadir melengkapi
Istilah sosiolinguistik ini muncul pada tahun 1952 dalam karya Haver
Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam
bidang yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Sebagai objek dalam
Linguistik dalam hal ini juga berciri sosial sebab bahasa pun berciri sosial,
masyarakat tertentu. Aspek sosial dalam hal ini mempunyai ciri khusus,
misalnya ciri sosial yang spesifik dan bunyi bahasa dalam kaitannya
dengan fonem, morfem, kata, kata majemuk, dan kalimat. Bram & Dickey,
struktur sosial.
pokok, seperti :
c. relativisme bahasa.
bentuk ujaran;
Menurut Nababan (dalam Aslinda, 2007: 7) ada masalah lain yang intinya hampir
oleh penutur),
c. masyarakat bahasa,
g. sikap bahasa,
h. perencanaan bahasa,
uniformitas bahasa.
menunjukkan bahasa, ragam bahasa, atau gaya bahasa apa yang kita gunakan
jika kita berbicara dengan orang tertentu, dan di tempat-tempat tertentu pula.
penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa dan kaidah sosial.
multilingual.
budaya, dan politik. Pada tahap abstraksi yang cukup tinggi ditempatkan
Pada tahap abstraksi yang lebih rendah realitas bahasa tercermin melalui
abstraksi.
hampir sama, yang dipengaruhi kuat oleh pendapat bahasa yang homogen
sejarah suatu bahasa, atau rekonstruksi secara historis. Tetapi jika seorang
masyarakat bahasa perkotaan lebih diikat oleh sikap dan prasangka yang
sama dalam berbahasa, yang luar biasa stabil dibandingkan dengan ikatan
Misalnya, seorang yang berasal dari New York (orang dari kota besar)
antara (1) apa yang dikatakan, (2) apa yang diyakini, dan (3) apa yang
ke arah yang sama. Penyimpangan norma pada lapisan sosial bawah lebih
jauh dibandingkan dengan lapisan sosial menengah dan atas karena itu
mereka juga memiliki lebih banyak variasi. Seberapa jauh konep makro
Hal itu dapat dilakukan pada data empiris dalam jumlah yang besar.
definisi linguistik.
terdiri dari seluruh bahasa, tergantung dari tingkat abstraksi yang akan
bahasa tidak hanya berlaku satu bahasa, b) penekanan pada interaksi dan
mereka untuk berkomunikasi dan varietas bahasa tentu saja sebagai bagian
pembentuk kota dan orang selalu menunjuk pada lembaga, data dan lokasi,
seperti yang dipakai oleh Gumpertz, harus kita tentukan keanggotaan tiap
kelompok, terutama yang memiliki arti bagi mereka, hal ini berarti bahwa
konsep jaringan sosial. Dengan bantuan konsep ini sebagai soerang linguis,
berbagai tingkat dan lebih dari satu peran. Salah satu penyebab utama
agregat kota yang berubah dengan cepat. Konsep jaringan sosial mencoba
lebih longgar dan batas wilayah tidak ketat. Manfaat alat analisis jaringan
47
artinya varietas yang disebabkan oleh lingkungan dan tahap abstraksi yang
lain secara bersama, sebagai akibat hal ini tidak ada batasan sehubungan
menyesuaikan perilakunya.
jati diri individu karena itu individu adalah sah sebagai titik tolak
seorang penutur merupakan dasar sumber bahasa yang ada dan digunakan
yang indah, (2) menggunakan gaya penuturan yang indah, (3) bersifat
Jawa adalah ragam bahasa resmi. Ragam resmi (formal) ialah ragam
bahasa yang dipakai dalam acara resmi, pidato-pidato resmi, rapat dinas,
yaitu: ragam bahasa yang dipakai bila kawan bicara adalah orang yang
dengan strata orang yang diajak berbicara. Berdasarkan definisi dan ciri
pada pernikahan adat Jawa adalah ragam bahasa panggung dan ragam
tutur krama.
Dan Yogyakarta, yang ditulis oleh Fatkhtur Rohman. Dalam Program Studi
Makna Filosofi Tradisi Upacara Prnikahan Adat Jawa Kraton Surakarta Dan
mamiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi makna maupun rangkaian
keberadaanya. Hal ini dapat dilihat Pada sitem Pernikahan adat dimana
pada Upacara Pernikahan Adat Jawa Tengah di Desa Keramat Gajah Kecamatan
52
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dari pemaparan yang
Analisis melalui
Kajian Sosiolinguistik
HASIL
PENELITIAN
53
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin
masalah.
secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode
ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman
1. Narasumber
Dari uraian di atas, maka yang menjadi Narasumber penelitian ini adalah
tokoh adat, dan seluruh masyarakat yang sudah melaksanakan upacara pernikahan
adat Jawa Tengah di desa Desa Keramat Gajah Kecamatan Galang Kabupaten
2. Informan
sesuai dengan tujuan penelitian yang didapatkan, artinya tidak bisa dipilih
objek yang diteliti ia mempunyai banyak informasi terkait dengan data dari arti
penelitian yang dilakukan, oleh karena itulah penyebutan informan lebih lekat
dengan narasumber yang biasanya ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya
berupa “kasus” satu kesatuan unit, diantaranya yaitu yang berupa lembaga atau
tentang bahasa yang digunakan pada upacara pernikahan adat Jawa Tengah yang
ada di Desa Keramat Gajah Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Waktu
1. Observasi
objek penelitian, sehingga kuesioner yang tepat atau dapat menyusun suatu
observasi kita dapat mengetahui makna dari kembar mayang yang terdapat
1. Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum acara temu temanten?
2. Wawancara
kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang
berwenang dalam suatu masalah). Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang
Jawa yang ada di desa Keramat Gajah Kecamatan Galang Kabupaten Deli
Serdang. Di antaranya adalah Ibu Ngateni (42), Beliau adalah tokoh masyarakat
yang sering mendapatkan panggilan dalam setiap resepsi pernikahan adat Jawa.
3. Dokumentasi
dan keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi
lain). Guban dan Licon dalam Riyanto (2020:103) mengatakan dokumen adalah
setiap bahan tertulis ataupun film yang sering digunakan untuk keperluan
berikut:
d. Tidak reaktif, sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.
pemahaman yang ingin diperoleh; 4) penilaian atas butir ataupun satuan data
sehingga membuahkan kesimpulan: baik atau buruk, tepat atau tidak tepat,
sebagai berikut:
persentase.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlillah Ha, Siti Restu Nur dan Rochmat Tri Sudrajat dan Dida Firmansyah. 2020.
Kajian Sosiolinguistik Terhadap Ujaran Bahasa Mahasiswa. Jurnal Volume
3 Nomor 5, September 2020.
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/viewFile/5385/pdf
Mardatila, Ani. 2022. Analisis Adalah Sejumlah Aktivitas Mengamati dan
Mengurai. https://www.merdeka.com/sumut/analisis-adalah-sejumlah-
aktivitas-mengamati-dan-mengurai-ini-selengkapnya-kln.html
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2018. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta : Rineka Cipta
Indriani, dkk. 2019. “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di SMA Negeri
Bali Mandara”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNDIKSHA. Volume 9. Nomor 1.
Alvidril, Anesha dan Ellya Ratna. 2021. Struktur, Isi, Dan Unsur Kebahasaan Teks
Prosedur Karya Siswa Kelas XI MIPASMA Negeri 5 Padang. Jurnal
Volume 10 Nomor 2, Tahun 2021. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs
Wijayanti, Wiwik. 2021. Istilah Dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa Di Desa
Babak Bawo Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Skripsi
https://repository.unair.ac.id/109326/4/4.%20BAB%20I.pdf
Cahyaningrum, Fitria dan Andayani dan Budhi Setiawan. 2018. Realisasi
Kesantunan Berbahasa Dalam Interaksi Kelas Di Sekolah Menengah Atas
Berlatar Bahasa Jawa. Jurna
lhttps://ejournal.upgrisba.ac.id/index.php/jurnalgramatika/article/
download/2434/pdf
Pudjiwati Sayogjo .2021 Sosiologi dan budaya Jawa Bandung: .CV Reka Winata
59
Malabar, Sayama. 2018. SOSIOLINGUISTIK. Penerbit Ideas Publishing.
Gorontalo. https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/2742/sayama-
malabar-buku-sosiolinguistik.pdf
60