SEMINAR BAHASA
Oleh
JUDUL .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan .......................................................................................... 4
1.3.2 Manfaat ........................................................................................ 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ...................................... 6
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 6
2.2 Landasan Teori ............................................................................................ 7
2.2.1 Bahasa dan Interaksi Sosial.............................................................. 7
2.2.2 Bahasa sebagai Idnetitas Etnik ......................................................... 8
2.2.3 Kedwibahasaan................................................................................ 9
2.2.4 Pemertahanan bahasa dan sikap bahasa ............................................ 10
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................................. 12
3.1 Penelitian Kuantitatif .................................................................................. 12
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 12
3.3 Data dan Jeni Data ...................................................................................... 12
3.3.1 Data................................................................................................. 12
3.3.2 Jenis Data ........................................................................................ 12
3.4 Responden .................................................................................................... 13
3.5 Metode dan Tahap Pengumpulan Data ...................................................... 13
3.6 Tahap Analisis Data ..................................................................................... 13
3.6.1 Reduksi Data (Data Reduction) ........................................................ 14
3.6.2 Penyajian Data (Data Display) ......................................................... 14
3.6.3 Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing).................................. 14
BAB 4. PEMBAHASAN ............................................................................................... 16
4.1 Ranah Keluarga ........................................................................................... 16
4.2 Ranah Ketetanggaan ................................................................................... 18
4.3 Ranah Publik ............................................................................................... 19
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 22
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 22
5.2 Saran ............................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 23
LAMPIRAN .................................................................................................................. 25
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
dihadapkan dengan bahasa baru atau bahasa yang masuk maka itu bisa disebut
sebagai pemertahanan bahasa. Bahasa daerah atau bahasa ibu bisa saja memiliki
tingkatan pemertahanan yang rendah akibat dari tergesernya penggunaan bahasa
tersebut oleh masyarakat yang digantikan oleh bahasa lain.
Bahasa memiliki sifat dinamis yakni selalu berubah, kondisi demikian
merupakan hal mendasar. Bahasa yeng berjalan kearah kebaikan, berkelanjutan
dan stabil meskipun diguncang perubahan adalah prubahan bahasa yang
diharapkan (Arka, 2011:39). Setiap generasi memiliki penciri bahasa tersendiri
dalam masyarakat yang sifatnya berkelanjutan karena kodrat bahasa adalah
diturunkan ke penerus selanjutnya.
Bahasa akan mengalami pergeseran apabila suatu generasi tidak mampu
mempertahankan eksistensi dari bahasa ibu atau bahasa daerah. Kondisi demikian
disebabkan karena penutur bahasa selalu berkaitan dengan pergeseran bahasa
(Chaer dan Agustina, 2010:142). Selera masyarakat dalam berinteraksi sangat
dipengaruhi oleh mitra tutur atau lawan interaksi. Pemilihan penggunaan bahasa
juga bergantung disesuaikan dengan lawan bicaranya.
Masyarakat yang menggunakan bahasa dengan konsisten artinya tetap
mempertahankan penggunaan bahasa-bahasa terdahulu, maka bisa dikatakan jika
masyarakattersebut mampu mempertahankan penggunaan bahasa (Sumarsono dan
Partana, 2004:231). Tingkat pemertahanan bahasa suatu masyarakt bisa diukur
dan dikaji guna menentukan sebara besar tingkat pemertahannya.
Salah satu kondisi pemertahanan bahasa yang ada, yakni pemertahanan
bahasa Jawa di lingkungan dwibahasawan Jawa dan Madura, yakni masyarakat
Kampung Madiunan, Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat Banyuwangi adalah
masyarakat dengan masyarakat Osing, Jawa dan Madura. Kondisi ini
mengakibatkan sebagian besar masyarakat Banyuwangi mampu menggunakan
tiga hingga lebih bahasa yakni bahasa Indonesia, bahasa Osing, bahasa Jawa dan
bahasa Madura.
Bahasa Jawa menjadi bahasa dengan penutur terbanyak di Kabupaten
Banyuwangi. Tentu penggunaannya sebagai bahasa ke dua setelah Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa penghubung antar tiga etnik besar
2
di Banyuwangi. Salah satu daerah dengan penutur bahasa Jawa di Kabupaten
Banyuwangi adalah masyarakat Kampung Madiunan, Kecamatan Glenmore.
Masyarakat Kampung Madiunan adalah pendatang pada zaman penjajahan
Bangsa Belanda. Berdasarkan sejarah yang ada masyarakat Kampung Madiunan
merupakan generasi dari seorang tokoh bernama Mbah Diun yakni seorang
pendatang dari Yogyakarta. Penutur bahasa Jawa asli dengan lingkungan
dwibahasa Osing dan Madura pada saat itu tentu menjadi tantangan tersendiri
dalam mempertahankan penggunaan Bahasa Jawa.
Bahasa Jawa adalah bahasa ibu masyarakat Kampung Madiunan. Sebuah
dugaan mengenai dominasi utama berpandangan bahwa masyarakat merupakan
peran utama sebagai refleksi kenyataan kaitannya antarsuku bangsa dalam konteks
struktur power setempat (Suparlan,1999). Kondisi demikian mengakibatkan
dominasi masyarakat dengan penutur Bahasa Jawa memiliki tingkat pendidikan
dan status sosial yang tinggi dalam masyarakat Kampung Madiunan. Sehingga
kedudukan yang mendominasi menetapkan aturan-aturan budaya yakni etnik Jawa
dengan asimilasi masyarakat Madura.
Kebertahanan bahasa Jawa di lingkungan dwibahasa Jawa dan Madura di
Kampung Madiunan, tidak terlepas dari sikap pemertahanan penggunaan bahasa
Jawa yang tinggi dalam setiap aspek sosial masyarakat. Meskipun demikian,
masyarakat Kampung Madiunan dihadapkan dengan tantangan dari penutur
bahasa Madura terutama dalam berinteraksi. Tak jarang penggunaan bahasa
Madura lebih dominan dibanding bahasa Jawa.
Pada Kampung Madiunan, masih belum pernah dilakukan penelitian
terhadap pemertahanan bahasa khususnya bahasa Jawa sebagai bahasa ibu.
Peneliti berusaha mengulik tingkat pemertahanan bahasa Jawa di Kampung
Madiunan, Kabupaten Banyuwangi. Oleh karenanya peneliti melakukan penelitan
“Pemertahanan Bahasa Jawa di Lingkungan Dwibahasa Jawa dan Madura:Studi
Kasus Kampung Madiunan, Kabupaten Banyuwangi” dengan penelitian
sosiolinguistik.
Pemertahanan bahasa Jawa di lingkungan dwibahasa Jawa dan Madura
menjadi menraik diteliti. Di sisi lain kondisi masyarakat Kampung Madiunan
3
sebagai masyarakat pendatang menjadikan peran penting dalam upaya
pemertahanan bahasa Jawa.
1.3.2 Manfaat
Dalam penelitian ini peneliti membagi manfaat menjadi dua, yaitu secara
teoritis dan secara praktis. Secara teoritis, manaat penelitian ini adalah
1. Diharapkan mampu memperkaya topik-topik kajian mengenai
pemertahanan bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa di tengah masyarakat
dwibahasa Madura dan Jawa di perkampungan.
2. Diharapkan dapat menjadikan peneliti lebih berpengalaman khususnya
ketrampilan dalam menerapkan metode penelitian kualitatif di bidang
sosiolinguistik.
3. Diharapkan dapat menjadi refrensi untuk penelitian selanjutnya.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu mengarahkan penutur
bahasa Jawa tentang pemertahanan bahasa Jawa di lingkungan dwibahasa Madura
dan Jawa, khususnya di Kampung Madiunan, Kecamatan Glenmore, Kabupaten
Banyuwangi. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi
4
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam merumuskan kebijakan terkait
pemertahanan bahasa Jawa di lingkungan dwibahasa.
5
BAB 2, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
6
pemertahanan. Ditemukan tingkat pemertahanan bahasa Using yang rendah di
Desa Biting yang disebabkan oleh faktor kedwibahasaan, pernikahan antar suku
dan faktor pendidikan.
Dalam penelitian-penelitian tersebut terdapat persamaan yakni mengkaji
tentang pemertahanan bahasa. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti terhadap penelitian pertama terletak pada objek, masalah dan metode yang
digunakan. Perbedaan terhadap penelitian ke dua terletak pada objek, subjek,
metode dan analisis datanya. Perbedaan dengan penelitian ke tiga terletak pada
objek dan kondisi kebahasaan. Perbedaan terhadap penelitian ke empat terletak
pada objek serta ranah penelitian. Dalam penelitian ini berfokus pada tingkat
pemerthanan bahasa jawa dengan lokasi penelitian di Kampung Madiunan,
Kabupaten Banyuwangi.
7
yang dikomunikasikan, dan alat yang digunakan dalam komunikasi itu, menurut
Chaer dan Agustina dalam (Sari, Pemertahanan Bahasa Jawa Di Lingkungan
Dominan Bahasa Madura: Studi Kasus Di Taman Nangkaan Estate, Kelurahan
Nangkaan, Kota Bondowoso, 2015).
Syarat terjadinya interaksi social, yaitu adanya kontak social dan adanya
komunikasi. Kontak social berarti mengadakan hubungan antara pihak dengan
pihak yang lain. Kontak social dapat bersifat positif dan negative, positif lebih
mengarah pada bentuk kerja sama, dan negative lebih mengarah tidak
menghasilkan interaksi social, menurut Soekanto dalam (Sari, Pemertahanan
Bahasa Jawa Di Lingkungan Dominan Bahasa Madura: Studi Kasus Di Taman
Nangkaan Estate, Kelurahan Nangkaan, Kota Bondowoso, 2015)
8
Jawa Di Lingkungan Dominan Bahasa Madura: Studi Kasus Di Taman Nangkaan
Estate, Kelurahan Nangkaan, Kota Bondowoso, 2015).
2.2.3 Kedwibahasaan
9
Campur kode terjadi apabila sesorang mencampur dua atau lebih bahasa
dalam situasi yang tidak menganjurkan adanya percampuran. Interferensi adalah
seseorang dwibahasawan menjaga bahasa itu sehingga terpisah dan seberapa jauh
orang itu dapat mencampurkan serta bagaimana pengaruhnya penggunaan bahasa
yang satu dengan bahasa lainnya. Intergrasi terjadi apabila unsur serapan salah
bahasa dapat menyesuaikan dalam sistem bahasa penyerapnya hingga unsur
serapan tersebut menjadi umum atau tidak asing (Sumarsono dan Parnata dalam
Sari, 2019)
Seseorang yang dapat menggunakan dua atau lebih bahasa dengan baik
secara bergantian disebut dwibahasawan. Kedwibahasaan umum terjadi pada
masyarakat majemuk seperti di Indonesia. Fenomena kewibahasaan muncul dari
adanya dua atau lebih kontak bahasa yang berbeda. Hal yang menyebabkan
kontak bahasa antara lain perpindahan penduduk/migrasi, kontak
belajar/pendidikan, dan faktor penjajahan.
10
Pemertahanan bahasa tidak lepas dari sikap bahasa. Sikap positif bahasa
akan mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran bahasa itu sendiri. Sikap
positif terhadap bahasa juga artinya senang terhadap bahasa tersebut. Menurut
Sumarsono dan Parnata (dalam Sari, 2019) mengungkapkan, sikap bahasa dalam
masyarakat multilingual ditentukan oleh faktor topik pembicaraan, kelas sosial
masyarakat pemakai, usia, jenis kelamin, dan situasi pemakaian.
11
BAB 3. METODE PENELITIAN
12
penelitian terdahulu. Data berupa bagan dan angka-angka hasil dari survey yang
dilakukan dengan perhitungan ilmiah.
3.4 Responden
Responden bertanggung jawab untuk menjawab kuesioner penelitian. Data
dari responden menjadi peran utama dalam penelitian ini untuk menjawab
permasalahan penelitian yang ada. Kuesioner dibagian terhadap masyarakat
Kampung Madiunan melalui grup WhatsApp warga Kampung Madiunan dengan
jumlah peserta 74 orang. Responden utama adalah orang tua dengan usia 30
keatas dan orang dewasa dengan usia 17 hingga 29 tahun.
3.5 Metode dan Tahap Pengumpulan Data
Aktivitas menggali data dilakukan secara efektif dengan kuesioner.
Kuesioner merupakan upaya menggali data dengan cara memberi sejumlah
pertanyaan tertulis terhadap responden untuk di jawab (Sugiyono, 2016:142).
Kuesioner bersifat terbuka dengan dibagikan melalui grup WhatsApp sehingga
seluruh warga Kampung Madiunan dapat mengisi. Hasil kuesioner tersebut diolah
melalui dua tahapan sebelum akhirnya dianalisis. Dua tahapan tersebut sebagai
berikut.
1) Identifikasi Data
Pada tahap ini semua data yang terkumpul diidentifikasi untuk mempermudah
pengklasifikasian data.
2) Klasifikasi Data
Dalam melakukan teknik ini, peneliti mengadakan klasifikasi atau pengelompokan
terhadap data yang sudah diidentifikasi. Masing-masing kuesioner memiliki
beberapa kelompok pertanyaan, yaitu kelompok pertanyaan yang mengidentifikasi
sejauh mana pemertahanan bahasa Jawa, faktor penghambat serta strategi
pemertahanan bahasa tersebut.
13
3.6.1 Reduksi data (Data Reduction)
14
hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan penelitian sehingga mampu
menggambarkan keadaan sebenarnya.
15
BAB 4. PEMBAHASAN
Pemertahanan bahasa yaitu suatu kelompok yang secara terus-menerus
melanjutkan penggunaan bahasa yang sudah biasa dipakai. Datangnya penduduk
baru dari etnik Jawa di Desa Karang Semanding ternyata tidak dapat
mempengaruhi pemertahanan Bahasa Madura. Salah satunya terjadi di Kampung
Madiunan, Kabupaten Banyuwangi. Pada bab ini membahas tingkat pemertahanan
bahasa Jawa di Lingkungan dwibahasa Jawa dan Madura. Penelitian ini berfokus
pada tiga aspek yakni pemertahanan ranah keluarga, pemertahanan ranah
ketetanggaan dan pemertahanan ranah publik.
Kuesioner diberikan dengan urutan yang sama serta urutan pilihan
jawaban yang sama pada setiap nomornya. Tiap-tiap responden mendapat
perlakuan yang sama dalam menjawab kuesioner yang ada dengan ketentuan
jawaban sebagai berikut.
A. Bahasa Jawa
B. Bahasa Madura
C. Bahasa Indonesia
4.1 Ranah Keluarga
Dalam ranah keluarga terdapat 16 responden dengan usia dan pekerjaan
yang bervariasi. Dalam ranah ini telah dirumuskan delapan pertanyaan yang sudah
disesuaikan dengan hubungan kekeluargaan. Sehingga hipotesa dilakukan pada
saat merumuskan pertanyaan penelitian. Dalam ranah keluarga diperoleh hasil
sebagai berikut.
Responden Ranah keluarga Pilihan bahasa
No Umur 1 2 3 4 5 6 7 8 BJ BM BI
1. 44 A A A A A A A A 100% 0% 0%
2. 42 A A A A A A A A 100% 0% 0%
3. 39 A A A A A A A A 100% 0% 0%
4. 52 A A A A A A A C 87,5% 0% 12,5%
16
5. 35 A A A A A A A A 100% 0% 0%
6. 17 A A A A A A 75% 0% 0%
7. 43 A A A A A A A A 100% 0% 0%
8. 16 A A A A A A A A 100% 0% 0%
9. 16 A A A A C A 62,5% 0% 12,5%
12. 21 A A A A A A A A 100% 0% 0%
14. 21 C C C C C C C C 0% 0% 100%
17
Penggunaan bahasa Indonesia lebih masif digunakan pada usia remaja
dengan usia 17 tahun ke bawah. Hampir setiap aspek dalam ranah keluarga
menunjukkan rendahnya penggunaan bahasa Jawa sehingga peran keluarga dalam
mempertahankan bahasa Jawa khususnya dalam mengajarkan anak untuk tetap
mempertahankan penggunaan bahasa Jawa dinilai masih kurang atau cukup
rendah. Sebaliknya prosentase penggunaan bahasa Madura disetiap aspek ranah
keluarga mencapai 0%. Hal tersebut wajar mengingat pada dasarnya masyarakat
Kampung Madiunan adalah penutur bahasa Jawa.
No Umur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 BJ BM BI
1. 44 A A A C C C A C A 55,55% 0% 44,44%
2. 42 A A A B B A A B A 66,67% 33,33% 0%
3. 39 A A A B A A A B A 77,78% 22,22% 0%
4. 52 A A A C C C A C C 44,44% 0% 55,55%
5. 35 A A A A A A A A A 100% 0% 0%
6. 17 C A A C A A C C C 44,44% 0% 55,55%
7. 43 A A A B B B A B A 55,55% 44,44% 0%
8. 16 A A A C C C A C A 55,55% 0% 44,44%
9. 16 A A A A C C A C A 66,67% 0% 33,33%
18
10. 15 A A A A C 44,44% 0% 11,11%
Dalam ranah publik terdiri atas 5 jawaban yang terdiri atas dua sub ranah
yakni sub ranah transaksi terdiri atas 2 pertanyaan dan sub ranah pekerjaan yang
terdiri atas 3 pertanyaan. Dalam ranah publik ditemukan hasil sebagai berikut.
19
Responden Ranah keluarga Pilihan bahasa
No Umur 1 2 3 4 5 BJ BM BI
1. 44 A C A A C 60% 0% 40%
2. 42 A B A A A 80% 20% 0%
3. 39 A B A B B 40% 60% 0%
4. 52 A C A A C 60% 0% 40%
5. 35 A A A A B 80% 20% 0%
6. 17 C C 0% 0% 40%
7. 43 A B A A B 60% 40% 0%
8. 16 A C A A C 60% 0% 40%
9. 16 A C A A C 60% 0% 40%
10. 15 A 20% 0% 0%
12. 21 C C C C C 0% 0% 100%
13. 20 C C C C C 0% 0% 100%
14. 21 C C C C C 0% 0% 100%
20
Prosentase tersebut tergolong ke dalam pemertahanan bahasa sedang. Dengan
tingkat tersebut eksistensi bahasa Jawa dalam ranah publik khususnya di
Kampung Madiunan belum begitu kuat. Berdasarkan data yang ada penutur
dengan rentang usia 17 tahun hingga 29 tahun cenderung memilih menggunakan
bahasa Indonesia dalam ranah publik. Ini terbukti berdasarkan data yang ada
mencapai tiga responden dengan tingkat penggunaan bahasa Indonesia mencapai
100% yakni responden dengan nomor 12,13dan 14.
21
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperoleh, pemertahanan
bahasa Jawa di lingkungan dwibahasa Jawa dan Madura di Kampung Madiunan
cukup variatif. Dari tiga ranah yang menjadi fokus penelitian ditemukan bahwa
pemertahanan bahasa Jawa dalam Ranah keluarga menjadi yang tertinggi
mencapai 75,66%, pemertahanan bahasa Jawa dalam ranah ketetanggaan
mencapai 48,61% dan pemertahanan bahasa Jawa dalam ranah publik mencapai
100%. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa responden dengan usia 17 tahun
hingga 29 tahun mengalami penurunan pemertahanan bahasa Jawa, berbanding
dengan usia 30 tahun ke atas yang masif menggunakan bahasa Jawa dengan stabil.
5.2 Saran
Penelitian ini memiliki kekurangan sehingga diperlukan kajian lanjutan
menganai faktor-faktor penyebab pemertahanan bahasa Jawa di Kampung
Madiunan dengan pendekatan kualitatif. Bagi masyarakat dan pemerintah
setempat, penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam pengambilan kebijakan dan
keputusan terkait pemerthanan bahasa Jawa di Kampung madiunan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa.
24
LAMPIRAN
Daftar Kuesioner
25
26
27
28
29
Daftar Responden
Umur (dalam
bentuk angka) No HP yang dapat
Nama Lengkap contoh *9 Pekerjaan dihubungi
Guru/Dosen/Tenaga
ZULAIKHAH 44 Pendidik 085730598962
Guru/Dosen/Tenaga
Choirul anam 42 Pendidik 082232823330
Ahmad Hudhori 39 Petani/Buruh Tani 85233331979
Guru/Dosen/Tenaga
GATOT 52 Pendidik 08123457811
Zaimudin 35 Kurir 085793534556
Navakhatul
Maulidiya 17 Siswa/Mahasiswa 085604993439
Guru/Dosen/Tenaga
Abdul Aziz 43 Pendidik 081336161357
Syakila silvi
rohmatika 16 Siswa/Mahasiswa 083833675405
Denis Saskia
Azzahra 16 Siswa/Mahasiswa 081932892928
dwi andini 15 Siswa/Mahasiswa 085748445783
Lailiyalatul Guru/Dosen/Tenaga
maghfiroh 24 Pendidik 085648377470
Trisky Febrian 21 Siswa/Mahasiswa 08516271827272
Vivin ayu Eka
Julita 20 Siswa/Mahasiswa 081330866201
Ardian Muslim 21 Siswa/Mahasiswa 082280338475
Endang Pertiwi 22 Siswa/Mahasiswa 087884254356
Alfina Maharani 21 Siswa/Mahasiswa 081216329294
Daftar Jawaban
Dapat diunduh melalui tautan
https://docs.google.com/spreadsheets/d/16wJiH9oCSrxEnxcWBTpFgjVQxeyI-
VK8n6fObKnwq0o/edit?usp=sharing
30