Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat, karunia dan
inayah-NYA sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul “
Kontribusi Hutan kemasyarakatan (HKm) Terhadap Pendapatan Kelompok Tani
Tunas MudaDi Kelurahan Tubo Kecamatan Kota Ternate Utara”

Penulis menyadari selama jalanya kegitan Praktek Kerja Lapang (PKL)


hingga penyusunan laporan tidak terlepas dari Ridho ALLAH SWT serta dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Abdul Kadir Kamaludin, S.P., M.Si sekalu Dekan Fakultas


Pertanian serta Pembimbing Utama Saya
2. Bapak Aqshan Shadikin Nurdin, S.P., M.Sc selaku Ketua Program Studi
Kehutanan dan
3. Ibu Rosita, S.Pd., M.Si selaku pembimbing pendamping
4. Seluruh staf pengajar serta karyawan Program Studi Kehutan Universitas
Khairun Ternate yang telah memberikan fasilitas dan bekal selama proses
perkuliahan
5. Bapak Ibrahim Tuhuteru Selaku Kepala Kantor KPH Ternate Tidore Serta
Seluruh Staf Dan Kariyawan

Ternate, 10 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vi
DAFTRA LAMPIRAN............................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.Tujuan............................................................................................................ 3
1.3.Manfaat.......................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Hutan............................................................................................................. 5
2.2.Pengelolaan Hutan......................................................................................... 6
2.3.Hutan Kemasyarakatan.................................................................................. 6
2.4.Pendapatan Rumah Tangga Petani................................................................ 8
III. MATERI DAN METODE
3.1.Tempat Dan Waktu........................................................................................ 10
3.2.Alat Dan Objek Penelitian............................................................................. 10
3.3.Pengumpulan Data......................................................................................... 10
3.4.Analisis Data................................................................................................. 10
IV. GAMBARAN UMUM INSTANSI
4.1.Sejarah Berdirinya UPTD KPH Ternate-Tidore........................................... 12
4.2.Kepala Kph.................................................................................................... 13
4.3.Kepala Sub Bagian Tata Usaha..................................................................... 13
4.4.Kepala Seksi Perencanaan Dan Pemanfaatan Hutan..................................... 15
4.5.Kepala Seksi Perlindungan KSDAE............................................................. 17
V. TOPIK KEGIATAN

2
5.1.Topik kegiatan............................................................................................... 21
5.2. Kegiatan Pokok............................................................................................ 21
5.2.Kegiatan Tambahan....................................................................................... 21
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1.Hasil............................................................................................................... 22
6.1.1.Karakteristik Petani Hutan Kemasyarakatan........................................ 22
6.1.2.Pendapatan Rumah Tangga Petani....................................................... 23
6.1.3.Kontribusi Hutan Kemasyarakatan Terhadap Pendapatan Petani........ 24
6.2.Pembahasan................................................................................................... 25
6.2.1.Karakteristik Petani Hutan Kemasyarakatan........................................ 25
6.2.2.Pendapatan Rumah Tangga Petani....................................................... 26
6.2.3.Kontribusi Hutan Kemasyarakatan Terhadap Pendapatan Petani........ 26
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.Kesimpulan.................................................................................................... 28
7.2.Saran.............................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

5.1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ................................................................. 21

6.1.Karakteristik Responden Menurut Umur......................................................... 22

6.3. Pendapatan Seluruh Responden...................................................................... 23

6.4.Kontribusi Hutan Kemasyarakatan Terhadap Pendapatan Petani................... 24

4
DAFTAR LAMPIRAN

No teks halaman

1. Peta Kawasan .................................................................................................. 31

2. Kuisioner Penelitian .......................................................................................... 32

3 .Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan .............................................. 34

4. Jurnal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan.......................................................... 36

5
I. PENDAHULUAN

I.1 LatarBelakang

Hutan merupakan sumber daya alam yang mempunyai peran penting bagi

kehidupan manusia karena mampu menghasilkan barang dan jasa serta dapat

menciptakan kestabilan lingkungan (Steinlin, 1998). Dalam UU No 41 tahun 1999,

hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan

kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara,

memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia karena wajib disyukuri, diurus

dan dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang. Banyaknya

pemanfaatan hutan tersebut diperlukan pengelolaan yang baik.

Pengelolaan hutan yang baik berdampak terhadap kondisi ekonomi masyarakat

sekitar hutan. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan sangat penting,

mengingat interaksi masyarakat sekitar hutan dengan hutan sangat tinggi di semua

wilayah Indonesia (Wollenberg, 2004). Masyarakat menggarap lahan hutan disekitar

tempat tinggal mereka merupakan alasan utama keterbatasan lahan garapan dan

rendahnya pendapatan (Djamhuri, 2008). Awang (2004) mengatakan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan sekitar hutan, pemerintah

menyelenggarakan berbagai program perhutanan sosial.

Perhutanan sosial merupakan pengelolaan hutan dengan dua elemen utama

yakni partisipasi lokal dan pengingkatan produktivitas secara lestari. Salah satu

6
bentuk perhutanan sosial inisiatif pemerintah adalah program Hutan Kemasyarakatan

(HKm). HKm adalah suatu program dimana masyarakat diberikan hak kelola atas

lahan hutan negara. Petani Hkm mengelola hutan negara dan mendapatkan manfaat

dari program tersebut. Hkm dapat dilaksanakan baik di hutan produksi maupun hutan

lindung dan diselenggarakan sebagai bentuk legalisasi dari praktik pemanfaatan hutan

negara oleh masyarakat. Menurut Sepsiaji dan Fuadi (2004) masyarakat yang

awalnya mengelola lahan hutan secara ilegal (perambahan), ditertibkan dalam suatu

organisasi pegelolaan hutan berupa kelompok tani hutan dan koperasi. Masyarakat

dapat mengelola lahan hutan yang sudah bertahun-tahun dikelola dan sebagian yang

belum mengelola namun ingin turut berpartisipasi dalam program Hkm, mendapatkan

jatah lahan andil hutan melalui proses musyawarah bersama anggota kelompok.

Lahan andil merupakan lahan garapan petani di hutan negara.

Kantor UPT KPH Ternate Tidore merupakan salah satu unit kesatuan

pengelolaan hutan lindung (KPHL) yang ada di Provinsi Maluku Utara. UPT KPH

Ternate-Tidore merupakan suatu instansi yang dapat memberikan kami pengetahuan

dan pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan di dinas kehutanan. Salah satu

kegiatan yang dilakukan oleh KPH Ternate Tidore yang berhubungan dengan

perhutanan sosial adalah dibentuknya kelompok tani hutan. Hutan Lindung

Gamalama merupakan kawasan hutan yang ditetapkan sebagai kawasan Hutan

Lindung berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

302/Menhut-II/2013 tanggal 1 Mei 2013 tentang Peta Kawasan Hutan dan Perairan

Provinsi Maluku Utara.

7
Kawasan Hutan Lindung Gamalama telah ditetapkan sebagai kawasan Hutan

Kemasyarakatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

426/Menhut-II/2013 tanggal 12 Juni 2013 tentang Penetapan Areal Kerja Hutan

Kemasyarakatan di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara seluas 290 Ha sebagai

kawasan Hutan Kemasyarakatan dengan fungsi lindung.

Hutan kemasyrakatan yang berda dikelurahan tubo merupakan salah satu hutan

lindung dan di kelola oleh Kelompok Tani Hutan Tunas Muda seluas 100 Ha.

pengelolaan hutan kemasyarakatan lebih ke jenis tanaman pertanian seperti tanaman

cengkeh, pala, kelapa dan berbagai jenis tanaman palawija. hutan kemasyarakatan di

kelurhan tubo juga digunakan sebagai tempat untuk mengelolah ternak dan tempat

untuk memproduksi minyak cengkeh Sehubungan dengan adanya kegiatan tersebut

maka perlu dilakukan penelitian mengenai kontribusi hutan kemasyarakatan (HKm)

terhadap pendapatan petani di Kelurahan Tubo Kecamatan Ternate Utara Kota

Ternate Provinsi Maluku Utara.

I.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pelaksanaan praktek kerja lapang sebagi berikut :

1. Sebagai sarana mahasiswa/i untuk melihat secara nyata dunia kerja, baik

dunia kerja di kantor/instansi atau dunia kerja di lapangan.

2. Menerapkan ilmu yang diterima dibangku kuliah di bidang pekerjaan yang

ada dalam obyek kerja praktek.

3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir dibangku kuliah.

8
1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam pelaksanaan praktek kerja lapang sebagai berikut :

1. Mengetahui kontribusi terhadap pendapatan petani Tunas Muda di Hutan

Kemasyarakatan ( HKm ) di Kelurahan Tubo Kecamatan Kota Ternate

Utara.

I.3 Manfaat

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi bagi petani hutan Kelurahan Tubo mengenai kontribusi

HKm agar petani menyadari seberapa besar pendapatan yang diterima sehingga

dapat memberikan kesadaran petani hutan untuk mengelola HKm dengan lebih

baik.

2. Memberikan informasi dan masukan bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan

dalam pembinaan dan pengembangan HKm agar dapat memberikan manfaat

sosial, ekonomi dan ekologi yang optimal atau sustainable bagi petani hutan.

9
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Hutan

Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang

didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu

dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

Hutan mempunyai banyak fungsi dan memainkan peran penting dalam

pelestarian tanah dan air, memelihara atmosfir yang sehat dan memelihara

keanekaragaman hayati tumbuh-tumbuhan dan hewan. Kelangsungan dan keberadaan

hutan tergantung sejauh mana kita mengakui dan melindungi nilai-nilai ekologi dan

nilai sosial serta ekonominya. Manfaat-manfaat ini perlu dimasukkan kedalam sistem

neraca ekonomi nasional yang dipakai untuk menimbang pilihan-pilihan

pembangunan (Yusuf, 2011).

Arti penting dan fungsi hutan dapat menempatkan peran hutan yang cukup

besar dalam memelihara kelestarian mutu dan tatanan lingkungan hidup, serta

pengembangan ekonomi kerakyatan dan pendapatan negara. Oleh karena itu

pemanfaatan dan kelestarian sumber daya hutan perlu dilakukan melalui suatu sistem

pengelolaan yang dapat menjaga serta meningkatkan fungsi dan peranan hutan bagi

kepentingan generasi sekarang dan generasi berikutnya.( Santoso,2011.)

10
II.2 Pengelolaan Hutan

Pengelolaan hutan adalah penggunaan cara-cara manajemen dan teknis-teknis

kehutanan dalam menjalankan aktivitas terhadap suatu areal hutan. Pengelolaan hutan

secara lestari harus mencakup beberapa fungsi teknis, financial, personal, fungsi

administrasi dan fungsi kepemimpinan yang berkaitan dengan unsur-unsur

manajemen (POAC).

Unsur manajemen tersebut yaitu perencanaan (Planning) merupakan kegiatan

berkaitan dengan pemilihan alternative, kebijakan, prosedur dan program sebagai

bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pengorganisasian

(Organizing) adalah suatu tindakan menggabungkan seluruh potensi dalam kelompok

otang atau bagan organisasi untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama baik

pribadi maupun kelompok.

Pelaksanaan (Actuating) adalah implementasi dari perencanaan dan

pengorganisasian dimana seluruh komponen bekerja sama sesuai dengan bidang

masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan. Pengawasan (Controlling)

merupakan pengendalian kegitan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan

pleaksanaan apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil ayng efektif dan

efisien (Hasibuan, 2009).

II.3 Hutan Kemasyarakatan

Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat HKm adalah hutan Negara

yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat

(P.83/MENLHK/SETJEN/2016). Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dapat

11
dilaksanakan melalui skema HKm, dalam Peraturan Menteri Kehutanan

NoP.88/Menhut-II/2014 menyebutkan bahwa HKm adalah hutan negara yang

pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat.

Penyelenggaraan HKm dimaksudkan untuk pengembangan kapasitas dan pemberian

akses kepada masyarakat setempat untuk mengelola kawasan hutan secara lestari

guna penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan serta untuk

menyelesaikan persoalan sosial. HKm bertujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal, adil

dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi hutan dan lingkungan

hidup. Kawasan yang dapat dialokasikan untuk HKm adalah hutan lindung dan hutan

produksi, melalui Hkm masyarakat dapat memperoleh hak pemanfaatan hutan selama

jjangka waktu 35 tahun (Santoso, 2011).

Kawasan HKm hanya diberlakukan di kawasan hutan lindung dan hutan

produksi. Komoditi tanaman yang digunakan dalam hutan kemasyarakatan harus

dipilih sesuai dengan karakteristik daerah dan lahan yang akan ditanami secara teknis

pemilihan jenis komoditi mempertimbangkan faktor fisik maupun ekologi, faktor

sosial ekonomi dan sosial budaya. Hutan kemasyarakatan sebagi sebuah konsepsi

yang mempertemukan semua kepentingan tersebut (kesejahteraan masyarakat,

produktifitas sumber daya hutan dan kelestarian fungsi hutan) merupakan pendekatan

yang diharapkan mampu menjadi alternatif solusi dalam kegiatan pengelolaan hutan

(Purwoko, 2002).

12
II.4 Pendapatan Rumah Tangga Petani

Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau

bangunan fisik dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau

seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus

keperluannya sendiri. Orang tinggal di rumah tangga ini disebut bertanggung jawab

terhadap rumah tangga adalah kepala rumah tangga (BPS, 1995).

Menurut Sajogyo (1982) pendapatan rumah tangga di pedesaan terbagi menjadi

tiga kelompok, yaitu:

1. Pendapatan dari usaha bercocok tanam padi

2. Pendapatan dari usaha bercocok tanam padi, palawija dan kegiatan pertanian

lainnya

3. Pendapatan yang diperoleh dari seluruh kegiatan, termasuk sumber-sumber mata

pencaharian di luar bidang pertanian.

Hernanto (1991) mengemukakan bahwa salah satu cara dalam menentukan

ukuran pendapatan petani adalah jumlah penerimaan penjualan hasil ditambah

penerimaan yang diperhitungkan dengan kenaikan nilai inventaris dikurangi dengan

pengeluaran tunai dan pengeluaran yang diperhitungkan termasuk bunga

modal.Sedangkan pada Hernanto (1989) menerangkanukuran pendapatan, yaitu:

1. Pendapatan kerja petani. Pendapatan ini diperhitungkan dari penerimaan

hasilpenjualan, penerimaan yang diperhitungkan dari yang dipergunakan

untukkeluarga ditambah kenaikan nilai inventaris dikurangi dengan

pengeluarantunai, dikurangi dengan pengeluaran yang diperhitungkan termasuk

bagi modal

13
2. Penghasilan kerja petani, diperoleh dari pendapatan kerja petani

ditambahpenerimaan yang diperhitungkan dari yang dipergunakan untuk

keluarga,misalnya tanaman dan hasilnya dikonsumsi keluarga

3. Penghasilan kerja keluarga, diperoleh dari penghasilan kerja petani

ditambahdengan nilai tenaga keluarga. Ukuran terbaik jika usaha tani dikerjakan

olehpetani dan keluarganya

4. Penghasilan keluarga yaitu penjumlahan total pendapatan keluarga dariberbagai

sumber.

Menurut Kartasubrata (1986), pendapatan rumah tangga menurut sumbernya

dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu pendapatan kehutanan dan pendapatan non-

kehutanan. Pendapatan kehutanan adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan di

hutan, sedangkan pendapatan non-kehutanan adalah pendapatan yang berasal dari

kegiatan di luar kehutanan.

Rumah tangga adalah sekelompok orang yang menempati suatu rumahyang

terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Rumah tangga petani di pedesaan umumnyamasih

sangat sederhana. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari maka sang ayahharus

bekerja. Pendapatan yang diperoleh dari bekerja dapat terbagi menjadipendapatan

dari sektor kehutanan dan pendapatan non kehutanan.(

14
III. METODE PENELITIAN

III.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Kantor KPH Ternate

Tidore selama satu bulan mulai tanggal 02 September 2019 sampai dengan 02

Oktober 2019. Lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL) di Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Kelurahan Tubo Kecamatan Ternate Utara.

III.2 Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis menulis, kamera,

kuesioner. Sedangkan objek penelitian ini adalah Hutan Kemasyarakatan Kelurahan

Tubo.

III.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer

dikumpulkan dengan metode wawancara melalui bantuan kuisioner. Sedangkan data

sekunder didapatkan dari berbagai instansi terkait.

III.4 Analisis Data

Perhitungan pendapatan total rumah tangga dapat dihitung dengan rumus

(Hernanto 1988 dalam Qurniati et al 2013) :

Prt = Paf + Pnaf

Keterangan :

Prt = Pendapatan rumah tangga (Rp/thn)

15
Paf = Pendapatan dari HKm

Pnaf = Pendapatan dari non HKm

Kontribusi HKm terhadap pendapatan rumah tangga :


Paf
% Paf = x 100%
Prt
Keterangan:

%Paf = Persentase pendapatan dari HKm

Paf = Pendapatan dari HKm per tahun

Prt = Pendapatan rumah tangga per tahun

16
IV. GAMBARAN UMUM INSTANSI

4.1 Sejarah Berdirinya UPT KPH Ternate Tidore

Berdasarkan Peraturan Gubernur Maluku Utara Nomor 69 Tahun 2016 Pada

Hari Rabu tanggal 28 Desember 2016 Pemerintah Daerah telah menetapkan

pembentukan unit pelaksana teknis (UPT ) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

Provinsi Maluku Utara.Dari pembentukan UPT ini maka dibentuklah suatu UPT

diwilayah Kota Ternate dan Kota Tidore.

KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan

peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.KPH Ternate-Tidore

adalah salah satu unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL).KPH

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional dan/atau kegiatan teknis

penunjang dinas di bagian pengelolaan hutan dalam wilayah kerja KPH.Susunan

Organisasi KPH terdiri dari:

1. Kepala KPH

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Kepala Seksi

4. Kepala Seksi

5. Kelompok Jabatan Fungsional

6. Resort KPH

KPH Merupakan unit pelaksanaan dinas yang menyelenggarakan tugas dan

fungsinya seperti yang diatur dalam peraturan gubernur tersebut. Adapun peraturan

17
Gubernur Maluku Utara Nomor; Tahun 2016, Tanggal 28 Desember 2016 tentang

pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis Kesatuan Pengelolaan.

4.2 Kepala KPH

1. Kepala KPH berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

2. Kepala KPH mempunyai tugas memimpin, mengendalikan, mengawasi dan

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sesuai dengan kewenangannya dan

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

3. Kepala KPH menyelenggarakan fungsi:

Melaksanakan koordinasi dan konsultasi perencanaan teknis, teknis kegiatan

pengelolaan hutan, pemantauan dan evaluasi kegiatan;

1. Merumuskan kebijakan teknis perencanaan pengelolaan hutan

a. Menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan asset daerah, dan;

b. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Kepala Dinas;

4.3 Kepala Sub Bagian Tata Usaha

1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala KPH

2. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi

penyusunan program kegiatan dan pelaporan, melaksanakan pengolahan urusan

ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, perlengkapan dan asset serta

melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan KPH.

18
3. Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

a. Merencanakan kegiatan sub bagian tata usaha berdasarkan rencana

operasianal Kesatuan Pengelolaan Hutan sesuai dengan pedoman pelaksanaan

dan ketentuan yang berlaku;

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Tata

Usaha sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan

berjalan tertib dan lancar;

d. Memeriksa hasil kerjaan bawahan di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha

sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari

kesalahan;

e. Melaksanakan koordinasi penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan hutan

di wilayahnya;

f. Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan asset;

g. Melaksanakan urusan ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan dan

keprotokolan;

h. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan

kegiatan;

i. Mengevaluasi hasil capaian pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Sub

Bagian Umum dan Kepegawaian dengan cara mengidentifikasi hambatan

yang ada dalam rangka perbaikan kinerja dimasa mendatang;

19
j. Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan kegiatan tahunan Bidang Kehutanan

dan memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yng diperintahkan oleh pimpinan

sesuai bidang tugasnya.

4.4 Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan

1. Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala KPH

2. Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan mempunyai tugas perencanaan

dan pemanfaatan hutan dalam wilayah KPH

3. Uraian tugas seksi perencanaan dan pemanfaatan hutan adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan kegiatan seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan

berdasarkan rencana operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan sesuai dengan

pedoman pelaksanaan tugas dan ketentuan yang berlaku;

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Penataan

Kawasan Kehutanan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan

agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

d. Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan seksi penataan kawasan

kehutanan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar

dari kesalahan;

20
e. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan, pemeliharaan, monitoring dan

evaluasi kegiatan tata hutan KPH meliputi : inventarisasi hutan, pembagian

blok dan petak, tata batas wilayah, dan pemetaan wilayah kerja;

f. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan penyusunan, rencana

pengelolaan hutan jangka panjang dan penetapan rencana pengelolaan hutan

jangka pendek pada KPH;

g. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPH;

h. Menyiapkan bahan dalam rangka pengawasan dan pengendalian penilaian dan

pelaksanaan penggunaan kawasan hutan dan/atau tukar menukar kawasan

hutan di wilayah KPH;

i. Menyiapkan bahan dalam rangka pengawasan dan pengendalian

penatausahaan hasil hutan, iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan di

wilayah KPH;

j. Menyiapkan bahan dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sistem

informasi dan perpetaan dalam pengelolaan hutan di KPH;

k. Pengembangan investasi, kerjasama, dan kemitraan dalam pengelolaan hutan,

pengolahan dan pemasaran hasil hutan di wilayah KPH, dan;

l. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Seksi Perencanaan dan

Pemanfaatan Hutan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam

rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

21
m. Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan kegiatan tahunan Kesatuan

Pengelolaan Hutan dan memberikan saran dan pertimbangan kepada

pimpinan;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan

sesuai bidang tugasnya;

4.5 Kepala Seksi Perlindungan KSDAE dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Kepala Seksi Perlindungan KSDAE dan Pemberdayaan Masyarakat berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala KPH

2. Kepala Seksi Perlindungan KSDAE dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai

tugas perlindungan, konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya (KSDAE),

serta pemberdayaan masyarakat dalam wilayah KPH.

3. Uraian tugas seksi perlindungan KSDAE dan pemberdayaan masyarakat adalah

sebagai berikut :

a. Merencanakan kegiatan seksi perlindungan, konservasi sumber daya alam dan

ekosistemnya (KSDAE), serta pemberdayaan masyarakat berdasarkan rencana

operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan sesuai dengan pedoman pelaksanaan

tugas dan ketentuan yang berlaku;

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Penataan

Kawasan Kehutanan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan

agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

22
d. Memeriksa hasil kerja bawahan di lin gkungan seksi perlindungan, konservasi

sumber daya alam dan ekosistemnya (KSDAE), serta pemberdayaan

masyarakat sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar

dari kesalahan;

e. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan, pemeliharaan, monitoring dan

evaluasi kegiatan tata hutan KPH meliputi : inventarisasi hutan, pembagian

blok dan petak, tata batas wilayah, dan pemetaan wilayah kerja;

f. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan perlindungan hutan,

pengamanan hutan, penegakan hukum, pemberian advokasi, konsultasi dan

bantuan hukum bidang kehutanan, pelatihan perlindungan /pengamanan

hutan, pembentukan forum dan pengembangan sistem dan informasi

perlindungan /pengamanan hutan di wilayah unit KPH;

g. Menyiapkan bahan dalam fasilitasi dan pendampingan pengembangan

perhutanan sosial (Hkm, HTR, HD dan Kemitraan), masyarakat hukum adat,

dan penanganan konflik sosial/tenurial di wilayah KPH; dan

h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Seksi perlindungan,

konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya (KSDAE), serta

pemberdayaan masyarakat dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada

dalam rangka perbaikan kinerja di masa mendatang;

i. Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan kegiatan tahunan Kesatuan

Pengelolaan Hutan dan memberikan saran dan pertimbangan kepada

pimpinan;

23
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan

sesuai bidang tugasnya;

A. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Polisi Kehutanan, melaksanakan tugas pengamanan dan penegakan hukum

pada kawasan hutan unit KPH;

2. Penyuluh Kehutanan, melaksanakan tugas penyuluhan dan pemberdayaan

masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan unit KPH;

3. Pengendali Ekosistem Hutan, melaksanakan tugas pengendalian tumbuhan,

satwa liar dan habitat pada kawasan hutan unit KPH;

B. Resort KPH

1. Resort KPH mempunyai wilayah kerja pada setiap bagian Kesatuan

Pengelolaan Hutan dengan tugas membantu Kepala KPH dan/atau tugas

lainnya yang diberikan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan

perundang-undangan.

2. Jumlah Resort KPH disesuaikan dengan kebutuhan KPH masing-masing.

3. Resort KPH mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan patroli rutin;

b. Pelaksanaan pembinaan terhadap personil yang diperbantukan kepadanya

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Pelaksanaan koordinasi yang harmonis dengan aparat pemerintah setempat,

instansi dan lembaga masyarakat di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan

desa/kelurahan;

d. Pelaporan kemajuan pekerjaan dan memberikan saran kepada pemimpin;

24
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan;

C. Luas Wilayah KPH Ternate-Tidore

Luas Keseluruhan Wilayah KPH Ternate-Tidore adalah 29.047,64 Ha.

Wilayah KPH Ternate-Tidore terdiri dari Areal Penggunaan Lain (APL), Hutan

Lindung (HL), Hutan Produksi (HP), Hutan Produksi Konversi (HPK) dan Hutan

Produksi Terbatas (HPT). Luas dari masing-masing kawasan hutan antara lain Areal

Penggunaan Lain (APL) 9.344,95 ha, Hutan Lindung (HL) 7.900,46 ha,Hutan

Produksi (HP) 462,86 ha, Hutan Produksi Konversi 11.255,06 ha dan Hutan

Produksi Terbatas (HPT) 84,31 ha.

25
V. TOPIK KEGIATAN

Topik kegiatan yang dilaksanakan di Kantor UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) Ternate Tidore dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1Topik Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) :

No Kegiatan Pokok Kegiatan Tambahan

1 Launching ekowisata gamalama Mengikuti sosialisasi kegiatan rehabilitasi


bersama kepala dinas kehutanan hutan dan lahan ( RHL) yang dilaksanakan
dan masyarakat takome di danau oleh BPDAS-HL Ake Malamo
tolire

2 Mengikuti rapat hasil inventarisasi Mengikuti sosialisasi pelaksanaan


KPH bersama kepaladinas rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) tahun
pariwisata,kepala Bapedas Hl 2019 di Maluku Utara (Permen LHK P.105
Akemamalamo dan dan kepala tahun 2018, GNPDAS dan Perencanaan
dinas perindustrian kota ternate di Tahun 2020)
kantor Bapedas

3 Membantu kepala KPH untuk Mengikuti pelatihan workdshop di hotel


membuat daftar pengadaan barang grand Dafam mengenai dengan
yang di butukan oleh KPH penyelamatan perairan dimaluku utara.

4 Melakukan kegiatan penanaman Mengunjungi Kelompok Tani Hutan


200 pohon disekitardanau tolire (KTH) di HKm Kelurahan Marikurubu
bersama kepala dinas (Ake Guraci), Kelurahan Maliaro
kehutanan,lurah takome dan (Rubahongi) dan Kelurahan Tubo (Tunas
masyrakat takome. Muda)

5 Melakukan persentasi mahasiswa


bersama kepala KPH dikantor
KPH

6 Rapat mengenai kinerja dan


pengembangan KPH Ternate
Tidore kedepannya

26
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Hasil

6.1.1. Karakteristik Petani Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Gambaran mengenai karakteristik petani hutan kemasyarakatan (HKm)

dilakukan wawancara terhadap 6 orang responden. Data yang dikumpulkan meliputi

data identitas, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga dan

pendapatan responden.

Umur Petani Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Umur merupakan data yang sangat penting karena umur erat kaitannya dengan

perilaku seseorang misalnya kesehatan, kelahiran, pendidikan, kegiatan ekonomi dan

lain sebagainya. Karakteristik responden dari umur dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Karakteristik Responden Menurut Umur


Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
30-40 2 33,33
41-50 2 33,33
51-60 1 16,67
>61 1 16,67
Total 6 100
Sumber: Data primer diolah tahun 2019

Pendidikan Petani Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Tingkat pendidikan petani berpengaruh dalam menentukan pola pikir petani

dalam mengelola hutan kemasyarakatan (HKm) yang dimiliki sebagai upaya

27
meningkatkan usaha dalam memenuhi kebutuhan hidup. Data tingkat pendidikan

responden dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SD 1 16,67
SMP 1 16,67
SMA 4 66,6
Total 6 100
Sumber: Data primer diolah tahun 2019

6.1.2. Pendapatan Rumah Tangga Petani

Perbedaan mata pencaharian akan menyebabkan perbedaan jumlah pendapatan

pada masing-masing responden. Pendapatan ini dihitung dalam jangka waktu satu

tahun terakhir dari perolehan pekerjaan responden baik dari hasil hutan

kemasyarakatan (HKm) maupun dari hasil non hutan kemasyarakatan (HKm). Data

penghasilan responden dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3 Pendapatan Seluruh Responden


Sumber Pendapatan Rata-rata Pendapatan
Pendapatan (Rp/thn) (Rp/thn)
Hutan Kemasyarakatan 74.100.000 24.700.000
- Kayu - -
- Perkebunan 60.250.000 15.000.000
- Pertanian 13.850.000 4.616.000
Non Hutan Kemasyarakatan 70.000.000 23.000.000
- PNS 6.000.000 500.000
- Dagang 64.000.000 5.000.000
- Ojek - -
Total 144,100.000 72.816.000
Sumber: Data primer diolah tahun 2019

6.1.3. Kontribusi Hutan Kemasyarakatan (HKm) terhadap Pendapatan Petani

28
Kontribusi dihitung melalui pendapatan dari hasil hutan kemasyarakatan

(HKm) yang berasal dari perkebunan dan pertanian. Sedangkan pendapatan non hutan

kemasyarakatan (HKm) berasal dari PNS dan dagang. Untuk itu lebih jelasnya

besarnya kontribusi hutan kemasyarakatan (HKm) dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4 Kontribusi hutan kemasyarakatan (Hkm) terhadap Pendapatan Petani


Sumber Jumlah Pendapatan Persentase Kontribusi
Pendapatan (Rp) (%)
Pendapatan Perkebunan 60,250,000 43,48 %
Pendapatan Pertanian 13,850,000 9,99 %
Pendapatan Non Pertanian 64,500,000 46,53 %
Total 138.600.000 100
Sumber: Data primer diolah tahun 2019

29
6.2. Pembahasan

6.2.1. Karakteristik Petani Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Umur Petani Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Dari Tabel 6.1 dapat diketahui bahwa umur responden adalah sebesar 33,33%

untuk umur 30-40 tahun, untuk umur 41-50 , sebesar 33,33% untuk umur 51-60

sebes16,67 % dan untuk umur >61 tahun sebesar 16,67 %. Berdasarkan tabel diatas

dapat diketahui bahwa kegiatan pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) paling

banyak dilakukan oleh petani berusia produktif. Hal ini menunjukkan dalam keadaan

usia petani yang masih produktif, maka kemampuan pengelolaan hutan

kemasyarakatan (HKm) semakin baik karena kemampuan tenaga lebih maksimal

dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Pendidikan Petani Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Berdasarkan Tabel 6.2 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang dicapai

responden adalah sebesar 16,67% untuk tamat SD, sebesar 16,67% untuk SMP dan

untuk tamatan SMA sebesar 66,67% Secara umum responden memiliki tingkat

pendidikan hanya tamat SMA, hal ini disebabkan bahwa rendahnya tingkat

pendidikan disebabkan karena untuk menjangkau pendidikan yang lebih tinggi

memerlukan biaya yang besar. Tingkat pendidikan yang masih rendah menyebabkan

keterbatasan kemampuan sehingga kebanyakan usaha yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan melanjutkan usaha orang tuanya yaitu

menjadi petani hutan kemasyarakatan (HKm).

30
6.2.2. Pendapatan Rumah Tangga Petani

Pendapatan dari hutan kemasyarakatan (HKm) diperoleh dari hasil penjualan

tanaman perkebunan dan pertanian yang ada di lahan milik petani, sedangkan untuk

pendapatan non hutan kemasyarakatan (HKm) diperoleh dari gaji PNS, dan dagang.

Berdasarkan Tabel 6.3 dapat diketahui bahwa pendapatan hutan kemasyarakatan

(HKm) dibagi menjadi pendapatan dari tanaman perkebunan dan tanaman pertanian.

Tanaman kehutanan juga terdapat dalam kawasan hutan kemasyarakatan (HKm)

tetapi masyarakat tidak memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,

masyarakat hanya menggunakan tanaman kehutanan sebagai naungan atau pagar

pembatas.

Tanaman perkebunan menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan

pendapatan dari pertanian. Sedangkan untuk pendapatan dari hutan kemasyarakatan

(HKm) lebih besar dari pada pendapatan non hutan kemasyarakatan (HKm). Hal ini

dikarenakan responden mayoritas bekerja sebagai petani hutan kemasyarakatan

(HKm) dan mengusahakan komoditi di hutan kemasyarakatan (HKm) untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Rata-rata total pendapatan petani dari hutan

kemasyarakatan (HKm) yaitu sebesar Rp 24.700.000 sedangkan non hutan

kemasyarakatan (HKm) sebesar Rp 23.000.000

6.2.3. Kontribusi Hutan Kemasyarakatan (HKm) terhadap Pendapatan Petani

Berdasarkan Tabel 6.4 diatas dapat disimpulkan bahwa hutan kemasyarakatan

(HKm) memberkan kontribusi dari tanaman perkebunan 8,38% dari tanaman

pertanian total keseluruhan 1,93%. Sedangkan hasil dari pendapatan non hutan

31
kemasyarakatan (HKm) memberikan kontribusi sebesar 89,69%. Hal ini

menunjukkan bahwa pendapatan responden mencukupi untuk membiayai kebutuhan

sehari-hari. Hasil non hutan kemasyarakatan (HKm) memberikan kontribusi lebih

besar dari Perkebunan dan Pertanian disebabkan karena banyak responden yang

melakukan usaha dagang minyak cengkeh yang di ambil dari Hutan Kemasyarakatan

(HKm). Kontribusi yang besar memberikan dampak yang positif baik bagi aspek

ekonomi, ekologi maupun sosial.

32
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Besar kontribusi dari hutan kemasyarakatan (HKm) terhadap pendapatan rumah

tangga petani adalah 53,47%. Hal ini menunjukkan bahwa hutan kemasyarakatan

(HKm) merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang cukup

besar, jadi hutan kemasyarakatan (HKm) ini sangat cocok untuk dikembangkan di

Kelurahan Tubo Kecamatan Ternate Utara.

7.2. Saran

Perlu adanya peningkatan produksi, penguasaan terhadap informasi pasar,

skala usaha, distribusi produk dari hutan kemasyarakatan (HKm) dan kualitas SDM

petani dalam pengelolaan komoditi di hutan kemasyarakatan (HKm) Kelurahan Tubo

memberikan manfaat yang besar bagi pendapatan petani hutan tersebut, sehingga

nantinya mampu memberikan nilai tambah terhadap kesejahteraan keluarga petani.

33
DAFTAR PUSTAKA

Awang SA. 1994. Studi kemiskinan di desa sekitar hutan dan upaya pengentasannya.
Buletin MR 1: 21-30
Awang SA. 2004. Dekonstruksi sosial forestry: Reposisi masyarakat dan keadilan
lingkungan. BIGRAF Publishing, Yogyakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 1995. Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Penduduk
Indonesia. Menurut Provinsi Dan Kabupaten Atau Kotamadya Seri No. I.
CIFOR. 2012. Warta kebijakan. Buku. CIFOR. Bogor. 6 hlm.
Djamhuri, TL. 2008. Community participation in a social forestry program in Central
Java, Indonesia: The effect of incentive structure and social capital.
Agroforestry Systems 74:83-96.
Hakim, I. 2010. Social Forestry Menuju Restorasi Pembangunan
KehutananBerkelanjutan. Buku. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perubahan Iklim danKebijakan. Bogor. 141 hlm.
Hasibuan, S. P. M. 2009. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Buku.
BumiAksara. Jakarta. 262 hlm.
Hernanto. F. 1989. Ilmu Usahatani.Penebar Swadaya,Jakarta.
Hernanto, F.1991.Ilmu Usahatani. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kartasubrata, J. 1986. Partisipasi rakyat Dalam Pengelolaan Hutan Di Jawa.Disertasi
Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial.
Purwoko, A. 2002. Kajian Akademis Hutan Kemasyarakatan. Buku. USU
DigitalLibrary. Medan. 9 hlm.
Qurniati R, Marlica TA, Haryono D, 2013. Agroforestry Composition And Its
Contribution Household Income In Pesawaran Indah Village District
Pesawaran Lampung. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 1 (1):55–64
Sajogyo. 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Buku. Yayasan OborIndonesia.
Jakarta. 299 p.
Santoso, H. 2011. Hutan kemasyarakatan dan hutan desa tafsir setengah
hatipengelolaan hutan berbasis masyarakat versi Kementrian Kehutanan RI.
JurnalKehutanan Masyarakat. 3 (1) : 53—60.

34
Sepsiaji, Dhonawan dan Fuadi, Firman. 2004. HKm Meretas Jalan. PustakaPelajar.
Yogyakarta.
Steinlin, H. 1988. Menuju Kelestarian hutan. Seri Studi Pertanian Kerjasama Jerman
dan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999. Tentang Kehutanan.

35
Lampiran 1. Peta Kawasan Hkm Di Kelurahan Tubo

36
37
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN

DATA UMUM RESPONDEN

Hari/Tanggal :

1. No kode responden :

2. Nama responden :

3. Kecamatan :

4. Kelurahan :

5. Jenis kelamin : ( L/W )*

6. Umur : …………………… tahun

7. Agama :

8. Pendidikan terakhir :

9. Jumlah anggota keluarga : …………………… orang

…………………… orang (anak)

10. Jumlah anggota keluarga yang masih sekolah : ……………… orang

11. Pekerjaan pokok :

12. Pekerjaan sampingan :

Jumlah pohon pala dan cengkeh yang dimiliki : …………………....…….. pohon

Jumlah pohon selain pala dan cengkeh yang dimiliki : ( jenis dan jumlah )

………………………… , ……………………. pohon

………………………… , ……………………. pohon

38
13. Keikutsertaan dalam program kelompok tani hutan : ( Ya/Tidak ) *

14. Usaha pertanian yang dilakukan :

15. Usaha peternakan yang dilakukan :

16. Usaha dagang yang dilakukan :

Keterangan * : coret yang tidak perlu

JUMLAH DAN SUMBER PENDAPATAN PETANI HUTAN

1. Nama responden :

Pendapatan dari kayu pada hutan kemasyarakatan:

Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

Kayu yang dijual dalam bentuk : ( kayu bakar / pohon utuh / sortimen* / lainnya,
sebutkan : ………………………………………………………)

Jumlah kayu yang dijual :

a. : ……………………………( pohon / m3 / batang )*

b. : ……………………………( pohon / m3 / batang )*

c. : ……………………………( pohon / m3 / batang )*

d. : ……………………………( pohon / m3 / batang )*

3. Tanaman pertanian/palawija dari hutan kemasyarakatan:

Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

39
Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

Hasil pertanian/palawija dijual : (per kg / perkarung)*

Jumlah hasil tanaman pertanian/palawija yang dijual pertahun :

: Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

: Rp..………………………. (perbulan/pertahun)*

Peternak : (jumlah ternak yang dimiliki)

Sapi: ………………… ekor

Kambing: ………………… ekor

Kerbau: ………………… ekor

Ayam: ………………… ekor

Budidaya ikan: ………………… ekor

Pendapatan dari usaha peternakan : Rp………………(perbulan/pertahun)*

Perdagang (jual beli pakaian, tanah, motor, makanan olahan dari tanaman
pertanian/palawija, kerajinan tangan atau usaha lainnya, sebutkan) :

Jenis usaha : …………………………………………………………………….

Pendapatan : …………...………………………………….. (perbulan/pertahun)

4. Lain-lain (upah/gaji sebagai pegawai negeri/swasta/buruh, dll)* :

Rp…………………………………………………………………..…(perbulan)

lampiran 3. dokumentasi kegiatan PKL

40
Pemasangan Perlengkapan Persiapan Launching Ekowisata Gamalama

Launching Ekowisata Gamalama

Penanaman Pohon

41
Pengambilan Titik Koodinat Kebakaran Hutan Di Kelurahan Tubo

Dokumentasi Wawancara Bersama Responden Petani Di Kelurahan Tubo

Lampiran 4. Jurnal KegiatanLaporan Lraktek Kerja Lapang (PKL)

Hari ke : 01
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Sabtu 31 11..00 WIT – selesai 1. Pembekalan praktek kerja lapang
Agustus 1. Fakultas Pertanian (PKL)
2019 Universitas Khairun

Hari ke : 02

42
N
Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
o
1. Senin, 02 08.00 WIT 1. Serah terima peserta magang secara
September 1. Kantor UPT KPH simbolis oleh Kepala KPH dan
2019 Ternate Tidore dosen pembimbing lapangan (DPL)
2. perkenalkan nama dengan pegawai
KPH Ternate – Tidore
3. diskusi mengenai dengan judul
magang masing masing dengan
kepala seksi perencanaan dan
pemanfaatan
4. buat jurnal masing masing
mahasiswa
5. pemasangan baliho dll untuk
persiapan lounching ekowisata
gamalama di danau tolire

Hari ke : 03
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Rabu, 03 08.30-11.00 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. pergi ke danau tolire untuk louching
2019 Ternate Tidore ekowisata

43
Hari ke : 04
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Rabu, 04 08.00 WIT - selesai 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Searching contoh kuisioner
2019 Ternate Tidore penelitian
3. Diskusi bersama staf penyuluh KPH
mengenai kelompok tani hutan

Hari ke : 05
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Kamis, 05 08.30-12.00 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Mengikuti seminar sosialisasi
2019 Ternate Tidore kegiatan RHL oleh BPDAS-HL Ake
15.15 WIT Malamo
2. BAPEDAS HL Ake
Malamo

Hari ke : 06
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Jumat, 06 08.30-12.00 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Berkunjung ke kelompok tani hutan
2019 Ternate Tidore Tunas Muda
16.20 WIT - selesai
2. Kelurahan Tubo

Hari ke : 07
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Senin, 09 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Disposisi surat masuk dan surat
2019 Ternate Tidore keluar

Hari ke : 08
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Selasa, 10 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Mengikuti seminar sosialisasi
2019 Ternate Tidore pelaksanaan RHL Tahun 2019
14.56 WIT – selesai (Permen LHK P. 105 Tahun 2018,
2. Hotel Grand Dafam GNPDAS dan Perencanaan Tahun
2020)

44
Hari ke : 09
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Rabu, 11 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Mengunjungi Kelompok Tani
2019 Ternate Tidore Hutan (KTH) Ake Guraci,
14.00 WIT-selesai Rubahongi dan Tunas Muda
2. Kelurahan,Maliaro,
Kelurahan,Marikurub
u dan Kelurahan Tubo

Hari ke : 10
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Kamis, 12 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Membuat surat antisipasi kebakaran
2019 Ternate Tidore hutan
3. Menulis no surat dan cap serta
mengisi ke dalam amplop

Hari ke : 11
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Jumat, 13 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Pengantaran surat peringatan
2019 Ternate Tidore karhutla di setiap kelurahan yang
berhutan

Hari ke : 12
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Senin, 16 08.30 WIT – selesai 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Searching alat penyaring minyak
2019 Ternate Tidore pala
3. Menulis daftar harga alat pembuatan
sirup dan manisan pala

Hari ke : 13
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Selasa,17 08.30 WIT - selesai 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Menulis daftar harga peralatan
2019 Ternate Tidore outbond (paket flying fox)
3. Menulis riwayat pegawai KPH

45
4. Memasang stiker pada produk sirup
dan manisan pala kelompok tani
hutan

Hari ke : 14
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Rabu,18 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. berkunjung ke kelompok tani tunas
2019 Ternate Tidore muda
15.06 WIT – selesai

Hari ke : 15
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Kamis, 19 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September 1. Kantor UPT KPH 2. Berkunjung ke danau tolire dan
2019 Ternate Tidore kelompok tanihutan ake taduma
11.27 WIT - selesai
2. Kelurahan Takome

Hari ke : 16
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Jumat, 20 08.30 WIT 1. Mengikuti apel pagi
September  2019 1. Kantor UPT KPH 2. Survei Lokasi kebekaran
Ternate Tidore 3. pengambilan titik koordinat
10.00 WIT - selesai kebakaran
2. Kel.Tubo

Hari ke : 17
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Senin, 23 08.30 WIT - selesai 1. Mengikuti apel pagi
September  2019 1. Kantor UPT KPH 2. Rapat mengenai kegiatan di Sofifi
Ternate Tidore (kepegawaian), kegiatan patroli
pengamanan hutan (teknis
pelaksanaan) dan kinerja KPH
serta PSKL

Hari ke : 18

46
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Selasa,23 09.00 WIT – selesai 1. Melakukan pengambilan data
September 2019 1. Kelurahan Tongole penelitian laporan magang
10.06 WIT - selesai 2. Belajar pemetaan (penggunaan
2. Kantor UPT KPH software Arcgis 10.1)
Ternate Tidore

Hari ke : 19
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Rabu,24 08.30 WIT – selesai 1. Mengikuti apel pagi
Maret 2019 1. Kantor UPT KPH 2. Belajar pemetaan (penggunaan
Ternate Tidore software Arcgis 10.1)

Hari ke : 20
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Kamis,25 09.35 WIT – selesai 1. Berkunjung Ke lurah Takoeme
September  2019 1. Tempat wisata 2.Berkunjung ke danau tolire
danau Tolire pemantauan wisata

Hari ke : 23
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Selasa, 26 15.30 WIT – selesai 1. Pertemuan dengan lurah
Maret 2019 1. Kelurahan Sulamadah Sulamadaha terkait dengan
a penebangan liar di areal HL

Hari ke : 24

47
No Hari/Tgl Waktu/Tempat Kegiatan
1. Rabu,27 16.00 WIT – selesai 1. Membuat kuisioner penelitian
September 2019 1. Kelurahan Tubo 2. Melakukan pengambilan data
penelitian

Mengetahui :
Supervisor

Ibrahim Tuhuteru, S.Hut., M.Si


NIP. 197102202002121011

48

Anda mungkin juga menyukai