Anda di halaman 1dari 6

Laporan:

Analisis perkembangan bahasa, menyimak cerita, berbicara, menulis dan membaca gambar pada anak
usia 3 – 6 tahun di TK Sakinah Maitara

Di susun :

Nama : Mutmaina Syahbudin

NPM : 03332011006

Mata Kuliah : Bahasa AUD

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2021 /2022
A. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini karena bahasa
merupakan sarana untuk berkomunikasi sehingga anak dapat mengekspresikan ide, pikiran, dan
perasaannya kepada orang lain. Bahasa juga merupakan kemampuan dasar seorang anak untuk dapat
meningkatkan kemampuan yang lain. Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi dalam empat aspek
yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, kemampuan menyimak
merupakan kemampuan paling awal sebelum anak bisa berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena
itu, kemampuan menyimak sangat penting dalam aspek perkembangan bahasa. Apabila anak terbiasa
menyimak hal-hal yang baik dan positif, maka anak akan mendapatkan berbagai informasi sehingga
memudahkan untuk mengembangkan aspek-aspek bahasa yang lainnya seperti berbicara, membaca dan
menulis.

1. Latar Belakang Masalah

Hasil kajian Ramkin (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 22) menunjukkan bahwa 45% waktu anak
digunakan untuk menyimak. Setelah itu 30% anak digunakan untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan
16% untuk menulis. Dari kajian tersebut menunjukkan bahwa menyimak berfungsi sentral dalam
kehidupan anak. Menyimak merupakan aktivitas yang sangat mendasar untuk dapat memiliki banyak
pengetahuan. Anak dapat berbahasa dengan baik apabila memiliki kemampuan menyimak yang baik.
Kemampuan menyimak perlu distimulasi sejak dini agar perkembangan bahasa anak berkembang secara
optimal sebagai modal untuk mengembangkan aspek perkembangan yang lain.Sebagian besar waktu
simak anak digunakan untuk menyimak cerita. Menurut Scott Russel Sanders (Tadkiroatun Musfiroh,
2008: 22) ada beberapa alasan penting mengapa anak perlu menyimak cerita. Salah satunya karena
menyimak cerita merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi anak. Anak dapat lebih bergairah untuk
belajar karena pada dasarnya anak senang mendengarkan cerita. Anak juga dapat memperoleh informasi
melalui cerita. Selain itu anak dapat memperoleh, mempelajari, dan menyikapi persoalan kehidupan
manusia melalui cerita. Bercerita merupakan metode yang sesuai dengan karakteristik anak Taman
Kanak-kanak. Menurut Moeslichatun (Bachtiar S Bachri, 2005: 10) bercerita merupakan salah satu
pemberian pengalaman belajar bagi anak yang disampaikan secara lisan.

Bercerita juga dapat mengembangkan kemampuan berbahasa melalui pendengaran kemudian


menceritakannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak untuk menyampaikan ide dalam
bentuk lisan. Oleh karena itu, bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintregasikan dengan
keterampilan bahasa lain, yakni berbicara, membaca, dan menulis. Ketertarikan anak dalam menyimak
cerita tidak dapat dilepaskan dari kemampuan guru dalam menyajikan cerita untuk anak. Kemampuan
guru yang menjadi tolok ukur kebermaknaan cerita. Cerita tidak akan berarti apa-apa untuk anak bahkan
untuk mendengarkannya saja mungkin tidak akan tertarik jika tidak dibantu oleh strategi guru. Misalnya,
guru memberikan improvisasi melalui tokoh dengan melakukan interaksi secara langsung dengan anak.
Dengan adanya interaksi langsung dengan anak, maka kegiatan menyimak tidak akan monoton dan akan
memudahkan anak untuk memahami isi cerita. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam
kegiatan menyimak di TK Sakinah Maitara, kemampuan anak dalam menyimak belum berkembang
secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada saat menyimak cerita, anak terlihat tidak tertarik pada cerita
yang disampaikan oleh guru.

Anak cenderung membagi perhatiannya pada kegiatan lain yang lebih menarik. Anak lebih memilih
berbicara sendiri bahkan beberapa anak terlihat asyik ngobrol dengan teman disampingnya dan tidak
mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru. Masih banyak ditemukan anak yang belum bisa
menjawab pertanyaan guru terkait dengan cerita. Anak masih kesulitan menceritakan kembali isi cerita.
Pada saat bercerita, guru belum menguasai teknik-teknik yang dapat digunakan untuk menghidupkan
suasana bercerita. Guru bercerita seperti menasehati atau memberikan informasi kepada anak. Faktor
penyebab lain adalah keterbatasan alat peraga yang digunakan dalam kegiatan menyimak. Pada
kenyataannya, di TK tersebut berbagai macam alat peraga yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
bercerita. Guru tidak pernah menggunakan alat peraga sehingga cerita kurang menarik dan
menyenangkan untuk anak. Dengan demikian dalam kegiatan menyimak untuk anak usia dini, guru dapat
menggunakan cerita sehingga kemampuan menyimak akan berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Berdasarkan paparan di atas cukup beralasan jika penelitian ini dilakukan di TK
Sakinah Maitara.

2. Identifikasi masalah :
“Bagaimana proses peningkatan kemampuan menyimak cerita, menulis, dan membaca gambar pada
anak usia 3-6 tahun?”
3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menyimak
cerita, menulis, membaca gambar dan membaca gambar pada anak usia 3-6 tahun.
4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Bagi Anak
Penelitian ini berguna untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita, menulis,
membaca gambar dan membaca sehingga perkembangan bahasa anak berkembang secara
optimal, sebagai modal untuk mengembangkan aspek perkembangan yang lain.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki proses dan hasil
pembelajaran yang dilakukan selama ini, khususnya dalam meningkatkan kemampuan menyimak
cerita, menulis, membaca gambar.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita,
menulis, membaca gambar dan membaca.
d. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengalaman pembelajaran
melalui cerita dengan menyimak cerita, menulis, membaca gambar pada anak TK Sakinah
Maitara.
B. PEMBAHASAN
Bahasa (language) dan bicara (speech) adalah dua hal yang tidak dapat dilepaskan antara satu
dengan yang lain, karena bahasa mencakup setiap bentuk komunikasi yang muncul akibat pikiran dan
perasaan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain (Hurlock, 1988). Dalam bahasa tersebut,
diperlukan penggunaan tanda-tanda atau simbol ke dalam sebuah aturan bahasa yang berada dalam
struktur aturan tertentu. Anak akan mengerti ungkapan seseorang karena melalui perbendaharaan kata
yang disampaikan. Akan tetapi, apabila tidak memiliki sejumlah perbendaraan kata atau kosa kata
yang akan digunakan sebagai komponen dalam berbicara, anak akan sulit untuk berbicara atau
berkata-kata. Dengan demikian, meskipun sarana lain untuk berbicara terpenuhi, jika tidak memiliki
kosakata, seseorang anak akan kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain (Tarmansyah,
1966). Jadi, bahasa tidak sama dengan bicara. Pada awalnya anak belajar berbicara, agar ia dapat
memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan muncul pada saat anak mulai
menggunakan kata-kata yang diperlukannya. Anak akan lancar berbicara jika anak sudah memiliki
kesiapan berbicara. Ada dua proses yang menentukan kesiapan anak dalam berbicara. Kedua hal
tersebut adalah (i). perkembangan kognitif dan (ii). Perkembangan bahasa (Dworetzky,1990).
Dengan banyaknya anak menyimak cerita maka akan banyak pula perbendaharaan kosa kata yang
dimiliki oleh anak. Dengan banyaknya perbendaharaan kosa kata pada anak maka anak akan dengan
mudah untuk berkomunikasi dan bercerita kepada orang lain karena jika anak tidak memiliki kosa
kata untuk berbicara maka akan sulit bagi anak untuk mengutarakan apa yang ia rasakan dan pikirkan.
Sehingga cenderung anak ini akan berdiam diri dan sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Oleh sebab itu, hubungan bahasa, berbicara dan bercerita ini sangat berkaitan dalam proses
perkembangan bahasa AUD.
Kemampuan Menyimak Kemampuan menyimak merupakan kemampuan untuk mendengarkan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk menangkap isi dan memahami
pesan yang telah disampaikan secara lisan dengan tepat, benar, dan lengkap. Kemampuan menyimak
yang ditunjukkan oleh anak usia 3-6 tahun salah satunya yaitu, anak senang dan mampu mendengar
cerita panjang kemudian mengidentifikasi karakter cerita tersebut. Tujuan, tingkat pemahaman,
pengalaman, dan strategi anak dalam memonitor pemahaman mereka terhadap informasi yang
disampaikan. Anak yang memiliki pemahaman dan pengalaman, tentunya memiliki kemampuan yang
lebih efektif dibandingkan anak yang memiliki keterbatasan pengalaman dalam menyimak. Anak
yang aktif dalam menyimak akan mampu memonitor pemahaman mereka dengan cara mengasosiakan
informasi baru dengan informasi yang mereka terima sebelumnya.
C. PENUTUP
a. Kesimpulan
Berbahasa tidak dapat dipisahkan dengan berbicara dan berpikir. Secara tidak disadari,
ketika orang berbicara selalu menggunakan pengetahuan bahasa dan pikirannya. Tanpa hal
tersebut, ungkapan yang terlahir adalah ucapan yang berada di luar pemikirannya atau bahkan
ucapan yang salah. Bentuk kesalahan dalam berbicara pada anak mempunyai latar belakang dan
alasan yang tidak selalu sarna antara anak yang satu dengan anak yang lain. Hal tersebut
diakibatkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari luar dan dari dalam diri anak. Dari mana pun
asalnya faktor tersebut, guru sebagai orang yang berada di lingkungan anak ketika anak disekolah
hendaklah mampu dan mau menjadi pengarah, pembimbing, penyejuk, dan model bagi anak, agar
mereka mampu dan terampil menyimak cerita, berbicara, menulis, membaca gambar dengan
kemampuan bahasanya. Pengembangan berbahasa pada AUD di sekolah, lebih ditujukan pada:
a) Kesanggupan dalam menyampaikan pikiran kepada orang lain
b) Mengembangkan perbendaharaan kata
c) Menangka pembicaraan orang lain, dan
d) Keberanian untuk mengemukakan pendapat.

Agar pengembangan bahasa ini dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai, Maka
guru hendaklah pandai dalam memilih teknik pembelajaran yang relatif dan sesuai untuk anak.
Metode yang dapat diterapkan adalah bercerita. Dengan pemilihan metode yang tepat, diharapkan
anak akan mampu berbahasa secara alamiah.

b. Saran
Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menyimak cerita, berbicara, menulis dan
membaca gambar maka seorang guru hendaklah memiliki pengetahuan tentang perkembangan
bahasa anak, dan metode pengembangan bahasa anak.

Anda mungkin juga menyukai