Anda di halaman 1dari 14

Melatih Cara Berbahasa Anak

Dalam Permainan HUKABEN


(Huruf, Kata, dan Bentuk)
Nama Peneliti:
● ALVIRA MUTIARA CHAIRUNISA
● AULIYA MUGHNIY

Bidang Penelitian:
Ilmu Sosial dan Humaniora

Jenjang:
MA

Nama Pembimbing:
WINDA SRIANA S.Pd
Latar Belakang
Zaman sekarang ini bahasa kasar tidak hanya digunakan ketika sedang marah, namun banyak digunakan
untuk bahasa sehari-hari. Penyebab dari pengucapan bahasa kasar antara lain, pengaruh dari lingkungan
sekitar, pergaulan teman yang lebih dewasa maupun sepantara, pengaruh Sosial Media dan pengetahuan
bahasa yang lemah. Cara didikan keluarga juga bisa menimbulkan permulaan tingkah laku anak-anak
menggunakan bahasa kasar dalam pergaulan mereka.
Dampak yang ditimbulkan juga sangat buruk yakni, bahasa menjadi rusak, kualitas bahasa menurun, dan
dapat menyakiti perasaan orang lain. Karena itu peran orang tua juga penting bagi perkembangan
berbahasa anak sejak dini. Misalnya, mengenalkan kata sapaan yang baik dan benar, melatih pengucapan
kalimat pendek atau sederhana dan mengajak anak berbicara.
kami namakan dengan ORIGAMI HUKABEN. HUKABEN adalah singkatan dari Huruf, Kata dan Bentuk.
Permainan ini dimainkan dengan cara membuat kata dari awalan huruf, kemudian membentuk Origami
berdasarkan kata tersebut. Dengan begitu hal ini dapat meningkatkan cara pikir, kedisiplinan, dan
berbahasa anak dalam bersosialisasi di masyarakat.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan pengetahuan bahasa pada saat ini


2. Penyebab anak-anak menggunakan bahasa kasar
3. Dampak yang ditimbulkan jika anak sering menggunakan bahasa kasar
4. Peran orang tua dalam perkembangan bahasa anak
5. Peran permainan origami HUKABEN dalam perkembangan anak
Tujuan Penelitian

01. Mengetahui keadaan pengetahuan bahasa anak saat ini

02. Melatih cara pikir dan pengucapan bahasa pada anak

03. Membuat permainan origami HUKABEN


Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan cara pikir, kedisiplinan dan


pengucapan tata bahasa pada anak.
2. Melatih diri untuk bersosialisasi dimasyarakat.
Kajian Teori

Anak-anak adalah manusia muda dalam umur, muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya mudah
terpengaruh oleh keadaan sekitar. Perkembangan anak berdasarkan kepekaan anak terhadap benda-
benda dan pengucapan-pengucapan bahasa. Periode kehidupan anak-anak terjadi pada usia nol sampai 6
tahun. Pada usia nol sampai 3 tahun anak-anak menunjukkan perkembangan mental yang sulit
dipengaruhi orang dewasa. Anak-anak pada usia ini mengalami kepekaan yang kuat terhadap keteraturan,
misalnya ketika melihat suatu barang menarik di suatu tempat maka akan mengambil benda tersebut dan
memainkannya. Contoh yang lain dapat kita lihat ketika orang dewasa mengatakan suatu hal yang belum
didengar anak-anak dan mereka berusaha menirunya. Untuk itu pendidikan berbahasa dengan baik dan
benar sangat diperlukan bagi perkembangan otak dan perilaku anak. Maka penelitian kali ini kami
fokuskan tentang pendidikan berbahasa anak sebagai media strategis untuk melatih cara berbahasa dalam
bersosialisasi anak sejak dini dan dapat membina dan mengarahkan anak supaya menggunakan tata
bahasa dengan baik dan benar.
Tinjauan Pustaka
1. Hasil penelitian dari Tadkiroatun Musfiroh yang berjudul “Bermain Untuk Pengembangan Aspek
Bahasa dan Motorik”. Dalam penelitiannya menjelaskan bermain menyediakan ruang dan waktu bagi
anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka saling berbicara, mengeluarkan pendapat,
bernegosiasi, dan menemukan jalan tengah bagi setiap persoalan yang muncul.
2. Hasil penelitian dari Siti Nurrohmah yang berjudul “Perkembangan Kemampuan Berbahasa Melalui
Permainan Kartu Bergambar di Taman Kanak-Kanak” Aisyiyah Bustanul Athfal Basin 1 pada anak
kelompok A Kebonarum Klaten tahun ajaran (2013-2014). Dalam penelitiannya menyebut bahwa
permainan dengan menggunakan kartu bergambar dapat mempermudah dan mempercepat
pemahaman anak terhadap pesan yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih
menarik perhatian anak, pembuatannya mudah dan harga murah, mudah dibawa kemana-mana, dan
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3. Hasil penelitian dari Purwantini yang berjudul “Penerapan Metode Permainan ABC Untuk
Meningkatkan Perkembangan Anak Bahasa Anak di TK NEGERI PEMBINA NGANJUK”. Dalam
penelitiannya dengan menggunakan metode permainan ABC dalam mengikuti belajar, minat anak
dalam mengikuti pembelajaran meningkatkan walaupun masih agak lambat.
Metode Yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk mengtahui
keadaan pengetahuan berbahasa anak didalam ruang lingkup sosial.

Subjek Penelitian
Anak-anak di Desa Bangun Rejo, dusun 7, jalan Sederhana Gang Rasmi.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ini dilakukan penulis untuk memperoleh gambaran keadaan
berbahasa anak. Dalam melakukan observasi, penulis mengamati secara
langsung kegiatan yang mereka lakukan.
2.Dokumentasi
Dengan adanya dokumentasi dapat mempermudah dalam mengumpulkan
data dan mendalami semua bahan-bahan dan keterangan yang ada mengenai
keadaan berbahasa anak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat bantu
berupa alat tulis, dan kamera.
Rencana Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis guna mencapai hasil yang
maksimal. Kemudian data yang sudah diperoleh akan dianalisis kembali
dengan cara kualitatif (disusun sesuai dengan kategori masing-masing).
Kemudian melakukan penganalisaan hubungan dari setiap bagian yang telah
disusun agar mempermudah saat mendeskripsikannya. Kesimpulan diambil
dari hasil analisa data dan telaah pustaka yang disesuaikan dengan tujuan.
 
Dokumentasi
Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan kemampuan berbahasa
anak di Desa Bangun Rejo, dusun 7, jalan Sederhana Gang Rasmi yang
dilakukan dengan menggunakan permainan HUKABEN. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa kondisi awal kemampuan
berbahasa anak di Desa Bangun Rejo, dusun 7, jalan Sederhana Gang Rasmi,
masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari 5 anak, hanya 2 anak yang memiliki
kemampuan berbahasa dengan baik, sedangkan 3 anak lainnya belum memiliki
kemampuan berbahasa yang baik. Rendahnya kemampuan berbahasa anak
tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya pembicaraan
anak dengan orang tua, komunikasi yang kurang hangat antara orang tua dan
anak, serta pengaruh dari lingkungan.
Daftar Pustaka
Edi Suyanto. 2016. Bahasa Cermin Cara Berpikir dan Bernalar. Yogyakarta: Graha Ilmu

Erni Rahma Wardani. 2019. Sarkasme dalam Berbahasa Pada Kehidupan Sehari-hari di Wilayah
Kabupaten Kendal, http://lib.unnces.ac.id/33784/1/2111412021_Optimized.pdf, diakses pada 26
Januari 2023.

Musfiroh, Tadkiroantun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta:
Direktorat Jendral Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
 
Yudithia Dianputra. 2021. Faktor Penyebab Masalah Perkembangan Bahasa Pada Anak dan
Pencegahannya,
http://yd.blog.um.ac.id/faktor-penyebab-masalah-perkembangan-bahasa-pada-anak-dan-pencega
hannya/
, diakses pada 26 Januari 2023.

Anda mungkin juga menyukai