Anda di halaman 1dari 17

Dampak Perceraian

terhadap Psikis Anak


di Desa Buntu
Bedimbar
Disusun Oleh :
Nama : Dhini Nabila Putri
1
: Nur Dewi Juliani
2
Pembimbing : Winda Sriana, S.Pd.
Bidang Penelitian : Ilmu Sosial dan Humaniora 3

Kelas : XI IPS II 4
Latar Belakang
Peranan orang tua sangat di butuhkan apa lagi di masa Pubertas anak yang rasa
ingin tahunya luas. banyak di antara mereka yang menjadikan Perceraian orang tua
sebagai alasan dan penyebab kenakalan yang mereka perbuat. Anak dari keluarga
yang bercerai cenderung memiliki masalah dengan sekolah seperti Prestasi remaja
yang buruk, menjadi anak nakal, agresif, suka berkata dan berbuat kasar,
berbohong, serta berkelahi dengan teman.
Bahkan beresiko dalam penggunaan Narkoba dan sebagainya.
Kondisi mental yang buruk semakin diperburuk dengan pandangan masyarakat,
seharusnya kita (masyarakat) tidak menghakimi mereka, dan sebaiknya memberi
dukungan dan perhatian yang lebih serta menjaganya agar tidak terjerumus semakin
dalam, membuatnya merasa dicintai, disayangi, dan mendapat tempat di
masyarakat.
Rumusan Masalah
1. Dampak apa saja yang timbul akibat Perceraian orang tua terhadap Psikis
Anak?
2. Apa saja Peranan Masyarakat dalam Menyikapi Kenakalan Remaja? 1
3. Tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk Membantu anak korban
perceraian?
2
3
4
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui alasan dibalik kenakalan remaja.
2. Mengetahui cara yang tepat dalam menyikapi anak korban
perceraian. 1
2
3
4
Manfaat Penelitian

1. Menyadarkan para Orang tua akan pentingnya menjaga hubungan


yang baik dengan anak-anak mereka. 1
2. Menyadarkan Masyarakat bagaimana seharusnya mereka
memperlakukan anak-anak (yang orang tuanya bercerai)
3. Memberi tahu Remaja tentang bagaimana seharusnya mereka 2
bertindak.
3
4
Kajian Teori
1. Apa itu Perceraian?
Perceraian merupakan putusnya ikatan dalam hubungan suami istri
dan Perceraian dipahami sebagai akhir dari pernikahan antara
suami istri yang kemudian hidup terpisah dan diakui secara sah
berdasarkan hukum yang berlaku.
2. Penyebab Perceraian?
• Menikah di usia muda.
• Kesulitan ekonomi.
• Kekerasan dalam rumah tangga.
• Reanggangnya hubungan antara Menantu dan Mertua.
3. Dampak Perceraian pada Anak?
• Kurangnya kasih sayang dan perhatian.
• Depresi hingga dapat menyebabkan Bunuh diri.
• Putus Sekolah.
• Bekerja di usia Sekolah.
• Terjerumus kedalam Pergaulan bebas.
Tinjauan Pustaka
1. Hasil penelitian dari Nabila Veronika dan kawan-kawan yang berjudul ”Dampak
Perceraian Terhadap Psikologi Anak“ dalam penelitiannya berisi deskripsi pengertian
pernikahan dan tujuan pernikahan, mendeskripsikan penyebab perceraian, mendeskripsikan
perubahan perilaku anak setelah perceraian, mendeskripsikan peranan dan tugas orang tua
sebagai pengasuh utama anak
2. Penelitian dari Wasil Sarbini, Kusuma Wulandari EUNEJ, 2014 yang berjudul ”Kondisi
Psikologi Anak dari Keluarga yang Bercerai“ dalam penelitiannya yang berisi psikologi anak
dari keluarga yang bercerai mengalami dampak negatif seperti, rendah diri terhdapa
lingkungannya, temperamen (mudah marah) serta rasa kecewa yang berkepanjangan
terhadap orang tuanya
3. Hasil penelitian dari Putri Erika Ramadhani dan Dra. Hj. Hetty Krisnani, M. Si yang
berjudul ”Analisis Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Anak Remaja“ yang berisi
perceraian tidak hanya berdampak bagi yang bersangkutan (suami-istri)
Metode Penelitian
Metode yang digunakan :
Deskriptif-kualitatif

Subjek Penelitian :
Remaja-remaja yang orang tuanya Bercerai di Desa Buntu Dedimbar.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data :


1. Metode Observasi, dilakukan untuk memperoleh informasi dan diperoleh gambaran
yang lebih jelas tentang kejadian sosial yang sukar diperoleh dengan metode lain.
2. Metode Wawancara, proses memperoleh keterangan dengan cara Tanya jawab antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai.
3. Metode Dokumentasi, yaitu untuk melengkapi data-data yang diperoleh dari wawancara
dan observasi.
Rencana Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya akan
dianalisis guna mencapai hasil yang
maksimal. Kemudian data yang sudah
diperoleh akan dianalisis kembali dengan
cara kualitatif (disusun sesuai dengan
katagori masing-masing). Kemudian
melakukan penganalisaan hubungan dari
setiap bagian yang telah disusun agar
mempermudah saat mendeskripsikannya.
Kesimpulan di ambil dari hasil analisa
data dan telaah pustaka yang di
sesuaikan dengan tujuan.
Wawancara
Peneliti : Setelah orang tua kamu Bercerai, Peneliti : Apakah Pendidikanmu
sekarang kamu tinggal dengan Ayah atau setelah orang tua kamu bercerai
Ibumu? tetap baik-baik saja?

Responden 1 : “Sekarang Aku tinggalnya Responden 1 : “Aku jadi malas ke


di rumah Nenek” sekolah”
Responden 2 : “Di rumah Ayah cuma Responden 2 : “Jarang ada yang
numpang tidur, selebihnya aku di rumah antar aku ke sekolah”
Nenek” Responden 3 : “Tetap sekolah, tapi
Responden 3 : “Tinggal sama Ibu, yang jarang dikasih uang jajan”
pergi ninggalin rumah kan Ayah”
Peneliti : Apakah Ketidakharmonisan Peneliti : Jika kondisi Rumah sedang
keluarga menjadi alasan kamu tidak baik-baik saja, apa yang
melakukan kenakalan atau sebagainya? biasanya kamu lakukan?

Responden 1 : “Iya, mungkin” Responden 1 : “Cuma bisa nangis”


Responden 2 : “Benar” Responden 2 : “Tidur atau main
Responden 3 : “Sepertinya iya” keluar rumah”
Responden 3 : “Nonton Netflix di
kamar sambil nangis”
Peneliti : Apakah kamu membenci Orang Peneliti : Apakah kamu mendukung orang
tua kamu? tua kamu yang sudah bercerai, untuk rujuk
kembali? atau Menikah lagi dengan orang
Responden 1 : “Selagi mereka masih lain?
mau nafkahin aku sebagai anaknya, aku
ga punya alasan buat benci mereka” Responden 1 : “Terserah mereka maunya
Responden 2 : “Sedikit” gimana”
Responden 3 : “Engga sama sekali ” Responden 2 : “Balikan lagi aja”
Responden 3 : “Ortu ku sekarang udah 4
kak, dan itu gak seburuk yang aku pikir”
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak yang
Sebenar-benarnya mereka rasakan, anak-anak cenderung ingin menunjukan luka,
kesedihan, serta kemarahan terhadap orang tuanya.
Mereka merasa frustasi, bingung, sedih, kecewa, dan kurang mendapatkan kasih
sayang, dan terabaikan oleh orang tuanya pasca perceraian. Anak yang orang
tuanya bercerai cenderung melakukan hal-hal yang tidak pantas sebagai cara
mendapat perhatian dari orang sekitarnya.
Beberapa anak telah mengganti posisi orang tua dengan uang,
dikarenakan para orang tua menganggap uang cukup untuk menjamin
kebahagiaan anaknya, padahal kenyataannya, hal itu hanya menjadikan
anak semakin kehilangan sosok orang tua dalam masa pertumbuhannya
sehingga saat anak itu beranjak dewasa mereka benar-benar tidak
membutuhkan figure orang tua lagi. Diantaranya juga ada orang tua yang
menganggap pilihannya adalah yang terbaik tanpa mendengar pendapat
anaknya. Bagi beberapa orang mungkin ini hal yang lumrah namun siapa
sangka hal ini menjadi masalah utama kekecewaan anak pada orang
tuanya. Setelah melakukan penelitian ini, kami berharap kedepannya para
orang tua mampu memperlakukan anak-anak mereka sebagaimana
mestinya. Dan kita sebagai calon orang tua diharapkan bisa menjadi
orang tua yang baik untuk anak generasi selanjutnya.
Dokumentasi

1
2
3
4
Daftar Pustaka
Ramadhani Erika Putri. Krisnani Hetty focus jurnal pekerjaan sosial 2019 yang Berjudul
“Analisis Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Anak Remaja”
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=dampak+perceraian+terh
adap+psikologis+anak&oq=dampak+perceraian#d=gs_qabs&t=1675130930736&u=%
23p%3DH1alfPfewlYJ

Veronica, Nabila, Azhar, Chairy, Pradana. Sugma,Ranuwaldy, Azri. Jurnal berbasis sosial
2022. yang Berjudul “Dampak Perceraian terhadap Psikologi Anak”
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=dampak
+perceraian+terhadap+psikologis+anak&oq=dampak+perceraian#d=gs
_qabs&t=1675130911506&u=%23p%3Dos7CrssrCGUJ

Aryanti yang berjudul “Dampak Perceraian Orang tua terhadap Pendidikan Anak di Desa
Gale-Gale Kecamatan Seram Utara Barat Kabupaten Maluku Tengah”, 2019.
http:))repositoey.lalambin.ac.id/979/1/BAB%201%2CIII%2CV.Pdf

Anda mungkin juga menyukai