Anda di halaman 1dari 31

Permasalahan dan Penanganan Masalah Remaja

1.

Posisi masa remaja adalah posisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, sehingga
masa remaja ini sering pula disebut sebagai masa transisi atau masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa (Monks, 1984)
Secara psikologis masa remaja dibedakan dalam dua fase usia perkembangan, yaitu :
1. Masa Puber, yaitu masa dimana remaja mulai mengenal dan berfikir serta tertarik dengan
masalah-masalah sexual yang mereka kenal dari sekitar lingkungannya.
2. Masa Adolensi. Adolensi berarti tumbuh dan berkembang (Growth and development) menuju
alam dewasa. Artinya seseorang mulai meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa dewasa
awal yang penuh dengan berbagai tugas dan tanggung jawab.
Sesuai dengan perkembangan biologisnya, pada kedua fase perkembangan tersebut di atas terjadi
4 macam perubahan fisik yang menyertai terjadinya dampak-dampak psikologis yang perlu
diwaspadai.
Keempat perubahan fisik tersebut menurut Hurlock (1990) adalah sebagai berikut :
1. Perubahan ukuran tubuh yang cepat
2. Perubahan proporsi tubuh
3. Tumbuhnya ciri-ciri seks primer
4. Tumbuhnya ciri-ciri seks sekunder
Perubahan-perubahan fisik dan seksual pada masa remaja mempunyai dampak psikologis yang
besar, meskipun akibatnya biasanya sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam
pola perilaku, sikap dan kepribadian pada masa remaja penampilan fisik merupakan faktor yang
dianggap penting.
Menurut Sunarwiyati S (1985)
1. Kenakalan Biasa
Contoh: suka berkelahi, keluyuran, bolos sekolah dan pergi dari rumah
2. Kenakalan Menjurus Pelanggaran
Contoh: mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3. Kenakalan Khusus
Contoh: penyalahgunaan narkoba, seks bebas dll
Menurut Singgih D. Gunarso (1998:19)
Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial
Sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum, contoh: mencemooh teman sebayanya
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum
Penyelesaian pelanggaran ini sesuai dengan hukum, contoh: menggunakan narkoba, seks
bebas, dan ugal-ugalan di jalan

Menurut Eva Imania Eliasa,M.Pd


Faktor Internal
1. Krisis identitas
2. Kontrol diri yang lemah
Faktor Eksternal
1. Keluarga
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik

Menurut Menurut Kumpfer dan Alvarado


Kurangnya sosialisasi nilai-nilai moral dari orang tua
Contoh perilaku yang ditampilkan orang tua
Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak
Kurang diterapkannya disiplin kepada anak
Tingginya konflik dalam lingkungan keluarga
Kekerasan dalam lingkungan keluarga
Anak tinggal jauh dari orang tua
Perbedaan budaya tempat anak tinggal
Diposkan oleh Sulis Tyo di 09.50
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
56 komentar:
1.

ade hadiati nuzuliana8 Desember 2012 18.42


apakah menurut anda perilaku menyimpang atau kenakalan kenakalan pada remaja
termasuk sesuatu yang normal?
terima kasih
Balas
Balasan
1.

Sulis Tyo9 Desember 2012 08.40


Terimakasih sdr.Ade untuk pertanyaannya. Menurut Hurlock (1990), remaja akan
mengalami perubahan pada dirinya. Perubahan pada pola perilaku, sikap dan
kepribadian pada masa remaja merupakan faktor yang dianggap penting.
Berdasarkan referensi tersebut, perilaku remaja adanya perubahan yang positif
maupun negatif itu wajar adanya. Tetapi remaja harus mewaspadai pengaruh dari
lingkungan dan pergaulan yang dapat membawa penyimpangan dan kebrutalan
dalam kenakalan. Jika remaja tersebut terbawa oleh pengaruh-pengaruh, itu yang
tidak normal.

2.

Merta Eka Ratna Sari8 Juli 2013 00.26


Maaf mba saya merta.. saya ingin membuat sistem pakar seputar psikologis anak
remaja.. saya sedang mencari data, dan saya harus mencari data langsung daru
sumber ahlinya.. bisakah kita berdiskusi??
Balas
2.

Adhi Kusumadjati8 Desember 2012 19.37


Dari survei KPAI diketahui, sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun di kotakota besar di Indonesia pernah berhubungan seks.(http://www.kpai.go.id)
Menurut diagram maslow seks adalah kebutuhan dasar yang setara dengan makan, udara,
tidur dll yang harus dipenuhi agar dapat ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi yang pada
tingkat berikutnya adalah aktualisasi diri.
Dari data yang diperoleh dari kpai di atas, dapat kita bayangkan bahwa 32% remaja usia
14-18 tahun di kota-kota besar di indonesia adalah jumlah yang cukup besar. Akan tetapi
justru tingkat kenakalan remaja paling tinggi ada di kota-kota besar yang berakibat pada
tingkat prestasi remaja yang menurun.
Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? bukankah seharusnya setelah kebutuhan dasar
terpenuhi, remaja dapat ke tahap kebutuhan yang selanjutnya hingga akhirnya dapat
berkembang?
*anggap kebutuhan dasar selain seks seperti makan, udara, tidur, sudah terpenuhi.
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy10 Desember 2012 19.43


Terimakasih untuk pertanyaannya saudara Adi.. Kenakalan remaja belakangan ini
sering kita lihat di kota-kota sangat memprihatinkan sekali, semuanya ini bukan
hanya disebabkan oleh faktor remaja itu sendiri tetapi ada lagi faktor lain yang

mendasarinya. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang melakukan


sex bebas yaitu:
1. Orang tua,
Kurangnya bimbingan dan pengawasan orang tua sudah pasti akan membuat anak
menjadi liar, orang tua yang terlalu percaya kepada anak tanpa mengetahui
aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya merupakan tindakan yang salah yang
berakibat fatal bagi si anak sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin sebenarnya
orang tua sendiri yang menjerumuskan anaknya, sebagai contoh misalnya, orang
tua merasa malu kalau anaknya yang sudah SMA ataupun sudah remaja belum
punya pacar, pasti akan ditanya, akhirnya si anak cari pacar, awalnya mungkin
biasa saja, ke tokok buku, atau sesekali ke cafe. Lalu pelan-pelan naik pangkat
pegang tangan, lalu naik pangkat lagi, dan meningkat ke lainnya. Orang tua yang
terlalu otoriter juga tidak baik bagi perkembangan psikologi anak, ketika ia
mendapatkan sekali kebebasan ia lupa segalanya.
2.Lingkungan/teman
Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang
terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya
terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya cuma ikutikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
3.Uang
Di zaman sekarang ini uang adalah segala-galanya, tolok ukur seseorang ada pada
uang, kehormatan, harga diri semua diukur dengan uang. Makanya orang-orang
yang kebutuhannya tidak terpenuhi mencari penghasilan tambahan dengan cara
seperti itu, dengan iming-iming uang semua menjadi tidak berarti. Apa yang
harampun dihalalkan.
4.Iman yang lemah
Seseorang yang tidak punya iman dihatinya sudah pasti dia tidak tahan dengan
godaan duniawi yang memang berat, sekecil apapun godaan itu apalagi godaan
berat.
5.Ketagihan
Sex sama seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia
tidak dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti akan
mau lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
jadi ada beberapa hal yang akan memicu perilaku tersebut walaupun kebutuhan
dasar sudah dipenuhi.
Balas
3.

Desy Nicola8 Desember 2012 19.43


perkembangan remaja banyak dibentuk dari lingkungannya baik lingkungan skolah
maupun lingkungan rumah , mnurut anda bagaimana sebaiknya cara remaja untuk

bergaul dengan baik dan bagaimana sebaiknya peran orang tua sebagai controller bagi
anak2nya ?
mkasih
Balas
Balasan
1.

Sulis Tyo10 Desember 2012 07.57


Terimakasih sdri Desy Nicola atas pertanyaannya.
Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses
pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam
pergaulan bebas. Pergaulan remaja sekarang ini dapat kita soroti sudah semakin
bebas. Namun, semua itu kembali pada diri remaja sendiri dalam menyikapinya.
Menurut James Alfyn Muaja, dalam bergaul remaja harus mempunyai etiket dan
etika.Perbedaan antara etika dan etiket. Etika merupakan falsafah moral yang
dilandasi agama, budaya, perilaku mana yang baik dan buruk. Etiket itu
penjabarannya berdasarkan etika. Etiket adalah aturan sopan santun dan tata cara
pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etiket bisa disebut sebagai golden
rules yang menyatakan perlakukan orang lain sebagaimana kamu yang ingin
diperlakukan. Karena itu, orang yang memahami etiket memperlakukan orang
lain dengan baik dan respek, sehingga akan lebih diterima dalam pergaulan.
Sebagai remaja, pasti ingin disukai banyak orang dan berhasil dalam pergaulan.
Untuk peran orang tua sebagai controller bagi anak-anaknya yaitu:
> Mengetahui karakter dari anak-anak mereka, jadi orangtua bisa mengetahui
maksud dan keinginan anak seperti apa
> Selalu mengajari tata cara sopan santun dalam berbagai hal
> Memberikan contoh dan menjadi teladan bagi anak-anaknya, tentunya harus
bersikap dan bertindak yang dapat memberikan kesan yang baik bagi anakanaknya
> Selalu mengecek kondisi psikis dan kondisi nilai sekolah anak-anaknya.
Balas
4.

izzah9 Desember 2012 02.11

Apakah permasalahan pada remaja khusunya pada kenakalannya disebabkan karena


faktor lingkungan dan orang tua? Dan bagaimana sikap kita sebagai guru fisika nantinya
dalam menghadapi murid-murid kita nantinya kelak yang notabene adalah anak-anak yg
sedang mengalami puber dan jiwa yg labil? serta bagaimana cara menguatkan jiwa kita
agar tahan dalam mengahdapi perlakuan murid yg terkadang kurang mengenakan bagi
kita sebagai guru nantinya, karena biasanya banyak murid yg menunjukkan rasa
ketidaksukaannya tehadap pelajaran yg sulit (khususnya fisika) ke gurunya?
Balas
Balasan
1.

Sulis Tyo10 Desember 2012 08.18


Terimakasih sdri. Izzah atas pertanyaannya. Menurut John Hill, faktor-faktor yg
menyebabkan remaja mengalami penyimpangan prilaku atau di sebut sebagai
kenakalan remaja adalah :
faktor intrinsik
faktor ektrinsik
faktor intrinsik adalah faktor dari dalam remaja itu sendiri, dimana menyangkup
sosio emosional dan karakteristik remaja tersebut. Sedangkan faktor ektrinsik
adalah faktor dari luar remaja itu sendiri, yaitu :
1. kurangnya kasih sayang orang tua.
2. kurangnya pengawasan dari orang tua.
3. pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
4. peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
5. tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
6. dasar-dasar agama yang kurang.
7. tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya(kebasan yang berlebihan).
Dalam menyikapi perkembangan remaja yang sekarang ini, tentunya kita harus
sudah membentengi diri dengan berbagai pengetahuan tentang karakter anak dan
cara penanganannya. Kita harus memiliki banyak metode mengajar untuk di uji
cobakan diterapkan pada murid-murid kita,sehingga kita dapat mengetahui
metode mana yang cocok diterapkan. Metode yang kita ambil tentunya metode
yang dapat mudah diterima oleh murid-murid kita sehingga anak tidak merasa
berat dalam belajar fisika yang notabenya anak-anak sudah menganggap fisika
sebagai momok bagi mereka.
Balas

5.

Ireniefebri9 Desember 2012 03.07


menurut anda mata pelajaran apa yang sangat sesuai dalam pembentukan karakter
seorang anak di sekolah dasar, agar ketika menjelang dewasa dan remaja seorang anak
dapat berperilaku baik dan terhindar dari permasalahan remaja?
Balas
Balasan
1.

Sulis Tyo10 Desember 2012 08.34


Terimakasih srdi. Iren atas pertanyaannya. Menurut kami berdasarkan referensi
buku 7 Hari Membentuk Karakter oleh Timothy Wibowo, semua mata pelajaran
bisa membentuk karakter dari masing-masing anak. Karena setiap anak memiliki
karakter yang bebeda. Semua itu tergantug pada psikologi anak dalam menerima
dan menyesuaikan dengan mata pelajaran yang ada. Karena sejatinya semua mata
pelajaran ingin membentuk anak yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Balas
6.

Annisa Rahmah10 Desember 2012 04.01


Assalamu'alaikum..
Bismillah..
Menurut Anda mengapa kebanyakan remaja lebih menyukai kehidupan yang senangsenang atau foya-foya atau cenderung berlaku negatif daripada berperilaku positif,
padahal sebenarnya mereka mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk?
Balas
Balasan

1.

Sulis Tyo10 Desember 2012 08.54


Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
2.

Sulis Tyo10 Desember 2012 09.02


Walaikumsallam wr.wb
Terimakasih sdri. Rahmah atas pertanyaannya.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi
Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa
remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang
masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity
diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved.
Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga
sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Balas
7.

Laras Widianingtiyas10 Desember 2012 05.00


Bagaimana pendapat anda mengenai seorang remaja yang sudah terbiasa hidup dalam
pergaulan bebas dan hedonisme, namun tetap memiliki prastasi akademik yang baik?
Berikan penjelasan anda dalam berbagai sudut pandang.
Balas
Balasan

1.

Sulis Tyo10 Desember 2012 16.46


Terimakasih sdri. Laras atas pertanyaannya. Kita perjelas dulu apa itu hedonisme,
hedonisme pada dasarnya adalah sebuah gaya hidup seseorang yang lebih
menekankan pada unsur kesenangan atau kenikmatan belaka.Para pakar psikologi
menyatakan, parahnya kini remaja-remaja kita banyak yang sudah terjangkiti
virus hedon tersebut. Berpikir asal senang , hidup berkecukupan dan menikmati
hidup dengan pola seperti artis atau aktor yang dilihat melalui tayangan televisi,
sungguh sangat menyesatkan. Handphone dengan brand ternama, kendaraan roda
empat atau roda dua yang mewah dan tampilan baju dengan mode yang nyentrik.
Okelah, jika itu dilakukan oleh mereka-mereka yang hidupnya ditopang oleh
orang tua yang sangat mapan. Itu tidak menjadi permasalahan yang berarti. Tetapi
sangat ironis sekali, takkala remaja-remaja yang dilihat dari latar belakang
keluarganya saja sangat memprihatinkan namun mereka pun tak mau kalah
dengan budaya hedonisme. Mereka tidak pernah menyadari latar belakang sosial
ekonominya, namun tetap menuntut kehidupan yang serba enak dari orang tuanya.
Dilihat dari sudut pandang kita sebagai pengamat, sebagai seorang remaja yang
berprestasi tentunya harus didukung dengan kegiatan atau aktivitas lain yang lebih
bermanfaat, misalnya mengikuti organisasi kepemimpinan sehingga ada
keseimbangan antara akademik dan nonakademik yang lebih bisa
mengembangkan potensi diri yang lebih terarah. Menurut sudut pandang si remaja
yang sudah terjangkit virus hedonisme dan pergaulan bebas, mereka menganggap
dirinya mungkin baik-baik saja, lingkungan dan pergaulan lah yang membawa
mereka seperti itu. Mereka merasa wah dengan prestasi yang mereka peroleh dan
mereka berfikir, toh nggak masalah saya melakukan seperti ini toh prestasi saya
juga bagus. Sangat perlunya peranan orangtua, guru dan teman-teman yang
membantu menyadarkan remaja tersebut.
Balas
8.

virginia vivi devyani10 Desember 2012 05.03


bagaimana perkembangan psikologi dan psikis seorang anak yang menjadi artis?
Balas
Balasan

1.

Sulis Tyo10 Desember 2012 09.42


Terimakasih sdri. Virginia atas pertanyaannya. Mengenai kondisi psikis dan
psikologi seorang artis kecil, anak pasti merasakan senang saat awal menjadi artis
kecil tetapi mereka juga merasa capek dengan kepadatan aktivitas keartisannya.
Artis kecil ini harus membagi waktu antara belajar, kegiatan keartisannya dan
bermain. Dalam buku Child Development oleh B Elizabeth Hurlock pada tahun
1978, penelitian tentang anak pada mulanya dipusatkan pada bidang spesifik
perilaku anak, misalnya bicara, emosi atau minat bermain, dan kegiatan.Pada
tahap ini orang tua dapat mengamati perkembangan pada masa kanak-kanak,
perkembangan yang lebih mudah diamati adalah perkembangan motorik. Yang
dimaksud dengan motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
gerakan-gerakan tubuh.Dalam perkembangan motoris unsur-unsur yang
berkembangan ialah otot, saraf danotak. Ketiga unsur itu melaksanakan masingmasing perannya secarainteraksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling
berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur lainnya untuk
mencapai kondisimotoris yang lebih sempurna keadaannya.
Balas
9.

khasanah windarini10 Desember 2012 05.57


assalamu'alaikum wr wb
mbak, saya mau tanya. saya memiliki keponakan perempuan kelas 5 SD (11 th). kalau
saya perhatikan dia sedang senang-senangnya menulis buku diary. ketika saya cek isi
buku diarynya, ternyata kebanyakan dari curhatannya adalah tentang hubungannya
dengan lawan jenis (teman laki-lakinya). bahkan hingga rebutan laki-laki pun ada di situ.
terlebih ketika saya melihat inbox di handphonenya... kata-katanya sudah menjurus
kepada "pacaran".
apakah itu semua wajar terjadi pada anak seusianya?
trimakasih
wassalamu'alaikum wr wb
Balas
Balasan

1.

Septya Eka Pristy10 Desember 2012 20.33


Wa'alaykumussalam wr. wb
terimakasih atas pertanyaannya mbak khasanah.
pertama-tama saya ingin membahas tentang penyebab-penyebab timbulnya hal
seperti itu.
dengan kondisi zaman sekarang yang begitu pesat teknologinya, hal tersebut
didukung dengan beberapa perfilman yang kurang baik ditonton oleh anak seusia
dia.seharusnya Pemerintah menyaring film-film serta musik yang ditayangkan di
acara televisi. banyak sekali film-film sekarang yang "egois" menampilkan
percintaan, pembunuhan, pemerkosaaan, adegan ranjang, dan sebagainya
ditampilkan ketika anak-anak belum tidur. Banyak juga lagu-lagu cinta-cintaan
yang beredar di televisi seperti lagunya boyband pukulan bulu tangkis cenat
cenut, es teh dua gelas, dll. Sangat berbeda dengan era 90-an karena pada saat itu
sedang populer lagu-lagu anak kecil kayak Maissy, Sherina, Chikita Meidy,
Joshua, Trio Kwek-Kwek, dan masih banyak lagi, yang membuat perkembangan
otak dan pikiran kita sesuai dengan umur kita. film-film pun jarang sekali yang
menampilkan percintaan, hanya film Tersanjung dan itupun ditayanginya setelah
jam tidur anak-anak.
lain dulu, lain sekarang. orang tua pun kadang lengah dalam mengawasi anakanaknya, pendidikan di sekolah pun juga tidak cukup untuk memantau dan
mengembangkan kepribadian anak. anak-anak sekarang lebih senang menonton
film sinetron dibandingkan dengan film kartun, dan lebih senang menyanyikan
lagu cinta-cintaan dibandingkan dengan lagu kebun ku atau balon ku ada lima.
bahkan, anak-anak kecil sekarang sudah jago bermain internet dan tahu situs-situs
website yang terlarang. entah siapa yang harus dipersalahkan sekarang dengan
perkembangan generasi muda sekarang yang notabene akan meneruskan
perjuangan bangsa. seharusnya orang tua, guru, Pemerintah, pihak informatika,
dan pihak perfilman bekerja sama dalam membentuk kepribadian generasi bangsa
agar menjadi lebih baik, bukan malah menjadikan mereka semakin memburuk.
Menurut saya hal itu wajar karena sesuai dgn teori perkembangan kognitif yaitu :
Formal Operasional (11 12 tahun)
Pada fase ini, anak sudah dapat berfikir abstrak, hipotesis dan sistematis mengenai
sesuatu yang abstrak dan memikirkan hal-hal yang akan dan mungkin terjadi.
Jadi, pada tahap ini anak sudah mampu meninjau masalah dari berbagai sudut
pandang dan mempertimbangkan alternatif dalam memecahkan masalah, bernalar
berdasarkan hipotesis, menggabungkan sejumlah informasi secara sistematis,
menggunakan rasio dan logika dalam abstraksi, memahami, dan membuat
perkiraan di masa depan.
sehingga dengan didukungnya media informasi seperti yang saya jabarkan diatas
membuat keponakan mbak berkembang menjadi anak yang sudah mengenal
istilah pacaran.

Balas
10.

Fadlah Alkatiri10 Desember 2012 06.42


Assalamualaikum..
kak saya mau nanya, apa saja usaha pemerintah untuk mengatasi kenakalan remaja?
terimakasih . wassalam
Balas
Balasan
1.

Sulis Tyo10 Desember 2012 17.14


Walaikumsallam wr.wb.....
Terimakasih sdri. Fadlah atas pertanyaannya.
kita tilik dulu pendapat para pakar psikologi ya... Menurut Erikson, perilaku
remaja tersebut di[engaruhi oleh pembentukan identitas diri. Masa remaja dikenal
sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki
beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa
remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada beberapa
perbedaan yang selain bersifat bilogis atau fisiologis juga bersifat psikologis.
Penanganan oleh Pemerintah (bidang politik)
Generasi muda adalah pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa. Ada
sebagian masyarakat kita berpendapat jika pemuda rusak maka rusaklah bangsa
namun jika pemuda baik, maka baiklah bangsa ini. Oleh karena itu, pemerintah
harus dapat menyiapkan generasi muda yang beriman dan bartaqwa,
berkepribadian luhur, dan kreatif. Untuk mewujudkan itu maka pemerintah harus
memiliki langkah-langkah kongkrit. Langkah-langkah tersebut antara lain:
a. Lebih mengaktifkan kembali kegiatan organisasi kepemudaan seperti karang
taruna, KNPI, dan organisasi-organisasi kepemudaan yang lain. Hal ini dilakukan
untuk memecahakan permasalahan yang dihadapi remaja denga cara berdialog
antar remaja dan juga bisa digunakan sebagai kegiatan para remaja untuk
berkreasi.
b. Melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba pada remaja sampai ketingkat
pedesaan.

c. Meningkatkan dan membuka pelatihan-pelatihan untuk generasi muda.


Kegiatan ini akan memberikan suatu keterampilan para remaja sehingga bisa
mengurangi pengangguran. Akhirnya kegiatan yang negatif dari remaja dapat
ditekan seminimal mungkin.
d. Memberikan hukuman yang berat kepada pengguna narkoba dan tindak
kriminal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa remaja yang
menggunakan narkoba, melakukan tindakan kriminal, minum-minuman keras
pada umumnya mereka sudah mengetahui bahaya narkoba bagi kesehatan, akibat
melanggar hukum, dan tindakan merugikan orang lain namun mereka tetap
melakukan. Hal ini karena kurang tegaknya hukum, maka untuk membuat jera
perlu adanya hukuman yang lebih berat.
Balas
11.

Hartining Tyas10 Desember 2012 06.43


assalamu'alaykum
Berdasarkan diagram maslow, apakah pernikahan dini merupakan jawaban atas
pemenuhan kebutuhan dasar agar remaja dapat meningkatkan aktualisasi diri?
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy17 Desember 2012 08.04


Wa'alaykumussalam Wr. Wb.
Terimakasih atas pertanyaan saudara Hartining Tyas.
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk
tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang
tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat.
Motivasi manusiasangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu
dipenuhi. Kebutuhan maslow harusmemenuhi kebutuhan yang paling penting
dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalupenting. Untuk dapat merasakan
nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulukebutuhan yang berada
pada tingkat di bawahnya.
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling

pentinghingga yang tidak terlalu krusial :


Kebutuhanfisiologis atau dasar.
Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi.
Kebutuhan untuk dihargai.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak
tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi.Jika berbagai meta kebutuhan
tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan,
putus asa, tidak punya rasahumor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri,
kehilangan selera dan sebagainya.
Menurut saya tidak benar bahwa pernikahan dini merupakan jawaban atas
pemenuhan kebutuhan dasar agar remaja dapat meningkatkan aktualisasi diri.
Alasannya meningkatkan aktualisasi diri tidak hanya dengan pernikahan dini.
Kebanyakan pernikahan dini merupakan bentuk dari cara merealisasikan hasrat
mereka yang tidak bisa ditahan dan cendrung bertolakbelakang dengan cara
memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.
Balas
12.

M Ivan Anugrah10 Desember 2012 06.49


dewasa ini para remaja mulai melupakan kebudayaan bangsanya,mereka cenderung
mengikuti kebudayaan barat yang sering dijadikan permodelan dunia, jika hal ini
dibiarkan terus-menerus bangsa kita bisa kehilangan identitas diri karena kebudayaan
yang menjadi ciri khas bangsa kita mulai menghilang. yang akan saya tanyakan
bagaimana solusi untuk melestarikan kebudayaan bangsa kita ditengah-tengah derasnya
arus globalisasi dunia, dan bagaimana peran dunia pendidikan (sekolah) dalam menindak
lanjuti hal ini?
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy17 Desember 2012 07.25


terimakasih atas pertanyaannya saudara Ivan.
Saya akan mencoba menjawab .
Masa Remaja disebut juga masa Sosial Hunger (kehausan sosial)yang ditandai
dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima dilingkungan kelompok
sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustasi
dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Sebaliknya apabila
remaja dapat diterima dengan teman sebayanya dan bahkan menjadi idola
tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya .
Dari pernyataan yang anda sampaikan diatas bahwa para remaja mulai melupakan
kebudayaan bangsa nya dan cendrung mengikuti kebudayaan barat adalah
memang suatu kenyataan. Kita liat bersama bahwa trend kebudayaan barat yang
dijadikan permodelan dunia sangat kuat pengaruhnya bagi remaja sekarang
ini.Dimana budaya barat sangat menarik untuk ditiru oleh segelintir remaja. Hal
tersebut juga didukung dengan pernyataan saya diatas bahwa remaja cendrung
untuk hidup berkelompok dan mengikuti kelompoknya.Mayoritas perkotakkan
kelompok remaja menjurus pada kesenangan akan kebudayaan barat. Maka
jangan heran apabila kebudayaan bangsa sendiri menjadi pilihan kedua bagi
mereka dan lebih-lebih diabaikan oleh mereka.
Dampak dari para remaja lebih menyukai kebudayaan barat akan membuat bangsa
sendiri kehilangan identitasnya. Karena kita telah kehilangan aset penting yaitu
para remaja yang merupakan penerus dan pelestari kebudayan bangsa sendiri.
sesungguhnya sudah banyak solusi-solusi yang dilakukan untuk melestarikan
kebudayaan bangsa kita ditengah-tengah derasnya arus globalisasi ini.Sudah
banyak pusat-pusat kebudayaan bangsa indonesia yang didalamnya
mencerminkan beranekaragamnya budaya bangsa. akan tetapi kembali lagi
sekarang ini tempat-tempat seperti itu merupakan pilihan kedua bagi para remaja
untuk didatangi. Menurut pendapat saya cara yang baik digunakan adalah
membangun tameng untuk melawan derasnya arus globalisasi dunia. tameng
tersebut bisa kita tanamkan sejak mereka terlahir didunia ini. Karena
perkembangan pemikiran seseorang itu dimulai dari masa kanak-kanak maka
sangat penting menanamkan tameng rasa cinta pada budaya bangsa dengan terus
mengenalkan kebudayaan bangsa kita yang beragam pada mereka. Pikiran
seorang anak kecil ibarat besi yang dapat berkarat dan karatnya adalah kesalahan
pemikiran mereka,jadi sebelum karat itu datang baiknya kita melapisinya dengan
cat putih agar pemikirannya tetap putih (ya saya pikir anda mengerti maksud
saya). tentunya peran dunia pendidikan pun sangat diperlukan. Karena sebagian
besar waktu remaja dihabiskan disekolah . Maka pengembangan kurikulum
kebudayaan bangsa harus ditingkatkan dan tidak hanya sebatas teori saja tetapi
juga praktek langsungnya .
Balas

13.

puji ekaa10 Desember 2012 07.01


Banyak yg bilang kalau kesulitan melewati suatu masa pertumbuhan dan perkembang
yang lebih tinggi disebabkan karena kurang berhasilnya seorang anak dalam melewati
fase sebelumnya. Lalu bagaimana menurut anda jika seorang anak yg telah berhasil
melewati masa puber tetap mengalami kesulitan saat melewati masa adolensi? Dimana
biasanya letak masalah dan kendalanya?
Terima kasih kaka
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy18 Desember 2012 06.38


Terimakasih pertanyaannya dik Puji. Secara psikologis masa remaja dibedakan
dalam dua fase usia perkembangan, yaitu :
1. Masa Puber, yaitu masa dimana remaja mulai mengenal dan berfikir serta
tertarik dengan masalah-masalah sexual yang mereka kenal dari sekitar
lingkungannya. Pada umumnya masa puber atau pubertas ini terjadi antara umur
11 - 15 tahun pada remaja wanita dan 12 - 16 tahun pada remaja pria. Tanda-tanda
yang sering menyertai masa puber ini adalah tumbuhnya pubic hair atau rambut
kemaluan sebagai tanda kelamin sekunder yang menunjukkan adanya
perkembangan menuju kematangan sexual, yang berarti siap produksi.
2. Masa Adolensi. Adolensi berarti tumbuh dan berkembang (Growt and
development) menuju alam dewasa. Artinya seseorang mulai meninggalkan masa
kanak-kanak menuju masa dewasa awal yang penuh dengan berbagai tugas dan
tanggung jawab.
Sesuai dengan perkembangan biologisnya, pada kedua fase perkembangan
tersebut di atas terjadi 4 macam perubahan fisik yang menyertai terjadinya
dampak-dampak psikologis yang perlu diwaspadai.
Keempat perubahan fisik tersebut menurut Hurlock (1990) adalah sebagai
berikut :
1. Perubahan ukuran tubuh yang cepat (istilah jawa : bongsor)
2. Perubahan proporsi tubuh. Tubuh menjadi besar, akan tetapi tidak eluruh badan
tumbuh dengan kecepatan yang sama, sehingga pada remaja awal mereka kurang
kelihatan seimbang antara bagian-bagian badan yang sesuai dengan orang dewasa.

3. Tumbuhnya ciri-ciri seks primer, yaitu mulai berkembangnya organ-organ seks


yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Pada wanita ditandai
dengan timbulnya haid pertama (mensnarche), sedang pada remaja pria ditandai
dengan mimpi basah (politio).
4. Tumbuhnya ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks sekunder ini keberadaannya
pada diri seseorang akan menjadikan antara sekse yang satu tertarik pada sekse
yang lain. Tumbuhnya ciri-ciri seks sekunder pada pria ditandai dengan keluarnya
rambut pada bagian-bagian tertentu (sekitar kelamin, ketiak, kumis, jenggot) kulit
menjadi agak kasar, suara bertambah besar (bariton), kelenjar lemak dan kelenjar
keringat menjadi lebih aktif sehingga menimbulkan jerawat, otot-otot bertambah
besar dan kuat. Sedangkan pada wanita pinggul menjadi bertambah lebar dan
bulat, tumbuhnya payudara, kulit menjadi kasar, kelenjar lemak dan kelenjar
keringat menjadi lebih aktif, suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
Jika anak yang telah berhasil melewati masa puber kemudian merasa kesulitan
melewati masa adolensi maka bisa dikatakan anak tersebut mengalami
ketidaksiapan dalam hal psikis untuk memasuki tahap baru dari
perkembangannya.
Ada beberapa karakter anak yang cenderung pemalu dan menutup diri sehingga
untuk masuk ketahap dewasa karakter tersebut memang mengganggu . letak
kesalahannya tentunya berada pada pembawaan anak tersebut dan kendalanya
tentunya akan menyulitkan dia sendiri dimasa perkembangan kedewasaannya
karena akan tetap bersifat anak-anak meski sudah berusia dewasa.
Balas
14.

DIAN ANGGRAINI10 Desember 2012 15.26


Assalamualaikum Wr. Wb
Saudari Sulis saya memiliki sebuah pertanyaan untuk Anda.
Menurut Hurlock, salah satu tugas perkembangan remaja yaitu mampu mengembangkan
konsep dan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk melakukan peran sebagai
anggota masyarakat. Namun dijaman sekarang ini sangat sedikit sekali remaja yang
mampu mengembangkan konsep dan keterampilan intelektualnya itu, terutama remaja
yang memiliki sifat Hedonisme (selalu bersenang-senang), tidak peduli dengan
lingkungan sekitar, dan sulit berbaur dengan masyarakat. Melihat kasus di atas
bagaimana pendapat Anda? Apa yang harus Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut
yang notabennya Anda adalah seorang mahasiswa yang memiliki intelektualitas tinggi?
Balas
Balasan

1.

Sulis Tyo16 Desember 2012 05.52


Walaikumsallam wr.wb.
Terimakasih atas pertanyaannya untuk saudari Dian.
Ya kita tau bahwa intelektual harus diimabangi dengan spiritual kan. Untuk kasus
hedonisme ini perlu adanya pihak yang membantu atau mengajak mereka menuju
perubahan yang lebih positif.Itu wajar adanya untuk remaja-remaja yang memang
mampu secara finansial tapi tidak wajar bagi remaja atau mahasiswa yang secara
finansial memang kurang.
Dilihat dari sudut pandang kita sebagai pengamat, sebagai seorang remaja yang
berprestasi tentunya harus didukung dengan kegiatan atau aktivitas lain yang lebih
bermanfaat, misalnya mengikuti organisasi kepemimpinan sehingga ada
keseimbangan antara akademik dan nonakademik yang lebih bisa
mengembangkan potensi diri yang lebih terarah. Menurut sudut pandang si remaja
yang sudah terjangkit virus hedonisme dan pergaulan bebas, mereka menganggap
dirinya mungkin baik-baik saja, lingkungan dan pergaulan lah yang membawa
mereka seperti itu. Mereka merasa wah dengan prestasi yang mereka peroleh dan
mereka berfikir, toh nggak masalah saya melakukan seperti ini toh prestasi saya
juga bagus. Sangat perlunya peranan orangtua, guru dan teman-teman yang
membantu menyadarkan remaja tersebut.
Balas
15.

aan rofiah10 Desember 2012 15.36


sekarang ini banyak remaja yg terjerumus dalam pergaulan bebas. seperti kita tahu bahwa
hal tersebut menyimpang dari adat timur. menurut pendapat anda, bagaimana cr
mengatasi hal tersebut?
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy16 Desember 2012 10.43


Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
2.

Septya Eka Pristy18 Desember 2012 06.35


terimakasih atas pertanyaannya saudari Aan. saya akan mencoba menjawab.
Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan
perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.
Dari tahun ke tahun rupanya statistik remaja yang terjerumus kedalam pergaulan
bebas semakin meningkat, jika hal ini tidak ditanggapi dengan serius ini semua
bisa menjadi bom waktu untuk indonesia.Cara Mengatasi Pergaulan bebas yaitu:
1. Mengisi Waktu Kosong Dengan Kegiatan Positif ( Buat Anak Remaja ) remaja
yang membuang waktu kalian dengan malas - malasan atau keluyuran tidak jelas
yang nantinya bisa terjerumus kedalam pergaulan bebas lebih baik gunakan waktu
kegiatan positif seperti belajar, sembahyang, belajar ke agamaan atau membuat
kegiatan sosial lainnya yang berguna seperti mengumpulkan bantuan untuk
korban bencana alam.
2. Cara Bergaul
Dengan bergaul atau punya banyak teman memang akan memberikan kemudahan
bagi anda untuk menjalani hidup, tapi jangan sampai salah bergaul. Oleh karena
itu sebelum anda memutuskan berteman dengan orang cari tahu dulu apakah
orang yang akan menjadi teman anda itu akan membawa pengaruh atau dampak
baik buat hidup anda kedepannya.
Jika menurut anda baik untuk hidup anda kedepannya, silakan berteman dengan
orang tersebut.
orang tua juga harus selalu memantau perkembangan anaknya terutama dalam hal
pergaulan, seperti kata saya diatas jika sampai sedikit saja anak salah bergaul
maka akibatnya akan fatal.
3. Orang Tua Lebih Akrab Dengan Anak
Jika orang tua sudah bisa akrab dengan anak layak seorang sahabat secara tidak
langsung akan mengetahui kegiatan dan pergaulan anak sehari - hari.
Karena biasanya jika anak sudah dekat dengan orang tuanya jika anak tersebut
ada masalah atau ada hal baru pasti akan di ceritakan kepada orang tuanya.
Nah disinilah kesempatan orang tua untuk mengarahkan anak untuk menjadi anak
yang baik, karena jika anak sudah dirasa mau bersikap tidak benar berilah anak
masukan - masukan yang positif secara lembut, ini bertujuan agar si anak tidak
menolak sugesti atau masukan positif yang anda berikan.
Karena bagaimanapun juga anak yang masih remaja itu keingin tahuannya masih
sangat besar, dan semakin dilarang akan semakin berniat mencoba.
Jadi beri anak masukan secara santai dan tanpa di marahi.
4. Lingkungan

jika anak anda di tempatkan atau tinggal di lingkungan yang tidak baik maka
kemungkinan anak anda menjadi tidak baik juga sangat besar, karena
bagaimanapun selain keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
lingkungan.
Karena biasanya di lingkungan tempat tinggalnyalah si anak akan menemukan
sesuatu yang baru, yaw kalau sesuatu yang bru nantinya akan berdampak baik,
bagaimana jika berdampak buruk?
Jawabannya pasti sudah anda tau jika lingkungan tempat tinggal anak anda
memberi pengaruh yang tidak baik pastinya anak anda juga akan menjadi tidak
baik juga.
5. Membatasi Waktu Anak Keluar Rumah
Dengan membatasi waktu anak keluar rumah di harapkan kesempatan anak
menemukan sesuatu hal yang baru itu semakin sedikit, karena jika di lingkungan
atau pergaulannya si anak lebih banyak mendapatkan sesuatu hal baru yang
memberi pengaruh negatif maka anak anda akan menjadi tidak baik.
Balas
16.

Desi Wahyuni10 Desember 2012 16.22


Assalamualaikum.
saya Desi Wahyuni Pend. Fisika Reguler 2011.
menurut PPKPR Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Remaja mempunyai rasa
keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani
menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan matang, dan
rasa ingin tahu tersebut dihadapkan pada ketersediaan sarana di sekitarnya yang dapat
memenuhi keingintahuannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masa
kecenderungan melakukan hal-hal yang kurang baik lebih besar, sehingga untuk
meminimalisir hal tersebut upaya apa yang harus dilakukan? serta dampak psikisnya
terhadap remaja bagaimana?
Terima kasih
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy17 Desember 2012 09.09


Wa'alaykumussalam Wr. Wb.
Terimakasih atas pertanyaannya saudari Desi,saya akan mencoba menjawab
pertanyaan anda.
Dari pernyataan yang saudara sampaikan diatas memang benar bahwa masa
remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik
fisik,psikologis maupun intelektual. Ramaja mempunyai rasa keingintahuan yang
besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cendrung berani menanggung
resiko atas perbuatanya. Sebagaimana yang juga dikemukakan oleh Hurlock
(1992). Akan tetapi kesimpulan bahwa kecendrungan melakukan hal-hal yang
kurang baik lebih besar juga tidak tepat. karena hal-hal kurang baik hanya terjadi
pada remaja yang tidak sampai dengan pemahaman yang tepat dan tidak
mendapat pengarahan diri yang tepat oleh orang-orang disekitarnya. untuk
meminimalisir hal tersebut diperlukan pemberian pemahaman dan pengarahan
dari kaum dewasa yang inten kepada para remaja dan tidak semua remaja
memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang tidak baik.
Untuk anak-anak memiliki kecendreungan melakukan yang tidak baik dampak
psikis nya adalah kecenderungan kenakalan remaja.
Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin
juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda,
sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa
latin delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas
artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat
ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau
kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anakanak muda,
merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu
rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai
pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003).
Cara meminimalisirnya bisa dengan :
a. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
b. Penyaluran bakat si anak ke arab pekerjaan yang berguna dan produktif.
c. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.
e. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
f. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
g. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
h. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu
ikatan keluarga.
Balas

17.

Hayatining Suci Abdilah10 Desember 2012 17.18


Saya Hayatining suci ingin bertanya:
Bagamana peran seorang guru dalam menangani permasalahan siswanya, terlebih jika ia
terlibat dalam suatu gang/kelompok remaja motor, yang identik dengan kekerasan dan
kriminal?
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy17 Desember 2012 08.30


Ya terimakasih Hayatining suci atas pertanyaannya, saya akan mencoba
menjawab.
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja , yaitu :
Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan
kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial,
tugas dan nilai-nilai.
Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas
pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau
penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan
lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Permasalahan siswa juga termasuk yang dijabarkan diatas.
Terlibatnya seorang siswa salam suatu gang remaja motor yang identik dengan
kekerasan dan kriminal merupakan hasil dari permasalahan mereka yang tidak
terselesaikan dan itu merupakan cara pelarian mereka.
Selain bentuk permasalahan yang saya jabarkan diatas Faktor-faktor yang
menyebabkan kenakalan remaja juga bisa dari sekolah Kondisi sekolah yang tidak
baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya
dapat memberikan peluang pada anak didik untuk berperilaku menyimpang.
Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi
pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru
PKN dan Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung
jawab atas perilaku anak di sekolah.
perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak
lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-

bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.


Peran seorang guru bisa dimulai dengan lebih memperhatikan siswanya tersebut
karena mereka yang menyimpang lebih kepada butuh perhatian yang lebih.
Balas
18.

Meliani10 Desember 2012 17.28


Assalamualaikum Wr.Wb
Saya Meliani Indah Kurniasih dari PFR11 ingin bertanya,
Belakangan ini,kita banyak menjumpai kasus tawuran yang marak terjadi pada siswa
sekolah menengah. Apa tanggapan anda atas masalah ini jika ditinjau dari 3 transisi
(biologis,sosial,kognisi) yang terdapat pada karakteristik remaja? Lalu bagaimana solusi
yang paling efektif untuk mereduksi kasus ini ?
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy18 Desember 2012 07.08


Transisi Biologis
Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat
nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta
kematangan sosial.
Transisi Kognitif
Transisi Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal
berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih
abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget
menekankan bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena
tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata
mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya
mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan
cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan
membuat pemahaman lebih mendalam.

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran
opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan
persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti
memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja
berfikir secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai
rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara
pemecahan yang terpikirkan.
2.

Septya Eka Pristy18 Desember 2012 07.12


Transisi Sosial
Santrock (2003: 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja
mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam
emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam
perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya,
perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta
peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional
dalam perkembangan remaja.
3.

Septya Eka Pristy18 Desember 2012 08.35


Sebelumnya terimakasih atas pertanyaannya saudari Meliani .Menurut pendapat
saya, tawuran yang marak terjadi ini merupakan bentuk nyata dari solidaritas yang
salah persepsi oleh para pelajar. Pelajar yang merupakan remaja telah mengalami
tahap transisi biologis dimana mereka sudah mengalami perkembangan dan
pertumbuhan fisik yang menunjang segala aktivitas yang ingin mereka lakukan.
bentuk perkembangannya diliat dari sudah mampu dan berani nya mereka untuk
berkelahi. Mereka juga dalam masa transisi Kognitif dimana mereka sudah mulai
bisa menyerap informasi yang datang dari temannya kemudian berpikir
bagaimana mencari solusi dari konflik yang disampaikan itu.Ketika mereka
berpikir abstrak dengan mengkait-kaitkan solidaritas dalam hidup berkelompok
dimana apabila ada anggota kelompok mereka yang diganggu itu juga menggangu
mereka dan apabila pemikiran mereka tidak sampai pada pemahaman yang benar
maka timbulan tawuran sebagai solusi atas masalah tersebut. Tawuran itu juga
didominasi dengan transisi sosial dimana mereka mulai mengembangkan emosi
mereka dan bersikap agresif dengan merefleksikan proses sosial-emosional

mereka. Solusi yang tepat bisa dengan memperketat kebijakan sekolah dengan
hukuman bagi mereka yang terlibat tawuran. Selain itu juga bisa dengan
peningkatan rohani mereka, karena mereka tergolong murid SMA yang masih ada
eskul rohis maka disitu bisa menjadi sarana memperbaiki ilmu agama dan akhlak
mereka. Bisa dengan meminta bantuan pada kaka alumni yang nantinya akan
dijadikan tauladan oleh mereka.
Balas
19.

Karlina Suprapto11 Desember 2012 19.05


Assalamualaikum Wr Wb
Kak, saya Karlina Arti Suprapto.
Saya ingin menanyakan, kebanyakan dari remaja sekarang cendrung melakukan hal-hal
negatif, seperti melanggar peraturan, dll. Tetapi, ada teman saya yang tidak pernah seperti
itu kak, dia selalu mematuhi peraturan, pokoknya tidak pernah neko-neko. Kalau menurut
kakak hal ini bagus atau tidak? Perlu dicontoh atau tidak? Mengingat terkadang hal-hal
tersebut dapat dijadikan pengalaman dan tentunya dapat dijadikan pembelajaran.
Sertakan alasannya juga ya kak. Trims.
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy16 Desember 2012 10.39


Wa'alaykumussalam Wr. Wb.
terimakasih atas pertanyaannya dik karlina. kaka akan mencoba menjawab
pertanyaan adik .
Hal pertama yang ingin saya bahas dan jawab dari pertanyaan adik adalah bagian
akhirnya yaitu perlukah hal tersebut dicontoh? Kita kategorikan kedua teman adik
sebagai si A(tidak baik) dan si B(baik).Bila yang ingin dcontoh adalah si B
tentunya saya akan menjawab sangat perlu dicontoh, akan tetapi apabila si A tentu
saya akan menjawah sangat tidak perlu dicontoh dalam hal perilaku tetapi ada
baiknya menjadi pembelajaran dari gambaran individu yang tidak baik dan tidak
akan diterima di masyarakat sehingga mendorong adik untuk tidak menjadi
seperti dia. Jadi bisa disimpulkan bahwa perilaku di B jauh lebih bagus daripada

si A.
Dari pertanyaan adik tersebut adik sudah bisa mengkategorikan dua karakteristik
dari remaja. Dimana si A dan si B mempunyai perbedaan yang sangat
bertolakbelakang. Perbedaan ini merupakan hasil dari perkembangan remaja
sehingga menjadi karakteristik yang ada pada diri remaja. Hal tersebut merupakan
hasil dari pertumbuhan identitas/konsep diri remaja. Masa remaja adalah masa
yang rentan dengan berbagai permasalahan yang cukup kompleks dan pelik.
karena di masa inilah seseorang bertumbuh dan menjalani saat mencari jati diri
untuk membentuk karakter kepribadian.
Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock (1992) salah satunya adalah perubahanperubahan yang dialami akam memberikan dampak langsung pada individu yang
bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
Jadi, perbedaan dari kedua teman adik adalah merupakan hasil dari perkembangan
masa remaja mereka dalam mencari jati diri.Bila gagal menerimanya akan
berdampak buruk bagi perkembangan mereka selanjutnya.
Balas
20.

Dara Agustianti13 Desember 2012 04.11


Assalamu'alaykum...
Saya DARA AGUSTIANTI, ingin menanyakan nih kenapa yaa remaja jaman sekarang
itu suka ngelakuin hal-hal aneh. Seperti geng2 motor yg sampe memakan korban, trus
remaja yg bunuh diri hanya gara-gara hal sepele (misal: diputusin pacar). Apakah itu
karena ada kelainan pada jiwanya ? Lalu selain itu apa penyebabnya ?
Apa pendapat Anda tentang hal2 seperti itu ?
terimakasih ^^
Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy16 Desember 2012 09.43


Wa'alaykumussalam Wr. Wb.
terimakasih saudari Dara Agustianti atas pertanyannya. saya akan mencoba
menjawab pertanyaan anda.

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi
Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat beliah pada saat itu yaitu bahwa masa
remaja adalah masa badai dan tekanan (strom and stress) yang sampai sekarang
masih banyak dikutip oleh orang. Masa remaja adalah masa terjadinya krisis
identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan ini dikemukakan oleh Erickson
yang krisis identitas itu dimaksudkan pada kegagalan remaja untuk
mengembangkan hasil identitas pribadi. Krisis Identitas atau kebingungan peran
sering ditandai oleh kelakuan aneh remaja seperti yang anda jabarkan diatas. Jadi
menurut pendapat saya hal tersebut tidak dikarenakan kelainan pada jiwa mereka
melainkan bentuk nyata dari kegagalan menemukan identitas diri mereka.Hal-hal
aneh tersebut merupakan masalah remaja yang muncul yang berhubungan dengan
karakteristik yang ada pada diri remaja tersebut dan menjadi bentuk
perkembangan aneh mereka. Ada beberapa faktor penting dalam perkembangan
identitas diri remaja yaitu :
1. rasa percaya diri yang telah diperoleh dan senantiasa dipucuk dan
dikembangkan.
2. sikap berdiri sendiri.
3. keadaan keluarga dengan faktor-faktor yang menunjang terwujudnya identitas
diri.
4. kemampuan remaja itu sendiri.
selain faktor tersebut diatas, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam
perkembangan identitas diri remaja yaitu faktor eksperimentasi(cobacoba,berpetualang). Nah bentuk dari kegagalan mereka dialihkan dengan
mencoba-coba hal ekstrim seperti geng-geng motor dan yang paling ekstrem
adalah mencoba untuk bunuh diri bahkan membunuh orang lain. Seharusnya
dibutuhkan peranan yang sangat penting dari orangtua dan sekolah untuk
mengatasi krisis identitas remaja, sebab remaja ini belum siap untuk
bermasyarakat . Bimbingan orangtua dan guru sangat diperlukan agar remaja
tidak sampai salah arah karena akan lebih banyak lagi pengaruh-pengaruh negatif
di masyarakat yang memperparah krisis identitas tersebut.
Balas
21.

danti nirmala13 Desember 2012 05.08


Assalaamu'alaikum..
saya mau bertanya mengenai artikel di atas. dikatakan bahwa perkelahian termasuk
kenakalan biasa. tetapi apabila perkelahian tersebut sudah membahayakan nyawa
seseorang apakah masih tergolong kenakalan biasa?
terimakasih sebelumnya..

Balas
Balasan
1.

Septya Eka Pristy16 Desember 2012 08.41


Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
2.

Septya Eka Pristy16 Desember 2012 09.55


Wa'alaykumussalam wr.wb.
terimkasih atas pertanyaan saudari danti.
dari artikel diatas berdasarkan pernyataan dari Sunarwiyati S (1985) kenakalan
remaja dapat dibedakan menjadi :
1. Kenakalan Biasa
Contoh: suka berkelahi, keluyuran, bolos sekolah dan pergi dari rumah
2. Kenakalan Menjurus Pelanggaran
Contoh: mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3. Kenakalan Khusus
Contoh: penyalahgunaan narkoba, seks bebas dll..
Sunarwiyati S menggolongkan perkelahian sebagai kenakalan biasa mungkin
ditinjau dari suatu penyimpangan remaja dalam artian sempit. pada dasarnya
perkelahian memang merupakan bentuk penyimpangan yang paling sering di
temui dikalangan remaja. pengelompokan perkelahian biasa ini merupakan bentuk
dari kenakalan yang paling sering ditemui, jadi apabila anda bertanya tentang
perkelahian yang menjurus kepada membahayakan nyawa seseorang merupakan
tergolong kenakalan biasa apa tidak, tentu apabila saya sebagai beliau menjawab
tergolong dalam kenakalan biasa dalam pengertian pengelompokan
penyimpangan yang banyak terjadi di kalangan remaja(dalam arti luas tidak
sampai dengan membunuh). Tapi apabila tidak menjurus pada pengelompokan
beliau saya akan bilang ini adalah suatu bentuk penyimpangan yang sangat
melampaui batas (luar biasa) apabila diawali hanya dengan pertengkaran remaja.
Dan hal tersebut belum bisa dikatakan suatu bentuk penyimpangan yang biasa
dikalangan remaja karena dikehidupan nyata biasanya ditemukan 1 dari 10 orang
remaja yang melakukan perkelahian hingga mengambil nyawa orang lain.
Balas

22.

Anonim21 November 2013 05.17


permisi saya mau bertanya.
Apa pendapat anda tentang remaja saat ini dalam hal penampilan da pergaulan??
Terima Kasih
Balas
23.

Risman Hakim13 Februari 2014 16.12


mba saya mau tanya apakah sikap orang tua untuk mengizinkan anak pacaran itu
merupakan keputusan yang benar?
Balas
24.

janet swastika24 Maret 2014 22.26


assalamualaikum mba , saya mau tanya apa peran media massa dalam hal psikologis
remaja ?
Balas
25.

Anonim1 Juni 2014 09.19


Maaf mba, nama saya adita semibastian mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun
skripsi,saya sangat kesulitan untuk mencari materi yang berhubungan dengan adolensi
siswa. Saya mohon bantuannya, ada beberapa hal yang saya ingin tanyakan .

1. apakah adolensi itu akan dialami oleh siswa dalam waktu hampir bersamaan ?
contohnya saat siswa masuk kelas Vll
2. selain ciri ciri yang diatas, hal umum apa yang dapat kita lihat ketika anak sedang
dalam masa adolensi ?
3. Cara yang baik untuk menentukan siswa yang termasuk dewasa itu seperti apa ?
terimakasih sebelumnya !!
kalau bisa, saya ingin diskusi lewat YM (aditabaim@yahoo.co.id)
Balas
26.

Dyah Ayu31 Januari 2015 21.20


mba saya mau Tanya banyak sekali kesalahpahaman dimasyarakat bahwa sebagian orang
menganggap arti kata remaja adalah masa yang paling indah adalah pacaran bagaimana
menurut anda
terima kasih
Balas
27.

Helmy NurFadlilah23 Mei 2015 20.01


Jika seorang remaja mengalami keterlambatan dalam tugas perkembangannya, apakah ia
mesti mengejar keterlambatannya tersebut ataukah melanjutkan tugas perkembangan
selanjutnya?
Balas
28.

Unknown11 Februari 2016 05.12


menurut anda,rentan tidak seseorang yang berusia remaja cenderung terjerumus dalam
pergaulan yang kurang baik?

Balas
29.

fathiya apriani11 Juli 2016 20.26


saya ingin bertannya, pendapat ahli mana yang mengatakan bahwa permasalahan yang di
hadapi remaja akan menjadikannya suatu pengalaman untuk remaja tersebut,
terimakasi....
Balas

Anda mungkin juga menyukai