OLEH :
FASCA DEWA
NPM : 192114145
OLEH :
FASCA DEWA
NPM. 192114145
Medan, ...........................20.......
Menyetujui :
Pembimbing
Mengesahkan :
Ketua Program Studi Farmasi
FASCA DEWA
NPM. 192114145
ABSTRAK
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.( QS. Ash-Shaff
10-11).
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan
meyelesaikan penulisan bahan seminar ini dengan judul “FORMULASI TABLET
HISAP RIMBANG (Solanum torvum Sw.) MENGGUNAKAN METODE
KEMPA LANGSUNG “ , sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada ayahanda Hendrayatno dan ibunda Tuti Rosmawati serta seluruh
keluarga yang senantiasa memberikan do’a dan kasih sayang sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan bahan seminar hasil penelitian ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Apt. Minda Sari Lubis, S.Farm., M.Si .selaku pembimbing yang telah
membimbing dan memberi banyak masukan serta saran selama penelitian
sehingga selesainya bahan seminar hasil penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar
– besar nya kepada :
1. Bapak H. Dr. KRT. Hardi Mulyono K, Subakti. selaku Rektor Universitas
Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.
2. Ibu apt. Minda Sari Lubis, S.Farm., M.Si. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.
3. Ibu apt. Rafita Yuniarti, S.Si., M.Kes. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.
4. Bapak apt. Haris Munandar Nasution, S.Farm., M.Si. selaku Ketua
Program Studi Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Medan.
5. Ibu Anny Sartika Daulay, S.Si., M.Si. selaku Kepala Laboratorium
Farmasi Terpadu Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.
6. Bapak/Ibu Penguji ( Sebutkan Nama) yang telah memberi masukan dan
saran hingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
7. Bapak Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi UMN Al-Washliyah Medan
yang telah mendidik dan membina penulis hingga dapat menyelesaikan
pendidikan.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu yang tidak disebutkan satu persatu dalam penulisan bahan seminar
hasil penelitian ini. Semoga bahan seminar hasil penelitian ini bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang Farmasi khususnya.
Fasca Dewa
Npm. 192114145
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
keanekaragaman flora yang begitu tinggi. Banyak jenis tumbuhan yang digunakan
oleh masyarakat sebagai sumber pangan dan juga sebagai obat tradisional.
dikonsumsi mentah. Di setiap daerah tanaman ini memiliki nama yang berbeda-
beda, seperti Sumatera Barat dan Melayu menyebutnya rimbang, Jawa Barat
seperti cina, Ayurveda dan negara lainnya. Serbuk yang dibuat dari bagian daun
rimbang yang lalu dicampur air panas dapat mengobati batuk atau flu, serbuk dari
akarnya juga dapat meringankan sakit pada patah kaki, buah rimbang kering juga
bisa sebagai pereda batuk, untuk meredakan demam juga bisa dari ekstrak daun
rimbang, lalu ekstrak akar rimbang juga bisa digunakan sebagai pengobatan dari
produk farmasi lainnya seperti dosisnya yang relatif stabil dan aman dibandingkan
sediaan parenteral. Metode granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung
merupakan metode yang bisa digunakan dalam pembuatan tablet hisap (Nugroho,
2020).
1. Apakah serbuk buah rimbang dengan variasi pemanis memiliki sifat granulitas
yang baik?
2. Apakah sediaan tablet serbuk buah rimbang memenuhi syarat sebagai sediaan
tablet hisap?
3. Apakah variasi pemanis pada sediaan tablet hisap serbuk buah rimbang
1. Serbuk buah rimbang dengan variasi pemanis memiliki sifat granulitas yang
baik.
2. Sediaan tablet serbuk buah rimbang memenuhi syarat sebagai sediaan tablet
hisap.
3. Variasi pemanis pada sediaan tablet hisap serbuk buah rimbang memberikan
1. Untuk mengetahui serbuk buah rimbang dengan variasi pemanis memiliki sifat
3. Untuk mengetahui variasi pemanis pada sediaan tablet hisap serbuk buah
yang baik, apakah serbuk buah rimbang memiliki sifat fisik yang baik sebagai
sediaan tablet hisap dan dapat mengetahui apakah variasi pemanis pada sediaan
tablet hisap serbuk buah rimbang memberikan rasa suka yang berbeda-beda
Konsentrasi Pemanis
(manitol - sirplus) 1. Susut
pengeringan
Karakteristik fisik
F1 (25% - 25%) 2. Daya alir
massa granul
3. Sudut diam
F2 (16,6% - 33,4%)
4. Indeks tap
F3 (33,4% - 16,6%)
1. Keseragaman
Mutu sediaan tablet bobot
hisap 2. Waktu hancur
Sediaan tablet hisap 3. Kekerasan
buah rimbang 4. kerapuhan
dengan variasi
konsentrasi pemanis
Tingkat kesukaan Hedonisitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan
hasil determinasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil klasifikasi pada buah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
rimbang ini dikatakan bahwa buah rimbang dapat melancarkan sirkulasi darah,
penghilang rasa sakit atau analgetik dan juga dapat menghilangkan batuk atau
biasa disebut antitusif. Hal tersebut didukung komponen bioaktif yang ada opada
ekstrak buah rimbang. Komponen yang menjadi faktor pendukung ini digunakan
sebagai modal untuk dijadikan obat tradisional. Namun buah rimbang memiliki
diperkirakan bersifat polar seperti flavonoid, polifenol dan tanin (Marbun, 2022).
Terdapat banyak jenis vitamin pada buah rimbang seperti vitamin A, B1,
flavonoid yang memiki sifat antioksidan. Karena itu buah rimbang dapat menjadi
sumber antioksidan serta tabir surya alami. Pengujian aktivitas antioksidan telah
menunjukkan nilai IC50 Ekstrak etanol buah rimbang sebesar 39,88 mcg.mLyang
mana lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C yang memiliki nilai IC50 5,06
mcg/mL. Hasil ini memberikan petunjuk bahwa ekstrak etanol rimbang aktivitas
2.2 Tablet
padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sikuler,
kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau
karena :
2. Mudah pemakaianya.
6. Stabil kimia dan aktifitas fisiologi dari bahan-bahan obat cukup baik.
2. Bebas dari kerusakan seperti pecah-pecah, rompal pada permukaan dan sisi-
sisinya.
3. Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat berkhasiat yang
terkandung didalamnya.
Bentuk tablet pada umumnya adalah berbentuk silinder dengan sisi yang
Segi tiga
mana.
c. Mengandung zat aktif besar tetapi volumenya kecil sehingga mudah diberikan
kepada anak-anak.
sediaan lainnya.
e. Rasa dan bau yang tidak enak akan berkurang karena langsung ditelan
f. Tablet dapat disalut dengan tujuan untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa
j. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet lebih mudah karena tidak
pencetak.
l. Regimen dosis dari pasien dapat dipertahankan oleh pasien sendiri sesuai
a. Zat aktif yang cair atau higroskopis sukar diformulasikan karena memerlukan
b. Cara pembuatannya cukup rumit, zat tambahan, pabrikasi dan alat-alat yang
digunakan.
c. Tidak dapat diberikan untuk penderita yang tidak dapat makan (menelan),
e. Tablet dengan bentuk dan warna menarik, bau dan rasa enak dapat menarik
keracunan.
f. Efek terapi secara umum lebih lambat dibandingkan dengan larutan, karena
zat aktif tidak langsung diabsorpsi dan harus dilepaskan terlebih dahulu dari
1. Tablet oral untuk dimakan : Tablet kempa, tablet kempa lapis ganda, tablet
berlapis, tablet kempa yang bersalut, tablet dengan aksi berulang (sustained
release), tablet dengan aksi yang diperlama (prolonged release), tablet salut
enteric, tablet salut gula dan tablet salut coklat, tablet salut lapisan tipis dan
tablet kunyah.
2. Tablet yang digunakan dalam rongga mulut : Tablet bukal, tablet sublingual,
3. Tablet yang diberikan dengan rute lain : Tablet implantasi dan tablet vaginal.
triturate = TT).
1. Tablet yang dibuat dengan cara dikempa : Tablet kempa lapis ganda (MCT),
tablet berlapis, tablet kempa yang bersalut, tablet dengan aksi berulang
tablet salut enteric, tablet salut gula dan tablet salut coklat, tablet salut lapisan
tipis, tablet kunyah, tablet effervescent, tablet implantasi dan tablet vaginal.
2. Tablet yang dibuat dengan cara dicetak : Tablet dispensing (DT), tablet
PENJELASAN :
1. Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan cara mengempa bahan obat
menjadi tablet.Tablet kempa ganda. Tablet ini ada dua macam yaitu tablet
berlapis dan tablet yang disalut dengan pengempaan. Tablet ini merupakan sistem
dua atau tiga komponen. Tablet berlapis dimaksud untuk membuat tablet dari
bahan yang tidak bercampur. Sedangkan tablet salut biasanya dibuat untuk
2. Tablet dengan aksi berulang (sustained release) adalah tablet yang diformulasi
3. Tablet salut gula atau tablet salut cokelat adalah tablet yang disalut untuk
mendapat bentuk tablet yang lebih menarik, mengkilap serta mudah untuk
menelannya.
4. Tablet bersalut lapisan tipis adalah tablet yang disalut dengan lapisan tipis atau
salut film yang larut dalam air dan biasanya lapisan ini berwarna.
sebelum ditelan bukan untuk ditelan utuh. Biasanya memiliki rasa yang manis
dan enak.
6. Tablet bukal dan sublingual adalah tablet yang disisipkan dipipi atau dibawah
lidah biasanya berbentuk datar, tablet oral yang dimaksudkan untuk larut
dalam kantung pipi atau dibawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral.
7. Troches dan lozenges (tablet hisap) adalah tablet yang dimaksudkan utuk di
8. Kerucut gigi (Dental cones) adalah suatu bentuk tablet yang cukup kecil,
dibawah kulit manusia atau hewan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek
obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan hingga satu
tahun.
10. Tablet vagina adalah tablet yang disisipkan kedalam vagina dan dimaksudkan
untuk dapat larut secara perlaha-lahan dan melepaskan obat kedalam rongga
vagina.
12. Tablet dispensing (DT) dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan
volune tertentu.
13. Tablet Hipodermik (HT) adalah tablet yang terdiri dari satu obat atau lebih
dengan bahan-bahan lain yang dapat segera dilarutkan dalam air, dan
dimaksudkan untuk ditambahkan kedalam air yang steril atau air untuk
injeksi.
14. Tablet triturasi (TT) adalah tablet yang biasanya kecil dan silindris dibuat
adalah:
2.2.6.1 Binding
Binding adalah terikat pada die atau sulit dikeluarkan hal ini biasanya
terjadi karena kurangnya lubrikan. Hal ini menahan tablet untuk keluar dari die.
a) Meningkatkan lubrikasi.
b) Menggunakan lubrikan yang lebih efisien.
tepat sehingga terjadi pelekatan dengan tablet dengan punch. Hal ini menyebakan
bagian dari sticking dalam jumlah yang lebih kecil. Filming adalah pengelupasan
temperatur yang tinggi. Hal ini semua dapat diatas dengan cara:
secara lengkap pemisahan bagian atau bawah dari mahkota tablet dari bagian
utamanya. Hal ini terjadi karena udara 40 terperangkap diantara granul yang
pinggiran. Hal ini disebabkan karena alat yang rusak. Sedangkan Cracking adalah
2.2.6.5 Mottling
mottling adalah berbedanya bahan obat dengan bahan penambah atau hasil uraian
Persyaratan: diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak
satu per satu. Hitung penyimpangan tiap tablet terhadap bobotrata-rata tablet
--------------------------------------------------- X 100 %
Persyaratan: tidak boleh ada 2 tablet yang menyimpang lebih besar dari yang
ditetapkan kolom A dan tidak boleh ada 1 tablet yang menyimpang lebih besar
turunkan alat dengan kecepatan 30 kali per menitdalam media. Hitung waktu yang
Persyaratan: waktu yang dibutuhkan oleh tablet tidak bersalut adalah 15 menit.
Panaskan media pada alat uji disolusi hingga mencapai suhu tubuh (37–
keranjang kedalam media disolusi dan putar alat sesuai dengan yang ditetapkan
pada Farmakope. Pada waktu yang telahditetapkan oleh Farmakope, hitung kadar
dari zat aktif dalam media disolusi dan keranjang. Kadar harus memenuhi syarat
Letakan tablet pada alat uji kekerasan. Putar sekrup hingga tablet pecah.
tablet dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat dengan metode kempa
serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk dan ukuran dari punch
dan die. Sedangkan tablet cetak dibuat dengan tangan atau alat mesin tangan
dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudian bahan tablet yang
Tablet kempa adalah sediaan padat yang paling luas penggunaanya, hal ini
mudah dibawah dan lebih murah dibandingkan bentuk sediaan padat lainnya.
Tablet kempa adalah unit sediaan pada yang dibuat dengan cara mengempa bahan-
bahan yang diformulasi mengandung bahan obat, dan pengisi atau bahan
tambahan lain yang membantu dalam pembuatan dan sifat dari bahan obat.
Metode ini dilakukan terhadap bahan-bahan yang sudah mengalir atau sifat
bahan pelicin.
a. Serbuk kurang memiliki daya ikat menjadi suatu bentuk yang lebih padat.
b. Serbuk tidak memiliki sifat lubrikasi dan daya hancur yang harus dimiliki oleh
tablet.
Oleh karena itu, serbuk haruslah dicobakan dengan atau tanpa pengisi dibentuk
menjadi granul kemudian dibuat tablet. Proses ini dikenal dengan nama granulasi.
Granulasi adalah beberapa proses yang bertujuan menyatukan partikel yang kecil
bersama-sama menjadi partikel yang lebih besar membentuk gumpalan yang
2. Memadatkan bahan.
6. Memudahkan pengukuran.
7. Mengurangi debu.
tablet kempa. Granul dibuat dengan jalam mengikat serbuk dengan suatu perekat
campuran serbuk, namun demikian, bahan pengikat itu dapat dimasukkan kering
adalah :
basah.
mesh 6-12.
dalam granul.
2.3 Gelatin
Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen dari
kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Gelatin yang berasal dari prekursor
yang diasamkan dikenal sebagai Tipe A dan yang berasal dan prekursor yang
kapsul atau untuk penyalut tablet dapat diwarnai dengan pewama yang diijinkan ;
dapat mengandung sulfur dioksida tidak lebih dari 0,15% dan dapat mengandung
natrium lauril sulfat dengan kadar yang sesuai serta zat antimikroba yang sesuai.
Pemerian Lembaran, kepingan atau potongan, atau serbuk kasar sampai halus;
kuning lemah atau coklat terang; warna bervaniasi tergantung ukuran partikel.
Larutannya berbau lemah seperti kaldu. Jika kering stabil di udara, tetapi mudah
terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam bentuk larutan. Gelatin Tipe A
dalam air; menyerap air secara bertahap sebanyak 5 - 10 kali beratnya; larut dalam
air panas, dalam asam asetat 6 N dan dalam campuran panas gliserin dan dalam
air; tidak larut dalam etanol, dalam kioroform, dalam eter, dalam minyak lemak
kalium dikromat P (1 dalam 15) yang sebelumnya telah dicampur dengan asam
Batas mikroba Jumlah bakteni tidak lebih dan 1000 per g; uji terhadap Salmonella
sp dan Escherichiacoli memberikan hasil negatif. Sisa pemijaran Tidak lebih dari
2,0%; lakukan penetapan sebagai berikut: Pijarkan 5,0 g zat, tanpa penambahan
asam sulfat P, tetapi tambahkan 1,5 sampai 2,0 g parafin P untuk menghindari
Bau dan zat tak larut dalam air Panaskan larutan (1 dalam 40): tidak tercium bau
(Kemenkes FI V, 2013).
asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdini dari
Mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3%
MgO.
Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminus; bau lemah khas; mudah melekat di
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.
sulfat 2 N, panaskan sambil sering diaduk hingga asam lemak terpisah sempurna
sebagai suatu lapisan jernih. Pisahkan lapisan air, dan simpan - 806 - untuk
Identflkasi B. Cuci lapisan asam lemak dengan air mendidih hingga bebas sulfat,
kumpulkan dalam gelas piala kecil, hangatkan di atas tangas nap hingga air
memisah dan asam lemak menjadi jernih. Biarkan dingin, dan buang lapisan air.
Kemudian lelehkan asam lemak. Saring panas-panas ke dalam gelas piala kering,
dan keringkan pada suhu 100° selama 20 menit, suhu beku padatan asam lemak
padatan asam lemak tidak kurang dan 54 ° . B.Lapisan air yang diperoleh
Batas mikroba : Angka lempeng total tidak lebih dan 1000 per g dan tidak boleh
mengandung Escherichia coil. Susut pengeringan : Tidak lebih dari 4,0%; lakukan
pijarkan 500 mg zat pada suhu 475° - 500 °selama 15 - 20 menit, Dinginkan,
tambahkan 3 tetes asam nitrat P, uapkan di atas api kecil hingga kering dan
pijarkan kembali pada suhu 475° - 5000 selama 30 menit. Larutkan residu dalam 1
ml campuran volume sama asam nitrat P dan air, cuci beberapa kali dengan air ke
terhadap merah fenol LP. Tambahkan 10 ml larutan kalium sianida LP. Segera
ekstrak ke dalam corong pisab lainnya, hingga larutan ditizon terakhir tetap
nitrat 0,2 N, dan buang lapisan kloroform. Tambahkan ke dalam larutan asam 4,0
Tambahkan 10,0 ml Larutan ba/cu ditizon, kocok selama 30 detik. Saring lapisan
kloroform melalui kertas saring yang telah dicuci dengan asam ke dalam tabung
pembanding warna dan bandingkan warna yang terjadi dengan larutan baku yang
hidrokiorida, kocok dengan 10,0 ml Larutan baku ditizon selama 30 detik. Saring
melalui kertas saring yang dicuci dengan asam ke dalam tabung pembanding
warna. Warna dan larutan uji tidak lebih gelap dari larutan baku.
50 ml asam sulfat 0,1 N selama lebih kurang 30 menit atau hingga lapisan asam
lemak terpisah jernih, jika perlu tambahkan air untuk mempertahankan volume.
Dinginkan, saring dan cuci penyaning dan labu dengan air hingga air cucian
terakhir tidak bereaksi asam terhadap la/onus P. Netralkan filtrat terhadap la/onus
berwama biru.
2.5 Manitol
Manitol mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 101,5%
C611 1406, dihitung terhadap zat yang telah dikeningkan. Total gula, polihidrat
alkohol lain, heksitol anhidrat, jika terdeteksi tidak termasuk dan tidak dihitung
Pemerian : Serbuk hablur putih atau granul mengalir bebas; tidak berbau; rasa
manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam larutan basa; sukar larut dalam
piridin; sangat sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter.
Baku pembanding : Man itol BPFI; tidak boleh dikeningkan sebelum digunakan.
sampai titik akhir warna merah muda: diperlukan tidak lebih dan 0,30 ml natrium
Susut pengeringan : Tidak lebih dari 0,3%; lakukan pengeningan pada suhu 1050
selama 4 jam.
Klorida : Tidak lebih dari 0,007%; pengujian dilakukan menggunakan 2,0 g zat:
kekeruhan yang terjadi tidak lebih keruh dari 0,20 ml asam kiorida 0,020 N.
Sulfat : Tidak iebih dari 0,01%; pengujian dilakukan menggunakan 2,0 g zat:
kekeruhan yang terjadi tidak iebih keruh dari 0,20 ml asam sulfat 0,020 N.
Gula mereduksi : Tambahkan 1 ml larutan jenuh manitol (iebih kurang 200 mg) ke
dalam 5 ml tembaga(II) sitrat alkali LP. Panaskan dalam tangas air mendidih
selama 5 menit: hanya terbentuk sedikit sekali endapan. Jumlah yang ditetapkan
tinggi seperti tertera pada Kromatografi . Fase gerak Air yang telah
diawaudarakan. Larutan resolusi Larutkan sorbitol dan Manitol BPFI dalam air
hingga kadar masing-masing lebih kurang 4,8 mg per ml. Larutan ba/cu Timbang
saksama sejumlah Manitol BPFJ, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar
lebih kurang 4,8 mg per ml. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam 10 ml air dan
encerkan dengan air sampai tanda. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
indeks bias yang dipertahankan pada suhu tetap dan kolom 25 cm x 4 mm berisi
bahan pengisi L19. Atur suhu kolom antara 30° - 85°, pertahankan ±2° dari suhu
yang dipilih, laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan knomatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatifpada penyuntikan ulang tidak lebih
dari 2,0%. Pada kondisi yang sama lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam knomatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada
Prosedur: resolusi, R, antara puncak sorbitol dan manitoi tidak kurang dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumiah volume sama (lebih kurang 20 µl)
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak utama. Hitung jumlah, dalam mg, manitol, C6H14 06 ,
dalam zat yang digunakan dengan rumus: 5 0CI'— r C adalah kadar Manitol BPFI
2.7 Avicel
kempa langsung. Avicel terdapat dalam dua bentuk yaitu avicel PH 101 berbentuk
serbuk dan avicel PH 102 berbentuk granul. Avicel menunjukan kekerasan dan
friability yang baik. Avicel dapat bertindak sebagai pengikat dan pengahancur.
Tetapi bahan ini jarang digunakan sendiri karena harganya yang cukup mahal.
Tablet yang mengandung avicel cukup banyak biasanya akan mudah melunak bila
konsentrasi 10%. Bahan ini akan membiarkan air masuk melalui pori-pori kapiler.
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi
bahan pemanis manitol – sirplus yaitu ; 25% - 25%, 16,6% - 33,4% dan 33,4% -
16,6%. Variabel terikat yaitu karakteristik fisik massa granul, karakteristik fisik
Parameter penelitian ini meliputi uji laju alir, sudut diam, indeks tap, uji
keseragaman bobot, uji kerapuhan, uji kekerasan, uji waktu hancur dan
hedonisitas.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan januari 2023 sampai maret 2023.
3.3 Bahan
stearat.
3.4 Peralatan
blender, ayakan mesh 12 dan 14, neraca analitik, lumpang dan alu, serbet, sudip,
klem, statif ring penyangga corong, beaker glass, batang pengaduk, hot plate,
corong glass, gelas ukur, alat uji keseragaman bobot, alat uji keseragaman ukuran,
alat uji kekerasan, alat uji kerapuhan dan alat uji waktu hancur.
Buah Rimbang yang diperoleh dari Pajak USU kota Medan Sumatera Utara.
Sebanyak 4 kg buah rimbang segar dicuci dengan air bersih dan dipotong
menjadi dua bagian dengan alat pemotong, Potongan buah Rimbang disusun
diatas loyang alumunium tanpa tumpang tindih satu sama lain dan diletakan
sampel buah rimbang dihaluskan dengan blender merk Phillips hingga menjadi
menggunakan ayakan mesh 24. Hasil ayakan dikemas dalam wadah tertutup
kemudian disimpan pada suhu ruang hingga digunakan untuk pembuatan tablet
hisap.
Dosis rimbang yang dapat dikonsumsi perhari adalah 15 buah, yang mana
Konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah manitol dan sirplus.
Konsentrasi variasi dari kedua pemanis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Manitol Sirplus
F1 25 % 25%
F2 16,6 % 33,4 %
F3 33,4 % 16,6 %
Amilum manihot 10 % 30 %
Manitol 25 %
Sirplus 25 %
Magnesium stearat 2%
F1
= 120 – 86,3
= 33, 7 gram
F2
= 120 – 86,3
= 33, 7 gram
F3
= 120 - 86,3
= 33, 7 gram
Ditimbang semua bahan yang dibutuhkan sesuai resep. Dimasukkan serbuk buah
rimbang dan manitol kedalam lumpang, gerus halus. Ditambahkan sirplus, gerus
mucilago amily dengan cara campur amilum manihot dan aquades kedalam
beaker glass sesuai kebutuhan pada resep. Letakkan diatas hot plate sambil di
aduk sampai menjadi bening dan berbentuk seperti kanji. Lalu tambahkan
mucilago amily kedalam bahan yang ada pada lumpang tadi secara sedikit demi
sedikit sambil digerus sedikit keras sampai bentuk sediaan dapat dikempa. Lalu di
dilemari pengering selama 24 jam. Lalu letakkan granul yang sudah kering
diaduk sampai homogen. Lalu diayak kembali menggunakan ayakan mesh 14.
Setelah diayak maka granul telah selesai dibuat dan siap dilakukan uji mutu
karakteris fisik granul dan dilanjutkan dengan proses pencetakkan tablet sebagai
berikut :
permukaannya. Pada bagian corong diberi alas, tutup bawah corong dibuka
sehingga granul dapat mengalir keatas meja yang telah dilapisi kertas grafik.
Diukur tinggi dan garis tengah dasar timbangan granul yang terbentuk sudut diam
2h
dihitung dengan rumus Tan α =
d
h = tinggi dimbunan
dan dicatat volumenya (V0) kemudian dilakukan pengetukan dengan alat dan
dicatat volume ketukan ke 10 dengan interval waktu 2 detik. Ukur volume granul
dialirkan melalui hopper lalu akan turun dan masuk kedalam lubang pada die.
Granul pada lubang die akan ditekan oleh lower dan upper punch. Tekanan yang
kuat akan menyebabkan granul pada die mampat dan menjadi tablet. Tablet akan
didorong oleh lower punch ke atas melalui ejection cam dan akan terdorong
Parameter fisik yang dilakukan terdiri dari uji keseragaman bobot, uji waktu
tablet satu per satu. Hitung penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-rata
ditetapkan kolom A dan tidak boleh ada 1 tablet yang menyimpang lebih besar
Panaskan uji media waktu hancur (aquadest) hingga mencapai suhu tubuh
turunkan alat dengan kecepatan 30 kali per menit dalam media. Hitung waktu
Persyaratan : waktu yang dibutuhkan oleh tablet tidak bersalut adalah 15 menit
(Tungadi, 2018).
Letakkan tablet pada uji alat kekerasan. Putar skrup hingga tablet pecah.
Diambil . Buka drum yang akan digunakan dengan memutar kunci pada as
hingga terlepas. Bebas debukan tablet dengan angin bertekanan, timbang tablet
tombol STR, tunggu sampai berhenti secara otomatis. Keluarkan tablet dari alat,
menghitung selisih antara berat tablet sebelum dan setelah pengujian. Kemudian
persamaan berikut :
Keterangan :
Keterangan tambahan :
2. Jika m1>m2, tulis hasil akhir hingga dua digit di belakang koma (Tungadi,
2018).
3.5.6.1 Hedonisitas
Pada uji laju alir ini dilakukan 3 kali pengulangan untuk melihat hasil yang
konsisten pada massa granul apakah memiliki laju alir yang memenuhi syarat
Uji ini dilakukan untuk melihat gambaran kohesi internal dan efek
Indeks tap dilakukan untuk melihat kerapatan dari granul yang akan
dicetak. Syarat pada uji ini adalah I ≤ 20 % dan adapun rumusnya yaitu :
V ˳−Vtap
V˳
Volume awal pada tiap percobaan adalah 50 ml. Lalu didapatkan volume tap
sebagai berikut :
F1 : p1 47 ml, p2 47 ml dan p3 48 ml
F2 : p1 46 ml, p2 46 ml dan p3 48 ml
F3 : p1 45 ml, p2 46 ml dan p3 46 ml
4.1.2 Uji karakteristik fisik sediaan tablet hisap serbuk buah rimbang
Uji ini dilakukan agar dapat melihat keseragaman dosis obat yang masuk
kedalam tubuh sehingga dosis setiap tablet diharapkan sama dan setiap tablet
diharapkan sesua sama dan sesuai dengan keamanan terapi dari sediaan tersebut.
Uji ini dilakukan menggunakan alat neraca analitik. Ada pun syarat dari uji
Dari tabel diatas maka didapatkan syarat uji keseragaman bobot sebagai berikut :
Kolom A 5 % = 5/100 × 600 mg = 30 mg
= 600 mg + 30 mg = 630 mg
Maka batas atas tidak boleh lebih dari 630 mg
Kolom B 10 % = 10/100 × 600 mg = 60 mg
= 600 mg – 60 mg = 540 mg
Maka batas bawah tidak boleh kurang dari 540 mg
Hasil yang didapat pada uji keseragaman bobot adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil keseragaman bobot
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Tablet 1 = 617 mg Tablet 1 = 600 mg Tablet 1 = 619 mg
Tablet 2 = 610 mg Tablet 2 = 604 mg Tablet 2 = 619 mg
Tablet 3 = 619 mg Tablet 3 = 616 mg Tablet 3 = 607 mg
Tablet 4 = 616 mg Tablet 4 = 629 mg Tablet 4 = 626 mg
Tablet 5 = 602 mg Tablet 5 = 610 mg Tablet 5 = 605 mg
Tablet 6 = 615 mg Tablet 6 = 628 mg Tablet 6 = 622 mg
Tablet 7 = 630 mg Tablet 7 = 617 mg Tablet 7 = 601 mg
Tablet 8 = 613 mg Tablet 8 = 609 mg Tablet 8 = 619 mg
Tablet 9 = 605 mg Tablet 9 = 617 mg Tablet 9 = 617 mg
Tablet 10 = 607 mg Tablet 10 = 618 mg Tablet 10 = 610 mg
Uji ini dilakukan untuk melihat ketahanan dari tablet terhadap goncangan
menggunakan alat Hardness tester. Adapun syarat yang harus dipenuhi pada uji ini
adalah kekerasan tablet 4 – 8 kg. Hasil yang didapat pada uji ini daoat dilihat pada
Uji waktu hancur adalah uji yang dilakukan untuk melihat waktu yang dibutuhkan
oleh tablet untuk hancur atau larut menjadi partikel-partikel kecil. Alat yang
digunakan pada uji waktu hancur ini adalah disintegration tester. Syarat yang
harus dipenuhi pada pengujian ini adalah waktu hancur harus kurang dari 15
menit. Hasil yang didapat untuk tiap formula pada uji ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
pemanis mana yang paling disukai oleh para finalis yang terdapat sebanyak 20
orang dimana 10 orang anak-anak sampai remaja dan 10 orang dewasa. Hasil
yang di dapat pada uji tingkat kesukaan ini dapat dilihat pada grafik berikut :
5.1 Kesimpulan
1. Dapat mengetahui serbuk buah rimbang dengan variasi pemanis memiliki sifat
3. Dapat mengetahui variasi pemanis pada sediaan tablet hisap serbuk buah
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alfarabi, M., dan Widyahari, G. (2018). Uji Toksisitas dan Identifikasi Fitokimia
Pertiwi, D., Sriwidodo., dan Nurhadi, B. (2021). Formulasi dan Evaluasi Tablet
Soekami, R.A., Yuanita, T.AP., Aminah AP., F., dan Usman AP.,S. (1987).
TABLET.
Hal. 1.
Tungadi, R. (2018). Teknologi Sediaan Solida. Jawa Timur : Wade Group. Hal. 16,