SKRIPSI
SKRIPSI
OLEH:
NOVIE ANGGRIANI
NIM 091524079
OLEH:
NOVIE ANGGRIANI
091524079
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt.
NIP 195107031977102001 NIP 195807101986012001
Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt. Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt.
NIP 195011171980022001 NIP 195111021977102001
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Kesumba Keling (Bixa orellana L.) Sebagai Pewarna Dalam Formulasi Bedak
Kompak”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai
pendidikan. Ibu Dra. Djendakita Purba, M.S., Apt., dan Ibu Dra. Fat Aminah,
M.Sc., Apt., yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta saran-
saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ibu Prof. Dr. Julia
Reveny, M.Si., Apt., Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., dan Ibu Dra.
Nazliniwaty, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik,
Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan yang telah
mendidik selama perkuliahan dan Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc.,
terhingga kepada Ayahanda Suhardi dan Ibunda tercinta Nurlela Siregar yang
telah memberikan cinta kasih yang tidak ternilai dengan apapun, doa yang tulus
teman-teman Farmasi USU 2009 yang telah ikut membantu penulis yang tidak
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini
Penulis
Novie Anggriani
NIM 091524079
PENGGUNAAN EKSTRAK BIJI KESUMBA KELING (Bixa orellana L.)
SEBAGAI PEWARNA DALAM FORMULASI BEDAK KOMPAK
ABSTRAK
Kata kunci : bedak kompak, ekstrak biji kesumba keling (Bixa orellana L.),
pewarna
THE USE OF KESUMBA KELING (Bixa orellana L.) SEED EXTRACT
AS A DYE IN COMPACT POWDER FORMULATION
ABSTRACT
Halaman
JUDUL ............................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................... vi
LAMPIRAN ....................................................................................... 38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.4 Data pemeriksaan kekerasan pada sediaan bedak kompak .... 29
Tabel 4.5 Data pemeriksaan keretakan pada sediaan bedak kompak .... 30
Halaman
Lampiran 14. Gambar hasil uji daya sebar bedak kompak sebelum
ditambah pemberat ........................................................ 54
Lampiran 15. Gambar Hasil uji daya sebar bedak kompak setelah
ditambah pemberat ......................................................... 55
ABSTRAK
Kata kunci : bedak kompak, ekstrak biji kesumba keling (Bixa orellana L.),
pewarna
THE USE OF KESUMBA KELING (Bixa orellana L.) SEED EXTRACT
AS A DYE IN COMPACT POWDER FORMULATION
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari
1997).
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-
maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital
serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit sehat berarti kulit
yang tidak menderita penyakit, baik penyakit yang mengenai kulit secara
kesehatan kulit. Penampilan kulit sehat dapat dilihat dari struktur fisik kulit
(Wasitaatmadja, 1997).
wajah dengan sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit
dan meningkatkan penampilan wajah, dengan menutupi kulit yang mengkilap
akibat sekresi kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat. Hal yang diinginkan dari
bedak adalah tidak membuat kulit wajah tampak berminyak, kulit tampak
menempel dengan waktu yang lama. Oleh karena itu tidak dibutuhkan
Bedak padat adalah bedak kering yang telah diberi tekanan menjadi
dengan bedak tabur, tetapi efeknya pada kulit berbeda. Pengikat yang
terkandung dalam bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil
dari proses pengepresan, ukuran partikel pada umumnya lebih kecil dari pada
bedak tabur. Bedak padat harus dapat menempel dengan mudah pada spons
bedak, dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak pecah atau patah
konsumen terhadap suatu produk kosmetik. Oleh karena itu pemilihan warna
yang baik dan aman sangatlah penting. Sampai saat ini penggunaan pewarna
pewarna sintetik ternyata tidak aman digunakan karena sifatnya yang toksik,
dan zat warna yang dilarang tercantum bahwa bahan pewarna methanil yellow
merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat pewarna
tekstil dan cat. Zat warna ini dapat menimbulkan tumor dalam berbagai
banyak digunakan pewarna alami yang lebih sehat dan aman sebagai pengganti
pewarna sintetik. Hal ini didukung juga oleh gaya hidup back to nature yang di
Indonesia kaya akan akan sumber flora dan banyak diantaranya dapat
zat warna dari kesumba keling (Bixa orellana L.) yang bewarna merah oranye.
bixin/norbixin dan karotenoid. Zat warna merah dan kuning yang dihasilkan
dari biji kesumba keling digunakan untuk mewarnai margarin, kornet, sosis,
keju, minuman, cat kuku, lipstik. Selain itu serbuk dari biji kesumba keling
juga bisa digunakan untuk pengobatan antidote pada keracunan singkong dan
kesumba keling (Bixa orellana L.) sebagai bahan pewarna untuk sediaan bedak
kompak.
a. Apakah zat warna ekstrak biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dapat
1.3 Hipotesis
b. Zat warna ekstrak biji kesumba keling dapat bercampur homogen dengan
a. Untuk membuat sediaan bedak kompak menggunakan zat warna ekstrak biji
kesumba keling.
b. Untuk mengetahui zat warna ekstrak biji kesumba keling dapat bercampur
adalah termasuk suku Bixaceae. Tumbuhan ini dapat hidup dengan baik di
Kesumba keling banyak ditanam di tepi jalan, pagar dan tumbuh liar di hutan
buahnya yang bewarna merah cerah mirip buah rambutan, permukaan kulitnya
juga berbulu. Beda dengan buah rambutan, buah kesumba keling berkulit tipis,
bentuknya agak pipih, dan bagian dalamnya berongga. Di dalam rongga buah
kesumba keling terdapat sekitar 50 butir biji kecil bewarna merah cerah. Pada
kulit biji kesumba keling ini terdapat pigmen warna merah dengan volume
Tumbuhan kesumba keling, perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi
2-8m. Daun tunggal bertangkai panjang dan besar. Helaian daun berbentuk
bulat telur. Ujung runcing pangkal rata berbentuk jantung tepi rata. Pertulangan
menyirip panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm bewarna hijau dan berbintik merah.
Berbunga majemuk bewarna merah muda atau putih diameter 4-6 cm. buah
seperti rambutan, tertutup rambut singkat, bewarna hijau saat muda dan merah
tua setelah masak, pipih, panjang 2-4 cm berisi biji kecil bewarna merah.
sombakling, kasombha, kasoba kleng (Jawa), sumba, tuwa, rapo parade, bunga
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cistales
Famili : Bixaceae
Genus : Bixa
daunnya mengandung tannin, kalsium oksalat, saponin, dan lemak. Daun dan
akar mengandung orellin, glukosida, zat samak dan damar. Di Amerika Latin
serbuk biji kesumba keling juga menjadi bumbu aneka masakan yang disebut
saffron, dan digunakan dalam Arroz con Polio, semacam nasi goreng dengan
lauk ayam. Sebagai bahan pewarna dalam industri makanan dan minuman, zat
warna biji kesumba keling resmi bisa digunakan di seluruh dunia dengan kode
digunakan dalam industri margarin, korned, sosis, keju, minuman, cat kuku,
kulit akar, daging buah, dan biji. Daun kesumba keling digunakan untuk
disentri, diare, bengkak air (udem), perut kembung, masuk angin, sakit kuning,
perdarahan, dan kurang nafsu makan. Kulit batang dan kulit akar digunakan
untuk mengatasi demam dan influenza. Dan bubuk dari biji kesumba keling
mewarnai tubuh mereka pada saat upacara adat maupun perang. Mereka
menyebut kesumba keling dengan nama achioti. Dari sinilah asal usul nama
achiote untuk menyebut kesumba keling. Selain itu tanaman penghasil zat
warna ini juga disebut Annatto (Dalimartha, 2009; Sutara, 2009; Anonim,
2010).
digunakan sebagai obat luka bakar, malaria, dan hepatitis. Di Kolombia dan di
Anonim, 2010).
2.2 Kulit
kulit orang dewasa sekitar 1,6 m2. Ketebalan kulit tergantung umur, jenis
kelamin, dan lokasinya. Kulit terluar terbagi dalam tiga lapisan, yaitu
kuku, dan kelenjar (keringat dan sebaseus) juga terdapat pada kulit (Mitsui,
1997).
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan
dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh,
serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Wirakusumah, 1994).
seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya),
gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet,
gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus. Gangguan fisik dan mekanik
dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh.
Dengan adanya lemak pada kulit dapat melindungi kulit dari bahan–bahan
1. Proteksi
Elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan berfungsi
dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah
masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga
berfungsi sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat
2. Thermoregulasi Kulit
3. Persepsi sensoris
Kulit sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba,
suhu dan nyeri. Beberapa reseptor pada kulit untuk mendeteksi rangsangan
suhu dan Nervus End Plate sebagai reseptor nyeri. Rangsangan dari luar
4. Absorbsi
Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua
jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjer sebasea dari folikel
rambut. Senyawa larut air tidak mudah diabsorpsi melalui kulit karena
adanya sawar (barrier) terhadap senyawa larut air yang dibentuk oleh
(pucat dan bulu kuduk berdiri tegak), dan digambarkan sebagai organ yang
Kulit terdiri atas tiga bagian besar dengan fungsi yang berbeda-beda,
yaitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis), dan lapisan
a. Epidermis
Lapisan ini terletak pada bagian paling luar atau paling atas (tipis sekitar
0,001 inci) dan sebagian besar terdiri dari sel-sel mati. Lapisan epidermis
terdiri atas lima lapisan sel, yaitu: stratum Basale (stratum Germinativum),
Korneum.
b. Dermis
Dermis tersusun atas pembuluh darah, ujung syaraf, kelenjar keringat, akar
c. Hypodermis (Subkutan)
Lapisan ini terdiri atas jaringan konektif, pembuluh darah, dan sel-sel
penyimpan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang dan struktur
lain. Lapisan hipodermis berfungsi sebagai cadangan makanan dan bantalan
untuk melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik serta berperan pula dalam
pengaturan suhu tubuh. Jumlah lemak dalam lapisan ini akan meningkat bila
makan berlebihan, sebaliknya bila tubuh memerlukan energi atau kalori ekstra
maka lapisan ini akan memberikan energi atau kalori dengan cara memecah
simpanan lemaknya.
Organ ini melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging, serta organ-
organ yang ada di dalamnya. Fungsi utama kulit adalah melindungi bagian
tubuh dari berbagai macam gangguan dari luar tubuh dan menanggapi
bekerja secara berlebihan. Hal itu membuat kulit terlihat mengkilat, tebal,
tonus kuat, dan pori-pori besar. Jenis kulit ini mudah sekali mendapat
2. Kulit kering disebabkan oleh kelenjar lemak yang bekerja kurang aktif. Hal
itu membuat kulit kelihatan kusam, tipis, bersisik, tidak halus, dan lebih
3. Kulit normal merupakan jenis kulit ideal. Kelenjar minyak pada jenis kulit
ini berfungsi secara normal. Hal ini adalah yang menyebabkan jenis kulit ini
kelihatan segar dan bagus. Selain itu, pengeluaran kotoran dan penyerapan
zat-zat yang berguna melalui kulit serta peredaran zat-zat yang berguna
melalui kulit serta peredaran berjalan dengan baik. Pada jenis kulit ini,
4. Kulit campuran. Jenis kulit ini, pada bagian tengah muka (sekitar hidung,
2.3 Kosmetik
digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah
baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
meningkatkan daya tarik, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang,
melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor
usaha untuk menambah daya tarik. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara
merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan sehingga terlihat
lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada.
yang dirias dan tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta mengubah
secara permanen kekurangan (cacat) yang ada. Kosmetika dekoratif terdiri atas
bahan aktif berupa zat warna dalam berbagai bahan dasar (bedak, cair, minyak,
krim, tingtur, aerosol) dengan pelengkap bahan pembuat stabil dan parfum.
Kosmetika rias rambut; 4) Kosmetika rias mata; dan 5) Kosmetika rias kuku
(Wasitaatmadja, 1997). Peran zat warna dan zat pewangi sangat besar dalam
antara lain:
c. Tidak lengket
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan lainnya.
Pembagian kosmetika dekoratif (Tranggono dan Latifah, 2007):
yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat rambut,
2.5 Bedak
akhir seperti lembut. Bedak harus mampu memberikan efek bersifat cukup
2010).
dan mengurangi kilauan yang muncul akibat produksi minyak pada kulit atau
keringat. Hal yang diingatkan dari bedak adalah tidak membuat wajah tampak
berminyak, lembut pada kulit untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-
bahannya harus dapat menempel dengan baik pada kulit (Aurel, 2010).
a. Bedak tabur
dasarnya. Spektrum dari bahan dasar yang digunakan cukup sempit, sebab
kualitas dari masing-masing komponen lebih penting karena hal ini akan
memberikan keterlibatan yang sangat penting dalam penentuan formulasi
bedak. Bedak tabur dalam bentuk bubuk yang halus, biasanya dipakai
minyak diwajah dan menutupi pori-pori wajah lebih sempurna. Tapi untuk
b. Bedak padat
Bedak padat adalah bedak kering yang komposisinya mirip dengan bedak
tabur, tapi efeknya pada kulit berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang
terkandung dalam bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil
dari proses pengepresan, ukuran partikel umumnya lebih besar pada bedak
padat daripada bedak tabur. Bedak padat harus dapat menempel dengan
mudah pada spons bedak, dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak
kemanapun. Dilihat dari segi formula bedak tabur tidak menggunakan zat
(Aurel, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
fisik sedian, uji iritasi terhadap sediaan, dan uji kesukaan (hedonic test)
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah alat-alat
gelas laboratorium, neraca listrik, lumpang dan alu porselen, lemari pengering,
keling, etanol 96%, aquades, titaniumdioksida, kaolin ringan, pati beras, seng
digunakan adalah biji tumbuhan kesumba keling yang di ambil dari Desa
No.1 Kampus USU Medan. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
berat buah kesumba keling sebagai berat basah 6,1 kg. Kemudian dikeringkan
ditimbang berat buahnya sebagai berat kering 3,1 kg dan dipisahkan biji dari
kulit buahnya. Setelah itu ditimbang berat biji kering seluruhnya diperoleh
berat biji kering yaitu 1,5 kg. Sebelum digunakan, biji disimpan ditempat
kering.
hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, kemudian disaring, lalu
ampas dicuci dengan cairan penyari hingga diperoleh 6000 ml (Ditjen POM,
1979; Anonim, 2010), maserat dikumpulkan, dan dipekatkan dengan rotary
evaporator pada suhu ± 40°C sampai diperoleh ekstrak zat warna biji kesumba
jam pada suhu -40°C dengan tekanan 2 atm sampai diperoleh ekstrak zat warna
R/ Titanium dioksida 4g
Pati beras 4g
Seng stearat 6g
Talk 60 g
Magnesium karbonas 5g
Zat warna 4%
Parfum 0,5 g
penelitian ini menggunakan pigmen ekstrak biji kesumba keling yang dibuat
penelitian ini yaitu: 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan blanko (tanpa zat warna).
Komposisi Sediaan
1 2 3 4 5 6
Pengikat (gr) 12 12 12 12 12 12
Keterangan:
Formula 1: Formula tanpa ekstrak biji kesumba keling
Formula 2: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 1%
Formula 3: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 2%
Formula 4: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 3%
Formula 5: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 4%
Formula 6: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 5%
dalam wadah.
perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji poles dan daya sebar.
kertas putih dan diamati dengan kaca pembesar. Jika warna menyebar secara
memoleskan bedak pada kulit punggung tangan. Uji poles bedak dikatakan
baik jika bedak yang menempel pada kulit dapat merata dan melekat dengan
ditutup dengan kaca lain yang telah ditimbang beratnya dan dibiarkan selama 1
menit. Kemudian diukur diameter sebarnya, setelah itu ditambah beban 50
gram dan dibiarkan selama 1 menit, lalu diukur diameter sebarnya. Dilakukan
terus menerus hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh
diantara anvil dengan punch, lalu tekan tombol sampai sediaan retak dan pecah
permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Bedak kompak
dikatakan baik, jika setelah dijatuhkan beberapa kali tidak pecah atau retak.
(Butler, 2000).
Uji iritasi dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka
(Open Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang panelis yang
bersedia dan mengisi surat pernyataan. Uji tempel terbuka dilakukan dengan
mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5
x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan
2007).
terhadap sediaan yang dibuat. Semakin banyak jumlah panel untuk uji
panelis. Penilaian meliputi warna bedak, tekstur dan mudah tidaknya bedak
kompak dipoles.
2. Panelis yang digunakan adalah panelis yang tidak terlatih yang diambil
secara acak.
3. Berbadan sehat.
warna, dan bau dari sediaan pewarna pipi dilakukan terhadap masing-masing
sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, hari ke 5, hari
Hasil ekstraksi yang diperoleh dari 600 gram biji kesumba keling
berupa ekstrak kental bewarna merah orange sebanyak 44,9 gram. Randeman
warna ivory dan pada konsentrasi 2% menghasilkan warna white yellow, pada
1.
(Anonim, 2011)
2. (Tokopedia, 2012)
3. (Berseri, 2011)
4. (Anonim, 2011)
Keterangan:
1. Warna ivory 3. Warna yellow beige
2. Warna white yellow 4. Warna gold
terdispersi merata dan tidak ditemukan adanya perbedaan warna pada saat di
taburkan pada kertas putih. Uji ini dilakukan sebelum proses pengepresan,
secara homogen.
sediaan memberikan warna yang intensif, merata dan homogen saat pemolesan
pada punggung tangan. Berdasarkan uji poles diperoleh hasil bahwa sediaan
ekstrak biji kesumba keling 1%, 2%, 3% dan 4%. Hal ini di tandai dengan satu
kali pemolesan sediaan telah memberikan warna dan homogen saat pemolesan
biji kesumba keling 5% memberikan warna yang intensif dan merata setelah 3
kali pemolesan. Hasil uji poles dapat dilihat pada Lampiran 13.
4.3.3 Hasil uji daya sebar
Dari hasil perbandingan uji daya sebar yang dilakukan pada sediaan
bedak kompak dengan ekstrak biji kesumba keling dan sediaan bedak kompak
Hasil uji daya sebar dari masing-masing sediaan bedak kompak dapat
Tabel 4.2 Data hasil pemeriksaan daya sebar pada sediaan bedak kompak
Nilai
Perlakuan Perlakuan Perlakuan rata –
Sediaan Keterangan
ke 1 ke 2 ke 3 rata
Hasi uji daya sebar dari masing-masing sediaan bedak kompak yang
Tabel 4.3 Data hasil pemeriksaan daya sebar pada sedian bedak kompak yang
beredar dipasaran
Keterangan:
Sediaan 1: Sediaan bedak kompak Belia (ivory)
Sediaan 2: Sediaan bedak kompak Caring (white yellow)
Sediaan 3: Sediaan bedak kompak Pixy (yellow beige)
Sediaan 4: Sediaan bedak kompak fanbo (gold)
BAB III
METODE PENELITIAN
fisik sedian, uji iritasi terhadap sediaan, dan uji kesukaan (hedonic test)
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah alat-alat
gelas laboratorium, neraca listrik, lumpang dan alu porselen, lemari pengering,
keling, etanol 96%, aquades, titaniumdioksida, kaolin ringan, pati beras, seng
digunakan adalah biji tumbuhan kesumba keling yang di ambil dari Desa
No.1 Kampus USU Medan. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
berat buah kesumba keling sebagai berat basah 6,1 kg. Kemudian dikeringkan
ditimbang berat buahnya sebagai berat kering 3,1 kg dan dipisahkan biji dari
kulit buahnya. Setelah itu ditimbang berat biji kering seluruhnya diperoleh
berat biji kering yaitu 1,5 kg. Sebelum digunakan, biji disimpan ditempat
kering.
hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, kemudian disaring, lalu
ampas dicuci dengan cairan penyari hingga diperoleh 6000 ml (Ditjen POM,
1979; Anonim, 2010), maserat dikumpulkan, dan dipekatkan dengan rotary
evaporator pada suhu ± 40°C sampai diperoleh ekstrak zat warna biji kesumba
jam pada suhu -40°C dengan tekanan 2 atm sampai diperoleh ekstrak zat warna
R/ Titanium dioksida 4g
Pati beras 4g
Seng stearat 6g
Talk 60 g
Magnesium karbonas 5g
Zat warna 4%
Parfum 0,5 g
penelitian ini menggunakan pigmen ekstrak biji kesumba keling yang dibuat
penelitian ini yaitu: 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan blanko (tanpa zat warna).
Komposisi Sediaan
1 2 3 4 5 6
Pengikat (gr) 12 12 12 12 12 12
Keterangan:
Formula 1: Formula tanpa ekstrak biji kesumba keling
Formula 2: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 1%
Formula 3: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 2%
Formula 4: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 3%
Formula 5: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 4%
Formula 6: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 5%
dalam wadah.
perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji poles dan daya sebar.
kertas putih dan diamati dengan kaca pembesar. Jika warna menyebar secara
memoleskan bedak pada kulit punggung tangan. Uji poles bedak dikatakan
baik jika bedak yang menempel pada kulit dapat merata dan melekat dengan
ditutup dengan kaca lain yang telah ditimbang beratnya dan dibiarkan selama 1
menit. Kemudian diukur diameter sebarnya, setelah itu ditambah beban 50
gram dan dibiarkan selama 1 menit, lalu diukur diameter sebarnya. Dilakukan
terus menerus hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh
diantara anvil dengan punch, lalu tekan tombol sampai sediaan retak dan pecah
permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Bedak kompak
dikatakan baik, jika setelah dijatuhkan beberapa kali tidak pecah atau retak.
(Butler, 2000).
Uji iritasi dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka
(Open Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang panelis yang
bersedia dan mengisi surat pernyataan. Uji tempel terbuka dilakukan dengan
mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5
x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan
2007).
terhadap sediaan yang dibuat. Semakin banyak jumlah panel untuk uji
panelis. Penilaian meliputi warna bedak, tekstur dan mudah tidaknya bedak
kompak dipoles.
2. Panelis yang digunakan adalah panelis yang tidak terlatih yang diambil
secara acak.
3. Berbadan sehat.
warna, dan bau dari sediaan pewarna pipi dilakukan terhadap masing-masing
sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, hari ke 5, hari
Hasil ekstraksi yang diperoleh dari 600 gram biji kesumba keling
berupa ekstrak kental bewarna merah orange sebanyak 44,9 gram. Randeman
warna ivory dan pada konsentrasi 2% menghasilkan warna white yellow, pada
1.
(Anonim, 2011)
2. (Tokopedia, 2012)
3. (Berseri, 2011)
4. (Anonim, 2011)
Keterangan:
1. Warna ivory 3. Warna yellow beige
2. Warna white yellow 4. Warna gold
terdispersi merata dan tidak ditemukan adanya perbedaan warna pada saat di
taburkan pada kertas putih. Uji ini dilakukan sebelum proses pengepresan,
secara homogen.
sediaan memberikan warna yang intensif, merata dan homogen saat pemolesan
pada punggung tangan. Berdasarkan uji poles diperoleh hasil bahwa sediaan
ekstrak biji kesumba keling 1%, 2%, 3% dan 4%. Hal ini di tandai dengan satu
kali pemolesan sediaan telah memberikan warna dan homogen saat pemolesan
biji kesumba keling 5% memberikan warna yang intensif dan merata setelah 3
kali pemolesan. Hasil uji poles dapat dilihat pada Lampiran 13.
4.3.3 Hasil uji daya sebar
Dari hasil perbandingan uji daya sebar yang dilakukan pada sediaan
bedak kompak dengan ekstrak biji kesumba keling dan sediaan bedak kompak
Hasil uji daya sebar dari masing-masing sediaan bedak kompak dapat
Tabel 4.2 Data hasil pemeriksaan daya sebar pada sediaan bedak kompak
Nilai
Perlakuan Perlakuan Perlakuan rata –
Sediaan Keterangan
ke 1 ke 2 ke 3 rata
Hasi uji daya sebar dari masing-masing sediaan bedak kompak yang
Tabel 4.3 Data hasil pemeriksaan daya sebar pada sedian bedak kompak yang
beredar dipasaran
Keterangan:
Sediaan 1: Sediaan bedak kompak Belia (ivory)
Sediaan 2: Sediaan bedak kompak Caring (white yellow)
Sediaan 3: Sediaan bedak kompak Pixy (yellow beige)
Sediaan 4: Sediaan bedak kompak fanbo (gold)
4.3.4 Hasil uji kekerasan
dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% menunjukkan hasil yang berbeda.
Hal ini disebabkan karena alat mencetak bedak kompak tidak seragam
1 1,15 kg
2 1,28 kg
3 1,49 kg
4 1,51 kg
5 1,30 kg
6 1,29 kg
7 1,56 kg
Keterangan:
Sediaan 1: Sediaan bedak kompak yang beredar di pasaran (Caring)
Sediaan 2: Formula tanpa ekstrak biji kesumba keling
Sediaan 3: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 1%
Sediaan 4: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 2%
Sediaan 5: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 3%
Sediaan 6: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 4%
Sediaan 7: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 5%
4.3.5 Hasil uji keretakan
dengan uji keretakan menunjukan bahwa semua sediaan yang dibuat tidak
pecah. Dan seluruh sediaan memenuhi persyaratan uji keretakan (Butler, 2000).
1 Tidak pecah
2 Tidak pecah
3 Tidak pecah
4 Tidak pecah
5 Tidak pecah
6 Tidak pecah
Keterangan:
Sediaan 1: Formula tanpa ekstrak biji kesumba keling
Sediaan 2: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 1%
Sediaan 3: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 2%
Sediaan 4: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 3%
Sediaan 5: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 4%
Sediaan 6: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 5%
Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis yang
dilakukan dengan cara memoleskan sediaan bedak kompak pada kulit lengan
Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan bedak
kompak yang dibuat tidak menyebabkan iritasi (Tranggono dan Latifah, 2007).
Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
Panelis
Reaksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Erythema 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Edema 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan: system skor Federal Hazardous Substance Act (Barel, dkk., 2001).
Erythema
Tidak erythema 0
Sangat sedikit erythema 1
Sedikit erythema 2
Erythema sedang 3
Erythema sangat parah 4
Edema
Tidak edema 0
Sangat sedikit edema 1
Sedikit edema 2
Edema sedang 3
Edema sangat parah 4
4.3.7 Hasil uji kesukaan (Hedonic test)
ditentukan untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rata-rata pada setiap
homogenitas dan intensitas warna dari bedak kompak saat dipoleskan. Panelis
No Nama Umur
Sediaan
1% 2% 3% 4% 5%
1. Sarly 21 Tahun 5 8 7 8 5
2. Rapita 23 Tahun 5 8 6 7 3
3. Rara 24 Tahun 5 8 6 7 2
4. febrina 22 Tahun 5 8 6 7 3
5. Fera 24 Tahun 5 8 6 7 3
6. Maya 21 Tahun 5 8 7 7 3
7. yuni 23 Tahun 5 8 7 7 7
8. Uci 24 Tahun 7 7 7 7 7
9. Zakirah 23 Tahun 7 8 7 8 7
10. Karitta 24 Tahun 5 9 7 8 6
panelis, diketahui bahwa sediaan bedak kompak yang paling disukai adalah
sediaan 2 yaitu bedak kompak konsentrasi zat warna ekstrak biji kesumba
Hal ini karena sediaan bedak kompak dengan konsentrasi 2% sangat mudah
dipoles dan memberikan warna yang netral. Sediaan 3 dan 4 yaitu bedak
kompak dengan konsentrasi zat warna ekstrak biji kesumba keling 3% dan 4%
dengan persentase 5,88% dan 5,76% panelis agak menyukai karena sesuai
dengan warna kulit wajah panelis yang berwarna sawo matang. Persentase
kesukaan pada sediaan 1 yaitu dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling
terang karena sesuai dengan warna kulit wajah panelis. Dan pada sediaan 5
dengan persentase kesukaan 4,1% agak tidak suka. Perhitungan hasil uji
sediaan yang dibuat tetap stabil penyimpanan suhu kamar selama 30 hari
pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Dari hasil pengamatan bentuk,
didapatkan hasil bahwa seluruh sediaan bedak kompak yang dibuat tidak
terjadi perubahan bentuk dari bentuk awal pencetakan dan selama 30 hari pada
kesumba keling yang digunakan maka bertambah pekat warna bedak yang
memberikan warna gold. Sedangkan bau yang dihasilkan dari seluruh sediaan
bedak kompak adalah bau khas dari parfum yang digunakan yaitu oleum rosae.
Bau sediaan tetap stabil dalam penyimpanan 30 hari pengamatan pada suhu
kamar. Hasil uji stabilitas sediaan bedak kompak dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut ini.
Tabel 4.8 Data pengamatan perubahan bentuk, warna dan bentuk sediaan.
1 b b b b b b b
2 b b b b b b b
3 b b b b b b b
Bentuk
4 b b b b b b b
5 b b b b b b b
6 b b b b b b b
1 p p p p p p p
2 i i i i i i i
3 wy wy wy wy wy wy wy
Warna
4 yb yb yb yb yb yb yb
5 g g g g g g g
6 g g g g g g g
1 bk bk bk bk bk bk bk
2 bk bk bk bk bk bk bk
3 bk bk bk bk bk bk bk
Bau
4 bk bk bk bk bk bk bk
5 bk bk bk bk bk bk bk
6 bk bk bk bk bk bk bk
Keterangan:
5.1 Kesimpulan
a. Zat warna ekstrak biji kesumba keling dapat digunakan sebagai pewarna
biji kesumba keling yang digunakan dalam formula maka bertambah pekat
b. Zat warna ekstrak kesumba keling dapat bercampur homogen dengan dasar
sediaan yang dibuat stabil, tidak terjadi perubahan bentuk, warna dan bau
c. Dari uji kesukaan sediaan yang paling disukai adalah bedak dengan
konsentrasi zat warna ekstrak biji kesumba keling 2%. Berdasarkan hasil uji
5.2 Saran
pewarna alami biji kesumba keling untuk formulasi sediaan kosmetik lainnya,
Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I. (2001). Handbook of Cosmetic
Science and Technology. New York: Marcel Dekker Inc. Hal. 110.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Depkes RI.
Hal. 9.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Hal. 184-185, 188.
Fitryane, R. (2011). Kiat Cantik Dan Menarik. Bandung: Yrama Widya. Hal.
7-8.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K. (2002). Spreading of
Semisolid Formulations. Diakses 20 September 2013.
www.pharmtech.com/pharmtech/data/articlestandard/pharmtech/36200
2/30365/article.pdf.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. (1996). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Kesembilan. Penerjemah: Ken Ariata Tengadi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal. 682-684.
Sutara, K.P. (2009). Jenis Tumbuhan Sebagai Pewarna Alam Pada Beberapa
Perusahaan Tenun Di Gianyar. Bali: Jurusan Biologi, Fakultas MIPA.
Universitas Udayana, kampus Bukit Jimbaran. Hal. 217-218.
Tokopedia. (2012). Bedak Dac Ever Last Caring Colours. Diakses 3 April
2013. www.tokopedia.com
Wirakusumah, E.S. (1994). Cantik dan Bugar dengan Ramuan Nabati. Edisi
Keempat. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 3-6.
LAMPIRAN
Disortasi
Ditimbang (sebagai berat basah)
Dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan di udara terbuka ± 5 hari
Ditimbang (sebgai berat kering)
Dipisahkan biji dari kulit buah
kesumba keling
Ditimbang
Maserat
1. Sediaan 1 (Blanko)
Pengikat 12 gram
= 100 – 48,1
= 51,9 gram
Pengikat 12 gram
= 100 – 49,1
= 50,9 gram
2
Ekstrak biji kesumba keling 2% = × 100 = 2 gram
100
Pengikat 12 gram
= 100 – 50,1
= 49,9 gram
Pengikat 12 gram
= 100 – 51,1
= 48,9 gram
Pengikat 12 gram
= 100 – 52,1
= 47,9 gram
Pengikat 12 gram
= 100 – 53,1
= 46,9 gram
Lampiran 10. Gambar sediaan bedak kompak tanpa ekstrak biji kesumba keling
Lampiran 11. Gambar sediaan bedak kompak menggunakan pewarna ekstrak
biji kesumba keling
Keterangan:
Sediaan 1: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 1%
Sediaan 2: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 2%
Sediaan 3: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 3%
Sediaan 4: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 4%
Sediaan 5: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 5%
Lampiran 12. Gambar hasil uji homogenitas bedak kompak
Lampiran 13. Gambar hasil uji poles bedak kompak pada punggung tangan
1
2
3
4
5
Keterangan:
Sediaan 1: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 1%
Sediaan 2: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 2%
Sediaan 3: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 3%
Sediaan 4: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 4%
Sediaan 5: Formula dengan konsentrasi ekstrak biji kesumba keling 5%
Lampiran 14. Gambar hasil uji daya sebar bedak kompak sebelum ditambah
pemberat
Lampiran 15. Gambar hasil uji daya sebar bedak kompak setelah ditambah
pemberat
Lampiran 16. Gambar alat uji kekerasan
Lampiran 17. Format formulir uji kesukaan (Hedonic Test)
Hedonic Test
Pilihlah bedak mana yang saudara amat sangat suka sampai yang amat sangat
tidak suka berdasarkan homogenitas warna, kemudahan pengolesan dan
intensitas warnanya.
Sediaan
Nama Umur
1% 2% 3% 4% 5%
SURAT PERNYATAAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji iritasi, panelis tidak
akan menuntut kapada peneliti (Ditjen POM, 1985).
(.................................)
Lampiran 19. Perhitungan hasil uji kesukaan (Hedonic Test)
Rumus yang digunakan untuk menghitung uji kesukaan (Hedonic Test) adalah:
S2 = keseragaman nilai
x = nilai rata-rata
s = simpangan baku
P = tingkat kepercayaan
µ = rentang nilai
x = 187/30 = 6,23
Lampiran 19 (Lanjutan)
s =√1,8896
= 1,97
P(6,23-(1,96.1,97/√30)≤ µ ≤ (6,23+(1,96.1,97/√30)
P(6,23-0,70)≤ µ ≤ (6,23+0,70)
P(5,53≤ µ ≤ 6,93)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 5,53 dan dibulatkan menjadi 5
(netral).
x = 223/30 = 7,43
Lampiran 19 (Lanjutan)
s = �0,9506
= 0,97
P(7,43-(1,96.0,97/√30)≤ µ ≤ (7,43+(1,96.0,97/√30)
P(7,43-0,34)≤ µ ≤ (7,43+0,34)
P(7,09 ≤ µ ≤ 7,77)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 7,09 dan dibulatkan menjadi 7
(suka).
x = 190/30 = 6,33
s = √1,6363 = 1,27
Lampiran 19 (Lanjutan)
P(6,33-(1,96.1,27/√30)≤ µ ≤ (6,33+(1,96.1,27/√30)
P(6,33-0,45)≤ µ ≤ (6,33+0,45)
P(5,88 ≤ µ ≤ 6,78)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 5,88 dan dibulatkan menjadi 6
(agak suka).
x = 188/30 = 6,26
s = √1,988 = 1,40
P(6,26-(1,96.1,40/√30)≤ µ ≤ (6,26+(1,96.1,40/√30)
P(6,7-0,50)≤ µ ≤ (5,7+0,50)
Lampiran 19 (Lanjutan)
P(5,76≤ µ ≤ 6,76)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 5,76 dan dibulatkan menjadi 6
(agak suka).
x = 141/30 = 4,7
s = √2,865 =1,69
P(4,7-(1,96.1,69/√30)≤ µ ≤ (4,7+(1,96.1.69/√30)
P(4,7-0,60)≤ µ ≤ (4,7+0,60)
P(4,1 ≤ µ ≤ 5,34)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 4,1dan dibulatkan menjadi 4