Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Volume 3 No. 1, Januari 2014 Halaman 68-75

Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Kangkung Air


(Ipomoea aquatica Forsk.)
Nurjanah*, Asadatun Abdullah, Sabri Sudirman

Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

Email: inun_thp10@yahoo.com

ABSTRACT

Water spinach (Ipomoea aquatica Forsk.) is one of water plant many found at South-East
of China, India and South-East Asia including to Indonesia. Water spinach is estimated contain
bioactive compounds benefit to body and utilization of this plant has widely used as traditional
medicine. This research aimed to determine the nutrient contents (protein, fat, ash,
carbohydrate), antioxidant activity with 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method and
phytochemical analysis of bioactive compounds of water spinach from Carang Pulang Village –
Bogor. Water spinach was composed with 34.34% of leave, 19.07% of leave stem and 46.59%
of stalk in fresh condition. Bioactive compounds of water spinach included alkaloid, steroid,
phenol hydroquinone and carbohydrate. Water spinach has weak antioxidant activity as
compared to synthetic antioxidant butylated hydroxytoluene (BHT) with the lowest IC50 of
crude extract of leave water spinach by methanol solvent is 290.95 ppm..

Keyword: alkaloid, aquatic plant, DPPH, free radical, phenolhyroquinon

PENDAHULUAN masyarakat sebagai obat tradisional


Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) (Choudhury et al. 2010) dan anti-inflammatory
merupakan tanaman yang banyak tersebar di (James et al. 2009).Kangkung air merupakan
wilayah India, Cina bagian Tenggara dan Asia salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti
bagian Tenggara (Austin 2007; Wang et al. komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan
2008). Kangkung air banyak ditemukan di yang terkandung di dalamnya.
Indonesia. Tanaman ini banyak tumbuh di Antioksidan alami merupakan alternatif
daerah tropis dan subtropis, beberapa tumbuh sumber antioksidan yang potensial untuk
di daerah beriklim sedang dan mudah dikembangkan dalam meredam radikal bebas
dibudidayakan serta berumur pendek dalam tubuh (Hanani et al. 2005). Antioksidan
(Djuariah 1997; Suratman et al. 2000). sintetik dikhawatirkan memberikan efek
Tanaman ini umumnya tumbuh secara alami yang berbahaya bagi kesehatan tubuh
di sawah, rawa dan danau serta dapat (Muarya dan Singh 2010).Radikal bebas
beradaptasi dengan baik pada kondisi merupakan atom atau gugus yang orbital
lingkungan dengan kisaran toleransi kualitas luarnya memiliki satu atau lebih elektron tidak
yang luas.Kangkung mampu mendapatkan berpasangan sehingga senyawa tersebut
nitrogen, meskipun kondisi nitrogen sangat sangat reaktif.Radikal bebas memiliki dua
kecil (Djukri 2005). sifat, yaitu cenderung untuk menarik elektron
Kangkung air diduga memiliki komponen dan dapat mengubah molekul menjadi radikal
bioaktif yang berguna bagi kesehatan tubuh baru yang reaktif (Hamburger dan
dan telah dimanfaatkan di kalangan Hostettmaun 1991; Hariyatmi 2004). Peranan
68
Nurjanah, abdullah, et al

antioksidan sangat penting dalam meredam aquatica Forsk). Bahan-bahan lain yang
radikal bebas yang berkaitan erat dengan dibutuhkan yaitu bahan untuk uji proksimat, uji
terjadinya penyakit degeneratif, yaitu tekanan fitokimia serta radikal bebas 1,1-diphenyl-2-
darah tinggi, diabetes (Juniarti et al. 2009), picrylhydrazyl (DPPH) dan antioksidan sintetik
jantung koroner dan kanker yang didasari butylated hydroxytoluene (BHT) untuk uji
oleh proses biokimiawi dalam tubuh (Sirisha aktivitas antioksidan.
et al. 2010). Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian
Penelitian tentang antioksidan tanaman air ini, meliputi spektrofotometer UV-Vis, orbital
yang telah dilakukan diantaranya adalah pada shaker, rotary vacuum evaporator, aluminium
semanggi air (Marcilea crenata) (Nurjanah et foil, micropipette, tabungSoxhlet, labu Kjeldal,
al. 2012), antioksidan pada buah pedada desikator, oven, tanur pengabuan, kertas
Sonneratia (Santoso et al. 2010), aktivitas saring Whatman (Φ: 10 dan 42), kompor
antioksidan buah lindur (Jacoeb et al. 2013). listrik, buret, vortex, timbangan digital, alat
Informasi tentang antioksidan pada kangkung penghalus sampel dan alat-alat gelas.
air belum ada, oleh sebab itu perlu dilakukan
penelitian tentang kandungan gizi, rendemen, Metode Penelitian
komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan Pengambilan sampel kangkung air
pada kangkung air. dilakukan dengan cara dipetik langsung pada
Tujuan dari penelitian ini adalah area yang dibatasi transek kuadrat (1 m2).
menentukan rendemen, kandungan zat gizi Sampel kemudian dipreparasi dan dilakukan
(kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat) pemisahan terhadap batang, tangkai daun
dan komponen bioaktif serta uji aktivitas dan daun, kemudian dilakukan perhitungan
antioksidan yang terkandung di dalam rendemen. Sampel tersebut memiliki rata-rata
kangkung air dari Desa Carang Pulang, panjang daun (8,11±1,07 cm), lebar daun
Bogor. (4,80±0,67 cm), tangkai daun (7,36±1,48 cm)
dan batang (5,13±1,60 cm). Beberapa gram
METODE sampel segar dianalisis kandungan gizinya
Waktu dan Tempat melalui uji proksimat berdasarkan AOAC
Penelitian ini dilakukan mulai bulan (2005), sedangkan untuk uji aktivitas
Desember 2009 sampai Mei 2010.Sampel antioksidan dan fitokimia dibutuhkan 260 g
diambil di Desa Carang Pulang, Bogor. (daun), 257 g (tangkai daun) dan 410 g
Preparasi dan karakterisasi bahan baku (batang) untuk menghasilkan sampel kering
dilakukan di Laboratorium Karakterisasi masing-masing sebesar 25 g (serbuk halus).
Bahan Baku Hasil Perairan. Analisis kadar air, Aktivitas antioksidan dan uji fitokimia
protein dan lemak dilakukan di Laboratorium dilakukan pemisahan terhadap daun, tangkai
Satwa Langka dan Harapan, Pusat Antar daun dan batang. Sampel segar yang telah
Universitas (PAU). Analisis kadar abu, abu dihitung rendemennya, kemudian dikeringkan
tidak larut asam, uji fitokimia dan uji aktivitas untuk mengurangi kadar air dalam sampel
antioksidan dilakukan di Laboratorium untuk memperlancar proses ekstraksi. Sampel
Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium yang telah kering kemudian dihaluskan
Mikrobiologi Hasil Perairan dan Laboratorium sehingga diperoleh serbuk halus kangkung
Bioteknologi Hasil Perairan, Departemen air. Sampel tersebut kemudian diekstraksi
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dengan metode maserasi secara bertingkat
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. menggunakan pelarut kloroform (non polar),
etil asetat (semi polar) dan metanol (polar )
Bahan dan Alat (Salamah et al. 2008). Proses ekstraksi
Bahan utama yang digunakan dalam dilakukan selama 48 jam dan diberi goyangan
penelitian ini adalah kangkung air (Ipomoea menggunakan orbital shaker dengan

69
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

kecepatan 8 rpm. Filtratyang diperoleh dalam Kangkung air memiliki kadar air yang
hasil penyaringan kemudian dievaporasi tinggi, yaitu 90,00% (Tabel 1). Kadar air
menggunakan rotary vacuum evaporator tersebut didukung oleh hasil penelitian Farida
suhu 50 oC pada tekanan 500 mmHgdan et al. (2004) yang menyatakan bahwa kadar
diperoleh ekstrak kasar berbentuk pasta air kangkung sebesar 89,01%. Hal ini terjadi
(pekat). Ekstrak kasar tersebut digunakan karena kangkung air merupakan tanaman
untuk uji fitokimia (Harborne 1987) dan uji yang tumbuh dan merambat di permukaan air
aktivitas antioksidan dengan metode (Djukri 2005), sehingga kangkung air memiliki
DPPH.Larutan antioksidan sintetik BHT kadar air yang tinggi. Kadar air bahan pangan
(sebagai kontrol positif) dan larutan blanko dapat dipengaruhi oleh habitat atau
juga diuji aktivitas antioksidannya (Blois 1958 lingkungan bahan tersebut (Suastuti 2009).
dalam Hanani et al. 2005). Kadar lemak kangkung air sebesar 0,55%.
Ekstrak kasar yang dihasilkan diuji dalam Nilai ini tidak jauh berbeda dengan hasil
beberapa kosentrasi, yaitu 200, 400, 600 dan penelitian Farida et al. (2004) dengan kadar
800 ppm. lemak sebesar 0,15%. Kangkung air memiliki
Antioksidan pembanding yang digunakan kadar protein yang rendah, yaitu 2,35%. Hasil
dalam penelitian ini adalah antioksidan sintetik tersebut didukung oleh hasil penelitian Farida
BHT. Larutan BHT dibuat dengan konsentrasi et al. (2004) dengan kadar protein sebesar
2, 4, 6 dan 8 ppm. Larutan ekstrak dan BHT 2,06%. Protein tumbuhan merupakan protein
kemudian diinkubasi selama 30 menit ada yang bermutu rendah karena memiliki
suhu 37oC dan diukur absorbansinya keterbatasan dalam jumlah asam amino yang
menggunakan spektrofotometer UV-Vis dimiliki, contohnya protein yang terdapat pada
dengan panjang gelombang 517 nm. serealia ternyata rendah pada lisinnya dan biji
kacang-kacangan rendah kandungan
HASIL DAN PEMBAHASAN metioninnya (Parman 2007).
Perhitungan rendemen Kadar abu kangkung air tergolong sedang,
Nilai rendemen digunakan untuk yaitu sebesar 1,09%. Nilai ini tidak jauh
menentukan nilai ekonomis suatu produk atau berbeda dengan hasil yang diperoleh Farida
bahan.Semakin tinggi nilai rendemen, maka et al. (2004), yaitu sebesar 1,14%. Kadar abu
semakin tinggi pula tingkat pemanfaatannya menunjukkan adanya unsur-unsur mineral
(Kusumawati et al. 2008).Perhitungan pada kangkung air. Kadar abu tidak larut
rendemen kangkung air, meliputi rendemen asam menunjukkan bahwa kangkung air
daun, tangkai daun dan batang. Rendemen memiliki mineral tidak larut asam sebesar
kangkung air dalam bentuk segar yang 0,10%. Hasil pengukuran tersebut tidak jauh
terbesar terdapat pada batang (Gambar 1). berbeda dengan hasil penelitian Arifin et al.
Kangkung air yang telah dikeringkan (2006) untuk kadar abu tidak larut asam yang
memiliki nilai rendemen total yang tidak diekstrak dari daun Eugenia cumini, yaitu
mencapai 100%. Hal ini terjadi karena adanya sebesar 0,13%.
sejumlah air yang menguap saat proses Karbohidrat (by defference) kangkung air
pengeringan. Air yang menguap tersebut tergolong tinggi, yaitu 6,02%. Hasil ini
merupakan air bebas yang terkandung dalam didukung oleh hasil penelitian Farida et al.
bahan.Kadar air bebas merupakan air yang (2004) yang menyatakan bahwa karbohidrat
secara fisik terikat dalam jaringan matriks pada kangkung air sebesar 5,63%. Hasil
bahan, yaitu membran, kapiler dan serat yang perhitungan karbohidrat ini merupakan
memiliki sifat sebagai air bebas dan mudah metode penentuan karbohidrat dalam bahan
diuapkan (Winarno 2008). secara kasar (Winarno 2008).
Kangkung air memiliki kadar serat kasar
Kandungan Gizi sebesar 1,04%. Nilai ini tidak jauh berbeda

70
Nurjanah, abdullah, et al

dengan hasil penelitian Farida et al. (2004) bersentuhan langsung dengan air (sebagai
dengan nilai serat kasar sebesar 1,80%. Serat pelarut polar). Senyawa alkaloid tersebut
(fiber) merupakan senyawa inert secara gizi merupakan senyawa turunan dari asam amino
didasarkan atas asumsi bahwa senyawa (Widi dan Indriati 2007).Jumlah protein yang
tersebut tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim rendah pada kangkung air menyebabkan
pencernaan. Hasil penelitian lebih lanjut senyawa alkaloid juga tersedia dalam jumlah
menunjukkan bahwa senyawa yang tidak yang sedikit.
dicerna tersebut tidak hanya terdiri dari Steroid merupakan golongan senyawa
selulosa, tetapi juga lignin, hemiselulosa, triterpenoid. Steroid berupa padatan kristal
pentosa, gum dan senyawa pektin (Muchtadi yang berwarna putih dan dapat berbentuk
2001). jarum kecil, lembaran, lempengan atau
partikel amorf tergantung pelarut yang
Ekstrak Kasar digunakan dalam kristalisasi. Senyawa steroid
Ekstrak kasar yang diperoleh setelah pada mulanya hanya dipertimbangkan
proses evaporasi menunjukkan hasil yang sebagai substansi pada hewan, tetapi juga
berbeda. Hasil ekstraksi kangkung air mulai ditemukan pada tumbuhan
menggunakan tiga jenis pelarut yang memiliki (Harborne 1987).
tingkat kepolaran berbeda menunjukkan nilai Steroid yang ditemukan pada kangkung air
rendemen yang berbeda pula.Rendemen lebih berfungsi sebagai peningkat stamina
ekstrak kasar terbesar adalah pelarut etil tubuh (aprodisiaka) dan anti-inflamasi
asetat (Gambar 2).Rendemen yang terekstrak dibandingkan sebagai antioksidan.Hal
sebagian besar merupakan senyawa- tersebut didukung oleh hasil penelitian Juniarti
senyawa yang bersifat semi polar. et al. (2009) yang menyatakan bahwa hasil
ekstrak daun saga (Arbus precotorius L.) yang
Komponen Bioaktif Ekstrak Kasar terdeteksi komponen steroid tidak memiliki
Komponen bioaktif pada ekstrak kasar aktivitas antioksidan. Dugaan mengenai
kangkung air dianalisis menggunakan uji adanya aktivitas anti-inflamasi ditunjukkan
fitokimia.Uji fitokimia dipilih karena dapat oleh hasil penelitian Silva et al. (2002) yang
mendeteksi komponen bioaktif tidak terbatas menyatakan bahwa komponen steroid yang
hanya pada metabolit sekunder saja, tetapi diekstrak dari daun Agave attenuate tidak
juga metabolit primer yang memberikan memiliki aktivitas antioksidan, namun diduga
aktivitas biologis fungsional, yaitu protein dan memiliki fungsi sebagai anti-inflamasi.
peptida (Harborne 1987).Uji fitokimia Fenol meliputi senyawa yang berasal dari
dilakukan pada daun, tangkai daun dan tumbuhan dan mempunyai ciri yang sama,
batang untuk masing-masing pelarut. Hasil uji yaitu cincin aromatik yang mengandung satu
fitokimia terhadap daun, tangkai daun dan atau dua gugus hidroksil. Flavonoid
batang kangkung air masing-masing memiliki merupakan golongan fenol terbesar.Fenol
komponen bioaktif berupa alkaloid (kecuali monosiklik sederhana, fenol propanoid dan
pada batang), steroid, fenol hidrokuinon dan kuinon fenolik.Kuinon adalah senyawa
karbohidrat. berwarna dan mempunyai kromofor dasar,
Alkaloid merupakan metabolit basa yang yaitu kromofor pada benzokuinon (Harborne
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, 1987, Aini et al. 2007).
biasanya dalam gabungan sebagai bagian Senyawa fenol merupakan senyawa yang
dari sistem siklik. Alkaloid yang terdapat pada dapat larut dalam senyawa polar dan sedikit
kangkung air diduga merupakan golongan polar.Senyawa fenol yang terdeteksi pada
protoalkaloid ataupun pseoudoalkaloid yang ekstrak kasar kangkung air memiliki aktivitas
mudah terlarut pada pelarut polar karena tidak antioksidan. Hal tersebut didukung oleh hasil
terdeteksi pada batang yang dalam habitatnya penelitian Escudero et al. (2008) yang

71
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

menyatakan bahwa komponen polifenol yang salah satu metode yang paling banyak
diisolasi dari daun Piper aduncum L. memiliki digunakan untuk memperkirakan aktivitas
aktivitas antioksidan dan menurunkan kadar kinerja dari substansi yang berperan sebagai
hidrogen peroksida secara in-vitro. antioksidan.Metode ini berdasarkan pada
Karbohidrat merupakan sumber energi kemampuan subtansi antioksidan tersebut
utama bagi manusia dan hewan yang berasal dalam menetralisir radikal bebas dengan
dari tumbuh-tumbuhan. Klorofil tanaman donor atom hidrogen dari antioksidan
dengan sinar matahari mampu membentuk (Molyneux 2004). Uji aktivitas antioksidan
karbohidrat dari karbondioksida (CO2) yang larutan BHT memiliki aktivitas antioksidan
berasal dari udara dan air dari tanah melalui yang sangat kuat dengan IC50 sebesar 4,91
proses fotosintesis. Karbohidrat berperan ppm. Larutan ekstrak yang diuji memiliki
dalam penyimpanan energi (pati), transport aktivitas tertinggi pada ekstrak daun dengan
energi (sukrosa) dan pembangun dinding sel pelarut metanol, yaitu dengan IC50 sebesar
(selulosa).Karbohidrat terdeteksi pada ekstrak 290,95 ppm (Gambar 3). Senyawa yang
kloroform, etil asetat dan metanol yang diduga berperan sebagai antioksidan pada
ditandai adanya warna ungu antara dua kangkung air adalah senyawa golongan
lapisan.Dehidrasi monosakarida jenis pentosa alkaloid dan golongan fenol hidrokuinon.
(aribinosa dan ribosa) oleh asam sulfat pekat
menjadi furfural dan golongan heksosa SIMPULAN DAN SARAN
(glukosa, fruktosa dan galaktosa) menjadi Simpulan
hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch yang Kangkung air yang berasal dari Desa
terdiri atas α-naftol dalam alkohol bereaksi Carang Pulang – Bogor memiliki rendemen
dengan furfural membentuk senyawa daun, tangkai daun dan batang dalam bentuk
kompleks berwarna ungu (Winarno 2008). segar masing-masing sebesar 34,34%,
Hasil pengujian ini mendukung hasil analisis 19,07% dan 56,95%. Kangkung air dalam
proksimat karbohidrat, yaitu sebesar bentuk segar mengandung kadar air yang
6,02%. tinggi (90,00%), protein rendah (2,35%),
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan lemak rendah (0,55%), karbohidrat (6,02%)
nabati, baik berupa karbohidrat sederhana, dan abu (1,09%) serta abu tidak larut asam
heksosa, pentosa maupun karbohidrat sebesar 0,10%. Ekstrak kasar kangkung air
dengan berat molekul yang tinggi, yaitu pati, terdeteksi senyawa alkaloid, steroid, fenol
pektin, selulosa dan lignin.Karbohidrat yang hidrokuinon dan karbohidrat. Ekstrak kasar
memiliki berat molekul rendah, umumnya tersebut memiliki aktivitas antioksidan dengan
mempunyai banyak kegunaan, yaitu berperan IC50 290,95 ppm terdapat pada ekstrak kasar
dalam interaksi antara hewan dan tumbuhan, daun dengan pelarut metanol.
perlindungan luka dan infeksi serta
detoksifikasi dari substansi asing (Muchtadi Saran
2001, Winarno 2008). Penelitian lanjutan berupa pemurnian
ekstrak kasar, identifikasi senyawa-senyawa
Aktivitas Antioksidan bioaktif lainnya menggunakan metode yang
Antioksidan merupakan senyawa pemberi lain, yaitu dengan High Performance Liquid
elektron atau reduktan.Antioksidan juga dapat Chromatography (HPLC) dan penentuan
diartikan sebagai senyawa yang dapat struktur bangun komponen bioaktif pada
menghambat reaksi oksidasi dengan ekstrak murni dengan spektrum UV atau
mengikat radikal bebas dan molekul yang NMR.
sangat reaktif (Hanani et al. 2005).Uji aktivitas
antioksidan kangkung air dilakukan dengan DAFTAR PUSTAKA
metode DPPH.Metode uji DPPH merupakan

72
Nurjanah, abdullah, et al

Aini N, Purwono B, Tahir I. 2007. Analisis Hariyatmi. 2004. Kemampuan vitamin E sebagai
hubungan struktur aktivitas antioksidan dari antioksidan terhadap radikal bebas pada lanjut
isoeugenol, eugenol, vanilin dan turunannya. usia. MIPA 14(1):52-60.
Indonesian Journal of Chemistry 7(1):61-66. James O, Nnacheta OP, Wara HS, Aliyu UR. 2009.
[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. Invitro and invivo studies on the antioxidative
2005. Official Method of Analysis of The A activities, membrane stabilization and
ssociation of Official Analytical of Chemist. cytotoxicity of water spinach (Ipomoea
Arlington: The Association of Official aquatica Forsk) from Ibaji Ponds, Nigeria.
Analytical Chemist, Inc. International Juornal of Pharmaceutical
Arifin H, Anggraini N, Handayani D, Rasyid R. Technology Research 1(3):474-482.
2006. Standarisasi ekstrak etanol daun Eugenia Juniarti, Osmeli D, Yuhernita. 2009. Kandungan
cumini Merr. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi senyawa kimia, uji toksisitas (Brine Shrimp
11(2):88-93. Lethality Test) dan antioksidan (1,1-diphenyl-2-
Austin DF. 2007. Water spinach (Ipomoea aquatica, picrylhydrazyl) dari ekstrak daun saga (Abrus
Convolvulacea) a food gone wild. Ethnobotany precatorius L.). Makara Sains 13(1):50-54.
Research and Applications 5:123-146. Kusumawati R, Tazwir, Wawasto A. 2008.
Choudhury R, Choudhury MD, De B, Paul SB. Pengaruh rendemen dalam asam klorida
2010.Importance of certain tribal edible plants terhadap kualitas gelatin tulang kakap merah
of Tripura.Indian Journal of Traditional (Lutjanus sp.).Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi
Knowledge 9(2):300-302. Kelautan dan Perikanan 3(1):63-68.
Djuariah D. 1997.Evaluasi plasma nutfah kangkung Jacoeb MJ, Suptijah P, Zahidah. 2013. Komposisi
di dataran medium Rancaekek. Journal of kimia, komponen bioaktif, dan aktivitas
Horticultural 7(3):756-762. antioksidan buah lindur (Bruguiera
Djukri. 2005. Pertumbuhan dan produksi kangkung gymnorrhiza). Jurnal Pengolahan Hasil
pada berbagai dosis hara makro dan mikro. Perikanan Indonesia 16(1):86-94
Environmental 5(1):34-37. Molyneux P. 2004.The use of the stable free
Escudero MR, Escudero FR, Remsberg CM, radikal diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for
Takemoto JK, Davies NM, Yanez JA. estimating antioxidant activity.Journal of Science
2008. Identification of polyphenols and anti- Technology 26(2):211-219.
oxidant capacity of Piper aduncum. The Open Muarya S, Singh D. 2010. Quantitative analysis of
Bioactive Compounds Journal 1:18-21. total phenolic content in Adhatoda vacisa Nees
Farida WS, Nurjaeni, Mutia R, Diapari D. extracts. International Juornal of Pharmaceutical
2004.Kemampuan cerna kuskus beruang Technology Research 2(4):2403-2406.
(Ailurops ursinus) terhadap pakan alternatif di Muchtadi D. 2001.Sayuran sebagai serat pangan
penangkaran.Biosmart 6(1):65-70. untuk mencegah timbunya penyakit
Hanani E, Mun’im B, Sekarini R. 2005. Identifikasi degenaratif.Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
senyawa antioksidan dalam spons Callispongia 8(1):61-71.
sp dari Kepulauan Seribu.Majalah Ilmu Nurjanah, Azka A, Abdullah A. 2012. Aktivitas
Kefarmasian 2(3):127-133. antioksidan dan komponen bioaktif dan
Hamburger M, Hostettmaun K. 1991. Bioactivity semanggi air (Marsilea crenata). Jurnal Inaovasi
in plants: The link between phytochemistry and dan Kewirausahaan.1(3):152-158
medicine. Phytochemical 30(12):3864-3874. Parman S. 2007.Kandungan protein dan abu
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Edisi tanaman alfafa (Medicago sativa L).BIOMA
kedua. Padmawinata K, Soediro I, 9(2):38-44.
penerjemah. Bandung: Institut Teknologi Salamah E, Ayuningrat E, Purwaningsih S. 2008.
Bandung. Terjemahan dari: Phytochemical Penapisan awal komponen bioaktif dari kijing
Methods. taiwan (Anadonta woodiana Lea.) sebagai

73
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

senyawa antioksidan. Buletin Teknologi Hasil tradisional dan fermentasi. Jurnal Kimia 3(2):69-
Perikanan 11(2):119-132. 74.
Santoso J, Febrianti F, Nurjanah. 2010. Kandungan Suratman, Priyanto D, Setyawan AD. 2000.
fenol, komposisi kimia, dan aktivitas Analisiskeragaman genus Ipomoea berdasarkan
antioksidan buah pedada (Sonneratia caseolaris). karakter morfologi. Biodiversitas1(2):72-79.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan 8(2):1-10 Wang KS, Huang LC, Lee HS, Chen PY, Chang
Silva BP, Sousa AC, Silva GM, Mendes TP, Parente SH. 2008. Phytoextraction of cadmium by
JP. 2002. A new bioactive steroidal saponin Ipomoea aquatica (water spinach) in
from Agave attenuata. Zeitschrift für hydroponic solution: Effects of cadmium
Naturforschung 57C:423-428. speciation. Chemosphere 72:666-672.
Sirisha N, Sreenivasulu M, Sangeeta K, Chetty CM. Widi RK, Indriati T. 2007. Penjaringan dan
2010. Antioxidant properties of Ficus spesies identifikasi senyawa alkaloid dalam batang kayu
– A review.International Journal of kuning (Arcangelisia flava Merr.)Jurnal Ilmu
Pharmaceutical Technology Research 2(4):2174- Dasar 8(1):24-29.
2182. Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor:
Suastuti DA. 2009. Kadar air dan bilangan asam M-Brio Press.
dari minyak kelapa yang dibuat dengan cara

50
46,59
45

40
34,34
35
Rendemen (%)

30

25
19,07
20

15
10,31 9,91
10
6,46
5

0
Daun Tangkai daun Batang
Kangkung air

Gambar 1 Diagram batang rendemen kangkung air: ( ) segar; ( ) kering

Tabel 1 Komposisi kimia kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.)


Kadar per 100 g (%)
Komposisi kimia
Hasil penelitian Farida et al. 2004
Kadar air 90,00 ± 0,05 89,01
Kadar abu 1,09 ± 0,15 1,14
Protein kasar 2,35 ± 0,28 2,06
74
Nurjanah, abdullah, et al

Lemak 0,55 ± 0,01 0,15


Karbohidrat 6,02 ± 0,07 5,84
Abu tidak larut asam 0,10 -
Serat kasar 1,04 ± 0,01 1,80

75
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, Januari 2014

Keterangan: - = tidak dilakukan uji

5,99

5,06

4,31
Rendemen (%)

2,92

1,93
1,51
1,31

0,53
0,29
Ekstrak Kangkung air

Gambar 2 Diagram batang rendemen ekstrak kasar kangkung air: ( ) kloroform;


( ) etil asetat; ( ) methanol

853,40 857,02 872,21


Rata-rata IC50 (ppm)

598,57 619,22
581,09
488,96

367,81
290,95

Kangkung air

Gambar 3 Nilai rata-rata IC50 ekstrak kasar kangkung air: ( ) kloroform;


( ) etil asetat; ( ) metanol

76

Anda mungkin juga menyukai