Kalimat syahadat diambil dari kata bahasa arab yaitu syahida ( )شهدyang memiliki
arti menyaksikan. Kalimat itu dalam syari’at islam adalah sebuah pernyataan akan
keesaan Tuhan (Allah) dan Muhammad merupakan utusan-Nya atau Rasul-Nya.
Syahadat sering disebut juga dengan Syahadatain, karean di dalam kalimat
syahadat terdiri dari 2 kalimat yaitu:
Seorang muslim hanya mempercayai Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan tidak ada
tuhan yang patut disembah melainkan Allah SWT. Allah adalah tuhan dalam arti
keagamaan dan menjadikan motivasi dan tempat tujuan hidup seseorang, hanya
kepada Tuhan (Allah) kita meminta dan meminta pertolongan. Dengan mengikrarkan
kalimat syahadat yang pertama, maka artinya telah memantapkan diri untuk
menjadikan Allah SWT sebagai tujuan, motivasi dan jalan hidup.
Ikrar, yaitu pernyataan telah menjadi seorang muslim atas apa yang ia yakini.
Setelah mengucapkan kalimat syahadat maka sudah memiliki kewajiban berupa
menegakkan kalimat Allah dan memperjuangkannya. Memperbanyak amalan kebaikan
dan menjauhi amalan yang buruk.
Dari kalimat tauhid yang berbunyi Laa Ilaaha Illallah sebenarnya mengandung
2 makna, yaitu penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah dan juga makna
yang menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang boleh disembah hanya Allah
SWT.
Syarat Syahadat
Dalam bersyahadat ada sesuatu yang tanpa keberadaannya maka apa yang ia
ikrarkan itu menjadi batal. Tanpa memenuhi syarat-syarat tersebut maka tidak sah
bacaan syahadatnya. Syarat-syarat syahadat ada 7, yaitu:
Keyakinan
Bila masih ada rasa keraguan tentang agama islam atau ketika sedang
bersyahadat maka tidak sahlah ikrarnya. Karena akan menjadi sia-sia jika masih ada
setitik keraguan dalam keyakinan seseorang dalam meyakini sesuatu.
Keikhlasan
Ikhlas berarti rela dan bersih dari segala sesuatu yang bertentangan dengan
makna 2 kalimat syahadat. Jika syahadat dibaca dengan bercampurnya sifat riya’
(ingin dilihat) atau kecenderungan yang lain, maka tentu saja syahadatnya tidak
diterima oleh Allah SWT.
Pengetahuan
Kecintaan
Rasa ingin mengucapkan syahadat timbul disaat rasa cintanya kepada Allah dan
agama-Nya muncul dari hati. Cintanya kepada Allah maka ia juga mencintai Rasul-Nya,
Nabi Muhammad SAW. Cintanya Kepada Allah Harus disertai dengan jiwa keyakinan
tinggi dan siap melawan orang-orang yang membeci Allah dan Rasul-Nya.
Aktualisasi Syahadat
A. Aktualisasi dalam peribadatan
Ibadah merupakan hakekat manusia diciptakan, sehingga tidak bisa terlepas dari
semua aturan yang disampaikan oleh Allah melalui Rasul-Nya. Ibadah merupakan
perbuatan tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya, yang berlawanan dengan hawa
nafsunya.
Hal-hal yang dapat membatalkan syahadat
1. Syirik
Mempersekutukan Allah dalam ibadah.
2. Perantara
Menjadikan sesuatu sebagai perantara di antara dirinya dengan Allah. Misalnya
meminta doa dan syafaat serta berserah diri dan bertawakkal kepada perantara
tersebut. Orang yang melakukan perkara tersebut, menurut kesepakatan para ulama
adalah menjadi kafir.
3. Enggan mengkafirkan
Tidak mengkafirkan orang musryik, atau ragu-ragu terhadap kekufuran mereka,
atau membenarkan ajaran mereka. Sesiapa yang melakukan demikian maka dia
menjadi kafir. Ini karena mereka telah dikafirkan oleh Allah SWT. Apabila ada
orang yang enggan menyatakan mereka bersalah, seakan-akan menganggap
perbuatan mereka betul, maka dia telah keluar dari Islam, karena telah membantah
ataupun telah menyalahkan Allah dan Rasul.
Secara ringkasnya, orang yang telah jelas kafir, tetapi ada orang Muslim yang
enggan mengatakannya, seperti “Saya tidak mau mengatakan orang Hindu kafir. Dia
ada caranya sendiri. Kita mengakui semua agama.”
Barang siapa yang melakukan demikian, beriqtigad demikian, atau mengucapkan hal
demikian, maka dia telah membatalkan Islamnya, dan telah masuk ke daerah kufur.
5. Membenci syariat
Membenci sesuatu yang telah ditetapkan oleh Rasulullullah SAW sebagai syariat,
walaupun dia mengamalkannya. Sesiapa yang melakukan demikian itu maka dia
menjadi kufur.
Contohnya seperti seseorang yang membenci syariat solat, membenci puasa,
membenci hukum-hakam yang telah ditunjukkan oleh Rasul, sehingga dia membenci
apabila Rasulullah menyatakan: “Makanlah dengan tangan kanan,” umpamanya.
6. Mempermainkan Islam
Mempermainkan (membuat jadi bahan lelucon) Allah, atau kitab-Nya, atau Rasul-
Nya, atau sesuatu dari ajaran agama. Sesiapa yang melakukan demikian maka dia
menjadi kafir.
7. Sihir
Barang siapa yang mendatangi tukang sihir dan membenarkannya, maka dia telah
keluar dari ajaran agama, dan menjadi kafir.
Ini seperti iqtiqad dan keyakinan sebahagian golongan yang menganggap bahwasanya
guru mereka, atau syeikh mereka, ataupun orang- orang tertentu, tidak perlu
mengikuti syariat, karena sudah sampai pada maqam tertentu. Seperti golongan sufi
yang berlebihan, dan ajaran-ajaran sesat yang menganggap adanya manusia-manusia
istimiwa yang mereka itu tidak memakai ilmu syariat, tetapi memakai ilmu hakikat,
ma’rifat dan seumpamnya.
10.Berpaling dari agama
Yang kesepuluh, ialah berpaling daripada agama Allah, atau perkara yang menjadi
syarat sah sebagai muslim, tanpa mempelajarinya dan tanpa melaksanakannya.
Daftar pustaka
http://santrigaul.net/arti-syahadat/
http://wiemasen.com/batal-syahadah/